2. Suntikan dokter

Mereka semua sudah berada dirumah sakit. Tentu saja seluruh keluarga sangat syok dan kaget atas kabar ini. Bahka Mama Lisa (Ibunya Zenita) sempat pingsan dan baru saja menyadarkan diri.

"Apa yang kau lakukan Franz? Kenapa putri ku menyetir sendiri dan sampai kecelakaan seperti ini?" Nyonya Lisa menatap Franz begitu intens. Bahkan terlihat jelas kekecewaan diwajahnya atas keteledoran Franz ini.

"Maaf Nyonya. Ini semua atas kemauan Nona sendiri. Bahkan jika saya tidak memberikan kunci mobilnya Nona mengancam ku akan dipecat." Franz menyampaikan semua dengan apa adanya. Ia juga yang paling tidak ingin semua ini terjadi. Karena pada akhirnya ia yang akan menanggung semuanya.

"Aku tidak mau tahu alasannya. Tapi kali ini kau sungguh mengecewakanku Franz. Seharusnya kau saja yang menyetir, pasti kecelakaan ini tidak akan terjadi. Sekarang harus bahagia? Sedangkan putriku besok akan menikah."

Sungguh aku sudah memperingatkan Nona Nyonya.

Apalah daya Franz sekarang. Ia hanya mampu terdiam dan mengumpat didalam hatinya. Mau berbicara panjang lebar pun dirinya serba salah sekarang.

Tak lama keluarga Devin juga tiba dirumah sakit itu. Bersamaan dengan itu dokter pun keluar dari ruang IGD setelah lama memeriksa Zenita.

"Bagaimana kabar putri saya Dok? Dia baik-baik saja kan Dok?"

"Nona Zenita akan segera pulih. Beruntung luka dikepalanya tidak serius. Namun salah satu tangan dan kaki Nona Zenita mengalami patah tulang dan retak. Ini membuatnya harus memakai kursi roda."

"Ya ampun Zenita." Nyonya Lisa semakin syok sekarang. Sedangkan putrinya akan segera menikah, namun sekarang kondisi putrinya malah seperti ini.

Mama Devin yang mendengar semua itu juga langsung merasa bimbang dengan pernikahan putranya. Ia tidak ingin jika putranya harus menikah dengan orang cacat dan merepotkan.

"Devin. Mama ingin bicara denganmu sebentar."

"Bicara apa Ma?" Devin bingung dengan pergerakan ibunya yang tiba-tiba membawanya menjauh dari mereka semua.

"Apa kau tidak dengar itu? Sekarang bagaimana dengan pernikahanmu?"

"Pernikahan? Ya kita tetap bisa menikah kan Ma? " Tidak ada pikiran bagaimana pun tentang pernikahannya. Bagi Devin ia akan tetap menikahi Zenita dengan kondisi ya seperti ini. Karena pernikahan tentunya bukanlah sebuah permainan baginya.

"Pikirkan baik-baik! Apa kau mau menikah dengan orang cacat dan merepotkan sepertinya. Setelah menikah bahkan kau dan mungkin kita harus mengurusnya dengan kursi roda."

"Ma. Zenita sedang sakit dan terluka. Seharusnya kita tidak membicarakan hal ini sekarang!"

"Mama hanya mengingatkanmu Dev. Pikirkan lagi! Masih banyak gadis diluaran sana yang sempurna untuk menjadi istri kamu. Sekarang kalo kamu masih mau menikah dengannya, kau akan kerepotan dan bahkan akan sibuk mengurusnya nanti. Bukan malah mendapatkan pernikahan yang indah tapi malah merepotkan. Kau masih punya waktu untuk membatalkan pernikahan ini Devin."

"Ma! Bisa-bisanya Mama berpikiran seperti itu?"

"Semua persiapan pernikahan ini sudah clear. Jangan ngaco dan jangan punya pikiran seperti itu lagi Ma!"

Mau tidak mau keduanya harus kembali menghampiri keluarga Zenita untuk menengok nya yang akan segera pulih. Devin kembali dengan rasa sedih dan ibanya. Namun mama Devin kembali dengan rasa kesal didalam hatinya sekarang.

Tidak mungkin aku membiarkan putraku menikahinya. Semua akan tampak memalukan. Masa putraku harus menikah dengan orang catat dan merepotkan.

