Gadis Simpanan Sugar Daddy

Gadis Simpanan Sugar Daddy

bab 1 awal ujian berat itu datang menerpa."

Suasana duka masih menyelimuti kediaman rumah almarhum pak Rudi Hartanto setelah meninggal nya beliau untuk kembali ke pangkuan sang illahi karena sakit ginjal yang di derita nya selama ini.

Bu Dini terduduk lemas di sudut ruangan sambil menangis sesenggukan sampai kedua mata nya sembab kemerahan,tangis nya tidak bisa lagi di bendung, kesedihan begitu mendalam di rasakan oleh beliau sebagai seorang istri.

Ayana yang baru saja tiba di depan pintu pagar rumah nya cukup tercengang dengan suasana rumah yang tiba-tiba ramai.

Ia berlari membelah kerumunan orang-orang tersebut dengan perasaan gusar penuh tanda tanya.

Ayana sama sekali tidak perduli walaupun tubuh nya harus menabrak beberapa orang yang berpapasan dengan nya.

"Mama.! ada apa ini?!"

Tanya Ayana berdiri di ambang pintu utama, terlihat wajah nya tampak kebingungan dengan lutut yang sudah gemetar, mendadak ia terjatuh lunglai saat melihat tubuh seseorang terbujur kaku tertutup kain kafan.

Ayana hanya terdiam bengong melihat ke arah jasad papa nya yang sudah tidak lagi bernyawa, tangis nya pecah seketika,ia meraung keras seolah tidak rela dengan kepergian sang Ayah yang secara mendadak ini, beberapa Ibu-ibu mencoba untuk menenangkan nya, bahkan tubuh Ayana memberontak untuk menghalangi beberapa laki-laki yang hendak mengangkat tubuh almarhum pak Rudi agar segera di sholat kan di masjid terdekat.

Waktu sudah menjelang magrib, acara pemakaman harus segera di laksanakan.

"Jangan,.! jangan kubur papa saya.!"

Triak Ayana dengan tangis yang meraung-raung.rasa nya begitu menyakitkan kehilangan sosok Ayah yang begitu sangat menyayangi keluarga nya, bahkan semasa almarhum hidup,baik Ayana atau kedua adik laki-laki nya tidak pernah hidup dalam kekurangan, beliau juga tidak pernah memarahi anak-anak nya.bagi Ayana,sosok pak Rudi adalah ayah yang sempurna.

Tapi mengapa Tuhan harus mengambil nya secepat ini.?

"Ma,mama." lirih Ayana yang melihat Bu Dini merenung sambil menitihkan air mata.

"Maaaa.! Kenapa papa pergi?"

Hisak tangis Ayana semakin membuat dada Bu Dini kian terasa sesak,si kembar Devin dan Devan juga menangis sejadi-jadi nya karena tidak ingin kehilangan Ayah mereka.

Bu dini menyambangi ketiga anak nya lalu memeluk mereka seraya mengelus ketiga nya.

"Ikhlas kan Papa mu nak."

Lirih beliau yang sesungguh nya juga belum bisa mengiklaskan kepergian suami nya itu.tapi di depan ketiga anak nya,Bu Dini harus terlihat tegar meksipun hati nya begitu hancur kehilangan sosok pendamping yang sudah menemani nya selama bertahun-tahun.apa lagi pak Rudi merupakan sosok suami yang penyabar.

"Ayo antar kan papa mu ke peristirahatan nya yang terakhir."

Bu dini menyeka air mata nya lalu mengajak ketiga anak nya untuk pergi ke pemakaman umum karena jasad almarhum sudah selesai di solat kan.mereka berempat dengan beberapa pelayat lain nya pun pergi mengiringi perjalanan dari arah belakang.

Saat liang lahat sudah di tutup oleh tanah,dan satu persatu pelayat mulai meninggalkan lokasi,Bu Dini segera meminta ketiga anak nya juga segera kembali kerumah karena waktu Maghrib hampir tiba.

Sesampai nya di rumah, mereka masih saling berdiam diri di tempat duduk nya masing-masing sambil merenung seolah tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi hari ini.rasa nya seperti mimpi kehilangan sosok orang yang di cintai nya untuk selama-lama nya.

