SIANG ITU , di studio VD COMPANY.
Varent sedang menatap layar hpnya yang sedang memutar vidio live streaming yang ia tayangkan kemarin. Hasilnya cukup memuaskan, ada jutaan viewer yang menonton livenya.
Senyuman puas terukir di bibirnya yang tipis. Sambil menonton, Ia mereguk segelas cappucino latte yang nyaris dingin karna tak disentuh sedari tadi.
Varent Dealova...!
Phuih...!
Cappucino yang ia telan nyaris muncrat saat seorang perempuan tak dikenal berdandan ala preman menerobos masuk ke dalam studionya yang sepi saat jam makan siang.
"Siapa kau?" Tegur Varent marah.
Dia jadi bingung melihat sikap permusuhan yang ditunjukan perempuan itu terhadap nya.
"Kau? Dasar anak kemarin sore. Aku jauh lebih tua dari mu. Harus nya kau panggil aku kakak!" Bentak perempuan itu kurang senang.
"Dasar pecundang kecil kamu ya!" Perempuan itu langsung mengamuk hendak memukul Varent dengan kedua tangannya.
Varent terkejut, tubuh nya mengelak cepat dari serangan perempuan yang ia anggap adalah orang gila karna menyerangnya tiba-tiba.
"Jangan lari kamu, kesini!" Perempuan itu jadi naik pitam.
Tubuh mungilnya pun bergerak cepat mengejar Varent yang kabur menghindar dari serangannya. Aksi kejar-kejaran pun terjadi dalam studio.
Varent terengah-engah. Perempuan bertubuh mungil dan berparas cantik itu sangat kuat. Ia terus mengejar Varent yang berlari mengitari studio dengan kakinya yang pendek namun berlari dengan lincah. Artis tampan yang jarang berolah raga itupun akhirnya menyerah.
"STOP...!" Teriakan Varent yang lantang membuat aksi ganas perempuan itu terhenti seketika.
Tubuh Varent dipepet si perempuan itu ke sudut ruangan studio hingga ia tak bisa bergerak. Sebelah kaki perempuan itu tampak terangkat lurus ke dinding tembok menghalangi gerakan Varent untuk bisa keluar dari kungkungannya.
"Kau, apa mau mu?" Varent tampak kesal dengan nafas tersengal-sengal.
"Kau lagi, panggil aku Kak Ayu. Kakak Ayunda Rizana! Itu nama ku!" ucap nya lantang.
Perempuan sangar yang ternyata adalah Ayu, tampak membesarkan bola matanya pada pemuda tampan yang ia yakini masih berumur dua puluhan lebih sedikit.
Varent memperhatikan Ayu dengan seksama. Dilihat dari wajahnya, perempuan itu masih sangat muda untuk ia panggil kakak. Umur nya palingan beda satu atau dua tahun dengan Varent. Begitu yang ada dalam pikiran Varent.
"Emang kenapa aku harus memanggil mu kakak? Aku bukan adik mu!" Varent tetap ngotot tak mau memanggil Ayu dengan sebutan kakak.
"Dasar bocah keras kepala! Tahun depan umur ku tiga puluh. Enak saja kau bicara tak sopan dengan ku." ucap Ayu gregetan.
"AKH...!" jerit Varent kesakitan.
Ayu menurunkan kakinya cepat dan menjewer kuping Varent yang langsung menjerit sakit karna di plintir Ayu keras.
"Minta maaf pada ku!" Ujar Ayu dengan mimik wajah yang tampak geram.
"Maaf? Untuk apa aku minta maaf pada mu?" Varent menatap Ayu tak mengerti.
Dia merasa tak mengenal Ayu, kesalahan apa yang dimaksud perempuan bar-bar itu.
"Minta maaf karna kau telah menabrak ku!" Bentak Ayu dengan kaki bergerak cepat menginjak sepatu yang di pakai Varent hingga pemuda itu kembali mengaduh kesakitan.
"ADUH...!" Varent meringis sakit.
Dia teringat kejadian kemarin. Paras tampannya berubah pucat pasi. Tak disangka, perempuan yang ia tabrak kemarin adalah Ayu. Perempuan bar-bar yang saat ini sedang bersiap-siap untuk menghajarnya sampai keblinger.
"Kalau aku nggak mau gimana?" ucap Varent bersikeras dengan pendiriannya.
Sikap arogannya yang tak mau kalah malah membuat Ayu tertawa kesal teramat sangat.
"Ha ha ha, kalau kamu nggak mau, Aku akan melaporkan mu ke polisi, meneror akun mu setiap hari, mempublikasikan pada media bahwa kamu adalah pelaku tabrak lari. Kebetulan, rekaman cctv kejadian hari itu lumayan banyak." Jawab Ayu dengan santainya duduk di atas meja kerja milik Varent.
Dia lalu tersenyum dan mengedipkan mata ke arah Varent yang jengkel setengah mati melihat kelakuan tidak sopannya.
Varent menarik nafas berat, Ia malas berdebat dan tak mau berurusan panjang dengan perempuan bar-bar di hadapannya. Tak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan Ayu.
"Oke, kalau begitu aku minta maaf!" Ujar Varent terpaksa.
"Eits, bukan begitu caranya." Ucap Ayu sambil melompat turun dari meja.
Dia segera menghampiri Varent yang berdiri tegak di hadapannya.
Ayu menatap pemuda itu sambil tersenyum di kulum.
"Aku ingin permintaan maaf lewat sosial media!" ucap Ayu cuek.
Varent tertawa keras mendengar permintaan Ayu yang ia anggap terlalu berlebihan.
"Ha ha ha, bilang saja kau pengen tenar!" Varent mencibirkan bibirnya.
HMMPH...!
Mendadak mulutnya bungkam tertutup gumpalan tisu yang disumbatkan Ayu ke dalam mulutnya.
"Sekali lagi kau bicara seenaknya, aku akan masukan sandal kotor ku ke mulut mu!" Gertak Ayu kesal.
Varent tersinggung, kesabarannya habis sudah.
Perempuan bar-bar yang ada di hadapannya seperti singa yang baru lepas dari kandangnya. Dia tak mau, kehadiran Ayu di studionya akan membuat keributan lebih besar lagi. Apalagi jam makan siang akan berakhir. Mau ditaruh dimana mukanya jika anak buahnya datang dan melihat pertengkaran mereka.
Sedari tadi ia hanya diam di permainkan Ayu. Hatinya sangat marah dan ingin menarik perempuan itu agar segera keluar dari ruangan studionya.
Dengan penuh emosi, tiba-tiba Varent menangkap tangan Ayu dan berusaha menyeretnya keluar ruangan.
"Ayo keluar!" Varent menyeret Ayu kuat.
Ayu kaget dengan perubahan Varent yang jadi kasar.
"Lepaskan!" jerit Ayu dongkol.
Ia menahan tubuhnya agar tidak terseret. Tarik menarik pun terjadi di antara mereka.
Seberapapun kuatnya Ayu, tenaga Varent jauh lebih kuat. Alhasil tubuh Ayu ke tarik maju dan terjerembab menimpa tubuh Varent yang lebih dulu jatuh kehilangan keseimbangan.
Tak ayal lagi, posisi mereka pun terlihat seperti orang berbuat mesum.
Bertepatan saat itu, beberapa orang anak buah Varent yang habis makan siang masuk ke dalam ruangan studio dan menyaksikan keadaan mereka yang tampak tak lazim.
Semua kejadian itu, tak luput dari pandangan Radith yang rupanya semenjak kedatangan Ayu di ruangan studio, diam-diam telah merekam kejadian itu dari sebuah tempat yang tersembunyi di dalam studio.
"Varent, apa yang terjadi?" tanya Radith pura-pura tak tahu.
Radith bergegas keluar dari kerumunan pekerja seolah ia baru saja datang dari arah luar.
Varent yang masih belum bisa menguasai rasa terkejutnya bergegas bangkit dan salah tingkah. Ia menatap tajam pada pekerja studio yang berkumpul saling kasak kusuk, sikut-sikutan.
"Lihat apa sih?! Awas ya kalau kalian cerita yang aneh-aneh. Keluar kalian semua, keluar! Dan kau Radith, tetap disini!" Usir Varent dengan nada emosi.
Para pekerja studio saling berpandangan sesaat lalu bergegas keluar secara serentak meninggalkan Varent dan Ayu yang masih shock dengan kejadian barusan.
Sementara Radith yang di perintahkan Varent untuk tetap tinggal di dalam ruangan, melirik ke arah Ayu dengan cemas. Sikap Ayu yang ganas dan beringas, membuat nyali Radith agak ciut. Ia khawatir dijadikan tumbal lagi oleh Varent yang suka memanfaatkannya diberbagai situasi.
DEG!
Jantung Radith berdegup kencang saat tubuh Ayu yang ramping mungil mulai berjalan pelan mendekatinya.
"Mau apa cewek berandal ini mendekat?" Batin Radith jadi tak tenang.
Radith pun bersikap waspada, menjaga jarak memperhatikan gerakan kaki Ayu yang makin lama makin mendekat padanya.
.
.
.
BERSAMBUNG !!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Msofa
Itu tisu baru apa tisu bekas 😂
2024-12-30
1
Mr.Arez-Jr
galak amat non
2024-11-22
0
🎧✏📖
hadir 😇
2024-11-05
0