Kembali Bekerja

"K kenapa Mas?"

Rusdi menggeleng penuh kecewa sambil mengurai pelukannya di tubuh Inara, tentu saja hal tersebut mengundang tanya wanita cantik itu.

"Mas ...ada apa? Katakan kenapa kau berhenti?"

Rusdi menggeleng lalu memalingkan tubuhnya dan berbaring membelakangi Inara.

"Mas..." dengan lembut Inara mengusap punggung bidang Rusdi, wanita itu tak lagi bertanya karena wajah Rusdi sudah menggambarkan suasana hatinya, ia pun ikut tidur di belakang Rusdi, meski hatinya di liputi rasa kecewa tapi sebagai seorang Istri ia harus tetap bersabar.

Tiga puluh menit akhirnya Inara pun terlelap dan suara nafasnya mulai teratur.Perlahan Rusdi membalikan tubuh hingga kini saling berhadapan dengan Inara.

"Maafkan aku Na...aku mengecewakanmu lagi" ucapnya lirih bahkan nyaris tak terdengar, hanya rahangnya yang mengeras menahan rasa kekecewaan yang begitu dalam, entah kenapa bahkan di saat-saat paling di butuhkan justru juniornya menjadi lemah.

Aroma wangi masakan yang bersumber dari dapur samar tercium oleh Rusdi, pria itu hanya bisa tersenyum masam, lalu bangkit untuk membersihkan diri.

"Sudah bangun mas? Cepatlah mandi ..aku sudah masak istimewa kesukaanmu Mas" cicit Inara lembut seperti tak terjadi apa-apa tadi malam.

Rusdi mengangguk ringan lalu berjalan ke kamar mandi.

Dengan setelan seragam berwarna coklat Rusdi keluar dari kamar, rambutnya pun sudah ia sisir rapi, menambah ketampanannya.

"Ayo kita makan sama-sama Na" ajak Rusdi lembut dan Inara mengangguk.

"Hmm tumben pagi ini kau beli ikan lele Na...? Apa kau ada uang?"tanya Rusdi dengan lahap.

"Ada Mas..kemarin ibu memberi cukuo banyak jadi aku belikan ikan kesukaanmu, oiya..tadi bang Ujo minta aku nanti ke rumah Kokom, katanya ada pesan dari ibu lurah."

"Pesan apa itu Na?"

"Entahlah Mas ..aku juga penasaran."

"Ya sudah nanti kau datang ke rumah bu lurah tapi ingat ..jangan lama-lama, kalau sudah selesai langsung pulang, bantu ibu beberes rumah" pungkas Rusdi sambil mengelap tangannya dengan lap makan.

Inara bergegas mengambil tas kerja Rusdi di kamar juga sepatu pantofel hitam satu-satunya milik Rusdi.

"Aku berangkat Na....aku pulang sore seperti biasa karena ibunya Kelvin minta untuk les privatnya di tambah hari, lumayan bisa buat nambah uang kebutuhan kita Na..."

Inara mengangguk lalu mencium punggung tangan sang suami.

Setelah bersiap wanita cantik itupun berangkat ke rumah ibu lurah dengan sepeda mini kendaraan satu-satunya yang ia miliki.

Tiga puluh menit perjalanan akhirnya Inara sampai di rumah dengan halaman luas nan asri milik pimpinan desa tersebut.

"Inaaa...sini" pekikan lembut suara berasal dari deretan bunga-bunga cantik membuat Inara memalingkan wajah.

"Non Elic ..apakah Non" di situ?"tanya Inara ragu menghadap asal suara namun tak berwujud.

"Whuaahh...."

Inara tersenyum lega saat tubuh tinggi semampai menyembul dari barisan bunga dan berlari memeluknya.

"Inara...aku kangen, selamat ya atas pernikahanmu" ucap Elic penuh haru.

"Ayo masuk ..ibu sudah tunggu kamu?"ajak Elic semangat.

Dua perempuan cantik itu pun melangkah memasuki rumah luas tersebut, seorang wanita paruh baya tengah asik di ruang dapur dan tercium aroma wangi kue yang terpanggang.

Meski penampilan sederhana tapi kulit putih bersih dan wajah yang terawat menandakan ia bukan perempuan biasa karena memang dia adalah ibu dari Elic yang tak lain Bu Lurah.

"Bu ..lihatlah siapa yang datang."

Endah tersenyum hangat menyambut Inara, dua perempuan beda generasi itu saling memeluk erat.

"Bagaimana kabarmu nak..."tanya Endah dengan suara lembut, sebelum menikah Inara telah bekerja bersamanya selama dua tahun, ikatan batinnya pun sudah sangat kuat, Endah mendengar kisah yang telah menimpa anak asuhnya itu membuat kedua matanya mengembang.

"Ina kangen ibu"cicit Inara lirih di dada Endah.

"Ibu juga kangen Kamu Ina..."

Elic hanya bisa tersenyum masam ikut merasakan penderitaan Inara yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri.

Seharian Inara melepas rindu dengan Endah juga Elic, mereka saling bertukar cerita, Endah cukup lega melihat wajah ceria Inara, meski desas desus negatif sering ia dengar di luar sana dan Endah yakin itu adalah ulah dari Sela ibu mertua Inara.

Dengan wajah ceria Inara pulang membawa bungkusan berisi kie dan lauk karena kebetulan bu lurah memasak banyak untuk saudaranya yang akan datang.

Setelah merapihkan rumah Inara bergegas mandi karena sebentar lagi Rusdi pulang, dan benar saja suara mesin motor butut yang ia kenal pun berhenti di teras halaman.

Senyum Rusdi terbit melihat Inara sudah rapi menyambut kedatangannya.

"Bagaimana Na....ada apa bu lurah memanggilmu?"

"Hm bu lurah minta aku untuk kembali bekerja membantunya Mas, ibu pikir kalau sekarang kau sudah sehat dan beliau sangat membutuhkan bantuanku jika di kantor desa, bagaimana Mas...apa aku boleh kembali bekerja dengan bu Lurah, lumayan uang gajihnya buat keperluan tambahan belanja dapur Mas."

"Terserah kalau kau memang ingin dan sanggup melakukannya Na..tapi aku minta sebelum kau berangkat kau selesaikan pekerjaan rumah agar ibu tak terlalu cape, kau tahu umur ibu sudah cukup tua ...kasihan kalau masih harus mengurus semua pekerjaan rumah."

"Iya Mas ..tentu akan aku selesaikan"jawab Inara lega.

Rusdi ke ruang makan setelah membersihkan diri, perutnya sudah berdemo minta di isi.

"Ibu mana Na? Dari tadi tidak ada?"

"Ibu di rumah tetangga sebelah Mas..katanya mau ada acara lamaran, jadi ibu bantu masak."

Mata Rusdi membulat kala melihat lauk yang cukup mewah, sup ayam dan rendang daging tersaji di atas meja.

"Wah ..ada acara apa ini kau masak mewah Na?"

"Ini aku dapat dari rumah bu lurah Mas..ada acara keluarga dan ibu masak banyak jadi aku di suruh bawa pulang untuk kamu dan ibu."

Rusdi mengangguk senang "Baik juga ya bu lurah pada kita Na" ucapnya sambil mengunyah nasi dengan lahap.

"Hmm ....rasanya mataku sangat sepat Na, mungkin karena perutku yang terlalu kenyang."

"Ya sudah kau tidur saja dulu Mas, biar aku yang tunggu ibu pulang."

Rusdi pun beranjak ke kamarnya ia berniat untuk mencoba lagi, malam ini tak boleh gagal, batinnya penuh semangat.

Dan terdengar langkah Inara memasuki kamar setelah membukakan pintu untuk Sela yang baru saja pulang.

