2. Ulah Istri Murad

Eli pun tak kalah terkejut mendengar suara lantang nek Yasmi. Dengan gugup Eli berdiri untuk menyambut sang mertua yang mendekat kearahnya.

"I-iya Mak, ada apa ?. Teriak-teriak segala, sampe kaget Saya," kata Eli tanpa rasa bersalah.

"Kamu tuh ya. Apa sih yang Kamu bilang sama Murad?. Bisa-bisanya dia nyamperin Yasin dan Dirga sambil nuduh yang aneh-aneh?!" tanya nek Yasmi galak.

"Nuduh aneh-aneh gimana sih Mak. Lagian Saya ga ngomong apa-apa kok sama Bang Murad. Iya kan Pa?" tanya Eli sambil melirik kearah suaminya seolah meminta pembelaan.

Sayangnya Murad hanya membisu. Dia pura-pura tak mendengar pertanyaan istrinya karena tak ingin menambah masalah. Sikap Murad tentu saja membuat Eli malu.

"Jangan bohong kamu. Saya liat semuanya normal dan biasa-biasa aja tadi. Tapi setelah kamu bisik-bisik sama Murad, semuanya berubah jadi kacau!" kata Mak Yasmi sambil menatap marah kearah Eli.

"Sabar Mak," sela Abah Mustafa dari ambang pintu.

"Ga bisa Bah!. Menantumu yang satu ini udah keterlaluan. Bisa-bisanya ngadu domba suami sama adik iparnya!" kata Mak Yasmi.

"Saya ga ngadu domba Mak. Saya cuma bilang, kok Yasin sama Dirga ngobrolnya berdua aja tanpa bang Murad. Jujur Saya tersinggung apalagi mereka ketawa terus daritadi. Saya curiga, jangan-jangan mereka lagi ngetawain saya sama bang Murad," sahut Eli sambil menunduk.

"Ngetawain gimana maksud Kamu El?" tanya kek Mustafa tak mengerti.

"Ngetawain ... itu Pak. Kan tadi Saya cerita tentang anak-anak saya. Keliatannya Dirga ga suka denger cerita saya. Mungkin iri, makanya mukanya sampe bete gitu. Dia pasti curhat sama Yasin dan mereka sepakat untuk membenci saya dan nyari-nyari kesalahan saya," sahut Eli.

Ucapan Eli membuat semua orang menggelengkan kepala karena tak mengerti dengan cara berpikirnya.

"Ga usah negatif thinking gitu lah Kak. Saya sama Dirga ga ngomongin keluarga Kakak. Kami lagi ngebahas masa kecil kami kok tadi, Nia saksinya. Walau dia juga jadi bahan ketawaan kami gara-gara marahnya mirip sama marahnya mamak, tapi Nia ga marah tuh," kata Yasin dengan santai.

Nia pun mengangguk mengiyakan ucapan suaminya.

"Jelas aja Nia belain kamu. Dia kan Istri kamu," gerutu Eli.

"Sudah lah, ga usah ribut lagi. Kalian kan sudah tua, masa masih ribut kaya anak kecil. Ayo baikan!" titah kek Mustafa sambil melotot.

Murad, Yasin dan Dirga pun bergegas saling mendekat untuk meminta maaf. Setelahnya ketiganya berpelukan lalu tertawa. Melihat sikap ketiga anaknya membuat Abah Mustafa dan Mak Yasmi ikut tertawa.

Menyaksikan tiga bersaudara itu telah kembali akur, Eli pun gusar. Dia segera meraih tas dari sofa lalu bergegas pamit. Kek Mustafa dan nek Yasmi tak bisa berbuat apa-apa. Keduanya terpaksa merelakan Murad pergi bersama Eli.

Tak lama kemudian deru mobil Murad terdengar meninggalkan halaman rumah. Kek Mustafa dan nek Yasmi nampak menatap kepergian Murad dengan sedih.

"Makin ke sini tingkah kak Eli makin menyebalkan. Udah sombong, perhitungan, pelit lagi. Iya kan Mak?" tanya Dirga tiba-tiba.

"Hush, jangan sembarangan ngatain orang. Gitu-gitu kan dia istri abangmu," kata nek Yasmi.

"Aku tau Mak. Tapi seharusnya sebagai istri kakak tertua, dia bisa membawa diri. Kalo ga bisa jadi panutan ya lebih baik diem. Daripada banyak ngomong tapi isinya cuma pamer dan ngerendahin orang lain. Kalo ga mandang bang Murad, rasanya udah pengen Aku sumpel aja mulutnya pake kaos kakiku yang bau ini," sahut Dirga kesal.

Kalimat terakhir Dirga membuat semua orang yang mendengarnya tertawa.

"Untung anak-anaknya bang Murad ga ikut hari ini. Mereka pasti malu ngeliat tingkah ibunya kaya gitu," kata Yasin sesaat kemudian.

"Betul. Jadi inget tragedi di acara keluarga di rumah mang Darma tahun lalu," sahut Nia.

"Emangnya ada apa di sana Mbak?" tanya Eva yang memang tak bisa hadir karena keluhan di awal kehamilannya.

"Di sana kak Eli kan ngatain cucunya mang Darma tuh. Bercanda sih katanya. Tapi ga nyangka menantunya mang Darma marah. Dia ga terima Anaknya dikatain mirip anak keterbelakangan mental. Ya, lagian mana ada orangtua yang terima anaknya dijelek-jelekin begitu. Setelahnya rame deh, ribut besar dan saling maki. Anaknya bang Murad yang awalnya belain Ibunya juga jadi malu setelah tau duduk persoalannya. Bahkan Mila juga marahin ibunya itu di depan kita semua lho," sahut Nia sambil tersenyum.

"Oh ya. Wah pasti mukanya kak Eli udah kaya pelangi ya Mbak," gurau Eva disambut tawa semua orang.

"Pastinya. Bang Murad aja ga bisa ngomong apa-apa saking malunya. Setelah minta maaf bang Murad buru-buru ngajak anak istrinya pulang. Waktu itu Mila sempet nitip uang sama aku buat cucunya mang Darma. Dia minta maaf karena udah bikin keributan dan ga sopan sama keluarga mang Darma. Untungnya mang Darma ga marah. Beliau maklum dan maafin keluarga bang Murad," kata Nia.

"Kamu tau ga berapa jumlahnya Bund?" tanya Yasin tiba-tiba.

"Kalo ga salah delapan ratus ribu-an Yah. Mungkin tadinya mau ngasih satu juta, tapi karena ga ada uang cash, makanya Mila cuma ngasih segitu," sahut Nia.

"Delapan ratus ribu, gede juga Mbak," kata Dirga.

"Iya. Tapi itu ga sebanding sama kesalahan yang dibuat kak Eli, Dir," sahut Nia yang diangguki Dirga.

"Untungnya anak-anak Murad punya sifat dan karakter yang beda sama Eli. Jadi ada yang ngingetin dia kalo lagi kumat," kata kek Mustafa sambil tersenyum.

Ucapan kek Mustafa membuat semua orang tertawa. Setelahnya mereka kembali ke dalam rumah dan melanjutkan obrolan mereka hingga malam hari.

Sementara itu Murad tampak sedang memarahi Eli di sepanjang perjalanan menuju ke rumah.

"Udah dong Pa. Ga capek ya ngomel terus daritadi. Udah hampir sampe rumah kok masih ngomel aja," protes Eli.

"Ya ini kan gara-gara kamu!" sahut Murad kesal.

"Aku kan cuma bilang apa adanya. Kamu aja yang gampang kepancing. Ga tanya dulu main labrak aja. Yang salah siapa kalo gitu," kata Eli tak mau kalah.

Murad pun terdiam. Dia menyadari kelemahannya yang memang mudah dihasut orang bahkan oleh istrinya sendiri. Murad pun menghela nafas panjang sambil melirik kearah Eli.

"Apa?!" tanya Eli sambil melotot.

"Gapapa. Lain kali Kamu juga jangan kaya gitu Ma. Amati betul-betul sebelum nuduh, biar ga jadi salah paham lagi kaya tadi. Aku malu Ma. Masa ribut cuma gara-gara hal sepele," kata Murad dengan suara sedikit lunak.

Eli menghela nafas panjang lalu mengangguk.

"Iya," sahut Eli dengan enggan.

"Dan ga usah kebanyakan cerita lagi tentang keberhasilan anak-anak kita sama mereka," pinta Murad.

"Lho kenapa emangnya?" tanya Eli tak mengerti.

"Ga enak sama Yasin dan Dirga. Kita kan juga pernah ada di posisi mereka dulu, masa Mama ga paham sih," sahut Murad.

"Justru itu aku cerita supaya mereka termotivasi Pa. Kita juga pernah susah kaya mereka, tapi karena kita berusaha, makanya Kita bisa bangkit dan hidup enak kaya sekarang," kata Eli ketus.

"Iya. Tapi ga usah terlalu diumbar lah. Yang ada bukan jadi termotivasi malah jadi benci nanti," kata Murad mengingatkan.

"Iya iya. Kenapa sekarang Papa jadi bawel sih. Banyak banget larangannya!" sahut Eli sambil mendengus kesal.

Murad pun tersenyum sambil menggelengkan kepala mendengar jawaban sang istri. Setelahnya Murad kembali fokus mengendarai mobilnya karena hampir tiba di rumah.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

suaminya kok bisa tahan y

2025-04-22

1

YuniSetyowati 1999

YuniSetyowati 1999

Berkilah pula 😓

2024-12-17

1

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 1. Apalagi Ini ... ?
2 2. Ulah Istri Murad
3 3. Pembaca Nasib
4 4. Terharu
5 5. Dirga Ikut ...
6 6. Suara Aneh
7 7. Dirga Pulang
8 8. Ribut Lagi
9 9. Tumbal Perdana
10 10. Halusinasi Berujung Petaka
11 11. Arwah Gentayangan
12 12. Luka Yang Menyakitkan ...
13 13. Harga Diri Eli
14 14. Tumbal Diterima !
15 15. Hengkang ...
16 16. Jeritan Mirip Suara Eli ?
17 17. Paranormal Nyentrik
18 18. Semakin Dekat ...
19 19. Terror Makhluk Itu ...
20 20. Akhirnya Ruci Tahu ...
21 21. Mau Balas Dendam
22 22. Hadiah Membawa Petaka
23 23. Tumbal Yang Salah
24 24. Berita Baru
25 25. Bantuin Ngusir
26 26. Tangan Zombie ?
27 27. Serangan Balik
28 28. Ada Apa Dengan Desi
29 29. Simalakama Untuk Ruci
30 30. Guna - Guna Sang Mantan
31 31. Jangan Ganggu !
32 32. Akhir Hidup Aris
33 33. Firasat Buruk ...
34 34. Kok Begini ...?
35 35. Lanjutin Pestanya ...!
36 36. Ngamuk ... !
37 37. Berita Duka
38 38. Tak Percaya ...
39 39. Menyandera Ruci
40 40. Suara Jeritan Ruci ... ?!
41 41. Mati ...?
42 42. Pertarungan Sengit
43 43. Semua Raib
44 44. Mimpi Buruk Desi
45 45. Pulang ...
46 46. Nasib Dirga ...
47 47. Diterima !
48 48. Siasat Kenzi
49 49. Pertukaran Yang Adil
50 50. Pasukan Siluman
51 51. Pengantin Darah
52 52. Teluh Atau Santet ...
53 53. Kenzi Bukan Kenzi ...
54 54. Berkeping-Keping
55 55. Hidup Tapi Mati
56 56. Mengintai Dirga
57 57. Shock
58 58. Pergi Tanpa Pamit
59 59. Kekhawatiran Ruci
60 60. Like Mother Like Daughter
61 61. Luka Hati Erman
62 62. Aroma Itu Lagi ...
63 63. Menyicil Dendam
64 64. Pesugihan Warisan
65 65. Ternyata Dia ...
66 66. Karin di Dimensi Lain
67 67. Ketemu ...
68 68. Bapak ... ?
69 69. Trauma Ruci
70 70. Tumbal Pamungkas
71 71. Sorban Ustadz Harun
72 72. Rayap Jadi-Jadian
73 73. Serangan Takbir
74 74. Ruci Tertangkap
75 75. Hujan Api
76 76. Eza Dan Rhea
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Apalagi Ini ... ?
2
2. Ulah Istri Murad
3
3. Pembaca Nasib
4
4. Terharu
5
5. Dirga Ikut ...
6
6. Suara Aneh
7
7. Dirga Pulang
8
8. Ribut Lagi
9
9. Tumbal Perdana
10
10. Halusinasi Berujung Petaka
11
11. Arwah Gentayangan
12
12. Luka Yang Menyakitkan ...
13
13. Harga Diri Eli
14
14. Tumbal Diterima !
15
15. Hengkang ...
16
16. Jeritan Mirip Suara Eli ?
17
17. Paranormal Nyentrik
18
18. Semakin Dekat ...
19
19. Terror Makhluk Itu ...
20
20. Akhirnya Ruci Tahu ...
21
21. Mau Balas Dendam
22
22. Hadiah Membawa Petaka
23
23. Tumbal Yang Salah
24
24. Berita Baru
25
25. Bantuin Ngusir
26
26. Tangan Zombie ?
27
27. Serangan Balik
28
28. Ada Apa Dengan Desi
29
29. Simalakama Untuk Ruci
30
30. Guna - Guna Sang Mantan
31
31. Jangan Ganggu !
32
32. Akhir Hidup Aris
33
33. Firasat Buruk ...
34
34. Kok Begini ...?
35
35. Lanjutin Pestanya ...!
36
36. Ngamuk ... !
37
37. Berita Duka
38
38. Tak Percaya ...
39
39. Menyandera Ruci
40
40. Suara Jeritan Ruci ... ?!
41
41. Mati ...?
42
42. Pertarungan Sengit
43
43. Semua Raib
44
44. Mimpi Buruk Desi
45
45. Pulang ...
46
46. Nasib Dirga ...
47
47. Diterima !
48
48. Siasat Kenzi
49
49. Pertukaran Yang Adil
50
50. Pasukan Siluman
51
51. Pengantin Darah
52
52. Teluh Atau Santet ...
53
53. Kenzi Bukan Kenzi ...
54
54. Berkeping-Keping
55
55. Hidup Tapi Mati
56
56. Mengintai Dirga
57
57. Shock
58
58. Pergi Tanpa Pamit
59
59. Kekhawatiran Ruci
60
60. Like Mother Like Daughter
61
61. Luka Hati Erman
62
62. Aroma Itu Lagi ...
63
63. Menyicil Dendam
64
64. Pesugihan Warisan
65
65. Ternyata Dia ...
66
66. Karin di Dimensi Lain
67
67. Ketemu ...
68
68. Bapak ... ?
69
69. Trauma Ruci
70
70. Tumbal Pamungkas
71
71. Sorban Ustadz Harun
72
72. Rayap Jadi-Jadian
73
73. Serangan Takbir
74
74. Ruci Tertangkap
75
75. Hujan Api
76
76. Eza Dan Rhea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!