Resmi Jadian

Marcel tercengang ketika membayar makanannya.

"21 juta, Tuan" ucap kasir Resto itu.

"What? Kok semahal itu? Saya hanya makan steak yang medium" pekik Marcel saking terkejutnya.

"Maaf Tuan, tapi tadi gadis yang makan di sebelah meja anda bilang jika bill nya Anda yang akan bayar" ucap kasir itu.

"Dasar kucing kecil, awas kamu ya" kesal Marcel.

Sesudah membayar, ia langsung mengajak Viona pulang. Hati Marcel kesal sekaligus resah pada kucing kecilnya. Ia ingin menghukum Aliyya nanti jika mereka bertemu.

"Honey, ayo mampir dulu" ucap Viona ketika mobil Marcel sudah ada di depan Apartemen milik wanita itu.

"Tidak, terimakasih lain kali saja" tolak Marcel.

Ia segera tancap gas dari hadapan Viona membuat wanita itu kesal. Rencananya untuk mengajak Marcel tidur malam ini gagal total. Padahal ia sudah yakin jika Marcel akan senang di ajak berkeringat bersama, nyatanya Marcel menolak.

"Baru kali ini ada pria yang berani menolak seorang Viona! Baiklah boy, aku akan tunjukan siapa Viona sesungguhnya" ucap Viona dengan tegas.

Marcel tahu dimana biasanya Aliyya berada selain di rumah.

"Kitten jangan lari lagi" geram Marcel.

Di cafe miliknya, ia dan Rahma sedang tertawa mengingat bagaimana reaksi Marcel ketika tahu di permainkan oleh Aliyya. Sembari memakan steak yang tadi ia bawa dari resto itu.

"Siapa suruh nyakitin aku" ucap Aliyya.

"Al, tapi aku takut Om Marcel menyusul mu kemari? Dia sudah tahu cafe ini" ucap Rahma cemas.

"Kamu tenang aja sih, gak bakal dia nyusul kemari, dia lagi senang-senang sama pacarnya" balas Aliyya.

Tok!!!

Tok!!

Tok!!!

Suara pintu tiba-tiba ada yang mengetuk dari luar.

"Pintu di ketuk, aku curiga Om Marcel yang datang" ucap Rahma.

"Gak bakal dia datang kemari, percaya deh" balas Aliyya.

Karena ketukan pintu itu terus berlanjut, Aliyya berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Cklek!!

Pintu itu terbuka, seketika Aliyya melotot kala mendapati Marcel sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan setajam belati.

Aliyya langsung mendorong pintu itu hendak menutupnya, namun tangan kekar nan besar itu langsung menjegal hingga pintu itu terbuka.

"Enak steak nya, kitten?" tanya Marcel dengan senyum smirk nya.

"Apaan sih gak jelas! Minggir Om, pulang sana" Aliyya merasa kesal pada Marcel.

"Gak mau! Ayo ikut" Marcel tiba-tiba mengangkat tubuh Aliyya, lalu membawa sang gadis kedalam mobilnya.

Rahma yang mendengar itu langsung berlari ke depan, tapi Aliyya sudah di bawa pergi.

"Itu kan mobil Om Marcel, Ya Tuhan dia mau bawa Aliyya kemana" Rahma menjadi resah sendiri.

Mobil Aliyya masih terparkir di depan cafe, sementara pemiliknya di bawa pergi oleh Marcel.

Di dalam mobil, Aliyya masih meronta minta di turunkan, namun Marcel mengunci pintu mobilnya. Sore ini ia harus menjelaskan semuanya pada Aliyya supaya Aliyya tidak marah dan tidak salah paham.

Ckittt!!!

Marcel langsung menepikan mobilnya di sisi jalan. Ia langsung memandang wajah Aliyya yang tengah kesal.

"Oma memaksa supaya aku membawa Viona jalan-jalan. Aku sudah menolak, tetapi Oma bilang kalau aku menolak, dia akan mogok makan seminggu" ucap Marcel dengan wajah penuh penyesalan.

Aliyya diam, ia malas mendengar apapun yang di katakan Marcel, tetapi matanya berkaca-kaca.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud buat kamu sedih Al, aku sayang kamu. Cuma kamu yang akan aku jadikan istriku" ucap Marcel kembali.

Besar harapan jika Aliyya akan memaafkan dirinya.

"Aku tidak sedih kok, jangan GR Om. Kalau mau pacaran ya pacaran saja sama wanita seksi itu. Lagipula kita bukan kekasih kan, Kita tidak terikat hubungan apapun, jadi silahkan kalau mau apapun terserah kamu" balas Aliyya semakin terisak.

