Malam ini, Erick menepati janjinya untuk menemani Amira. Erick datang tepat di saat Amira sedang menyiapkan makan malam.
Amira memang istri yang sangat baik. Walaupun saat ini hatinya sedang terluka. Tetapi dia tetap melayani suaminya dengan sabar dan penuh perhatian.
Dia berusaha menerima takdirnya dengan lapang dada, mungkin dengan ikhlas dan sabar rasa sakit hati dan kecewa akan berkurang.
Melihat Amira menata masakan, Erick tersenyum dan memeluknya dari belakang. Amira memejamkan mata saat Erick mencium rambutnya.
Ting
Tong
Ting
Tong
Bel berbunyi, Erick dan Amira merasa heran, siapa malam-malam begini datang.
"Biar aku saja yang membuka pintunya, mas. Kau duduk aja." kata Amira sambil melepaskan pelukan Erick.
Klik!!
Pintu terbuka.......
"Dimana mas Erick, mengapa aku di tinggal sendirian"
Sonya langsung menerobos masuk ke dalam rumah, tanpa memperdulikan Amira yang tertegun di muka pintu, melihat kedatangannya.
"Tega kau mas, kau enak-enakkan makan di sini. Sedangkan aku kau biarkan kelaparan" cerocos Sonya kesal saat mendapati suaminya di ruang makan, di rumah istri pertama.
Erick terkejut tidak menyangka Sonya akan datang.
Padahal tadi dia sudah menjelaskan akan bermalam di rumah Amira dulu, untuk membujuk Amira supaya menerima Sonya sebagai adik madunya.
Selain itu, Erick juga sudah memberi uang dengan jumlah banyak ke Sonya, tujuannya agar Sonya bisa belanja apa saja kesukaannya dan bersabar menunggu giliran seperti yang sudah di sepakati bersama.
Tapi rencananya gagal lagi dengan kehadiran Sonya di rumah Amira.
"Mengapa kau datang kesini lagi" tanya Erick terlihat kesal, dia tidak dapat membayangkan bila Amira akan mengamuk lagi seperti siang tadi.
Tetapi hatinya sedikit lega, melihat Amira dengan santai berjalan kembali ke ruang makan dan duduk di kursinya.
"Aku menunggumu dari tadi, mas. Aku tidak mau kau tinggalkan sendirian, apalagi malam ini" seru Sonya merajuk.
Amira hanya diam saja, dia duduk sambil menikmati makanannya.
Saat ini dia sedang berusaha menerima keadaan dirinya di poligami. Dengan kekuatan kesabaran yang luar biasa, dia berusaha untuk tenang.
Sedangkan Sonya, melihat hidangan di atas meja yang begitu menggiurkan dengan aroma yang menggoda, mendadak kekesalannya hilang.
"Ya sudah, aku makan di sini saja. Kasihan makanannya banyak, tetapi yang makan cuma kalian berdua" kata Sonya sengaja memanaskan hati Amira.
"Mbak, tolong dong kau ambilkan piring untukku" kata Sonya lagi, di hatinya dia ingin membalas perbuatan Amira tadi.
"Aku bukan pembantumu?! Lagian siapa yang mengizinkanmu makan di sini!" ketus Amira sambil membanting sendoknya ke piring, mendadak selera makannya menjadi hilang.
Ternyata kesabarannya setipis kulit bawang. Dia sudah berusaha untuk tidak marah, tetapi sikap Sonya seakan membangkitkan singa dalam tubuhnya.
"Jangan gitu dong, mbak. Tidak baik membiarkan tamunya kelaparan" sahut Sonya tenang.
"Sonya, kau ambil sendiri piringnya di dapur. Jangan berisik?!" kata Erick yang merasa tidak enak hati pada Amira.
Dengan langkah ringan, Sonya menuju dapur. Sejenak dia terkagum melihat keadaan dapur Amira, sangat bagus dan rapi.
Kemudian dia kembali ke ruang makan dan mulai mengambil nasi dan beberapa lauk di sana, lalu meletakkan ke piringnya.
"Ini sangat enak, restoran mana kau beli, mbak" kata Sonya sambil makan dengan lahap.
Amira memalingkan wajahnya, "Ini semua aku yang masak"
Sejenak Sonya tertegun "Semua ini kau masak sendiri?"
Amira menghela nafas dan bertanya "Memangnya kau tidak bisa masak? "
Sonya menggelengkan kepalanya, berpura-pura lugu. Aku tidak sudi memasak, suatu hari akan ku buat kau jadi babu ku, batinnya.
Beberapa menit kemudian...
"Sekarang kau sudah selesai makan. Nah, silahkan kau pergi dari sini" kata Amira sambil membereskan sisa-sisa makanan dari atas meja.
"Aku akan pulang bersama suamiku, mas Erick" sahut Sonya sambil memeluk tangan Erick dengan manja.
Degh!!!
Amira menghentikan pekerjaannya dan menatap Erick dengan tatapan yang tajam.
"Sonya, kau pulang dulu ya. Malam ini, mas bersama Amira" bujuk Erick, mengharap Sonya tidak banyak tingkah, sehingga tidak memancing amarah Amira lagi.
