bab 3

“saya Terima nikah dan kawinnya Alana Adisty binti Adrian roman dengan mas kawin uang tunai tiga juta rupiah dan perhiasan 10 gram di bayar tunai”.

“Sah!”

Seluruh anggota mengucapkan hamdalah atas kelancaran akad nikah. Mereka saling melempar senyum meski dalam hati ada sedikit rasa khawatir. Setelah berdoa, Alana dan ihsan saling mencium tangan dan kening.

Malam ini keduanya secara resmi menjadi suami istri, hanya di hadiri kedua keluarga dan di laksanakan secara tertutup dan sederhana.

Alana menahan air matanya, gadis itu melirik pada ibunya yang tersenyum melihat mereka. Selesai acara akad itu mereka mengadakan acara makan makan.

“Makan yang banyak ya, jangan sungkan sungkan”. Ucap Reni selaku mertuanya padanya.

Alana tersenyum canggung, duduk di samping ihsan sang suami. Memasukkan beberapa lauk pauk pada piringnya, Alana segera makan. Dia sudah lapar karena dari pulang sekolah dia belum makan apapun kecuali roti bakar yang di belinya tadi di jalan sebelum ke rumah ini.

Akad di lakukan pukul delapan malam, dan setelah nya acara makan dan berkumpul. Karena sudah sangat larut, mereka memutuskan untuk tidur. Keluarga Alana akan menginap selama dua hari, kecuali kak dinda dan kak ifan yang harus pulang besok.

“Kak, arfan sama aku aja yah tidurnya?” bujuk Alana pada kakak nya dinda.

Dinda berpikir sejenak, “kamu tanya dulu suami kamu boleh apa engga? Kalau boleh kak kasih” ucap nya.

Alana meneguk ludahnya kasar, gadis itu menatap kakaknya dengan ragu. Kemudian mengangguk. Dinda tersenyum geli melihat nya, dia segera memangku putranya dan membawanya ke kamar yang akan mereka tempati.

Ceklek!

Ihsan yang sedang santainya memainkan ponsel di atas ranjang menoleh saat pintu kamar nya di buka. Memperlihatkan alana yang masuk dengan takut takut. Melihat ekspresi ketakutan Alana ihsan ingin sekali tertawa.

Alana meremas celananya, menatap suaminya dengan takut takut. Gadis itu mendekat, berusaha untuk menghampiri nya.

Dia berdiri di samping ranjang, seraya meneguk ludahnya kasar. “Um, boleh gak bawa keponakan aku tidur disini?” Alana bertanya dengan ragu.

“Gak”. Jawab ihsan singkat.

Alana semakin meneguk ludahnya, gadis itu memainkan jari tangannya mencoba menghalau rasa gugup.

“kunci pintunya!” titah ihsan.

Alana mengangguk, lalu mengunci pintu kamarnya. Dia mengelilingi ranjang dan duduk di samping cowok itu.

“ngapain bawa orang lain? Gue gak bakal ngapa ngapain lo”. Celetuk ihsan lagi.

Alana tak mempedulikan nya, dia membaringkan tubuhnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Memunggungi ihsan yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Mencoba memejamkan matanya meski hatinya tak tenang sedikit pun. Cengkraman tangan Alana pada selimut kian menguat saat merasakan pergerakan dari ihsan. Dia benar benar takut.

Mau bagaimana pun mereka telah sah, bisa saja melakukan hal itu jika menginginkan nya.

Ihsan pokus pada Ponselnya. Dia tengah berbalas chat dengan pacarnya avira, hatinya yang kesal sedikit terobati karena cewek itu.

Cukup lama dia berbalas chat sambil tersenyum sendiri, tak sengaja matanya melirik Alana yang tidur di samping nya.

Dia mematikan ponselnya dan menyimpannya di nakas. Kemudian menoleh, mencondongkan wajahnya untuk melihat istrinya. Haha benar istrinya.

“Al, lo beneran tidur?” gumam ihsan terus memperhatikan Alana yang tidur tak bergerak.

Beberapa urai rambut panjang gadis itu berjatuhan di sekitar leher sehingga menampakkan leher putihnya. Tentu saja hal itu membuat nya salah fokus. Apalagi leher alana begitu mulus, hanya ada setitik tahi lalat di leher kiri nya.

Meneguk ludahnya kasar, ihsan menutup matanya. Ah sialan begitu saja dia sudah kelabakan.

“Al, lo beneran udah tidur kan?” gumam ihsan seraya mendekatkan wajahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!