Bab 4 Rencana Marvin

Malena mengalihkan pandangannya kearah lain karena tak mampu membalas tatapan siswanya yang terasa sangat lain dari biasanya.

Entah kenapa dadanya berdesir lembut tapi cepat-cepat ia halau. Rasanya tak mungkin kalau ia akan terpesona pada siswa macam Marvin, siswa berprestasi dan tampan tapi sekaligus pembangkang yang tidak tahu sopan santun.

Marvin menyeringai dengan penuh kemenangan. Ia yakin sekali kalau gurunya itu telah kalah dan terpesona padanya.

Si perawan tua itu pastinya tak akan berani lagi padanya. Akan tetapi ia salah. Setelah membuang nafas, Malena kembali menatapnya seraya memperbaiki letak kacamatanya.

"Miss tunggu kamu di ruangan pembina OSIS sekarang!" ucap sang guru kemudian keluar dari kelas terlebih dahulu. Marvin lagi-lagi tersenyum samar.

Pikiran kotornya mulai berkelana kemana-mana. Ia yakin gitu itu mengajaknya ke ruangan pembina OSIS agar mereka bisa berdua saja dan menikmati ketampanannya.

Narsis memang, tapi aku yakin sekali kalau Miss Malena tak akan kuat dengan pesona seorang Marvin Andrian. Dan kita lihat saja, kamu akan aku jadikan mainan aku Miss perawan tua! ucapnya dalam hati.

Pria itu pun mengikuti Miss Malena menuju ke ruangan wanita itu yang sejajar dengan ruangan OSIS dimana selama ini ia berkantor sebagai salah satu pengurus OSIS.

Mengetuk pintu ruang kerja wanita itu beberapa kali, barulah ia masuk setelah dipersilahkan.

Marvin duduk di depan meja Malena dengan gaya Casanova nya. Tak risih ia dengan gurunya yang berjilbab krem itu. Yang ia tahu adalah, ia harus membalas kesombongan Malena yang sudah sewenang-wenang padanya.

"Kamu tahu kenapa Miss memanggil kamu secara pribadi ke ruangan ini?" tanya Malena dengan tatapan menghujam ke arah Marvin.

Marvin tidak menjawab. Ia hanya menatap Malena seperti tadi untuk membuat guru itu gelagapan dan salah tingkah. Malena tersenyum miring. Ia tahu maksud pria muda itu padanya.

Dulu, ia punya pengalaman dengan cowok Casanova macam Marvin. Tatapan dan senyumnya mampu membuat hatinya klepek-klepek tak karuan tapi ia sadar kalau ia hanya dimanfaatkan.

Dan sekarang ia bisa tahu maksud tatapan itu. Sebuah tatapan pelecehan dan bermaksud kurang ajar seorang siswa pada gurunya sendiri.

"Apa kamu mengerjakan tugas-tugas yang Miss berikan?!" tanya Malena dengan ekspresi dinginnya.

"Tidak!" jawab Marvin santai. Malena langsung kesal. Ia pun melangkahkan kakinya mendekati siswanya yang sangat tak tahu sopan santun itu.

"Ulangi lagi Marvin. Kamu ngomong apa tadi!"

"Saya tidak mengerjakan tugas karena capek dan ngantuk. Saya juga baru kembali dari lomba Porseni pelajar. Jadi saya tidak ada waktu."

Raut wajah Malena langsung berubah. Ia nampak semakin kesal.

"Alasan saja kamu. Porseni sudah selesai dua hari yang lalu. Kamu seharusnya bisa kembali berkonsentrasi untuk kegiatan belajar di kelas."

Marvin tidak menjawab.

"Dan asal kamu tahu ya, sejak Miss mengajar di kelas IPA 1. Kamu samasekali tak pernah mengerjakan tugas yang Miss berikan," tunjuk Malena sengit.

"Kamu mau nilai kamu hanya sesuai standar kriteria ketuntasan Minimal heh?!" lanjut guru itu dengan intonasi tinggi.

"Terserah. Mau lulus atau tidak, saya tidak perduli. Orang tua saya kaya dan juga pemilik yayasan ini. Dan yang terpenting adalah, saya sudah katakan alasan saya bukan?" balas Marvin santai.

Malena berusaha menahan emosinya.

