Wanita yang aneh

Di pagi hari yang cerah, sinar matahari menembus kaca jendela, menyoroti Reza yang memeluk kepalanya di atas meja, menyilaukan matanya. Pintu kelas terbuka, Mawar berdiri di baliknya.

"waaah kamu sudah datang sangat pagi sekali Reza" ucap Mawar berjalan ke bangkunya.

"hehehe.... Iyalah anak rajin" jawab Reza terbangun, menegakkan tubuhnya.

"tapi penjaga sekolah baru juga datang dan langsung membukakan gerbang yang terkunci untuku. Lalu darimana kamu masuk?" tanya Mawar.

Reza yang mendengar itu terkejut dengan muka datarnya dan mulai menjawab dengan ragu "e.. Ada gerbang yang bolong di belakang dan aku masuk dari sana"

"kau tidak bisa berbohong padaku dengan wajah datar itu... Apa kau tidur di sekolah lagi? Tanya nya balik.

" haaaaah...... Iya" jawab Reza menghembuskan nafas berat.

"aduh kamu ini kebiasaan banget dari kecil, kayak gak punya rumah aja" jawabnya.

"kamu juga pasti belum sarapan.... Nih makan aja bekal ku, aku mau ke toilet dulu" lanjutnya, mengeluarkan bekalnya dari tas dan kemudian pergi ke luar kelas

setelahnya Mawar pergi, seorang wanita datang, dengan make up nya yang tebal, dan pakaiannya yang ketat. Menghampiri Reza yang tengah membuka bekal.

"Reza.. Kamu sendirian ajaa" ucapnya duduk berhimpitan di samping Reza.

Tak di sadarinya Calvin datang, seketika langkahnya terhenti, melihat gadis yang dikenal berandal di kelasnya, hanya memandangi dari depan pintu kelas.

"mau aku temenin gak" ucapnya memandang wajah Reza yang tengah memakan bekalnya.

Reza yang mendengar itu hanya diam tak menanggapi, dan melanjutkan makannya dengan lahap.

"ih.. Kok kamu diem aja siih" ucapnya kesal.

"mumpung kita berdua aja di kelas, jangan diem mulu sih" ujarnya mulai mendekat dan memeluk Reza.

Sebelum ia memeluknya Reza menyingkirkan kedua tangannya dan berkata dengan wajah datarnya. "kamu ini kenapa?, kerasukan kah saya sedang makan bisa diem gak?" ucapnya dengan nasi yang masih di mulutnya, menghempaskan tangannya.

"ih,.. Kok kamu gitu sih, gak seru" jawabnya lagi. Berdiri dari tempat duduknya dan pergi berjalan menjauh ke depan kelas.

Calvin melihat semuanya namun ia tidak bergeming, hanya diam terpaku di depan pintu kelas, melihat apa yang terjadi. Setelah gadis itu pergi, Calvin menghampiri reza.

"eh... Reza habis apa kamu sama Listya" tanya nya.

"nggak tahu gak jelas" jawab Reza sibuk dengan makanannya.

Mawar datang dari pintu masuk kelas, duduk di bangkunya, disampingnya Reza sibuk dengan makanannya.

"hey Mawar tahu gak tadi aku lihat Reza berduaan dengan Listya di kelas" ucap Calvin berbisik halus.

"hah iyakah..... Kamu gak di apa apain kan?" tanyanya cemas, seketika menoleh ke arah Reza.

"nggaaak, emang kenapa sih" jawabnya kesal, dengan mulut penuh.

"enggak, takut aja, dia anak yang nakal takut kamu kebawa aja" jawab Mawar.

Tak terasa seisi kelas mulai ramai, berdatangan semua orang yang ada, suasana kelas yang tenang dan damai, dipenuhi suara suara bising.

bel masuk pun berbunyi, pembelajaran dimulai.

...****************...

Waktu istirahat pun tiba mereka memutuskan untuk pergi ke kantin, sebelum terlambat seperti kemarin. Beruntung mereka mendapat bagian. Mereka duduk bersama, di pinggir kaca jendela.

"eh.. Reza kamu sudah tau masuk klub apa" tanya Calvin membuka obrolan.

"belum tuh, tapi mungkin ikut klub bela diri kendo" jawabnya.

"ohh... Kamu bisa beladiri" tanya Calvin.

"iya, pernah belajar" jawabnya dengan singkat.

Mereka menghabiskan makananya dengan lahap, seperti orang yang tak pernah makan.

Calvin mencondongkan arah Reza "Reza, aku lihat kamu sangat dekat dengan teman sebangkumu, apa kalian sudah kenal sejak lama? Tanya nya.

"oh, Mawar ... Iya dia teman masa kecilku, rumahnya dekat dengan rumahku dulu" jawabnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"ohh.. Pantesan" jawan nya merasa lega.