"Kau sudah tidur Mas" tanya wanita cantik itu dengan suara lembut di dekat telinga Rusdi.

Rusdi diam tak menjawab dengan dada sesak Rusdi menahan amarah dan sedih yang kini sedang ia rasakan, bahkan ia sudah menyiapkan film yang sudah ia down load dari temannya ke ponsel miliknya tetapi tetap saja Juniornya malam ini belum bisa di gunakan.

"Maafkan aku yang belum bisa memberikan kewajibanku padamu Na.."jerit pria itu dalam diam dan mata rapat terpejam.

*

*

Rusdi membalas lambaian tangan Inara, mereka berpisah di persimpangan jalan karena pagi ini Inara akan mulai bekerja kembali dengan bu lurah.

Senyum Inara berubah masam kala mengingat ia masih belum merasakan bagaimana nikmatnya bercinta dengan sang suami.

Mengayuh sepeda tiga puluh menit lumayan menguras tenaga Inara, halaman rumah luas itu masih terasa sepi hanya terdengar kicauan burung hias milik pak Lurah yang ada di sangkar besar di sudut halaman, Inara memarkirkan sepeda mininya di halaman belakang karena hari ini bu lurah akan mengajaknya ke pertemuan ibu-ibu PKK di desa sebelah.

Suasana dapur sepi ..begitu juga di dalam rumah besar itu, Dengan langkah perlahan Inara menyisir ruangan.

"Ah ..ah ..ayo mas cepat sebelum ibu pulang."

"Iya bentar lagi Ri ....sudah di jalan nih."

"Sshh enak mas ...ayo yang cepat mas ..mas ..mas aku keluar Mas."

"Ya Sari ...ayo kita sama-sama ..sshh aaahhh."