"Aku tidak mau?! Kau lupa ya mas, malam ini malam pengantin kita" seru Sonya dengan nada keras, seakan memperdengarkannya pada Amira.
Amira membuang pandangannya, merasakan kembali nyeri di hatinya.
"Sonya, kau jangan membantah perkataan suami. Pulang lah, malam besok mas ke rumahmu" kata Erick lagi.
"Atau aku nginap disini aja. Kita bisa menghabiskan malam pengantin kita disini aja, mas" seru Sonya kembali membakar hati Amira.
Amira menatap tajam pada Sonya. Dengan cepat, Erick segera bertindak.
"Itu adalah hal yang tidak mungkin, Sonya. Tolong dong kau jangan mencari keributan lagi" kata Erick tegas. "Ayo mas antar kau pulang ke rumah"
"Oke" jawab Sonya riang, dan rencananya berhasil.
Kemudian dia mengandeng mesra tangan Erick, "Aku dan suamiku pulang dulu ya mbak kerumah kami. Dan mbak tolong ya, jangan ganggu malam pertama kami yang romantis ini" kata Sonya memanasi Amira.
Amira membuang tatapannya keluar.
"Mas antar Sonya pulang dulu ya, nanti mas kembali lagi"
Satu jam sudah berlalu.....
Erick belum juga kembali. Hati Amira semakin dingin, dia tahu tidak seharusnya dia menunggu Erick kembali.
"Aku sudah kehilangan cintaku." Dalam hening, Amira menangis lagi.
***
Pagi ini, jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Amira merasakan ada hawa hangat di pipinya. Dia menggeliat dari tidurnya, Amira mengerjap dan membuka mata perlahan
Dilihatnya, suaminya berada persis dihadapannya. Diperhatikan wajah Erick dengan seksama. Dan hatinya menjadi teriris saat melihat bekas ciuman Sonya berada di leher Erick.
Suaminya itu telah melewati malam pertama bersama istri barunya. Sungguh tega, di saat istri pertama sedang terluka, suami malah menikmati surga dunia bersama istri kedua.
"Maafkan mas semalam tidak menemanimu, karena... " kata Erick perlahan sambil mengelus pipi Amira, tapi Amira segera menepisnya.
"Lihat mas, baru satu hari saja kau menikahi wanita itu, kau sudah mengingkari janjimu" sindir Amira sambil turun dari tempat tidurnya, lalu menuju kamar mandi.
Erick terdiam mendengar perkataan Amira, dia sadar bahwa dia telah bersalah karena tidak menepati janjinya pada Amira.
Sebenarnya semalam, setelah mengantar Sonya ke rumahnya, Erick berniat mau kembali ke rumah, untuk menemani Amira.
Tetapi rayuan dan sentuhan Sonya yang memabukkan membuat dia melupakan janji itu pada Amira.
Semalaman Sonya memporak porandakan jiwa kelelakiannya yang tidak pernah di rasakan di saat bersama Amira. Dia begitu hanyut, dan larut dalam pesona gadis muda ini.
Amira keluar dari kamar mandi dan langsung turun dari tangga menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Tak lama kemudian, dia langsung berkutat dengan berbagai macam bahan makanan di sana. Amira terlihat sangat fokus pada pekerjaannya.
Erick juga turun dari tangga, dengan pakaian kantor yang sudah rapi dan langsung duduk di kursinya.
Walau wajahnya masih di selimuti kesedihan, Amira tetap melayani suaminya dengan mengambil sarapan untuknya. Dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk tetap tegar.
Terlihat Erick sangat lahap menikmati makanan yang di sajikan oleh istrinya, Amira.
"Sebelum ke kantor, jangan lupa kau tutup bekas ciuman istri mu itu. Jangan sampai orang mengira bahwa aku yang melakukannya" seru Amira ketus, sambil melangkah naik tangga.
Erick kaget mendengarnya, dia baru tahu bahwa ada bekas ciuman Sonya di sana. Sonya kau pasti sengaja melakukannya, supaya Amira cemburu, batin Erick kesal.
Kemudian Erick melangkah ke ruangan kerja, dan mengambil tas kerjanya. Biasanya Amira yang selalu melakukannya setiap pagi.
Tapi Erick mengerti, bahwa Amira sedang marah padanya. Tanpa menunggu lama, dia segera meraih tas kantor dan segera menuju garasi rumahnya. Dan setelah menghidupkan mesin, dia segera berlalu.
Di kamar, Amira melihat seluruh wajah dan tubuhnya dari sebuah cermin besar.
Apa aku tidak cantik dan menarik lagi, sehingga suamiku berpaling pada wanita lain, batin Amira sedih.
Dan dia melepaskan ikatan rambut, yang selama ini membungkus rambutnya. Dia melihat, sosok dirinya masih sangat menarik. Dengan tubuh, tidak terlalu jauh dari masa gadisnya dulu.
Dan dia yakin, bila sedikit saja dia memoles wajahnya. Maka kecantikan istri muda suaminya, akan jauh tertinggal di bawahnya.
.
.
KBS
Dukung Author dengan vote, like dan comment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Soraya
menurutku karakter Amira nya lemah thor
2024-12-13
1
Reja Akbar
Lo tinggalin aja si Erick
2024-12-06
1
Robert
Keren banget! 💯
2024-08-24
1