sepulang dari bekerja Reno langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Yu, buatkan kopi."
Seru Reno saat melewati Ayu yang sedang menyiapkan makan malam di dapur. Meskipun hatinya sangat kesal kepada suaminya tapi dia tetap menyiapkan makanan untuk suaminya selagi uang yang dia berikan masih ada.
Tanpa banyak bicara Ayu membuatkan kopi hitam kesukaan Reno dan menaruhnya di meja makan.
Setelah makanan siap dia segera memanggil Sela untuk makan malam. Tak berapa lama Reno pun sudah selesai mandi dan ikut duduk di meja makan. Dan Ayu masih saja melayani suaminya seperti biasa.
"Tadi pagi kamu kemana, kenapa tidak membangunkan ku?"
"Mengantar Sela ke sekolah, terus langsung beli sayur."
"Lalu kenapa tidak membangunkan ku, kamu tahu tadi aku sampai terlambat karena ada rapat pagi ini. Dan akibatnya bonusku bisa dipotong."
"Aku tidak tahu."
Jawab Ayu datar, tidak seperti biasanya yang akan takut kalau suaminya sudah marah. Hal itu cukup membuat heran Reno. Karena baru kali ini Ayu menunjukkan sikapnya yang dingin.
"kalau sampai bonusku dipotong itu semua gara - gara kamu dan uang belanja mu pasti juga aku potong untuk menggantikannya."
"Terserah kamu saja, toh selama ini aku juga tidak pernah menikmati uangmu untuk kesenanganku sendiri. Jadi tidak ada bedanya buatku mau kamu dapat bonus banyak atau tidak."
Ucap Ayu masih sambil menyuapkan makanan ke mulutnya. Reno sampai kehabisan kata - kata melihat perubahan sikapnya yang menjadi dingin seperti ini. Mereka memang masih menggunakan nada bicara yang biasa saja sehingga Sela juga tidak terpengaruh saat berada di sana untuk makan.
Selesai makan Ayu segera membereskan meja makan dan menyuruh Sela ke kamar untuk belajar. Sedangkan Rehan menikmati kopinya di ruang tengah sambil bermain HP.
Setelah selesai membereskan dapur lalu Ayu menyusul Sela untuk melihatnya belajar. Biasanya dia akan menemani suaminya bersantai, tapi karena malas dan masih kesal akhirnya dia masuk ke kamar Sela. Dilihatnya Sela sampai ketiduran saat masih belajar, jadi dia membetulkan posisi tidur anaknya dan memastikan Sela tidur dengan nyaman sebelum dia keluar dari kamar anaknya.
"Yu, besok pagi jangan lupa kamu bangunkan mas. Awas kalau sampai tidak."
Ayu hanya diam saja sambil meneruskan langkahnya yang sempat terhenti tadi ke kamar. Sampai di kamar dia langsung membaringkan tubuhnya yang memang agak lelah habis bekerja bantu - bantu dirumah Ira.
Rehan merasa Ayu jadi lebih pendiam dari biasanya. Biasanya dia akan cerewet kalau melihat handuk yang tergeletak di ranjang. Karena Rehan memang seringnya malas membawa handuknya ke jemuran. Tidak ada suara omelan dari istrinya lagi yang membuat Rehan sedikit merasa ada yang salah dengan sikap Ayu.
Setelah kopinya habis dia menyusul istrinya ke kamar dan melihatnya sudah berbaring dengan mata terpejam. Dan tumben sekali Ayu jam segini sudah tidur. Biasanya dia akan menemani suaminya dan mengobrol sampai malam.
***
Pagi harinya Ayu memang membangunkan Reno agar tidak terlambat lagi. Setelah menyiapkan keperluan suaminya Ayu berpamitan untuk mengantar Sela ke sekolah.
"Bukankah ini masih terlalu pagi untuk Sela ke sekolah?"
"Aku ingin sekalian belanja sayur ke pasar mas."
"Kenapa mesti jauh - jauh ke pasar, bukankah ada tukang sayur sebentar lagi."
"harga di pasar lebih murah, aku ingin berhemat agar uang yang kau berikan cukup. Karena kalau habis sebelum gajian pasti aku dan Sela akan kelaparan lagi."
Ucap Ayu menohok, dan seketika dada Reno terasa nyeri seperti ada yang tertancap mendengar alasan Ayu. Tapi dia hanya bisa diam saat Ayu melangkahkan kakinya keluar bersama Sela. Karena hatinya tetap tidak mau kalah dengan istrinya.
Hari ini ayu memang harus ke rumah Ira pagi - pagi karena banyak pesanan. Oleh karena itu dia langsung ke pasar untuk membeli kebutuhan rumah terlebih dahulu setelah mengantar Sela. Sesampainya di rumah ternyata Reno sudah tidak ada, langsung saja Ayu menata belanjaannya ke kulkas dan berencana pergi ke rumah Ira.
