Di sisi lain, Vano baru saja kembali ke rumah, ternyata sudah ada Farhan di sana, jelas sih… secara dia tadi harus ke rumah sakit dulu
“Ehh anak ibuk baru pulang, dari mana kok telat?” Tanya bu Tias, alias ibunya Vano
“Iya bu, tadi ada urusan sebentar” Jawab Vano sambil mencium tangan ibunya, dia juga melirik sebentar ke meja makan, ternyata benar kan? ada Farhan dan seorang perempuan yang sudah duduk di sana
“Hei bro, baju mu kenapa basah dan lecek begitu?” Tanya Farhan yang berdiri dan mendekat ke arah Vano
“Ya tadi ada kejadian yang urgent lah, gak bisa di hindari” Jawab Vano
Farhan tersenyum sambil mengangguk angguk, dia makin mendekat dan mencium bau tubuh Vano sambil menatap curiga
“Bau parfum cewek tuh” Bisik nya ke telinga Vano
“Gak usah ngada ngada” Ucap Vano dengan malas, dia lalu memutuskan untuk bersih bersih, sholat dan ganti baju sebelum makan malam
“Ayo Farhan temani Dita dulu di meja makan, ibu mau ke atas bicara sebentar sama Vano” Ucap bu Tias karena keadaan agak kikuk setelah Vano pergi ke kamar tanpa menyapa gadis di meja makan
Sesampai nya bu Tias di kamar, Vano baru selesai bersih bersih dan tentu saja makin ganteng hahaha
“Kenapa bu?” Tanya Vano, dia tidak pernah mengunci kamar kecuali sedang keluar dan sedang tidur
“Tadi ada anak teman ibu, namanya Dita, cantik kan anaknya?” Tanya bu Tias sambil mendekati Vano
“Yang namanya cewek pasti cantik bu”
“Bukan gitu maksud ibu, siapa tahu bisa cocok dan klop sama kamu”
Vano diam saja, nanti kalau dia menolak juga bakal dapat ceramah, sedangkan menerima pun dia tidak akan mau
“Vano sekarang mau makan bu” Ucapnya tidak mau membahas hal ini lebih lanjut
“Ya sudah ayo makan” Ajak bu Tias, mereka berdua turun ke bawah untuk makan malam bersama
Di sini perempuan bernama Dita itu memang dari awal sudah tertarik dengan Vano saat ibunya menunjukkan foto Vano, ya bagaimana gak naksir? udah ganteng, tinggi, dan sayang pula sama ibunya
“Hai, aku Dita” Ucap Dita mengajak bersalaman
Vano belum menerima tangan itu, tetapi bu Tias sudah menarik tangan nya agar mereka berdua berkenalan
“Vano” Ucap nya sambil mengangguk kecil
Mereka pun mulai makan bersama meskipun agak canggung karena para anak muda tidak bisa memulai pembicaraan
“Aku ambilkan lauk lagi?” Tanya Dita mencoba menawarkan
“Tidak perlu, terima kasih” Jawab Vano
Vano sendiri sebenarnya bisa kok ngobrol santai seperti biasa, tetapi karena niat ibunya adalah mencarikan dia jodoh, maka dari itu dia hanya bisa diam
“Eh Vano, belum cerita tadi ke mana?” Tanya bu Tias berusaha memulai obrolan
“Ke rumah sakit bu, ada kenalan Vano yang orang tua nya sakit, jadi Vano ke sana” Jawab nya begitu walaupun dia tidak mengenal Aruna, yang penting udah menjawab pertanyaan ibunya lah ya
“Kenalan?” Tanya bu Tias bingung karena dia lumayan tahu siapa saja teman teman anaknya itu
“Cewek ya?” Ucap Farhan tersenyum
Dugh! Vano melotot dan menendang kaki Farhan dari bawah
Sedangkan Dita yang mendengar langsung ber muka masam, dia masih ingin mendapatkan Vano, bagi nya Vano adalah orang yang sempurna
“Benar kenalan nya cewek?” Tanya bu Tias
“Iya bu, tapi cuman kenalan biasa saja, tidak lebih” Jawab Vano yang membuat Dita tersenyum sedikit, berarti dia masih ada harapan
Farhan sendiri masih senyam senyum walau kaki nya sakit setelah di tendang, dia lalu membuka handphone dan mengirimkan sebuah foto ke nomor Vano
Ting! Vano langsung membuka handphone nya karena takut ada keadaan darurat
✉️ : 🖼
✉️ : Apa nih? pacar? sejak kapan? wkwwk
Kaget, asli dia kaget setelah tahu kalau Farhan mengirim foto, foto di mana dia sedang di peluk oleh Aruna saat di depan ruang ICU tadi
“Kenapa? ada apa?” Tanya bu Tias melihat ekspresi anaknya
“Nggak ada apa apa bu” Jawab Vano
📩 : “Jangan aneh aneh ya bro, cuman salah paham itu”
✉️ : Yaelah kalau beneran juga gak papa kali, cantik juga tuh cewek nya
Vano menggelengkan kepala dan menyimpan kembali handphone nya, entah kenapa dia merasa bahwa hari ini ada saja kejutan di drama kehidupan
“Vano, Dita ini designer muda dan berbakat pula, dia juga akan buka butik baru loh” Ucap bu Tias
“Oh ya?” Tanya Vano basa basi
“Iya, nanti temani ibuk ke sana ya.. kalau butik baru nya Dita sudah dibuka” Ucap bu Tias
“Iya.. mas Vano sama tante nanti ke sana ya waktu grand opening, kalau mau nanti aku bakal bikinin baju yang spesial untuk tante sama mas Vano” Ucap Dita tersenyum