Episodes
1 Si Tukang Gosip
2 Maafkan
3 Kembali Bekerja
4 Menantu Pembawa Sial
5 Nasib Apes
6 Sudah Tanggung
7 Cukup Manis
8 Kita Belanja
9 Kembali Pulang
10 Memginginkannya
11 Pergi
12 Corak Mencurigakan
13 Prasangka
14 Bonus
15 Permintaannya
16 Pelet
17 Perwakilan
18 Tuan Kenzi
19 Siapa Merubahmu
20 Jangan kau Tahan
21 Tinggal di Mes
22 Aku Lebih Suka
23 Mencarimu
24 Membawanya Pergi
25 Sudah Saatnya
26 Mengunginkan Kau Berpisah
27 Aku Ingin Melihat
28 Kami Bersamamu
29 Harapanku
30 Siapa Yang Kau Pilih
31 Cinta Buta
32 Draft
33 Lelaki Sejati
34 Tunggu Waktu
35 Harus Berakhir
36 Kembalilah Padaku
37 Suami
38 Tak Sabar
39 Wanita Satu-satunya
40 Maksud Lain
41 Ada Apa Denganmu
42 Vazo Abraham
43 Wanita Mana
44 Siapa Dia
45 Untuk Kebahagiaanmu
46 Status Resmi
47 Paruh Waktu
48 Perasaanku Sendiri
49 Pebinor
50 Mantu
51 Esok Lebih Baik
52 Balas Perasaanku
53 Calon Chef
54 Tamu Istinewa
55 Selamat tinggal
56 Janda
57 Daniel
58 Di mana Kau Berada
59 Ilmu Pelet
60 Permintaan
61 Biskuit
62 Jabat Tangan
63 Pencuri Hati
64 Mantan Suami
65 Katakan Ya
66 Satu Atap
67 Namanya Inara
68 Merelakanmu
69 Tamu tak Di Undang
70 Jangan Kangen
71 Kurang Berjuang
72 Dia Istinewa
73 Dengan Caraku
74 Bukan Kekasihnya
75 Memilikimu Secepatnya.
76 Mencoreng Nama Baik
77 Bersiaplah
78 Pertama Kali
79 Reka Ulang
80 Apa Hubunganmu
81 Anak Buaya
82 Salep
83 Peluang
84 Karyawan Baru
85 Adi
86 Menemui Ibu Mertua
87 Menerimamu
88 Jaga Istriku
89 Alasan
90 Pria-pria Istimewa
91 Perhitungan
92 CEO Tampan
93 Karyawan Tetap
94 Hutang Budi
95 Tamu di Mansion
96 Harapan yang Sirna
97 Dia Harus Membayar
98 Dokter Fando
99 Senjata Ampuh
100 Di Buru Polisi
101 Bukan Salahnya
102 Ramuan Awet Muda
103 Jejak Medis Inara
104 Rumah Kenangan
105 Sinyal Hijau
106 Syarat dan Ketentuan
107 Pertama Jumpa
108 Maafkan Aku Bu
109 Hidup atau Mati
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Si Tukang Gosip
2
Maafkan
3
Kembali Bekerja
4
Menantu Pembawa Sial
5
Nasib Apes
6
Sudah Tanggung
7
Cukup Manis
8
Kita Belanja
9
Kembali Pulang
10
Memginginkannya
11
Pergi
12
Corak Mencurigakan
13
Prasangka
14
Bonus
15
Permintaannya
16
Pelet
17
Perwakilan
18
Tuan Kenzi
19
Siapa Merubahmu
20
Jangan kau Tahan
21
Tinggal di Mes
22
Aku Lebih Suka
23
Mencarimu
24
Membawanya Pergi
25
Sudah Saatnya
26
Mengunginkan Kau Berpisah
27
Aku Ingin Melihat
28
Kami Bersamamu
29
Harapanku
30
Siapa Yang Kau Pilih
31
Cinta Buta
32
Draft
33
Lelaki Sejati
34
Tunggu Waktu
35
Harus Berakhir
36
Kembalilah Padaku
37
Suami
38
Tak Sabar
39
Wanita Satu-satunya
40
Maksud Lain
41
Ada Apa Denganmu
42
Vazo Abraham
43
Wanita Mana
44
Siapa Dia
45
Untuk Kebahagiaanmu
46
Status Resmi
47
Paruh Waktu
48
Perasaanku Sendiri
49
Pebinor
50
Mantu
51
Esok Lebih Baik
52
Balas Perasaanku
53
Calon Chef
54
Tamu Istinewa
55
Selamat tinggal
56
Janda
57
Daniel
58
Di mana Kau Berada
59
Ilmu Pelet
60
Permintaan
61
Biskuit
62
Jabat Tangan
63
Pencuri Hati
64
Mantan Suami
65
Katakan Ya
66
Satu Atap
67
Namanya Inara
68
Merelakanmu
69
Tamu tak Di Undang
70
Jangan Kangen
71
Kurang Berjuang
72
Dia Istinewa
73
Dengan Caraku
74
Bukan Kekasihnya
75
Memilikimu Secepatnya.
76
Mencoreng Nama Baik
77
Bersiaplah
78
Pertama Kali
79
Reka Ulang
80
Apa Hubunganmu
81
Anak Buaya
82
Salep
83
Peluang
84
Karyawan Baru
85
Adi
86
Menemui Ibu Mertua
87
Menerimamu
88
Jaga Istriku
89
Alasan
90
Pria-pria Istimewa
91
Perhitungan
92
CEO Tampan
93
Karyawan Tetap
94
Hutang Budi
95
Tamu di Mansion
96
Harapan yang Sirna
97
Dia Harus Membayar
98
Dokter Fando
99
Senjata Ampuh
100
Di Buru Polisi
101
Bukan Salahnya
102
Ramuan Awet Muda
103
Jejak Medis Inara
104
Rumah Kenangan
105
Sinyal Hijau
106
Syarat dan Ketentuan
107
Pertama Jumpa
108
Maafkan Aku Bu
109
Hidup atau Mati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!