Malam ini, Shahira tampil anggun dan dengan sedikit polesan makeup. Tentu saja Aluna yang melakukannya sebelum dia berangkat ke rumah sakit.
"Harusnya adek menemani aku malam ini, buk." ujar Shahira yang mulai merasa gugup.
"Ada atau gak ada adek, malam ini akan tetap menjadi malam bersejarah dan malam membahagiakan untuk kita semua terutama kamu, nak."
Shahira pun tersenyum berat. Dia tahu, dia harus optimis malam ini lamarannya akan berjalan lancar. Tapi, bayangan kejadian kejadian di masa lalu terus melintas dipikirannya.
"Nak, semuanya akan berjalan dengan lancar malam ini. Kamu jangan takut ya."
"Iya buk."
"Ya sudah, ayok kita ke depan. Semua orang sudah menunggu."
Shahira pun melangkah di rangkul ibunya keluar dari kamar yang langsung menuju ruang tengah, dimana sudah dipenuhi oleh orang orang yang hadir untuk menyaksikan acara lamaran malam ini.
"Shahira cantik banget!" bisik bebera tetangga begitu melihat tampilan wajah Shahira dengan polesan makeup.
Kemudian, Shahira pun duduk diantara ibunya dan Asni calon mertuanya itu. Sedangkan Randi duduk di antara pak Rt dan ayahnya.
"Karena nak Shahira dan nak Randi sudah ada di sini, ada baiknya acara langsung saja kita mulai." ucap pak Rt.
Lalu acara pun mulai dengan kata sambutan dari pak Rt, dilanjut sepatah dua patah kata dari perwakilan keluarga Randi, berlanjut dari keluarga Shahira.
"Tujuan dan maksud berkumpulnya kita di kediaman ibu Marni sudah jelas. Jadi, sekarang saya ingin mendengar langsung dari mulut nak Randi."
"Nak Randi, silahkan sampaikan apa yang ingin diutarakan kepada bu Marni, atau bahkan mungkin kepada dek Shahira." lanjut pak Rt memberi Randi kesempatan untuk bicara.
Randi tampak ragu, tapi kemudian dia mulai bicara dengan mengawali permintaan maaf pada semua orang yang hadir. Lalu dia juga meminta maaf pada Marni dan Shahira.
Ucapan Randi barusan membuat Shahira berpikir bahwa kali ini pun Randi akan membatalkan lamarannya. Marni pun merasa demikian, sehingga dia menggenggam erat tangan Ira untuk menguatkan putri sulungnya itu.
"Sungguh saya minta maaf. Terutama pada Shahira dan bu Marni. Tadinya saya serius ingin melamar Shahira. Tapi, ternyata saya salah paham pada diri saya sendiri..."
"Randi, kamu jangan main main." bisik ayahnya dan juga Asni ibunya.
"Maafkan saya. Sepertinya saya menyukai Aluna. Saya datang untuk melamar Aluna, bukan Shahira." Ucap Randi tegas, namun dengan suara yang terdengar gemetar.
Shahira sudah menyangka akan kembali terulang seperti ini. Namun, jika sebelum sebelumnya Shahira akan tampak bersedih, tidak dengan saat ini. Dia malah tersenyum lepas.
Semua tamu pun tampak iba melihat senyuman lepas Shahira. Justru dia terlihat seperti wanita yang sangat putus asa. Atau mungkin Shahira mengalami gangguan mental setelah berkali kali lamaran dibatalkan.
"Terimakasih atas kedatangan keluarga besar mas Randi. Dan maaf untuk warga yang harus terus terusan hadir di acara lamaran saya yang selalu berakhir gagal..." ucap Shahira.
"Jadi, karena saya kakaknya Aluna. Saya rasa Aluna akan menolak lamaran kamu Randi. Jadi, mohon untuk kalian semua keluar dari rumah ini. Ah iya, jangan pernah datang lagi bahkan jika ada acara lamaran untuk saya dikemudian hari, karena itu akan memiliki akhir yang sama."
"Mohon maaf merepotkan kalian semua..."
Shahira berdiri meski hampir jatuh. Air matanya ikut tumpah. Dia sedih dan sakit saat ini. Bukan karena ditolak untuk kesekian kalinya, tapi karena dia malu, semua orang terus terlibat dalam lamaran yang berakhir gagal ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
RINA ASTUTI
idih kok gitu sih Randi??!
2024-08-20
0
Purnama Pasedu
naksir aluna y
2024-07-10
0