"Ayo kalian mandi,nanti habis Maghrib ada acara tahlilan di rumah,jangan sampai keadaan kalian masih lusuh dan kotor seperti ini."

Perintah Bu Dini yang berusaha untuk tidak terus menerus larut dalam kesedihan.Ayana pergi lebih dulu ke kamar mandi Karena tubuh nya juga sudah lengket oleh keringat, sore tadi ia baru saja pulang dari les Piano yang rutin di lakoni nya selama dua kali seminggu.kecintaan nya pada piano membuat Ayana bercita-cita untuk menjadi seorang pianis suatu hari nanti.

Namun entah nasib nya akan bagaimana setelah meninggal nya sang Papa,apa lagi selama ini keluarga nya sangat bergantung pada almarhum.Ayana juga tidak mengerti bisnis apa yang di jalani oleh papa nya selama ini, karena dia dan kedua adik nya hanya fokus sekolah dan belajar.

Seminggu kemudian, suasana rumah masih sangat sepi dan lengang, tidak ada riuh suara yang biasa nya terdengar menggema saat jam makan tiba, terutama saat sarapan,biasa nya mereka duduk berkumpul di lingkup meja makan menikmati hidangan yang di masak oleh Bu Dini sambil bercengkrama.suasana yang dulu nya hangat kini tampak sunyi.

"Buk aku berangkat dulu ya,Assalamualaikum.!"

Pamit Ayana mencium punggung tangan Bu Dini.

"Iya Waalaikum salam, hati-hati."

Jawab Bu Dini tanpa ekspresi,si kembar rupa nya sudah berangkat lebih dulu jalan kaki dengan beberapa teman-teman nya, sedangkan Ayana terbiasa mengendarai motor karena jarak sekolah nya juga cukup jauh,gadis bernama lengkap Ayana Hartanto itu kini duduk di bangku kelas tiga SMA, sedangkan kedua adik nya saat ini masih duduk di bangku kelas enam SD.

"Wah mbak,rumah jadi sepi ya anak-anak sudah berangkat sekolah."

Adiguna menyambangi kediaman Bu Dini dengan maksud tertentu, Adiguna Hartanto adalah adik kandung almarhum yang juga merupakan ipar Bu Dini.hubungan mereka memang kurang baik selama ini,apa lagi Adiguna dan istri nya sama-sama manusia yang gila akan harta.selama ini Bu Dini dan almarhum sudah sering membantu nya,tapi tetap saja dua orang itu terus memaksa Bu Dini agar memberikan seluruh aset kekayaan nya pada mereka.

"Iya mbak,rumah sepi banget,coba kalau kita di sini,pasti rame.!"

Celetuk Sera yang juga sangat menginginkan rumah megah peninggalan almarhum.

"Maksud kamu apa.?!" ujar Bu Dini yang sudah mencurigai kedatangan mereka.

"Enggak,anu lho mbak,kemarin pas Mas Rudi mati,eh meninggal maksud ku,kami kan gak datang.maaf ya mbak."

Ujar Sera tersenyum puas.

Bu Dini sama sekali tidak menggubris apa yang di katakan oleh Sera, beliau hanya berdiam diri duduk di sofa.

"Sayang,aku mau rumah sebagus ini."rengek Sera ke suami nya.

"Gak bisa dong sayang, ini kan rumah Mbak Dini,gak bisa kita tinggal di sini,kecuali Mbak dini sendiri yang mengizinkan kita tinggal di sini dan mereka sekeluarga yang pindah."

Jawab Adiguna yang membuat Bu dini mendelik kearah mereka.

"Kenapa Mbak?!, Mbak gak suka ya kalau kita tinggal bareng di sini?!

"Emmm, kalau gitu mbak aja yang pergi, gimana?" Adiguna tersenyum sinis kearah Bu Dini yang di balas tatapan tajam oleh beliau.

''Mbak mending kasih aja deh surat rumah ini ke aku,dari pada aku harus berbuat macam-macam sama Mbak Dini dan ke-tiga keponakan ku itu."

Adiguna berbisik ke telinga Bu Dini seraya mengancam.

"Jangan kurang ajar kamu Adiguna.!" Bu Dini langsung beranjak dari tempat duduk nya dan berusaha mengusir kedua manusia picik itu.