*

*

Hari sudah malam. Kondisi Zenita pun membaik dan sudah sadarkan diri. Hanya saja sekarang ia harus memakai banyak perban baik di kaki dan ditangannya.

Devin masih setia menunggu di ruangan pasien itu bersama keluarga Zenita. Sejak tadi ia juga sempat mengobrol dengan Mama Lisa perihal pernikahannya. Mama Lisa tentunya takut sekali jika pernikahan ini dibatalkan oleh Devin karena kondisi putrinya yang seperti ini. Sementara keluarga Devin sudah pulang sejak sore menjelang petang tadi.

"Bee. Kau baik-baik saja kan?" Tanya Devin iba dan penuh dengan tatapan kasih sayangnya.

Zenita pun menatap kembali kekasihnya dengan dalam. Ia langsung berkaca-kaca dan menganggukan kepalanya karena merasa sedih setelah semua ini terjadi. Besok adalah hari bahagianya tapi ia malah seperti ini. Begitulah yang sedang ada di pikirannya sekarang.

"Jangan pikiran apapun Bee. Kau pasti akan segera sembuh."

"Tapi besok kita akan menikah. Dan sekarang aku..."

"Jangan pikirkan apapun! Kita akan tetap menikah. Kamu pikirkan kesehatan kamu dulu sekarang." Devin berusaha keras untuk meyakinkan kekasihnya dan tidak ingin membuatnya stress.

Setelah mendengar semua itu membuat perasaan Zenita lega. Ya walupun sebenarnya ia sangat sedih dan terpukul sekarang,namun mendengar ucapan Devin tadi membuatnya menjadi semangat kembali.

"Devin. Makanlah dulu. Tante perhatikan dari tadi siang kamu belum makan apapun." Mama Lisa memberikan 1 kotak makan malam untuk Devin.

"Oh Iya. Makasih Tante." Devin pun menerima itu dengan senang hati. Memang nafsu makannya dari tadi tidak ada. Jangankan makan. Melihat kondisi kekasihnya yang seperti itu saja sudah membuatnya kehilangan selera.

Drrttt... Drrttt....

Ponsel bergetar.

Baru saja duduk Devin sudah mendapatkan telpon dari orang rumah.

"Halo" Devin kembali meletakkan sekotak makanan yang diberikan oleh Tante Lisa tadi. Lalu fokus untuk bertelepon.

"Apa!! Ya sudah aku akan segera pulang sekarang"

Panggilan langsung terputus.

"Ada apa Kak?" Zenita pun pesanan dengan wajah kekasihnya yang tiba-tiba panik.

"Iya Ada apa Dev?" Mama Lisa pun juga penasaran dengan raut wajah Devin yang tampak panik dan gelisah.

"Mama pingsan dirumah. Sepertinya Kakak harus pulang dulu Bee. Tante Lisa. Aku harus pulang dulu."

"Iya Dev. Hati-hati dijalan. Kabarin Tante juga ya nanti kalo ada apa-apa. Bawa juga makan malam mu Dev."

"Iya Tante. Bee. Kakak pulang dulu ya. Kamu harus sehat" Sambil mengelus rambut kekasihnya lembut. Ia ingin mencium kening Zenita. Namun malu dengan mama Lisa. Jadi sepertinya ia harus sabar menunggu hari esok di pernikahannya.

Beruntung kondisi Zenita tidak sampe kritis. Ia bisa menggunakan kursi roda untuk sehari-harinya mulai besok. Termasuk dihari pernikahannya. Ia pun harus menggunakan kursi roda. Padahal ia sendiri sudah membayangkan selayaknya Tuan putri di hari pernikahannya nanti. Namun takdir berkata lain dan membuatnya harus menikah dengan menggunakan kursi roda. Ratusan juta pun sudah ia keluarkan untuk pernikahan ini. Namun bagaimana lagi. Mungkin Zenita harus mengikuti takdir di hari esok.

Devin segera meninggalkan rumah sakit itu dengan mobilnya untuk pulang. Kurang lebih setengah jam ia pun akhirnya sampai juga di halaman rumahnya.

Ia langsung saja memasuki rumah setelah pelayan rumah membukakan pintu. Ia sangat khawatir terjadi apa-apa pada ibunya.

Devin langsung naik ke lantai atas. Ia segera masuk ke kamar Ibunya setelah mengetuk pintu. Dia pun langsung melihat Ibunya yang sedang diperiksa oleh doker.

