Sambil berjalan beriringan kami berdua banyak bercerita.
"kamu kok berani pergi sejauh ini sendirian, zaman sekarang kan rawan kejahatan apalagi kamu cewek "
pertanyaan kak Bagas membuat aku yang semula tunduk memperhatikan jalanan langsung melihatnya.
"yah gimana yah kak sebenernya takut juga cuma karena udah niat udah nekat yah harus di jalanin"
dia hanya mengangguk-anggukan kepalanya, ntah lah apa maksudnya mungkin dia paham atau pura-pura paham
hanya kak Bagas lah yang ngerti.
" kak Bagas ,rumah kakak di daerah sini juga"
Aku mulai memberanikan bertanya .
" iyah rumah ku ga jauh ko dari sini".
"Kruukkkkk Krukkkkkk"
Tiba-tiba cacing dalam perutku memberontak
" lah ini cacing kok gak pengertian banget sih ga sabaran "
Aku bergumam kesal dan menghentikan langkahku.
Sebenarnya dari tadi malam sekeluarnya aku dari rumah aku belum makan sesuap nasi pun.
Kak Bagas bingung melihatku tiba-tiba berhenti sambil memegangi perut.
"kamu kenapa Zahra?"
kak Bagas menautkan kedua alisnya meperhatikan tanganku yang memegangi perut
"itu kak anu.... Ehmmmm .. aku Lapar, heheheheh" .
kak Bagas pun tertawa melihatku
"ohh yaudah kita sarapan dulu yuk aku juga belum makan"
" kebetulan di depan ada warung nasi uduk enak loh aku sering makan disana"
Kak bagas menawarkan sambil menaik turunkan alisnya
"Skuy dah kak Gasss keunn"
Tanpa menunggu jawaban darinya aku berjalan cepat mendahului kak Bagas.
kak Bagas hanya terkekeh geli melihat tingkahku.
Tak butuh waktu lama kami pun sampai di sebuah warung yang letaknya di pinggir jalan.
Tempatnya sederhana hanya bangunan ruko yang di dalamnya terdapat meja dan kursi yang berjejer rapi.
Aku dan kak Bagas memesan menu yang sama nasi uduk dengan segelas teh hangat.
Sambil menunggu pesanan datang aku memainkan jariku .mengetuk-ngetuk meja dengan pelan sambil mengangguk-angguk an kepala perlahan.
Padahal di dalam warung maupun di sekitarnya tidak terdengar alunan musik, yah begitulah tingkah ku sedikit absurd dan konyol.
Kak Bagas yang duduk di depanku hanya tersenyum memperhatikan tingkah ku
"Kak kenapa liatin aku?"
aku melirik tajam ke arahnya [setajam tikungan teman 😁]
"yah kamu tuh yang kenapa gak ada musik kok angguk-angguk sendiri, tuh kepala ga bisa diem".
Aku yang tadinya melirik jadi sedikit nyengir garing ke arahnya.
Ibu warung datang membawa nampan berisi makanan yang pesanan kami. aku segera menikmatinya di karena kan cacing di perutku sudah ber Zumba ria.
"Kak Bajas sering bunget yah owahraga di cini"
Tak jelas apa yang aku tanyakan sebab mulutku masih penuh dengan makanan.
"di telan dulu tuh makanan baru ngomong",
"heheheh oke-oke"
aku mengulang pertanyaan setelah menelan habis makannan yang ada di dalam mulutku.
" kak Bagas sering banget yah Olaharaga disini, eh maksudnya di sekitaran sin".
dia tertawa melihatku
" iyah setiap pagi aku olahraga disini sebelum pergi kerja"
"Tapi ga setiap hari nabrak orang kan kak? " aku membulatkan mata seakan pertanyaanku serius.
"ya gak lah tadi aku tuh ga sengaja nabrak kamu, maaf yah"
Ekspresi kak Bagas memelas
"ehmm emang aku kecil yah kak ga keliatan"
Aku penasaran bagaimana bisa aku di tabrak dari belakang .
"ga kecil sih cuma mini aja"
Kak Bagas tertawa lepas, aku yang mendengarnya mengkrucutkan bibir.
Dia langsung mengacungkan dua jari yang berbentuk huruf v yang mengartikan ucapannya hanya bercanda
Kami pun mengobrol banyak sambil menikmati nasi uduk.
Kami sudah selesi makan, aku hendak membuka ranselku berniat membayar makananku.
"aku aja yang bayarin"
kak Bagas langsung bangkit pergi membayar sarapan kami tanpa menunggu protes dariku.
"udah ayok gerak jangan bengong disitu"
Ini cowok semua serba gerak cepat aja. aku hanya menggendik kan bahu.
--
"kak masih jauh gak?"
aku bertanya sambil memegangi lututku, serasa lutut dan kaki ku mulai pegal
[kayak hati yang di sakitin pegal 😂].
"enggak kok sedikit lagi itu ada persimpangan tinggal belok kiri" .
"aku capek kak? "
Aku pun memilih berjongkok di pinggir jalan Kak Bagas yang melihatku hanya tersenyum.
"sini ransel kamu aku yang bawa kamu aku boncengin duduk nyamping di depan"
aku hanya melihat dengan tatapan bengong sedikit mulut terbuka
"udah jangan gitu liatnya udah cepat buruan naik, sini ranselnya? aku dengan ragu memberikan ranselku.
Kak Bagas memakai ranselku di punggungnya dan aku pun mulai mencoba naik dan duduk di depannya dengan posisi menyamping di boncengannya. perlahan Kak Bagas mengayuh sepedanya.
Hah lumayan idenya ga buruk-buruk bangetlah hehehehe
Sesekali aku mendongak melihat kak Bagas yang sedang membonceng ku. hidungnya terlihat jelas mancung, di bagian dagunya ,di tumbuhin bulu halus yang menambah kesan gagahnya, dan bibirnya hahhhhhh semua berasa menggemaskan bagiku.
Tiba-tiba dia melihat ke bawah,beberapa detik mata kami bertemu aku panik langsung membuang pandanganku ke segala arah." kamu kenapa liatin aku? "
"ehmm itu... eh.. anu... gak apa-apa"
aku gugup karena ke tahuan memandanginya
"jangan di liatin nanti kamu ga bisa tidur"
lahh ini orang PD banget, aku hanya diam tak menjawab.
Setelahnya tak ada obrolan di antara kami hening. hanya berkecamuk dengan pemikiran sendiri.
--
kritik sarannya yang membangun para readers 😊❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Elwiyya
keren novel mu thor aku suka
2021-03-26
1
Rizki Mahisi
ayo Thor semangat
2021-02-25
0
irna salut
mulai suka,ayo zahra semangat buktikan bahwa kmu mampu
2021-02-04
0