Bab. 4. Dua Sahabat

Waktu terus bergulir hingga petang tiba. Ummi kini tengah asik bercocok tanam. Menghabiskan waktunya berkebun di halaman belakang.

Memetik buah serta sayur mayur juga umbi - umbian. Begitu senangnya Ummi, memanen hasil kebun kemudian memasaknya langsung. Menikmati hasil dari usaha sendiri. Meski harus bersabar dalam menunggu panen tapi Ummi tak menyerah untuk menunggu terus menunggu menantikan hasil panennya yang jadi hingga hasilnya memuaskan dirinya. Bak bagai kata pepatah Usaha takkan mengkhianati hasil. Memang butuh perjuangan tapi hasilnya sungguh luar biasa.

“Alhamdulillah, banyak banget ubi kayu sama ubi rambat -nya. Kira - kira enaknya di buat apa ya?” sambil memikirkan sesuatu. “Di goreng? Atau di buat kolek atau yang lain?” ucap Ummi. “Apa aja lah yang penting enak”

Rasanya tak sabar ingin mengolah hasil panennya nanti. Entah kenapa Ummi menjadi suka berkebun. Dia heran saja kenapa bisa suka berkebun padahal selama ini Ummi tak bisa berkebun. Tapi ini?

Ummi seperti menemukan hobi barunya. Berkebun sebagai bakat alami dalam dirinya yang terpendam keluar tanpa sengaja. Sejak kapan? Ummi tidak tau. Yang pasti saat dia merasa bosan dia akan pergi dan duduk di gazebo sambil menatap ke arah pohon yang di mana buahnya tinggal menunggu matangnya.

Melihat itu mata Ummi merasa haus dan tak sabar. Seolah tangannya merasa gatal untuk memetik segera buah dari pohonnya. Membayangkannya saja sudah cukup meneteskan air liurnya. Sedap sekali.

Seakan lama kelamaan Ummi semakin bosan karena tidak ada kegiatan sama sekali. Ingin membantu para pekerja di sini dia segan, ingin ini - itu malah di larang para pekerja takut suaminya akan memarahi mereka karena sudah membiarkan istri Tuannya bekerja. Hah, semuanya jadi serba salah untuk Ummi.

Ummi tak bisa berbuat apa-apa dia tidak ingin suaminya memarahi pekerja di rumah hanya karena masalah sepele. Hal hasil dia pergi ke gazebo dan duduk di sana sambil memikirkan hal yang bisa membuatnya ada kerjaan untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh saat suaminya tak di rumah.

Hingga akhirnya tercetuslah ide berkebun sebagai hobi barunya itu. Walau harus membujuk sang suami untuk memberikan izinnya dan izin itu Ummi dapatkan dengan hasil yang sangat memuaskan hati setelah gagal berkali - kali dari pada berhasilnya.

Di kumpulkan nya semua hasil panennya di keranjang. Cukup banyak hasilnya, dia akan cuci bersih lalu di simpan. Lumayanlah buat stok kulkas, itung - itung tak usah ke pasar.

“Kangkung enaknya di masak apa ya? Cah kangkung atau tumis kangkung?” monolog Ummi. “(Kalo bayam di apain? Di sayur bening sama jagung? Kira - kira ada gak ya jagungnya di kulkas? Nanti lah liat ) ” tambah Ummi dengan bahasa daerahnya.

Sedang asiknya Ummi berkebun, Mba Ida datang menghampiri Ummi. Dia adalah seorang pekerja yang lain yang umurnya di atas Ummi.

“Non, bisa saya bantu? Apa non Ummi sudah selesai berkebun nya?” tanya Mba Ida.

“Oh, sudah mba. Gak usah. Ini sudah selesai tinggal nanam aja” tangannya masih sibuk mengurusi tanaman. “Mba, kalo mau bawa itu masuk, bawa aja. Saya masih mau nanam ini satu lagi”

“Baik non” mengambil keranjang berisi tanaman untuk di bawa masuk “Kalo begitu permisi non” dan berlalu masuk ke dalam.

Selesai menanam yang terakhir, Ummi akhirnya masuk ke dalam. Rasa lelah menanam seakan tak di rasa. Keringat bercucuran tak di hiraukan. Karena begitu se- menyenangkan itu berkebun hingga tak di rasa dirinya.

Tiba di dapur Ummi melihat Bi Tuti sedang mencuci apa yang dia peroleh dari kebun. “Eh non sini, biar sekalian Bibi yang cuci” tawar Bi Tuti. Sambil menyerahkan apa yang di bawanya sekaligus berterima kasih pada sang bibi.

Ummi pun beralih mengambil sayuran untuk dia masak. Memasak makan malam karena sebentar lagi suaminya akan pulang.

“Mau masak apa non? Biar Bibi bantu” tanya Bi Tuti menawarkan bantuan.

“Gak papa bi, biar saya aja. Saya mau masak cah kangkung. Kayak nya enak” sahut Ummi. Tangannya sedang memilah serta memotong kangkung “Bi, bisa minta tolong ambilin cabe sama bahan lainnya di kulkas”

“Iya non” mengambil lalu memberikannya pada sang majikan “Ada lagi non?”

“Bibi tolongin saya ngupas ubi rambat aja. Saya mau buat cemilan. Enak sore - sore gini makan ubi ” pinta Ummi.

“Baik non” bi Tuti melakukan apa yang di minta sang majikan. Mengupas ubi yang di peroleh dari kebun.

Sambil menunggu sang bibi mengupas, Ummi memasak cah kangkung, menggoreng ikan, tempe, tahu dan lainnya. Ummi seakan sibuk dengan tugasnya sebagai seorang istri. Keadaan di dapur sangat ramai juga bising, ini itu semua.

Setelah memasak makan malam, Ummi beralih ke ubi rambat yang akan dia buat. Mengukus serta menumbuknya sampai halus lalu Ummi akan isi dalamnya dengan coklat. Kemudian dia goreng setelah jadi. Melihatnya saja sudah membuat Ummi ingin menikmatinya segera.

Asiknya Ummi menggoreng, ada sebuah tangan menelusup di balik tubuhnya hingga membuat Ummi sedikit tersentak karena hampir saja dirinya terkena minyak panas.

“Astaghfirullah” kaget Ummi.

“Assalamu'alaykum sayang ku” mendekap erat tubuh istrinya dari belakang. Menghirup aroma tubuh sang istri.

“Wa'alaykumussalam, kamu Yang. Aku kira siapa. Ngagetin aja tau gak” sedikit kesal karena sang suami selalu seperti ini padanya. Suka tiba - tiba meluk dari belakang tanpa bicara terlebih dulu.

Tyaga semakin mendekap tubuh Ummi. Entah kenapa rasanya nyaman untuk bersandar. Setelah selesai bekerja yang sangat melelahkan tapi dengan memeluk tubuh sang istri membuat lelahnya Tyaga hilang seketika.

“Lepas dulu, aku lagi masak. Entar kena mercik'an(cipratan) minyak” bujuk Ummi supaya suaminya melepas pelukannya.

Bukan Tyaga namanya jika tidak di dengarnya. Terus saja Tyaga dengan sengaja mendekap tubuh Ummi lagi.

“Yang, lepasin dulu. Ada Bi Tuti di sini. Gak malu apa di liatin?” Ummi memohon agar sang suami mau melepaskan pelukannya. Tak enak juga rasanya berpelukan di depan Bi Tuti, malu.

“Baiklah sayang ku” pelukan itu terlepas perlahan tapi tidak dengan ciuman. Tyaga memberikan ciuman di bibir Ummi tepat di depan Bi Tuti. Tentu saja membuat Bi Tuti segera berlalu dari sana dan meninggalkan sang majikan tengah berdua di dapur. Takut mengganggu kebersamaan keduanya.

“Kamu kebiasaan deh. Gak liat ada Bi Tuti apa? Aku gak enak tau, malu” dia cemberut karena menahan diri dari rasa malunya dengan pipi yang merona akibat ulah suaminya.

“Mana? Gak ada orang juga. Jadi terserah aku dong” seolah tak masalah buat Tyaga karena dia tau Bi Tuti akan pergi jika melihatnya berduaan dengan sang istri.

“Itu...” melihat ke belakang tapi tak ada siapapun. Seperti yang di katakan suaminya tak ada orang.

Ummi hanya bisa menghela nafasnya melihat tingkah suaminya. Dia pasti tau kalau Bi Tuti pergi karena suaminya yang menyuruh.

“Pasti kamu yang nyuruh bi Tuti pergi kan?” tuduh Ummi. Dia tau karena Tyaga selalu seperti itu.

Tyaga yang di tuduh hanya membalas mengangkat bahunya lalu berkata “Tuh masakan kamu gosong, Yang”

“Eh, eh...” sambil mengecilkan api kompor. Untung saja, kalau tidak bisa gawat. Ini semua karena Tyaga yang selalu menjahilinya. “Tuh kan, kamu sih. Hampir aja gosong. Kalo gosong gak bisa bisa di makan”

“Ya gak papa. Kan enak juga gosong - gosong. Kalo di makan ada pahit - pahitnya gitu” sambil memainkan mata Tyaga bercanda.

“Itu maunya kamu” dengus Ummi kesal.

Tyaga hanya tersenyum saja melihat sang istri yang marah. Terlihat sangat imut dan lucu. “Ys udah, aku minta maaf sayang ku”

Ummi berdehem menanggapi lalu melanjutkan masaknya kembali. “Di maafin gak?” tanya Tyaga memastikan kalau sang istri tidak marah lagi.

Ummi hanya mengiyakan. Dia tak marah dia hanya sebel sama suaminya itu saja. “Aku bantuin deh biar kamu gak marah lagi” Tyaga ingin membuat istrinya senang dengan membantu pekerjaan sang istri, Tyaga yakin istrinya akan senang.

“Gak papa, aku aja tinggal dikit lagi kok. Kamu mandi aja lalu kita makan malam bareng” Ummi tak ingin merepotkan suaminya. Dia tau suaminya ini sedang lelah sehabis pulang kerja. Jadi biar dia saja yang mengerjakan.

“Entar aja mandinya. Aku mau bantuin sayang ku masak dulu, biar masaknya cepat selesai kemudian tinggal makan deh” sambil menggulung lengan bajunya dan mengambil tangan sudah bergerak membuat adonan.

Ummi yang melihat sang suami membantunya merasa bersalah karena sempat sebal pada suaminya. Padahal hanya bercanda tapi malah membuat Tyaga membantu dirinya di saat tubuh suaminya masih lelah.

Episodes
1 Awal Baru
2 Bab. 2 Hadiah
3 Bab 3. Dua Sahabat
4 Bab. 4. Dua Sahabat
5 Bab. 5. Malam Bersama Mu
6 Bab. 6. Jalan Pagi
7 Bab. 7 Kulineran
8 Bab.8 Kulineran 2
9 Bab.9 Kulineran end
10 Bab.10 Pilihan
11 Bab. 11 Game Gunting Batu Kertas
12 Bab.12 Sebuah Telepon
13 Bab.13 Drama Di Mulai
14 Bab.14 Berkunjung Ke Rumah Bu Mur
15 Bab. 15 Kerja Sama Tiga Perusahaan Besar
16 Bab. 16 Didalam Drama Ada Drama Lagi
17 Bab. 17 Drama 2 Dan Pernyataan Cinta Dari Orang Ketiga
18 Bab. 18 Drama 3 Kejutan Yang Tak Terduga
19 Bab. 19 Masalah Yang Tercipta
20 Bab. 20 Perkara
21 Bab. 21 Perkara Diantara Suami - Istri
22 Bab. 22 Pertengkaran Suami-istri 2
23 Bab. 23 Siapa Yang Kesal, Siapa Yang Marah
24 Bab. 24 Berbaikan
25 Bab. 25 Bersamanya, Lupa Semuanya
26 Bab. 26 Dunia Milik Berdua, Yang lain Ngontrak
27 Bab. 27 Sisi lain Dari Seorang Tyaga Lamuel Radi
28 Bab. 28 Sebuah Kejutan
29 Bab. 29 Hadiah Yang Tertunda
30 Bab. 30 Hadiah Kedua Yang Membuat Bahagia
31 Bab. 31 Rencana
32 Bab. 32 Dibalik Sisi Lain Ada Sebuah Kenangan Yang Tersimpan
33 Bab. 33 Mungkinkah?
34 Bab. 34 Sebenarnya Ada Apa?
35 Bab. 35 Gagal Sudah
36 Bab. 36 Hasrat Yang Tertunda
37 Bab. 37. Jurus Jitu
38 Bab. 38. Datang Bulan Bikin Istri Emosi
39 Bab. 39. Nyeri Saat Datang Bulan
40 Bab. 40 Riuhnya
41 Bab. 41 Si Lemot
42 Bab. 42 Kemesraan
43 Bab. 43 Sosok Ibu
44 Bab. 44 Permintaan Anak Pada Ibunya
45 Bab. 45 Jamu Tradisional
46 Bab. 46 Rasa Cinta Yang Salah
47 Bab. 47 Moyzan Biantara
48 Bab. 48 Kabar Yang Tak Terduga
49 Bab. 49 Pertemuan
50 Bab. 50 Kebahagiaan Yang Salah
51 Bab. 51 Permintaan Istri
52 Bab. 52 Permintaan Yang Tak Terduga
53 Bab. 53. Permintaan Yang Dituruti
54 Bab. 54. Waktu Bersantai
55 Bab. 55. Alamak !
56 Bab. 56. Teman yang kepo
57 Bab. 57. Sesuatu Yang Tertahankan
58 Bab. 58. Sesuatu Yang Terlepaskan (Lunas)
59 Bab.59. Waktu Bersama Lagi
60 Bab. 60. Insecure
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Awal Baru
2
Bab. 2 Hadiah
3
Bab 3. Dua Sahabat
4
Bab. 4. Dua Sahabat
5
Bab. 5. Malam Bersama Mu
6
Bab. 6. Jalan Pagi
7
Bab. 7 Kulineran
8
Bab.8 Kulineran 2
9
Bab.9 Kulineran end
10
Bab.10 Pilihan
11
Bab. 11 Game Gunting Batu Kertas
12
Bab.12 Sebuah Telepon
13
Bab.13 Drama Di Mulai
14
Bab.14 Berkunjung Ke Rumah Bu Mur
15
Bab. 15 Kerja Sama Tiga Perusahaan Besar
16
Bab. 16 Didalam Drama Ada Drama Lagi
17
Bab. 17 Drama 2 Dan Pernyataan Cinta Dari Orang Ketiga
18
Bab. 18 Drama 3 Kejutan Yang Tak Terduga
19
Bab. 19 Masalah Yang Tercipta
20
Bab. 20 Perkara
21
Bab. 21 Perkara Diantara Suami - Istri
22
Bab. 22 Pertengkaran Suami-istri 2
23
Bab. 23 Siapa Yang Kesal, Siapa Yang Marah
24
Bab. 24 Berbaikan
25
Bab. 25 Bersamanya, Lupa Semuanya
26
Bab. 26 Dunia Milik Berdua, Yang lain Ngontrak
27
Bab. 27 Sisi lain Dari Seorang Tyaga Lamuel Radi
28
Bab. 28 Sebuah Kejutan
29
Bab. 29 Hadiah Yang Tertunda
30
Bab. 30 Hadiah Kedua Yang Membuat Bahagia
31
Bab. 31 Rencana
32
Bab. 32 Dibalik Sisi Lain Ada Sebuah Kenangan Yang Tersimpan
33
Bab. 33 Mungkinkah?
34
Bab. 34 Sebenarnya Ada Apa?
35
Bab. 35 Gagal Sudah
36
Bab. 36 Hasrat Yang Tertunda
37
Bab. 37. Jurus Jitu
38
Bab. 38. Datang Bulan Bikin Istri Emosi
39
Bab. 39. Nyeri Saat Datang Bulan
40
Bab. 40 Riuhnya
41
Bab. 41 Si Lemot
42
Bab. 42 Kemesraan
43
Bab. 43 Sosok Ibu
44
Bab. 44 Permintaan Anak Pada Ibunya
45
Bab. 45 Jamu Tradisional
46
Bab. 46 Rasa Cinta Yang Salah
47
Bab. 47 Moyzan Biantara
48
Bab. 48 Kabar Yang Tak Terduga
49
Bab. 49 Pertemuan
50
Bab. 50 Kebahagiaan Yang Salah
51
Bab. 51 Permintaan Istri
52
Bab. 52 Permintaan Yang Tak Terduga
53
Bab. 53. Permintaan Yang Dituruti
54
Bab. 54. Waktu Bersantai
55
Bab. 55. Alamak !
56
Bab. 56. Teman yang kepo
57
Bab. 57. Sesuatu Yang Tertahankan
58
Bab. 58. Sesuatu Yang Terlepaskan (Lunas)
59
Bab.59. Waktu Bersama Lagi
60
Bab. 60. Insecure

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!