"Pergi kamu dari sini.! "Bu dini mendorong tubuh Adiguna yang bahkan tidak bergerak sedikit pun,justru Bu Dini lah yang di dorong balik oleh Adiguna sampai tubuh beliau membentur tembok.

"Cepat kasih tau aku di mana surat rumah itu Mbak.!"triak Adiguna sambil menjambak rambut Bu Dini, tampak Bu Dini hanya meringis kesakitan.

Beliau hanya bisa menangis menahan rasa sakit atas perlakuan adik ipar nya itu.Sera juga tak tinggal diam,ia mengacak-acak seluruh ruangan kamar Bu Dini dengan maksud mencari surat rumah yang mereka incar.

"Cuih.,aku gak akan pernah Sudi memberikan hak milik ku kepada manusia seperti kalian.!"

Tegas Bu Dini dengan wajah angkuh,hal Itu justru membuat Adiguna kian meradang penuh amarah.

"Plakk.!

Sekencang mungkin Adiguna menampar wajah ipar nya itu sampai memerah,Bu Dini benar-benar kesakitan.

"Sayang.! Sayang.! Aku nemuin surat rumah nya.!"

Sera berlarian kegirangan dari arah kamar Bu Dini dengan suara yang lantang terdengar menggema hampir ke seluruh ruangan.Adiguna langsung pergi menemui Sera yang sudah memegang seluruh aset milik Keluarga Almarhum.

"Kembalikan.! kembalikan surat itu.!" teriakan Bu Dni sama sekali tidak di perdulikan oleh mereka berdua.Bu Dini menyeret langkah kaki nya terhuyung-huyung menuju ke arah mereka berdua yang sedang sibuk dengan sertifikat yang ada di tangan Sera.

"Ayo kita pergi sayang,kita urus semua surat-surat ini supaya kita tidak perlu lagi tinggal di rumah kontrakan."

Ajak Adiguna yang telah berhasil mendapatkan keinginan nya.

Lagi-lagi Bu Dini hanya bisa pasrah karena dia sendiri tidak sanggup melawan Adiguna Sendirian.

"Astaga Buk.!" Mbok Yunah yang baru saja pulang dari pasar langsung kaget melihat keadaan majikan prempuan nya itu sudah acak-acakan dan terlunglai di ambang pintu kamar.

"Ibu kenapa? apa ada perampok?!" mbok Yunah bahkan tidak lagi mempedulikan barang belanjaan nya yang di jatuh kan begitu saja di depan pintu utama.

"Mbok."tangis Bu dini kian pilu mana kala mengingatkan kejadian barusan,belum sembuh kesedihan nya karena kehilangan sosok suami,kini beliau juga harus kehilangan seluruh aset peninggalan almarhum.

"Sudah Bu ayo saya antar ke tempat tidur."Mbok Yunah memapah tubuh Bu Dini lalu meminta nya duduk di sisi ranjang.beliau mulai menceritakan semua nya pada Mbok Yunah tentang apa yang baru saja terjadi.

Episodes
1 bab 1 awal ujian berat itu datang menerpa."
2 bab 2
3 menjadi murid baru sekaligus idola kelas.
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7 keluar dari zona nyaman
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13" lembah dosa part 1
14 lembah dosa part 2
15 bab 15
16 di ujung dilema.
17 pernikahan siri part 1.
18 pernikahan siri part 2.
19 pernikahan siri part 3
20 rasa yang terdalam.
21 bab 21 rasa yang terdalam part 2
22 bab 22
23 hampir saja
24 bab 24
25 bab 25
26 terungkap nya sebuah fakta.!
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab, 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 bab 70
71 Bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 Bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 jejak Azura
96 bab 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
bab 1 awal ujian berat itu datang menerpa."
2
bab 2
3
menjadi murid baru sekaligus idola kelas.
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7 keluar dari zona nyaman
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13" lembah dosa part 1
14
lembah dosa part 2
15
bab 15
16
di ujung dilema.
17
pernikahan siri part 1.
18
pernikahan siri part 2.
19
pernikahan siri part 3
20
rasa yang terdalam.
21
bab 21 rasa yang terdalam part 2
22
bab 22
23
hampir saja
24
bab 24
25
bab 25
26
terungkap nya sebuah fakta.!
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab, 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
bab 70
71
Bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
Bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
jejak Azura
96
bab 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!