"Sukma, kamu sudah pulang?" tegur Ranti memicingkan kedua matanya heran.
"Ibu, Sukma lelah sekali. Aldo, Kakak mandi dulu," pamit Sukma pada keduanya. Ranti yang masih dengan tatapan bingungnya. Sedikitpun tidak mengalihkan pandangannya sampai punggung putrinya menghilang dari balik pintu.
"Kenapa dengan Sukma? Tidak biasanya dia seperti itu. Seperti orang yang sedang ketakutan.
Di dalam kamar usai mandi, Sukma menarik selimut tebalnya. Menutup tubuhnya yang masih gemetar bukan karena hawa dingin setelah mengguyur tubuhnya.
Tetapi rasa takut setelah kejadian buruk yang terjadi beberapa jam lalu.
"Apakah dia masih hidup atau sudah mati?" gumamnya takut. Merapatkan selimut menutup tubuhnya sebatas bahu.
"Sukma, makan malam dulu sebelum tidur, Nak!" panggil Ranti dari balik kamar.
"Sukma lelah bu, mau langsung tidur saja," pekiknya dari dalam.
Ranti terdiam sesaat, berpikir ada apa dengan putrinya? Sejak kepulangannya dari tempat kerja seperti ada sesuatu yang dia takuti.
***
"Tuan Richard, Pelayan sudah menyiapkan beberapa potong baju ganti, serta keperluan lain yang Tuan butuhkan selama di Bali." ucap Danil, sebagai asisten pribadi Richard.
"Terima kasih, Danil. Kamu boleh kembali." perintahnya dalam bahasa inggris.
"Baik, Tuan." Danil menutup pintu ruang kerja atasannya.
Richard, pria Eropa yang telah lama tinggal di Indonesia, setiap kali ada projek kerja saja. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya di Jerman. Setelah Richard lulus perguruan tinggi ternama di Negara kelahirannya.
Dia sukses di usinya yang masih muda. Sebagai pebisnis tangguh, setelah beberapa kali mengalami jatuh-bangun memulai dunia bisnisnya. Tidak sedikit pula dia mengalami kerugian di awal karirnya. Di tipu rekan kerjanya sendiri, dengan modus investasi menjanjikan. Yang ikut menanamkan modal usahanya sebagai investor. Justru tertipu investasi bodong yang tidak memiliki surat kuasa berbadan hukum.
Richard kini menjadi seorang pengusaha kontruksi, dia juga memiliki banyak properti di hampir seluruh Asia tenggara. Juga merambah di bisnis finansial bank swasta milik keluarga besarnya. Mendirikan sebuah koperasi sebagai anak cabang yang di pimpin secara global.
Richard menutup layar datarnya, menaruh benda berbasis teknologi itu kedalam tas kerjanya. Untuk dia bawa besok pulang ke Indonesia.
Sebelum beranjak tidur, Richard melakukan panggilan pada penjaga mansionnya di Bali.
~ Malam, Tuan! Ada yang ingin Tuan sampaikan?
Tanya penjaga.
~ Besok siang, Saya tiba di Bali. Saya ada projek baru disana. Mungkin sampai 8 bulan Saya akan tinggal di Bali. Bisa kamu cari asisten baru untuk bekerja disana?
~ Baik Tuan, Saya akan cari asisten baru untuk, Tuan.
Herman pria pribumi yang telah lama bekerja pada Richard. Sejak bossnya menempati mansion mewahnya, dan meresmikan diri sebagai warga pribumi.
Dengan segala macam persyaratan, yang harus dia penuhi sebagai warga negara barunya setelah Jerman. Sehingga dia begitu fasih bercakap dalam bahasa inggris pada bosnya itu.
Herman mulai menarikan jemarinya, mengetik huruf demi huruf melakukan pencarian. Sudah tiga yayasan penyalur Art, dan Baby sitter dia kunjungi melalui situs online.
Tapi tak satu pun ada yang cocok atau sesuai kriteria bosnya. Dia harus bersih, rajin, berpenampilan rapi, dan satu yang lebih penting dia harus bisa bahasa inggris.
"Gimana ini, nggak ada yang cocok?" gumam Herman bertanya pada dirinya sendiri. Akhirnya Herman memutuskan menelpon kawan lamanya yang tinggal di Jakarta.
~ Lex, bisa bantu carikan Art? Perempuan, muda. Nggak tua-tua amatlah, yang penting bisa ngomong bahasa inggris.
~ Gaya-gayaan aja lu, Man. Pembantu aja minta yang muda, bisa ngomong inggris lagi. Lu cari pembokat apa cari calon bini?
~ Gua serius ini, Lex. Bos gua besok balik dari Jerman. Dia ke indonesia kalo ada kerjaan doang disini.
~ Gaji berapa, Sih? Pembantu aja mesti harus bisa bahasa inggris, gila aja lu, Man! ntar gua kasih info, deh kalo dapet.
~ Ok, frend.
Paginya Richard sudah berada di awak pesawat. Menuju pulau Dewata, pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Gusti Ngurah Rai.
Di lobi Richard telah di jemput oleh Herman. Yang sudah siap menunggunya 15 menit sebelum pesawat tiba.
"Selamat siang, Tuan. Siang Pak Danil." sapa Herman pada kedua atasannya.
"Siang," jawab mereka yang disertai anggukan kecil.
Mereka masuk kedalam setelah Herman membuka pintu untuk keduanya. Dan mengucapkan kata terima kasih dalam bahasa indonesia.
Mobil melaju dengan kecepatan normal, tidak butuh waktu lama. Mobil berhenti tepat di depan pintu pagar besi menjulang tinggi. Megah dan mewah itulah gambaran istana milik orang kaya. Dinding bercat putih bersih dengan ornamen ukiran khas Bali di sekelilingnya.
"Belum dapat asisten baru, Herman?" liriknya seraya melepas kaca mata hitamnya.
"Belum, Tuan. Nomor telepon asisten yang lama, sudah tidak bisa dihubungi.
"Oke, kabari saya secepatnya jika sudah dapat," titahnya berjalan menuju kamarnya.
"Baik, Tuan." jawab Herman singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments