Tujuh bulan lalu, Andara mengirim pesan pada seorang ustadz.
[Bolehkah seorang istri meminta cerai kepada suaminya karena suaminya tersebut menikah lagi dengan wanita lain?]
Tanya Andara kala itu dengan derai air mata setelah ibu mertuanya membeberkan suaminya telah menikah lagi.
Tak berselang lama, pesannya di jawab.
[Jika suami menikah lagi maka itu merupakan karunia dari Allah. Allah Ta’ala membolehkan hal itu.
...Adapun mengenai sang istri yang meminta cerai, jika suaminya tersebut melalaikan hak-hak sang istri dan tidak menunaikannya, maka boleh bagi sang istri untuk meminta cerai. Adapun jika sang suami menikah lagi, dan dia sudah berlaku adil kepada istri-istrinya dan menunaikan apa yang wajib baginya, maka sang istri tidak boleh meminta cerai. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda....
“Wanita mana saja yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan syariat, maka haram baginya wangi surga” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan lainnya. shahih).
Maka tidak boleh meminta cerai semata-mata karena sang suami menjalankan hal yang dibolehkan oleh agama. Dan poligami itu mubah, walhamdulillah. Bahkan terkadang sunnah. Dan si istri memiliki hak yang wajib ditunaikan oleh suaminya.]
Sampai berbulan-bulan lamanya, Andara tidak menemukan sikap Andri yang berubah padanya, Andri tetap perhatian, lelaki itu tetap menjalankan kewajibannya, nafkah lahir dan batin tidak berkurang, membuat Andara serba salah, tapi batinnya yang tak kuat.
Andara menatap alas kakinya, sendal yang di pakai sepasang. Begitu semestinya suami istri, sejak tahu Andri punya istri lain mereka tak lagi sepasang, bukankah lebih baik memang berpisah?
Andara terlambat untuk tahu, bahwa kehilangan kepercayaan pada suaminya lebih berat dari yang bisa ia tanggung. Rasa sakitnya lebih besar dari yang Andara bayangkan, efeknya pun, dia tidak bisa lagi percaya pada ucapan lelaki itu. Lantas jika sudah demikian apa yang bisa dipertahankan? Bukankah ujung-ujungnya akan saling melukai. Andara juga tidak bisa terus menerus dalam topeng ketidaktahuan. Jujur itu menyiksa.
"Yank..." Andara menemukan dirinya sudah dalam dekapan Andri.
Ini yang paling Andara sukai dari suaminya. Andri selalu mengerti dirinya, bukan Andara tidak tahu jika selama ini diam-diam Andri membangun hubungan lagi dengan saudaranya dibelakang Andara. Andara tahu. Tapi bagi Andara itu tidak masalah, Andara justru mensyukuri jika sang suami bisa kembali akur dengan keluarga lelaki itu, yang membuat Andara sakit berkali-kali lipat adalah saat Andara mengetahui jika Ibu mertuanya adalah orang yang paling mendukung Andri menikah lagi. Dan perempuan itu dengan suka cita menyambut wanita kedua suaminya.
"Aku ada buat salah sama kamu?" suara Andri mengembalikan kesadaran Andara.
ADA! Tapi Andara tidak bisa mengatakannya. 8 tahun bersama, ingin melepaskan Andri seperti merelakan sebelah kakinya, Andara akan pincang.
Andara tahu, tidak hanya ia yang tersiksa disini, Andri pun sama, tidak mudah bagi lelaki itu untuk berjuang bersikap sama seperti sebelumnya di kehidupannya yang sekarang, di tambah tanggung jawab lelaki itu yang bertambah. Andara juga tidak bisa menutup mata dan telinga jika madunya pun tidak serta-merta bahagia. Mereka terjebak dalam kemelut yang sama.
Sore itu Andara dikejutkan dengan kedatangan laki-laki yang begitu tampan, tampilannya menawan, hanya saja wajahnya tampak tak bersahabat, tatapannya seperti ingin menguliti orang disekitarnya, dia adalah Gavin, laki-laki yang terlihat ingin membunuh Andara.
Andara tidak mengurangi rasa sopan santunnya pada tamu, walau sebenarnya Andara tahu, lelaki itu datang tidak ada niat baik.
Ramah tamah Andara tidak menyurutkan tatapan tajam Gavin, pria itu mengeraskan rahang saat duduk tepat dihadapan Andara.
"Katakan! Apa tujuanmu mendekati Gia? Mau balas dendam eh?" tuduhan tak berperasaan itu meluncur dari mulut Gavin.
Andara tidak terkejut, sudah menduga lelaki itu datang untuk menanyakan hal ini padanya, sikap tenang Andara mengusik Gavin.
"Kamu tidak sadar dengan siapa sekarang berhadapan?" todong pria itu tajam.
Andara mengangkat wajahnya, menilik sejenak pria yang menyombongkan kedudukannya.
"Dengan siapapun kini saya bertatap muka, tidak membuat saya kehilangan kehormatan tuan." Andara membuka suara.
Tangan Gavin terkepal kuat. Berpikir perempuan ini ternyata punya nyali besar.
"Aku sudah tahu siapa sebenarnya dirimu, kamu istri pertama lelaki brengsek itu bukan?"
Sentak Gavin, begitu enggan menyebut nama adik iparnya.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti adikku, tidak perduli siapapun orangnya akan aku hancurkan, termasuk kamu!"
Andara diam, tapi air mata tiba-tiba turun melewati pipinya.
Lihatlah, bagaimana bisa istri pertama diperlakukan dengan sedemikian hina oleh semua orang, tidak hanya keluarga Andri, kini keluarga madunya pun terus terang menghinanya.
"Kalau tidak ada hal lain lebih baik anda pulang!" Andara berdiri dari duduknya akan berlalu, sungguh dia tidak dalam keadaan mental yang baik-baik saja. Tapi cengkraman dipundaknya membuat wanita itu meringis.
"Jangan main-main dengan saya!" Gavin mengancam.
Andara menyentak tangan pria itu dari pundaknya kemudian menatap tanpa ragu lelaki yang tampak angkuh.
"Anda tidak ada hak untuk ikut campur urusan rumah tangga saya tuan!" ujarnya dingin.
"Gia adalah adik saya, dia sudah kehilangan banyak hal untuk laki-laki brengsek itu, tentu saya ada hak untuk..."
Perkataan Gavin tak tuntas, sebab Andara langsung membantahnya dengan kata-kata yang tak kalah tajam.
"Bagaimana dengan saya?? Saya juga banyak kehilangan demi cinta. Ayah, Ibu, kakak, teman, bahkan cita-cita saya juga relakan demi hidup dengan pria pilihan saya, bukankah pengorbanan saya jauh lebih banyak tuan? Bahkan saya tidak pernah di lirik sedikitpun oleh keluarga suami saya!!" Andara nyaris berteriak mengungkapkan kemalangan yang diterimanya.
"Bukankah adik anda jauh lebih beruntung? Dia menjadi yang kedua tapi bisa langsung di terima di keluarga suaminya, tidak hanya itu, dia juga tidak kehilangan support dari keluarga, dan kini.... seorang yang menjadi istri pertama suaminya bahkan menjadi sahabatnya, apa lagi yang anda keluhkan dengan saya tuan?"
Air mata Andara tumpah dihadapan laki-laki yang berhasil menyentil harga dirinya. Andara sudah tidak perduli dengan siapa dia berhadapan. Andara hanya ingin lelaki itu tahu jika disini dia yang paling menderita.
Benar bukan? Saat diam-diam keluarga Andri menerima sokongan dana dari Gia untuk membiayai kuliah anak bungsu mereka, gadis yang sampai kini sekedar menatap wajah Andara saja tidak sudi.
Gavin terdiam. Hanya bisa melihat wanita yang meluapkan emosi, semua tak seperti praduga nya. Tapi bukankah sangat aneh jika seorang istri mengetahui suaminya menikahi wanita lain bukannya marah malah menawarkan pertemanan?
"Saya bertemu dengan Gia tiga bulan sebelum statusnya menjadi madu saya." seperti bisa membaca pikiran Gavin, Andara berujar.
Andara merasa Gavin perlu tahu hal itu, karena selama ini Andara tidak tahu harus berbuat apa setelah foto-foto pernikahan Gia dan Andri di perlihatkan oleh ibu mertuanya. Ingin marah dengan Gia, tapi sebelum foto itu datang Andara lebih dulu tahu musibah yang menimpa adik madunya.
Itu yang membuat Andara bimbang, Andri tidak sepenuhnya salah, apa lagi Gia, Andara tahu kepulangan Gia ke Indonesia karena menghadiri acara sepupunya yang menikah, tetapi justru terjebak dalam alur takdir yang disayangkan itu melibatkan Andara didalamnya.
"Aku tidak pernah membenci Gia, kalau anda mau tahu! Tapi aku belum siap menerimanya menjadi adik maduku, bahkan mungkin tidak akan pernah siap." lanjut Andara menghapus genangan air mata yang lagi-lagi akan mencair turun.
"Aku masih berusaha melepas ikatan ini," ucap Andara menahan isak, lalu melanjutkan kalimatnya "mungkin tidak lama lagi, kami juga tidak akan pernah bertemu."
Gavin hanya mendengarkan, tapi entah mengapa hatinya merasa terbebani dengan ucapan wanita itu.
Gavin merasa sangat jahat saat ini.
Tapi kenapa?
#########
Lanjut nggak yaaaa....
Sepi amat dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Endang Supriati
1. perzinahan kuhp 284 pidana 9 bln penjara suami dan wanitanya ada saksi dan bukti bisa gugat cerai.
2. pernikahan diam diam tsnoa izin dari istri pertama dan sah kuhp 279 ayat 1 pidana 9- 1 thn penjara suami dan wanitanya ada sakai dan bukti bisa gugat cerai.
ini negara hukum bukan negara yg berdasarkan syariah islam dimans laki2 dgn seensknya nikah lagi diam2 tsnpa menjaga perasaan istri pertama. wanita2 skrg adalah wanita akhir zaman!!!! bukan wanita zaman awal rasullah dan bukan wanita2 yg digambarkan oleh Rasullah.
rumah sakit jiwa di Jakarta RS jiwa grogol jakarta pusat.
85 % isinya perempuan yg mengalsmi stress dan depresi krn suaminya nikah diam2 dan tdlk peduli dgn istri dan ansk2 dr perkawinan pertama. istri pertama tdk bisa aoa2 krn selana ini jd benalu tinggal menengadahkan tangan tdk punya ke shlian apa2 cuma bisa dandan,mejeng,hura2 jln2 ke mall. ngabisin uang suami buat keluarganya.
giiran suaminya bosan jenuh punya istri cuma jd benalu.
nikah lg dgn peremouan yg lebih segala galanya dr istri pertana. laki2 itu bukan mshluk bodph dan tdk ounya itak. laki2 verbuat dn bertindak pakai logika.
2024-06-29
1
Agus Tina
Sakit banget jadi Andara, memang benar tidak ada keluarga yg tidak membela anggota keluarganya yg kain. Entah itu salah atau benar ...
2024-06-10
0
Eka Bundanedinar
lbh baik mnta maaf ke ayah ibumu dan pulang dg hayi lapang drpd sama suamimu mlh jd beban pikiran
2024-06-03
1