“Wah… boleh tuh, nanti tante ajak Vano ke sana” Ucap bu Tias menyetujui, dia merasa bahwa Dita dan Vano menang cocok, Dita perempuan anggun dan berbakat
_____
Ya… Hari sudah makin malam, dari tadi yang ngobrol cuman Dita sama bu Tias, mau bagaimana lagi? Vano sendiri juga tidak mau basa basi lebih lama
“Tante.. ini sudah malam deh, aku pulang dulu ya?” Ucap Dita ingin berpamitan
“Wahh iya gak kerasa udah malam, di anterin sama Vano saja ya? gak baik cewek malam malam pulang sendiri” Ucap bu Tias menawarkan karena tadi Dita datang naik taksi
Vano menghela napas, dia saja malas berurusan dengan cewek, ini malah disuruh nganter
“Eh gak papa tante, Aku bisa pulang sendiri kok” Ucap Dita pura pura menolak, sebenernya dia juga mau kok di antar pulang
“Bu, Vano sebenarnya capek mau istirahat, biar Farhan saja ya yang nganter?” Ucap Vano
“Iya bu, Farhan bisa kok nganter Dita” Ucap Farhan menyanggupi karena tahu Vano tidak nyaman dengan perempuan itu, tetapi ia justru mendapat balasan pelototan dari bu Tias
“Eh… yaudah deh Vano saja yang nganter, aku pulang dulu ya no” Ucap Farhan yang langsung mencium tangan bu Tias dan pergi keluar rumah
“Nganter cuman sebentar no, hati hati di jalan ya.. jangan ngebut ngebut” Ucap bu Tias tersenyum
Dita juga tersenyum sih, senang hati nya ketika bisa mendapat waktu berdua dengan Vano, walaupun ini juga paksaan dari ibunya
“Bukain pintu gih buat Dita” Ucap bu Tias menyenggol lengan anaknya saat mereka ada di halaman rumah
Vano diam dan langsung duduk di kemudi, dia tidak mau membukakan pintu untuk Dita, perempuan itu punya tangan kan? sekedar pintu saja harusnya bisa membuka sendiri
“Nggak papa tante, kalau begitu aku pulang dulu ya” Ucap Dita berpamitan lalu masuk ke dalam mobil, lebih tepat nya di samping Vano
Rasanya bahagia bu Tias melihat anaknya seperti dalam keadaan normal, sampai mobil menjauh dari pekarangan rumah pun bu Tias masih tersenyum, dia berharap Vano bisa jatuh cinta dengan Dita yang cantik, baik dan fashionable
“Di anter ke mana?” Tanya Vano
“Golfhill terrace residence” Jawab Dita
Vano menganggukkan kepala, ternyata Dita tinggal di apartmen mewah, tetapi bukan berarti dia langsung suka dengan Dita ya…
“Mas Vano sudah lama jadi polisi?” Tanya Dita
“Ya lumayan” Jawab Vano
“Kenapa mas? kok bisa kepikiran dan mau jadi polisi?” Tanya Dita
“Mempertanyakan hal itu sama saja seperti kamu ditanya kenapa mau jadi designer” Jawab Vano, dia tidak ingin membahas soal ini lebih lanjut
“Ohh, iya sih”
Sepanjang perjalanan memang Dita banyak bertanya karena ingin berkenalan lebih jauh, tetapi Vano hanya menanggapi seperlunya saja
“Mau mampir sebentar?” Tanya Dita saat mereka sudah sampai
Vano menggelengkan kepala, dia lalu menoleh dan menatap Dita
“Kenapa mas?”
“Dita, kamu perempuan yang hebat, kamu wanita karier yang sukses, kamu juga cantik, bahkan mungkin bisa dikatakan sempurna. Tapi saya rasa kita tidak ada kecocokan, kamu bisa mendapatkan laki laki yang jauh lebih baik dan sempurna daripada saya”
Hati Dita agak terkoyak mendengar Vano berbicara seperti itu
“Memang perempuan idaman kamu seperti apa mas?” Tanya Dita
Vano menggeleng “Saya tidak memiliki tipe seperti apa pun, hanya saja saya memang belum ada niat untuk memulai hubungan dengan seseorang”
“Tapi kita bisa pendekatan dulu kok mas, kenalan, jalan jalan, atau sharing sharing berdua, iya kan?” Ucap Dita
“Saya tidak mau Dita, saya lebih baik menolak dari awal seperti ini daripada kita menjalani sesuatu yang mana akan membuat kamu berharap, saya tidak bisa menjalani hal ini” Ucap Vano
Dita tersenyum tipis walau hati nya getir, dia merasa dia sempurna dan pantas untuk dimiliki, tetapi Vano justru langsung menolak nya
“Saya minta maaf” Ucap Vano
“Iya mas, kalau gitu aku masuk dulu.. makasih mas udah nganterin pulang” Ucap Dita yang dibalas anggukan oleh Vano, dia langsung keluar dari mobil dan masuk ke unit apartmen tempat dia tinggal
Huft… kalau sudah begini maka semua masalah hari ini sudah selesai, soal foto tadi gampang lah, kapan kapan bisa di jelasin ke Farhan
“Tapi dia dapat foto itu dari mana ya?” Ucap Vano heran, dia langsung kembali ke rumah karena memang sudah mengantuk, waktu nya tidur dan besok harus berangkat kerja.
TBC….
ni gada yg penasaran gitu sumpah???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments