Kakakku sang pahlawan?

Aura gelap mencekam dari dalam tanah. Jauh di bawah sana sesuatu yang sudah lama tertidur, mulai perlahan membuka matanya. Tidak satu pun yang menyadari bahaya itu, ancaman yang dapat membawa malapetaka.

Leona Estfeild masih asik mengobrol dengan teman nya, tanpa sadar apa yang akan terjadi, bahaya yang sedang bergerak menuju mereka.

Lalu keadaan yang memicu munculnya sejarah baru memaksa sang pahlawan kembali. Seketika di pusat kota dekat dengan tempat Leona dan Emi, seekor mahluk besar menyemburkan nafas api dari mulut nya muncul membawa kabar buruk bagi kerajaan.

Lonceng kota berbunyi berdentang keras, menyebarkan kabar memberikan status siaga merah. Monster besar mengepakkan sayap lebar, membakar sekitar menjadi lautan api

Naga adalah mahluk legendaris yang di pakai oleh bangsa demon selama beratus-ratus tahun saat peperangan panjang melawan manusia. Akan tetapi setelah peperangan berakhir, banyak naga yang akhirnya memutuskan untuk beristirahat karena tidak dibawah kendali demon lagi.

"Bagaimana bisa? Seharusnya naga sudah lama menghilang!? ", tanya Leona dalam hatinya.

Hati Leona seketika diselimuti rasa gundah, tubuh nya gemetar menyaksikan sendiri naga membakar beberapa rumah. Penduduk sekitar kocar-kacir dibuatnya, tidak ada satupun yang berani bertindak.

"Kita juga sebaiknya pergi dari sini Leona!", ucap Emi menarik tangan Leona.

Akan tetapi Leona enggan bergerak, rasa takut bak awan yang menutupi hati. Kaki nya terlalu gemetar untuk bergerak.

Hingga mereka akhirnya terjebak dalam masalah. Naga menatap mereka berdua seperti melihat mangsa, tatapan predator buas yang tidak akan pernah melepas mangsanya. Tidur lama mungkin sudah membuat sang naga lapar.

Mereka berdua kini terpojok, tidak ada waktu lagi untuk melarikan diri. Tidak ada yang akan menolong, dalam hatinya Leona berpikir salah satu dari mereka harus menjadi umpan.

"Salah satu dari kami harus dapat pergi untuk melapor langsung ke serikat pahlawan", ucap Leona dalam hatinya.

Di saat tubuhnya masih diselimuti rasa takut, hati nya sudah tegas mengambil keputusan. Tekad kuat Leona menjadi pendorong untuk mengusir rasa takut.

" Kamu pergi lah Emi! Aku akan mengulur waktu agar kamu bisa pergi "

"Apa maksud kamu? Kita harus pergi bersama, aku tidak bisa membiarkan mu sendiri", rintih Emi

"Harus ada yang mengulur waktu, kamu laporkan kondisi di sini agar bala bantuan bisa datang", ucap Leona dengan lantang.

Emi awalnya memang agak kontra dengan rencana itu, tapi untuk sekarang dia juga sadar hanya ini lah satu-satunya jalan. Saat Leona bersiap merapal mantra untuk menyerang, Emi segera berlari menuju tempat aman.

" Elemen air, Aqua blast"

Casting sihir dilakukan oleh Leona, menghasilkan tembakan air kencang bertekanan tinggi kearah naga itu. Air tersebut cukup kuat untuk mendorong sedikit tubuh naga yang besar, tapi tidak cukup untuk melukai tubuh naga.

"Kulit nya sangat keras, sihir itu adalah sihir terkuat ku tapi tidak cukup untuk menggores nya", pikir Leona.

Naga mulai mengalihkan pandangan hanya pada Leona, naga itu hanya berfokus pada orang yang tadi menyerang nya. Mungkin naga berpikir suatu hinaan di serang oleh anak sekolahan.

Hentakan kaki naga berdetum keras, tanah bergetar seiring naga berjalan. Leona tidak bisa kemana-mana lagi, bola api besar bersiap untuk menyambar nya.

"Setidaknya aku sudah mengulur waktu untuk Emi", kata Leona berpikir negatif setelah melihat bola api sebesar itu.

Sihir air nya tidak akan cukup untuk memadamkan ai itu, satu tetesan air mata jatuh ke tanah sebagai ucapan perpisahan.

Tepat sebelum bola api menghantamnya, bibir Leona bergerak memanggil nama kakak nya.

Lalu dentuman suara terdengar, bola api sudah menyambar membakar tanah. Tanah merekah akibat tembakan dahsyat naga itu.

"Aku masih hidup?"

Leona perlahan membuka mata nya, melihat api membara di hadapan nya. Seakan-akan tembakan naga itu meleset, hingga dia mengalihkan pandangan nya ke atas.

"Eh? Kakak? ", ucap nya kaget.

Saat Leona menengadah kan kepala nya wajah sang kakak terlihat dengan jelas. Lino menggendong nya layaknya tuan putri, membuat Leona bertanya " Apa yang sebenarnya terjadi? "

kecepatan dari tembakan itu, harusnya tidak mungkin bisa dihindari dengan mudah sambil membawa satu orang dipelukan.

Tapi kini Lino berdiri di sini, menggendong Leona dihadapan musuh yang berdiri gagah. Lino dengan cepat datang dan menyelamatkan Leona, itulah yang terjadi. Tetapi, bagimana bisa? Lino bahkan tidak punya energi sihir, bagaimana dia bisa bergerak cepat dan menyelamatkan sang adik dari bahaya. Harusnya hampir mustahil untuk melakukan itu.

"Berani sekali kau mencoba menyakiti adik ku!! ", ucap Lino dengan nada tinggi penuh amarah.

Lino menatap tajam sang naga, tatapan penuh amarah yang sangat menusuk. Aura Lino juga ikut berbeda dari biasanya, seakan-akan orang yang menggendong Leona sekarang bukanlah kakak nya.

Tatapan Lino di balas dengan raungan keras, naga itu tahu aura Lino sangat mengintimidasi. Merasakan bahaya dihadapan nya, Sang naga kembali mengeluarkan semburan api nya.

"Kakak, larilah!! Kakak tidak akan bisa menahan semburan nya", ucap Leona penuh peduli

" Tenanglah! Akan ku hancurkan dia dan ku buat agar tidak berani macam-macam dengan adikku"

Semburan naga ditembakkan tepat dihadapan Lino. Tapi tidak ada ekspresi apapun dari Lino, dia tidak takut pada ancaman dihadapan, mata nya melihat tanpa berkedip sedikitpun. Tidak ada keraguan dalam hatinya

Lalu Lino menjentikkan jarinya, menciptakan sesuatu kejadian diluar nalar, siapa pun yang melihat ini tidak akan dapat percaya apa yang terjadi. Api menghilang seketika, berubah menjadi bongkahan es besar yang berbentuk kawah gunung. Seakan semburan api tadi telah sepenuhnya menjadi es dan itu semua dilakukan tanpa melakukan casting sihir apapun. Sihir yang di keluarkan sangat cepat hingga tidak terlihat kapan sihir itu keluar.

"Elemen es? Dan tanpa casting? Mustahil, tidak ada yang bisa melakukan ini", ucap Leona tidak percaya, mata nya terbelalak melihat bongkahan kristal es yang menghalau semburan api

Leona tidak dapat mencerna semua yang terjadi, semua terjadi begitu cepat. Bagaimana bisa kakak nya yang tidak punya energi sihir malah mengeluarkan sihir, ditambah tanpa melakukan casting lagi sihir sudah langsung keluar.

Pikiran nya hanya mengarah pada satu hal, elemen es dan tanpa casting, tidak ada yang bisa melakukan. Di dunia ini, hanya ada satu orang yang bisa melakukan sihir tanpa casting, yaitu pahlawan terkuat yang telah menghilang dua tahun yang lalu, Freaza. Tidak ada lagi yang bisa melakukan nya selain Freaza

kalau begitu kemungkinan nya orang yang ada di hadapan Leona. Lino, sang kakak kandung bagi dirinya adalah orang yang sama dengan pahlawan dua tahun yang lalu.

"Kakaku adalah sang pahlawan? ", tanya nya dengan penuh keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!