Tak lama, bel masuk pun berbunyi, mereka kembali ke kelas menyusuri lorong sekolah. Setelahnya sampai, Reza duduk di bangkunya, terdiam terpaku melihat selembar kertas putih, yang ditutupi lem. Mawar yang juga melihatnya bertanya.

"surat apa itu Reza?" tanya Mawar.

"nggak tau, dari tadi sudah ada di sini" ucapnya, menyingkirkan surat itu dan menempelkan tubuhnya dia tas meja kayu.

"kenapa gak dibaca?" tanya Mawar sedikit kesal.

"malas,... Palingan juga gak penting" jawab Reza

"yaudah, aku yang baca boleh?" tanya Mawar.

"iya" jawab Reza.

Mawar mengambil surat itu, membuka lem yang menutupi isi nya, dan mengeluarkan selembaran surat di atas kertas. Membacanya dengan seksama, semakin lama membaca, wajahnya semakin memerah. Setelah dibacanya, ia meletakan surat itu di atas meja.

"Rezaa.... Kamu mendapatkan surat cinta, dan kamu diminta untuk datang di atap gedung sekolah setelah pulang sekolah nanti, bagaimana Reza?" tanya Mawar dengan wajah yang memerah.

"oh ok, bisa kamu temani?" tanya Reza dengan wajah yang mengantuk.

"bisa, nanti aku ajak Calvin juga" jawab Mawar.

Jam pelajaran dimulai, suasana kelas di siang hari yang sangat tenang, tak biasanya begitu.

jam pelajaran telah selesai, bel pilang berbunyi kencang, semua murid berlarian kencang untuk kembali ke rumahnya. Namun tidak dengan Reza.

Reza berada di atap gedung sekolah, dihadapannya telah ada seorang gadis bersama 2 teman lainnya. Reza bertanya dengan wajah tanpa ekspresi. "jadi ada apa kamu mengajakku ke sini?"

"langsung saja ke intinya. Reza.... jadilah pacarku" ucap Listya dengan percaya diri.

Calvin yang mendengarnya terkejut, girang tak terkendali, namun Mawar hanya berdiri tenang menatap tajam Listya.

"Mengapa aku harus menjadi pacarmu?" tanya Reza dengan ekspresi datarnya.

"karna aku menyukaimu, dan pasti tak ada seorangpun yang tidak mau berpacaran denganku. Jadi kupikir kau juga akan menyukaiku" jawabnya dengan sombong.

"kalau begitu aku tidak mau menjadi pacarmu" jawab Reza.

Listya yang mendengar itu terkejut, sedangkan selama ini tak ada yang menolak pernyataan cintanya.

"tapi kenapa, aku ini cantik, proporsi tubuhku sangat ideal bagi kalian para laki laki, dan seenaknya kamu menolakku. aku ini mencintaimu Reza!" ucap Listya dengan tergesa gesa.

"kau bicara seolah olah tahu apa itu cinta!" jawab Reza.

"tentu aku tahu aku telah mencintai banyak orang, karenanya aku tahu cinta itu seperti apa, dan aku merasakan perasaan yang sama" jawabnya dengan marah dan tergesa gesa.

"kalau begitu apa?, apa cinta itu menyukai banyak orang sekaligus?" tanya Reza sedikit kesal.

Litya yang mendengar itu hanya terdiam terpaku, tak bisa menjawab apa yang ditanyakan.

"apa cinta itu hanya alat untuk menyakiti perasaan orang lain?, apa cinta itu hanya terdiri dari suka sama suka?, kalau begitu penjual dan pembelinya pun bisa" lanjut Reza dengan kesal.

Listya tetap terpaku pada tempatnya, matanya berkaca kaca, mulai meneteskan air mata dengan deras. Jatuh terduduk di atas lantai beton, menutupi matanya dengan tanganya. Mengis dengan suara kecil.

"hei Mawar, kenapa Reza mengatakan seperti itu?" tanya Calvin terpana kebingungan.

"entahlah, tapi ini membuatku teringat masa SMP" jawabnya.

"apa dia mengatakan itu juga?" tanya Calvin.

"iya, tapi setiap ditanya alasanya, ia terus mengelak.

Reza berbalik, meninggalkan Listya yang menangis sesegukan memberika tamparan mendalam, Listya mengangkat kepalanya, dengan raut wajah yang marah ia berkata "Reza... aku pasti akan memilikimu apapun caranya itu"

Reza menoleh ke belakang dan berkata " coba saja kalau bisa"

Reza pergi meninggalkan tempat itu, bergegas pulang dengan motor birunya. Meninggalkan bekas mendalam, pada setiap perkataan yang ia lontarkan.

Terpopuler

Comments

you love me?

you love me?

baguss/Scream/

2025-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!