Seharian bekerja di rumah Ira membuat tubuh Ayu terasa lelah, tapi dia senang meskipun begitu dia akan punya penghasilan sendiri untuk biaya hidupnya dan Sela nanti. Saat sore hari dia segera berpamitan pulang, selain pekerjaanya sudah selesai, dia juga harus sampai ke rumah sebelum Reno pulang.
Tapi saat Ayu baru saja membelokkan motornya ke halaman rumah, terlihat mertuanya sudah duduk di teras rumahnya. Di teras rumah memang disediakan tempat duduk untuk bersantai saat sore hari.
"Dari mana kamu, jam segini baru pulang. Suami kerja bukannya di rumah malah keluyuran gak jelas."
Omel mertua Ayu saat melihatnya baru datang.
"Sayang, Sela ke dalam dulu ya, langsung mandi biar wangi."
Sengaja Ayu menyuruh anaknya masuk terlebih dahulu agar tidak mendengar neneknya berbicara kasar. Karena dari dulu mertuanya itu menginginkan anak laki - laki dari Reno sehingga saat Sela lahir Bu Retno langsung menunjukkan sikap tidak suka pada Sela meskipun dia cucu kandungnya sendiri.
"Ibu ada perlu apa kemari?"
"Kamu masak apa hari ini, ibu lapar mau makan. Di rumah Mega lagi malas masak."
"Ayu baru pulang jadi belum sempet masak."
"makanya jangan keluyuran saja kerjaanya, mentang - mentang suami belum pulang kamu seenaknya saja di luaran sana."
"Ayu gak keluyuran Bu."
"Lalu dari mana kamu seharian gak ada di rumah, sampai belum masak jam segini. Bukankah sebentar lagi Reno pulang."
"Ayu ada urusan."
Dia memang sengaja tidak memberitahu suami atau mertuanya perihal pekerjaanya. Biarlah nanti mereka tahu dengan sendirinya.
Bu Retno hanya mencebik mendengar jawaban Ayu.
"Ya sudah kalau begitu kamu belikan ibu Nasi Padang di ujung jalan sana, Ibu sudah lapar."
"Boleh Bu, uangnya mana?"
"Apa,,,ya pake uang kamu lah. jangan pelit - pelit kamu."
"Maaf Bu, uang Ayu sudah buat bayar listrik dan Air tadi. Bukankah ibu juga baru dikasih uang sama mas Reno, bahkan jatah ayu juga dikasih ke ibu sebagian."
"Itu karena kamu pelit sama ibu, makanya jatah kamu dikurangi Reno dan diberikan pada ibu."
"ya sudah berati uang ibu banyak dong, kenapa minta belikan Ayu yang uangnya sudah habis untuk kebutuhan rumah."
"Sudah berani ngelawan kamu sekarang ya Yu, jangan jadi menantu durhaka kamu. Awas saja, ibu adukan sama Reno nanti. Harusnya kamu seneng dinikahi anak saya yang seorang manager. Hidup kamu pasti enak dan terjamin. Kalau gak pasti sudah jadi gembel kamu."
"Gak ada bedanya buat Ayu Bu, toh semua gaji mas Reno buat nyenengin keluarganya saja. Jadi tidak usah mengungkit gaji mas Reno ke Ayu. Bukankah selama ini kalian yang menikmati gaji suamiku."
Ayu memang sudah tidak mau diam lagi, dia sudah lelah diinjak dan di hina keluarga suaminya. Terutama ibu mertuanya. Biarlah dia dianggap menantu durhaka yang penting kini dia berusaha memperjuangkan harga dirinya lagi.
Setelah itu Ayu langsung meninggalkan mertuanya ke dalam. Dia capek kalau harus meladeni Bu Retno yang pasti tidak akan pernah mau mengalah.
"Eh, mau kemana kamu Yu, bagaimana dengan nasib Padangnya?"
Bu Retno masih meneriaki Ayu yang sudah melenggang masuk ke dapur.
"Kalau mau nasi Padang ya beli Bu, kalau gak ada uangnya gimana mau beli."
Ayu masih menyahut meskipun dari jarak yang cukup jauh.
Akhirnya karena kesal Bu Retno pulang ke rumah dengan menghentakkan kakinya seperti anak kecil. Sepanjang jalan dia terus saja mengomel karena kelakuan Ayu padanya.
"Dasar menantu gendeng, awas saja nanti aku adukan sama Reno baru tahu rasa dia."
Hingga tak terasa dia sampai di rumah, dan langsung masuk ke kamar. Mega yang melihat tingkah ibunya tidak mau ambil pusing. Karena dia hafal sikap ibunya yang seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Mawarni Mawar
sabareee
2024-12-30
0
Ira mamaya
Reno Rehan Reno Rehan Reno Rehan
2024-12-26
0
🌷💚SITI.R💚🌷
ayu sabar bang1et ya
2024-08-04
0