Bagian tiga

Di dalam mobil, sudah kurang lebih 7 menit keadaan begitu hening. Zean yang fokus mengemudi, dan Nayla yang hanya diam menatap ke arah luar lewat jendela mobil.

"Kamu kenapa? sedang memikirkan sesuatu? kalo tidak keberatan, saya ingin kamu berbagi cerita dengan saya." Tanya Zean, setelah berusaha keras menahan supaya tidak bertanya.

Nayla menoleh, menatap mata tajam Zean. "Lo kenapa bisa ada disana?" Bukannya menjawab, Nayla malah balik bertanya. "Kenapa lo nolongin gue?" Tanya Nayla.

"Saya tidak sengaja lewat saja, jalan tadi adalah jalan pintas menuju rumah saya. Apa salah jika saya menolong kamu, Nayla? saya akan sangat sakit jika saya telat datang tadi, kamu pasti sudah disakiti oleh bajingan itu." Jawab Zean meluruskan pandangannya ke jalanan, "Lalu kamu? kamu kenapa melewati jalan sepi itu? kamu tau kan jalan itu sangat jarang di lewati orang. Saya bersumpah, rasanya otak saya mendidih ketika melihat kamu hampir di sakiti oleh orang bajingan tadi." Ucap Zean dingin, membuat atmosfer di mobil terasa panas dingin bagi Nayla.

Nayla dapat melihat rahang Zean yang mengetat, juga tangan Zean yang mencengkram erat stir mobil. "Gue baru pulang eskul, dan gue juga sama kaya lo! gue jalan sana karna itu jalan pintas menuju rumah gue, gue nggak tau kenapa tiba-tiba motor gue mogok." Jawab Nayla berusaha menghilangkan kegugupannya, "Ehh iyah, motor gue gimana?" Tanya Nayla panik.

Zean berdecak pelan, "Dari tadi kemana? kenapa baru bertanya, hem?" Ujar Zean membuat Nayla terdiam, apa apaan denger suaranya doang baper batin Nayla. "Motor kamu sudah di ambil oleh karyawan bengkel langganan saya."

Nayla menghela nafas lega, syukurlah. "Makasih yah, karna udah nolong gue." Ujar Nayla pelan. Terdengar lucu di pendengaran Zean, karna Nayla tampak malu-malu. "Apa yang lucu? kok lo ketawa sih?" Mata bulat Nayla melotot ketika Zean terkekeh pelan.

Zean mengatupkan bibirnya, ia menggeleng. "Kamu lucu, Nayla." Ujar Zean membuat wajah Nayla memerah, salah tingkah. "Belok kanan atau belok kiri?" Tanya Zean ketika melewati pertigaan komplek rumah Nayla.

"Kanan." Jawab Nayla gugup, ia menghela nafasnya, Akhirnya sampe juga batinnya merasa lega. Berlama-lama bersama Zean, membuat jantung dan hatinya tidak aman.

Zean memberhentikan mobilnya di depan rumah sederhana bercat hijau yang terlihat klasik dengan tanaman yang begitu banyak menghiasi terasnya.

Nayla segera menggendong tas punggungnya, ia bergerak membuka pintu mobil sport merah milik Zean. "Makasih udah anterin gue pulang. Lain kali gue bakalan teraktir lo makan, sebagai ucapan terimakasih karna udah nolongin gue tadi." Ucap Nayla yang di balas gumamam oleh Zean.

Nayla melambaikan tangannya gugup, "Yaudah kalo gitu gue mau masuk dulu yah, lo hati-hati." Nayla membalikkan badannya hendak turun, namun tangannya di tahan oleh Zean. "Kenapa?" Tanya Nayla menatap tangannya yang dicekal Zean.

"Daripada mentraktir saya makan, saya lebih suka jika kamu yang memasaknya sendiri."

"Hah?" Beo Nayla, mata bulatnya mengedip lucu. Zean yang melihatnya tidak tahan untuk tidak mengacak gemas rambut Nayla, "Besok buatkan saya sarapan, oke?" Ujarnya mendorong pelan punggung Nayla. "Sana, masuklah." Titahnya.

"Oh, Oke." Nayla segera turun dari mobil Zean, ia belambaikan tangannya sekali lagi ketika Zean membunyikan klaksonnya saat hendak pergi dari rumah Nayla.

"Kenapa gue jadi kaya orang dongo sih setiap deket sama Zean?" Gerutu Nayla memukul-mukul kepalanya pelan. Saat hendak masuk ke rumah, tiba-tiba denting ponselnya terdengar. Nayla segera mengecek ponselnya, sepertinya ada pesan masuk.

+62***

[Berhenti menggemaskan Nayla. Segera masuk kedalam, jangan lupa untuk mandi lalu makan oke.]

+62****

[Ini nomer saya, jangan lupa untuk menyimpannya. Selamat beristirahat♡]

Mata Nayla membola, apa apaan ini? astaga! tuhan tolong Nayla, sepertinya sebentar lagi ia harus ke Dokter Spesialis Jantung.

Nayla menjerit tertahan, ia segera masuk ke dalam rumahnya. Saat membuka pintu, yang pertama kali lihat adalah Mamahnya yang tengah berkacak pinggang, menatapnya penuh selidik.

Mamah Nayla, sebut saja Mira.

"Kakak kemana aja? kenapa baru pulang jam segini?"

Nayla cengengesan, "Ehh Mamah! tadi Nay kan eskul Mah, terus tadi motor Nay mogok." Jawab Nayla mencoba setenang mungkin.

"Terus motor kamu mana, Kak? Mamah ngga denger suara motor kamu, Mamah malah denger suara mobil berhenti di depan. Kamu pulang sama siapa tadi?" Tanya Mira sekali lagi.

"Nay pulang sama temen kok, Mah. Motor Nay tadi di bawa ke bengkel, ngga bisa cepet-cepet di bawa. Jadi, temen Nay nawarin buat anterin Nay pulang deh." Jawab Nayla dengan gigi yang terus tersenyum.

Mamah Nayla menghela nafas pelan, "Yaudah, bersih-bersih dulu sana. Abis bersih-bersih, langsung makan yah." Titah Mira yang langsung di balas seperti orang sedang hormat.

Nayla berjalan menuju ke kamarnya, tapi di tengah perjalanan ia membalikkan badannya. "Papah kemana Mah? tadi Nay telpon ngga di angkat." Ujar Nayla.

"Papah lagi pergi ngelayad, temennya ada yang meninggal tadi sore." Jawab Mira, membuat Nayla refleks membaca doa.

"Temen deket Papah, Mah?" Tanya Nayla lagi, ia jadi ingin tahu. Seingatnya, ia mengenal semua teman Papahnya.

"Bisa di bilang gitu." Gumam Mira, "Almarhum ini adalah temen dekat Papah kamu ketika mereka masih kecil." Jelas Mira.

Nayla mengangguk paham, "Aku mandi dulu yah, Mah." Ujar Nayla melanjutkan perjalanannya menuju kamar.

Disisi lain. Tepatnya di kediaman Zean, rumah mewah itu mendadak ramai. Banyak sekali orang di dalam, membuat Zean yang baru memarkirkan mobilnya mengeryit.

Mata elangnya menjelajah, hatinya berdenyut ketika melihat bendera kuning yang tertampang di tiang rumahnya.

Tidak mungkin kan?

~♡~

Setelah selesai mandi dan makan, Nayla kembali ke kamar bernuansa serba orange miliknya. Ia dengan santai memakan keripik singkong sembari membaca buku novel miliknya.

Drtt drtt

Nayla menatap ponselnya yang bergetar, dapat ia lihat nama UsiCantik tertera dilayar ponselnya.

"Halo, Si? kenapa telpon gue malem-malem? ngga jaga lilin lo, sekarang malem jumat loh." Ejek Nayla membuat Usi mendengus di sebrang sana.

"Kita pending dulu bercandanya, lo harus tau sesuatu Nay."

Nayla mengeryit, "Ada apa, Si?" Tanya Nayla sedikit takut, perasaannya menjadi tidak enak.

"Bokapnya Zean, tadi sore meninggal."

Deg

"Apa?"

Terpopuler

Comments

Angela M.

Angela M.

Pembaca baru nih, gara-gara cerita ini sangat epic!

2024-07-18

2

lihat semua
Episodes
1 Bagian satu
2 Bagian dua
3 Bagian tiga
4 Bagian empat
5 Bagian lima
6 Bagian enam
7 Bagian tujuh
8 Bagian delapan
9 Bagian sembilan
10 Bagian sepuluh
11 Bagian sebelas
12 Bagian dua belas
13 Bagian tiga belas
14 Bagian empat belas
15 Bagian lima belas
16 Bagian enam belas
17 Bagian tujuh belas
18 Bagian delapan belas
19 Bagian sembilan belas
20 Bagian dua puluh
21 Bagian dua puluh satu
22 Bagian dua puluh dua
23 Bagian dua puluh tiga
24 Bagian dua puluh empat
25 Bagian dua puluh lima
26 Bagian dua puluh enam
27 Bagian dua puluh tujuh
28 Bagian dua puluh delapan
29 Bagian dua puluh sembilan
30 Bagian tiga puluh
31 Bagian tiga puluh satu
32 Bagian tiga puluh dua
33 Bagian tiga puluh tiga
34 Bagian tiga puluh empat
35 Bagian tiga puluh lima
36 Bagian tiga puluh enam
37 Bagian tiga puluh tujuh
38 Bagian tiga puluh delapan
39 Bagian tiga puluh sembilan
40 Bagian empat puluh
41 Bagian Empat puluh satu
42 Bagian empat puluh dua
43 Bagian empat puluh tiga
44 Bagian empat puluh empat
45 Bagian empat puluh lima
46 Bagian empat puluh enam
47 Bagian empat puluh tujuh
48 Bagian empat puluh delapan
49 Bagian empat puluh sembilan
50 Bagian lima puluh
51 Bagian lima puluh satu
52 Bagian lima puluh dua
53 Bagian lima puluh tiga
54 Bagian lima puluh empat
55 Bagian lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Bagian lima puluh tujuh
58 Bagian lima puluh delapan
59 Bagian lima puluh sembilan
60 Bagian enam puluh
61 Bagian enam puluh satu
62 Visualisasi
63 Bagian enam puluh dua
64 Bagian enam puluh tiga
65 Bagian enam puluh empat
66 Bagian enam puluh lima
67 Bagian enam puluh enam
68 Bagian enam puluh tujuh
69 Bagian emam puluh delapan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bagian satu
2
Bagian dua
3
Bagian tiga
4
Bagian empat
5
Bagian lima
6
Bagian enam
7
Bagian tujuh
8
Bagian delapan
9
Bagian sembilan
10
Bagian sepuluh
11
Bagian sebelas
12
Bagian dua belas
13
Bagian tiga belas
14
Bagian empat belas
15
Bagian lima belas
16
Bagian enam belas
17
Bagian tujuh belas
18
Bagian delapan belas
19
Bagian sembilan belas
20
Bagian dua puluh
21
Bagian dua puluh satu
22
Bagian dua puluh dua
23
Bagian dua puluh tiga
24
Bagian dua puluh empat
25
Bagian dua puluh lima
26
Bagian dua puluh enam
27
Bagian dua puluh tujuh
28
Bagian dua puluh delapan
29
Bagian dua puluh sembilan
30
Bagian tiga puluh
31
Bagian tiga puluh satu
32
Bagian tiga puluh dua
33
Bagian tiga puluh tiga
34
Bagian tiga puluh empat
35
Bagian tiga puluh lima
36
Bagian tiga puluh enam
37
Bagian tiga puluh tujuh
38
Bagian tiga puluh delapan
39
Bagian tiga puluh sembilan
40
Bagian empat puluh
41
Bagian Empat puluh satu
42
Bagian empat puluh dua
43
Bagian empat puluh tiga
44
Bagian empat puluh empat
45
Bagian empat puluh lima
46
Bagian empat puluh enam
47
Bagian empat puluh tujuh
48
Bagian empat puluh delapan
49
Bagian empat puluh sembilan
50
Bagian lima puluh
51
Bagian lima puluh satu
52
Bagian lima puluh dua
53
Bagian lima puluh tiga
54
Bagian lima puluh empat
55
Bagian lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Bagian lima puluh tujuh
58
Bagian lima puluh delapan
59
Bagian lima puluh sembilan
60
Bagian enam puluh
61
Bagian enam puluh satu
62
Visualisasi
63
Bagian enam puluh dua
64
Bagian enam puluh tiga
65
Bagian enam puluh empat
66
Bagian enam puluh lima
67
Bagian enam puluh enam
68
Bagian enam puluh tujuh
69
Bagian emam puluh delapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!