"Seorang siswa pun tidak bisa diberikan paksaan seperti yang anda inginkan. Kita ini sudah berada pada kurikulum merdeka belajar Miss. Jadi belajarlah untuk menerima perubahan."

"Jangan karena anda tua jadi anda masih setia menggunakan cara-cara lama untuk mengatur siswa anda Miss."

Mata indah Malena tampak melotot tak percaya dengan jawaban Marvin yang sangat luar biasa kurang ajarnya.

"Hebat sekali kamu bicara Marvin. Apakah kamu tahu kalau di dalam kurikulum yang baru ini, ada yang namanya asesmen? Apakah kamu tahu kalau kami sebagai guru juga perlu memberikan penilaian pada peserta didik heh?!"

"Ini sudah yang kesekian kali kamu tidak pernah kerja tugas. Sebenarnya apa mau kamu?!" tatap Malena tajam.

"Saya gak mau apa-apa Miss. Saya hanya ingin Miss tidak mengajar di kelas saya ataupun di sekolah ini, agar saya tidak melihat dan bertemu dengan guru yang sangat jelek seperti Miss!"

Brakk!

Malena tak mampu lagi menahan emosinya. Reflek, ia langsung memukul meja dengan tangannya yang lemah. Rahangnya terlihat mengeras dengan tangan yang lain mengepal kuat. Marvin yakin ia pasti sangat marah tapi tak ingin melakukan kekerasan fisik padanya.

"Kalau kamu yang tak mau belajar, keluarlah. Miss juga tidak mau mengajar di dalam kelas yang ada siswa macam kamu."

Marvin mendengus dan langsung berdiri dari kursinya.

"Yayasan ini milik papaku. Jadi seharusnya anda yang keluar dari sekolah ini. Anda bisa menjadi guru di tempat lain asalkan tidak di sekolah ini!"

Malena merasakan dadanya sesak dengan nafas memburu emosi. Ia menatap Marvin dengan tajam.

"Aku mengajar di tempat ini karena aku lulus uji kompetensi dengan nilai terbaik. Aku berprestasi. Aku pun sudah menjadi guru tetap Yayasan. Jadi kalau kamu tidak suka aku di sekolah ini. Kamulah yang harus pergi. Mengerti kamu?!" geram Malena tak mau kalah.

Marvin mendengus kasar. Ia pun berjalan ke arah pintu tapi kemudian berbalik dan menatap Malena dengan tajam.

"Anda akan lihat kalau Marvin Andrian akan membuat masalah dengan anda sampai anda dikeluarkan dari yayasan ini. Camkan itu!"

Malena tersenyum tipis seraya memperbaiki kacamatanya.

"Coba saja kalau kamu bisa!"

Brak!

Pintu ruangan itu pun dibanting dengan keras oleh Marvin dan berhasil membuat Malena terjingkat kaget.

"Ya Allah, semoga anak itu mendapatkan petunjuk Mu," ucap Malena seraya meraba dadanya yang masih berdebar antara kaget dan juga emosi.

Seberapa kesalnya ia pada siswa-siswinya, tak pernah lupa ia berdoa agar mereka sadar dan kembali ke jalan yang benar.

Wanita itu pun keluar dari ruangannya dan menuju ke kelasnya kembali untuk melanjutkan jam pelajaran yang sempat tertunda gara-gara Marvin.

Sementara itu, di ruangan OSIS. Marvin mengajak beberapa temannya untuk melakukan hiking diakhir pekan agar ia bisa melupakan kekesalannya pada sang guru. Pun memikirkan sebuah jebakan yang akan membuat Malena Rachman dikeluarkan dari sekolah.

Pria itu tersenyum senang saat sudah mendapatkan ide yang sangat brilian.

"Mati kamu Malena, si perawan tua! Kamu akan menangis-nangis darah saat tahu apa yang akan terjadi padamu!"

🌻

*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

kamu mencelakai gurumu sementara yg salah kamu, kupastikan kamu kena karma Marvin

2024-10-15

0

RACHMAH PARAUDDIN

RACHMAH PARAUDDIN

yang sabar ya ibu Malena

2024-05-22

1

nuraeinieni

nuraeinieni

ya ampun pnx murid kaya marvin bikin tensi naik aja.

2024-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!