Tahun 2024
Setelah kejadian itu Arumi memutuskan tinggal sendiri untuk sementara waktu, dia tidak menghubungi siapapun dan juga tidak mau menerima panggilan dari siapapun. Pikirkan dan tubuhnya sangat lelah memikirkan semuanya
Arumi selalu berharap jika kejadian itu hanya sebuah mimpi buruk yang akan hilang ketika dia bangun, namun mengingat kejadian menjijikkan itu membuatnya merasa kotor.
Flash Back 1 hari sebelum kejadian itu nampak pasangan suami istri tengah saling manja di tempat tidur dengan sang istri yang memeluk erat suaminya. Pagi yang cerah untuk keluarga kecil itu, walaupun masih kurang malaikat kecil diantara mereka tapi mereka terlihat sangat bahagia dan saling mencintai.
Sang suami juga sesekali memegang wajah cantik sang istri yang terasa begitu lembut dan harum, merasa heli kerena wajahnya di pegang tapi sang istri hanya tersenyum malu dengan terus memejamkan matanya. Jika waktu dapat berhenti maka dia berharap itu adalah saat ini.
Tapi kemesraan pagi itu di rusak dengan suara nada dering telepon milik si suami, sang istri memegang tangan sang suami agar tidak mengangkat teleponnya karena tidak mau merusak pagi yang bahagia itu. Tapi suaminya tetap mengangkatnya dan pergi meninggalkan sang istri sendiri di tempat tidur.
Sang istri juga sudah merasa bad mood memutuskan untuk pergi ke kamar mandi
Beberapa saat kemudian mereka sudah ada di meja makan untuk sarapan, mereka berbincang-bincang dengan gembira.
"Mas Rangga, siapa yang tadi menelepon?"
"Ohh Andy yang menelepon"
Sang istri yang mengetahui nama itu hanya tersenyum dan terus menyajikan makanan dan minuman
"Untung saja itu Andy, jika orang lain maka aku pasti akan marah karena sudah merusak pagi kita"
"Sayang kamu tahu kan, hanya kamu satu-satunya wanita yang ada dalam hidupku"
"Hehehe dasar gombal, tentu saja aku tahu itu hanya aku wanita yang kamu cintai. Kan tidak mungkin kamu menyukai Andy"
Rangga yang sedang minum langsung tersedak karena mendengar ucapan dari istrinya itu.
"Sayang!! Ya ampun aku hanya bercanda hehehe"
"Arumi!! aku tidak suka kamu bercanda seperti itu lagi"
"Iya, iya aku minta maaf" Arumi meminta maaf sambil mengecup pipi sang suami agar berhenti marah karena candaannya itu
"Bagaimana sekarang kamu tidak marah lagi kan?"
"Iya aku tidak marah lagi"
"Mas Rangga, sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku katakan"
"Apa sayang?"
"Aku ditawari kontrak oleh Perusahaan X"
"Kontrak? Benarkah jadi kamu berhasil sayang"
Arumi memberikan kabar mengenai dirinya yang telah ditawari kontrak komik online yang telah dibuatnya selama ini, dan kabar ini adalah kabar yang sangat menggembirakan.
"Arumi kita harus merayakannya, ayo katakan kamu ingin hadiah apa??"
"Uhhh suami ku sayang, simpan hadiahnya nanti aku pasti akan memintanya. Tapi hari ini aku harus pergi dan akan kembali dua hari lagi"
"Pergi?? Pergi kemana sayang??"
"Apa kamu lupa, aku harus menemani ibu mertua ke dokter untuk pemeriksaan rutin. Jadi aku tidak akan bersamamu hari ini dan besok, apa kamu akan merindukanku??"
"Kamu memang istri yang paling sempurna beberapa hari ini aku pasti akan merindukanmu"
Arumi sangat senang dengan ucapan dari suaminya itu dan mereka saling berpelukkan untuk mencurahkan rasa cinta.
Flash Back 4
"Rumi,,, ibu dan ayah masih perlu bicara, kamu baru datang dari perjalanan jauh jadi sebaiknya kamu istirahat dulu di atas!!"
"CUKUP!!,, Cukup ibu. Aku sudah mendengar semuanya dan kalian mengambil keputusan tanpa bertanya kepada ku dan kakak"
Arumi sangat kecewa dan sedih dengan keputusan yang diambil oleh kedua orangtuanya, sehingga dia langsung masuk ke dalam kamar untuk menenangkan dirinya.
Walaupun Arumi kecewa dengan tindakan kedua orangtuanya, tapi dia sangat menyayangi mereka dan berharap perceraian itu tidak akan pernah terjadi.