"Pantas dua minggu ini Om tidak pernah menghubungiku, ternyata Om pacaran. Huuuh pria memang begitu" ucap Aliyya dengan tangis.

Hap!!!!

Tak kuat melihat Aliyya menangis, Marcel segera memeluk gadis miliknya itu.

"Sayang dengar, maaf jika aku tidak menghubungimu selama dua minggu, maaf bukan aku melupakanmu. Pekerjaanku sangat banyak, aku bulak-balik Singapura-Jakarta karena di sana perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Maafkan aku ya" papar Marcel sembari mengelus kepala Aliyya.

Aliyya hendak berontak dari pelukan Marcel, namun pelukan Marcel semakin kuat.

"Apa perlu sebuah ungkapan cinta ketika hati kita berdua sudah saling terpaut, hem? Bahkan aku tidak bisa menerima wanita manapun kecuali kamu sayang. Al, look at me baby" pinta Marcel.

Aliyya mendongakkan wajahnya.

"Aku sangat mencintaimu, Aliyya Alexander Tanoko! Maukah kamu jadi satu-satunya wanitaku sampai aku tua?" tanya Marcel.

Aliyya diam, ia tidak menyangka bahwa Marcel akan menyatakan cintanya sekarang.

"Balas Al, jangan buat aku menunggu" pinta Marcel.

 Aliyya mengangguk!

"Aku mau Om! Tapi bagaimana dengan Ayah, dia sudah melarang aku pacaran" balas Aliyya dengan wajah sendu.

"Soal Pak William, kamu tidak usah cemas. Kita sama-sama pria, jadi aku akan meminta izin pada Pak William secara jantan. Aku mencintai putrinya yang jahil ini, sangat mencintainya" balas Marcel.

"Kalau ayah menolak?" tanya Aliyya.

"Aku akan semakin gigih berusaha agar Pak William menerimaku sebagai menantunya. Sayang, lagipula aku janji, kamu tidak akan kekurangan makan jika kita sudah menikah nanti" balas Marcel.

Aliyya sangat bahagia, ia langsung menyusupkan kepalanya di dada bidang Marcel.

"Maaf untuk soal yang tadi ya, aku akan bicara pada Oma jika kita sudah berpacaran agar Oma tidak selalu menyuruhku untuk jalan dengan wanita lain.

" Iya Om" balas Aliyya senang.

Ia mendongak memandang wajah tampan di hadapannya, tangan Aliyya terulur lalu mengusap wajah Marcel.

"Om, aku sangat mencintaimu" ucap Aliyya.

"Apalagi aku sayang, sejak pertemuan pertama kali, aku sudah jatuh hati padamu" balas Marcel.

Cup!!!

Aliyya langsung mencium leher Marcel dan memberikan tanda kepemilikan di leher ya.

"Al,, ouhhhh" Marcel merasakan gelenyar aneh dengan sentuhan yang Aliyya berikan.

Ia segera meraih tubuh Aliyya dan langsung ia dudukkan di atas pangkuan Marcel. Marcel memundurkan kursi kemudi.

"Om, jangan begini takut ada orang yang lihat" ucap Aliyya.

"Tidak akan sayang, kaca mobilku gelap tenang saja" balas Marcel.

Ia memeluk Aliyya, lalu mencium bibir Aliyya. Aliyya langsung melingkarkan tangannya di leher Marcel dan balas memagut bibir pria itu.

Suara decapan terdengar indah di dalam mobil itu, Marcel sengaja menekan pingg*l Aliyya supaya menekan milik ya yang sudah keras.

ciuman mereka semakin dalam, menggebu dan berantakan. Lidah mereka saling membelit. Tangan Aliyya kini memainkan rambut Marcel.

Ciuman itu terlepas kala Aliyya dan Marcel akan kehabisan nafas.

"Om, keras" ucap Aliyya.

"Iya sayang, kamu yang bangunkan. Mau lihat?" goda Marcel.

"Belum berani, Om" balas Aliyya.

"Kamu harus berani ya, mulai sekarang kamu harus mau melihat dia" ucap Marcel.

"Ikh Om mesum" cebik Aliyya.

"Biarin kan sama pacar, asal jangan sama wanita lain aja" balas Marcel sembari memeluk Aliyya.

Masalah sudah teratasi, Kini Marcel membawa Aliyya pulang ke rumahnya.

"Soal mobil yang ada di depan Cafe, biar di antar saja sama orang kepercayaanku ya" ucap Marcel.

Aliyya hanya mengangguk saja menuruti apa yang Marcel katakan.

Terpopuler

Comments

apiii

apiii

semangat up nya thor

2024-07-25

1

Mr.VANO

Mr.VANO

semua urusan cepat selasai klu salah satu mau mengala..

2024-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!