Rumah kediaman Jonathan dan Charlotte.
Sebuah Mobil sport berwarna ungu meraung lembut, seolah mengiringi langkahnya menuju rumah mewah kediaman Ganendra.
Pagar besar dan taman yang tertata rapi di sepanjang jalan masuk. Rumah itu seperti istana kecil dengan arsitektur modern yang anggun, dikelilingi oleh pepohonan yang teduh. Vivian menepikan mobil sport di tepat di depan halaman pintu masuk. Lalu dengan perlahan, dia keluar dari mobil.
Tampak sudah berdiri seorang wanita paruh baya, namun kecantikannya belum dimakan oleh waktu. Wajahnya memancarkan keceriaan ketika melihat putrinya pulang kembali.
"Charty sayang." sambut Charlotte pada putrinya yang baru saja kembali pulang ke Indonesia.
"Putri kecil ayah akhirnya pulang." seru Jonathan juga menyambut.
"Ibu, Ayah, Charty kangen banget." ujar Chartiana sambil berderai air mata, setelah dua tahun berpisah akhirnya bisa tinggal bersama keluarganya lagi.
"Kak Charty udah pulang, ramai lagi deh rumah ini." seru Jarvis.
"Iya kak Charty gak ada suasana rumah jadi sunyi." ujar Javier.
"Jarvis, Javier, kakak kangen juga sama kalian." Chartiana memeluk erat kedua adik kembarnya, walaupun lahir bersamaan namun wajah mereka berbeda, Jarvis sangat mirip dengan ayah Jonathan, sedangkan Javier lebih mirip bunda Charlotte.
"Halo Om Tante." sapa Vivian.
"Terimakasih banyak kamu sudah mau repot-repot jemput Chartiana ke bandara."
"Gak repot kok Tante, Vivi juga udah kangen berat sama Tiana." ujar Vivian.
"Jangan langsung pulang makan malam dulu bersama kami." ajak Jonathan kepada keponakannya.
"Iya om, Vivi udah laper nih." ujarnya dengan riang.
"Ayah, Ibu, kak Jeremy kok gak ada." tanya Charty sambil melihat sekeliling rumah, tidak menemukan keberadaan kakak kesayangannya.
"Mungkin sedang dalam perjalan dari kantor kemari." ujar Jonathan.
"Oo gitu..." Charty nampak kecewa orang yang sangat ia rindukan tidak ada di rumah saat dirinya baru pulang.
"Sambil menunggu kakakmu pulang, bereskan dulu saja semua barang mu itu." ujar Charlotte menunjuk pada koper dan kardus-kardus yang dibawa Charty dari UK.
"Oke Bu..." ujar Chartiana, sambil berjalan menuju lift.
"Gua ikut dong." Vivian menyusul.
Tidak lama para pelayan rumah, membawa semua barang Charty ke kamarnya.
...****...
Sebuah mobil lain sport terparkir di depan pintu masuk rumah keluarga Ganendra. Dua orang pria keluar dari dalamnya.
"Gilee!! Senam jantung gua numpang sama lu." keluh Jeremy membasuh keringatnya, Stefan memang tidak main-main kalau sudah ngebut di jalan tol.
"Siapa suruh numpang di mobil gua..." Stefan menyeringai melihat wajah pucat sahabat.
Mereka berdua melangkah berbarengan. "KAKAK....!!!" teriak suara gadis dari lantai atas. Membuat keempat netra pria tampan, langsung mengadah ke arah suara cempreng itu.
"Oohh.. astaga...." gumam Stefan dan Jeremy secara bersamaan, saat melihat penampilan terbaru Chartiana yang baru saja pulang kuliah dari UK. Kecantikan Chartiana semakin bersinar. Gaya penampilannya seperti wanita yang sangat dewasa, belum lagi tubuhnya semakin berisi.
Dengan tidak sabar Charty berlari menuruni tangga rumah, matanya berkaca-kaca melihat sosok pria yang sangat ia rindukan selama dua tahun ini. Mata Jeremy membulat, terpesona oleh adik perempuannya yang semakin cantik dibandingkan dua tahun yang lalu.
"Kakak....~." seru Chartiana memeluk erat Jeremy, hingga pay udaranya menempel tanpa jeda.
"Aagghh...!! Sh*t....!!" pekik Jeremy, Dengan terpaksa segera melepaskan pelukan adik tirinya. Charty pun langsung cemberut, tubuhnya dijauhkan oleh sang kakak.
Tanpa disadari dari tadi Stefan berdiri mematung dengan mata terbuka lebar tanpa berkedip, secara tidak sadar matanya menyapu penampilan Chartiana yang jauh berbeda dari terakhir kali ia melihatnya 2 tahun yang lalu, lekuk tubuhnya sempurna pasti mampu membuat pria manapun tergiur, apalagi buah dadanya jauh lebih besar dari pada saat dulu.
"Heii...!! Charty jangan lupakan sahabat kakakmu dong, kak Stefan sengaja datang kesini untuk menyambut kedatangan kamu loh...~" tanpa aba-aba Jeremy mendorong Stefan maju mendekat sedikit pada adiknya.
Dengan mata menyipit Charty menatap sinis Stefan, teman main kakaknya, yang juga sudah ia kenal sejak kecil.
"Ha-halo Charty apa kabar." ujar Stefan tersenyum cengengesan, tatapan mata Charty yang tajam sungguh mampu membuat hatinya berdebar-debar saat ini.
"Kak Stefan gak berubah tetap saja tampan dan jutek, tapi tentu saja kak Jeremy lah yang lebih tampan." batin Chartiana, sembari bergantian menatap kedua pria yang ada dihadapannya.
"Walah, Stefan kamu datang juga rupanya." sapa Charlotte pada sahabat putranya yang sudah ia kenal sejak mereka bersekolah.
"Malam tante..., maaf datang mendadak, tiba-tiba Jeremy mengajakku makan malam disini." Stefan menyapa.
"Stefan mau menyambut kepulangan Charty juga, bunda." ujar Jeremy menambahkan.
"Hahaha... bagus dong, Charty pasti senang sekali ada banyak yang menyambut kepulangannya." seru Charlotte tertawa kecil, senang rasanya rumah ini kembali ramai seperti dulu.
.
.
Setelah menunggu beberapa saat, acara makan malam pun dimulai, semua duduk di kursi meja makan. Sebelum menyantap makan malam, tiba-tiba Jonathan berdiri dan mengangkat gelas wine, ia mengajak seluruh anggota keluarga, berserta Stefan dan Vivian, untuk melakukan toast bersama.
"Ayah sangat bersyukur kamu kembali pulang putriku, selamat juga atas kelulusanmu, ayah dan ibu sangat bangga padamu." seru Jonathan tersenyum bahagia, sembari memandangi putrinya yang kini sudah menyelesaikan semua jenjang pendidikan hingga keluar negeri.
Bersama-sama mereka semua minum, lalu mulai menyantap makan malam yang tersaji dengan limpah. "Ya ampun aku kangen banget dengan sate dan nasi goreng." seru Charty melahap semua makanan kesukaannya.
"Ibu senang sekali selera kamu gak berubah." ujar Charlotte, lalu menambahkan sate di piring Charty.
"Disana gak ada yang seenak ini bu." ujarnya, sembari menambahkan nasi ke atas piring.
"Bar bar sekali." batin Stefan, memerhatikan Charty yang sedang duduk persis di depannya.
"Terpesona sama Charty yang makin dewasa ya bro." bisik Jeremy pada Stefan.
"Iihhh!!" pekik Stefan terperanjat kaget, dengan bisikan yang tiba-tiba datang.
"Pfftt hahaha." Jeremy tertawa puas melihat wajah merona sahabatnya itu.
"Jimmy! Jangan bercanda kalau sedang makan." ujar Charlotte tegas, tidak suka kalau ada yang usil disaat sedang makan.
"Iya, maaf bunda." ujar Jeremy dengan santai lalu lanjut makan.
"Stefan saat ini kamu sedang sibuk apa di perusahaan ayahmu?" tanya Jonathan.
"Baru mau mulai mengerjakan proyek baru om, kebetulan papa suruh aku bantu bibi Adelia untuk mengembangkan produk kecantikan pertama perusahaan kami." ujar Stefan.
"Ooh ya, Karim Grup mulai masuk ke jalur kecantikan rupanya." seru Jonathan terkesima.
"Iya om, makanya Stefan sendiri masih bingung, karena dalam sejarah perusahaan papa, belum pernah masuk ke dalam bisnis produk-produk kecil seperti skincare."
"Wah... kebetulan sekali." seru Jeremy tiba-tiba.
"Kebetulan apa?" tanya Stefan penasaran.
"Charty bisa jadi solusi buat proyek baru perusahaanmu." ujar Jeremy sambil tersenyum smirk.
"Eeehhh!!" Stefan terkejut.
"Uhuk, uhuk, uhuk !!" Charty langsung batuk-batuk, mana sudi dirinya bekerja sama dengan pria yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Wah ide bagus." seru Charlotte dengan mata berbinar-binar.
"Tunggu!! kak!! aku justru mau bekerja di perusahaan ayah untuk membantumu kak!!" protes Charty.
"Kamu mana cocok sih kerja di perusahaan ayah yang bergerak di bidang entertainment dan real estate, jurusan yang kamu ambil kan lebih cocok untuk pengembangan produk." seru Jeremy.
"Tapi kak!!" Charty merajuk, padahal sudah lama ia mendambakan bekerja satu kantor dengan sang kakak tiri, tapi kenapa semuanya malah jadi kacau begini!! tidak sesuai keinginannya.
"Kakakmu benar Chartiana, ada bagusnya kamu bekerja di perusahaan lain, belajar dari nol, ayah juga dulu begitu, sebelum jadi CEO." seru Jonathan.
"Ibu juga setuju, bekerja langsung di perusahaan ayah pasti tidak mudah buat kamu yang baru lulus, lagian sudah ada kak Jeremy juga. Jadi lebih baik kamu coba saja bekerja di perusahaan kak Stefan." Charlotte sependapat dengan suami dan anak tertuanya.
"Uugghh tapi... kan... aku... mau." sambil menunduk Charty merasa percuma kalau ketiga orang di keluarganya sudah sependapat.
"Eh, bentar?" ucap Stefan dalam hati, dengan dahi mengkerut.
"Loh! Kok gak ada yang tanya pendapat gua!! kan gua yang punya proyek itu di perusahaan!!" batin Stefan, dirinya terbengong-bengong, harusnya mereka semua meminta pendapatnya, hanya dia yang bisa memutuskan apakah mau menerima Charty sebagai karyawannya atau tidak, bukan mereka!!
Bersambung~
...****************...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
Jangan lupa memberikan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘
Novel ini menceritakan kisah cinta anak-anak yang lahir di dua novel sebelumnya, sembari menunggu update novel ini, silahkan membaca kisah cinta orangtua mereka, pastinya cerita romantis, lucu, bikin tegang, plus sedih menguras air mata...🥹🥹🥹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
TAG
enak banget ya jadi orang kaya, nyari kerja gampang banget/Facepalm/
2024-12-02
1
Aiyuki
masih tergila2 ini ama kakaknya😅
2024-06-13
1
Aiyuki
ada yang mengganjal tapi apa yah🤣
2024-06-13
1