Saat sedang menangis, dia masih mendengar pertengkaran keduanya orangtuanya. Seakan dia tidak terlihat di rumah itu, padahal hari ini adalah hari yang sangat penting baginya dan ingin membagi kebahagiaan bersama orang yang dia sayangi
"Rumi!!, Rumi!!"
Saat dia menangis di dalam kamar, terdengar seseorang memanggil namanya dari luar. Dan dia tahu orang itu sehingga tanpa pikir panjang dia membuka pintu kamarnya dan memeluk orang itu dengan erat
"Kak Bintara,,,,,,," Ucap Arumi dengan memeluk memeluk sang kakak dan menangis sesenggukan tanpa mempedulikan apapun, karena saat ini dia hanya ingin menangis di pelukan orang yang dia sayangi.
Bintara adalah kakak yang paling sayang dengannya dan dialah yang selalu mendukung semua keputusan dari adik kecilnya itu. Bahkan di saat sang adik sedang berada pada kondisi terpuruk ini dia akan berusaha berada di sisinya.
"Rumi,, lihat kakak!!. Ada apa adikku??"
"Kakak,,, mereka akan berpisah dan mereka tidak bertanya mengenai keputusan ku"
"Ohhh adik kecilku, jangan menangis seperti inj! walaupun ayah dan ibu berpisah, kakak tidak akan pernah meninggalkanmu. Kakak pasti akan menjagamu dan tidak akan membiarkan kamu menangis seperti ini"
"Tapi,,, aku tidak mau ini semua terjadi, aku takut jika setelah mereka berpisah aku harus memilih di antara mereka berdua jadi aku lebih memilih bersembunyi disini"
Kesedihan yang sangat besar tidak dapat dibendung lagi, mereka berdua menangis karena takut di pisahkan.
Sementara di ruang tamu, kedua orangtuanya masih berdebat mengenai hak asuh Arumi tanpa memikirkan perasannya. perdebatan ini berhenti ketika Cakra datang karena dihubungi oleh Bintara
"Ada apa ini???"
"Cakra!!! Kamu disini putraku,, syukurlah kamu sudah datang. Ibu dan ayah sudah memutuskan untuk berpisah dan kamu dan Rumi akan ikut dengan ibu sedangkan Bintara akan ikut dengan ayahmu"
"Apa maksudmu Sarah?? Kita belum memutuskan Rumi akan ikut dengan mu"
"Aku sudah mengatakan jika Rumi akan ikut dengan ku dan itu adalah keputusan akhir tidak ada yang bisa membantah"
Perdebatan itu membuat Cakra sangat frustasi sehingga dia nekat untuk membanting vas bunga hingga perdebatan keduanya terhenti seketika
"Cakra!!! Apa yang kamu lakukan??"
"Ibu bertanya apa yang aku lakukan, justru akulah yang seharusnya bertanya kepada kalian kenapa kalian memutuskan sesuatu tanpa bertanya pada kami??"
"Aku dan Bintara mungkin kami bisa menerima hal ini, tapi apa kalian sudah bertanya pada Rumi?? Apa kalian sudah mengetahui keinginan Rumi??"
Mendengar pertanyaan dari putra pertamanya itu membuat mereka bisu seketika karena merasa bersalah sudah mengambil keputusan sepihak dan tidak memikirkan perasaan putri kecil mereka.
Dan di dalam kamar, Arumi sudah berhenti menangis, mereka saat ini sedang membuka album foto keluarga.
Kenangan yang terkumpul dan diabadikan dalam foto keluarga itu begitu banyak dan sangat berkesan bagi Arumi. Tapi mengingat keinginan kedua orangtuanya yang ingin berpisah membuat air matanya kembali jatuh membahasi pipinya. Dia menangis sampai dia tertidur di pelukan sang kakak
Melihat sang adik menangis sampai tertidur membuat Bintara sangat khawatir, dia takut adik kecilnya akan membenci kedua orangtuanya.
Cakra yang muak dengan perdebatan itu memutuskan untuk menemui Arumi di kamarnya, saat sudah sampai pintu dan hendak membukanya. Bintara lebih dulu keluar dan bertemu dengan kakaknya, mereka berdua seperti orang asing yang tidak menyapa ataupun berbicara. Mereka saling membuang pandang sampai Cakra berbicara dan menghentikan langkah Bintara yang hendak pergi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ririn Susilawati
knp crta ny. d penggal2 Thor ,,JD GK karuan jln crta ny
2024-10-30
2