"Ma. Mama kenapa?"

"Devin. Kau sudah pulang"

Ada pula dokter cantik yang tampak masih muda duduk disamping ibunya yang berbaring di ranjang itu sambil memeriksanya.

"Tiba-tiba perut Mama sakit sekali Dev. Dan ternyata asam lambung mama naik."

"Tapi Mama tidak papa kan?"

"Sudah mendingan. Ohh iya kenalin ini anak temen Mama Dev. Namanya Drisha. Kamu juga harus diperiksa dokter kan. Besok kamu akan menikah jadi kamu harus Vit untuk hari besok"

"Iya Ma." Devin menjawab sesingkat mungkin. Ia tidak berselera untuk berkenalan dengannya. Lalu duduk begitu saja disofa kamar itu sambil memainkan ponselnya.

"Sekarang giliran kamu dicek Dev"

"Kayaknya gak perlu deh Ma. Devin sehat-sehat saja kok"

"Kamu harus tetap diperiksa Dev. Ini demi kebaikanmu juga. Pernikahan itu sangat melelahkan. Kamu juga harus Vit dan sehat Dev."

Devin hanya bisa pasrah. Dokter itupun mulai memeriksanya dengan tensi darah. Bahkan Devin lebih memilih fokus memainkan ponselnya dari pada harus melihat dokter itu.

Namun ini justru kesempatan baginya dan...

Cuusss!

1 suntikan sudah masuk ke tubuh Devin dan membuatnya tak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

kenapa menyalahkan franz nyonya Lisa salahkan putrimu yg keras kepala itu😒

2025-04-05

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Ya ampun nihh.. Mama Devin... Ngotot mau jodohin... Devin... Sampe Devin dibuat pingsan...

2024-10-28

0

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

Gila sih kalo sampai menikah terus punya mertua kaya iblis.. bisa bahaya itu

2024-05-10

3

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Suntikan dokter
3 3. Please Franz
4 4. Terpaksa menikahi
5 5. Satu Kamar
6 6. Di blokir
7 7. Penjelasan Devin
8 8. Perkara buang air
9 9. Bicara penting
10 10. Masakan Hazna
11 11. Pemilik rumah sakit baru
12 12. Kau mau bukti?
13 13. Roti sobek
14 14. Kakak sudah menikah
15 15. Uang nafkah
16 16. Perhatikan Franz
17 17. Permohonan Mama Nova dan Drisha
18 18. Menonton berdua
19 19. Ikut Franz
20 20. Franz pergi
21 21. Termasuk tubuhmu?
22 22. Franz berselingkuh
23 23.Menginap
24 24. Dilema
25 25. Pulanglah sehari saja!
26 26. Selingkuhan??
27 27. Nona Jatuh
28 28. Papa Mas...
29 29. Bukankah suamimu berselingkuh??
30 30. Jangan lompat!
31 31. Kemarahan Om Haris
32 32. Maafkan Aku Mas
33 33. Satu kecupan
34 34. Acara besar
35 35. Siapa Namamu?
36 36. Penangkapan Liora
37 37. Tentang hubungan.
38 38. Franz Gundah Gulana
39 39. Suamiku yang sempurna
40 40. Dasar lelaki miskin!
41 41. Berpelukan
42 42. Baiklah istriku
43 43. Seperti jaring ikan?
44 44. Makan malam 2 keluarga
45 45. Teman Lama!
46 46. Nakal!
47 47. Mawar putih
48 48. Kondisi Devin
49 49. Donor darah
50 50. Tidak mau diganggu!
51 51. Suster Aneh!
52 52. Aku akan menciumnya!
53 53 Hasil tes DNA
54 54. Bahkan hampir meledak!
55 55. Wanita gila!
56 56. Obat Palsu
57 57. Tak akan aku biarkan sesuatu terjadi lagi!
58 58. Bertemu lagi
59 59. Ke Kantor Devin
60 60. Fara Terjebak?
61 61. Kakek kecewa!
62 62. Akhirnya Bisa Jalan
63 63. Berkecil hati
64 64. Cinta panas
65 65. Pesanan kue..
66 66. Seharian berduaan
67 67. Ikutlah denganku!
68 Pengumuman
69 69. Jadi Jutek!
70 70. Kakek pingsan.
71 71. Cantik juga kalau lagi tidur.
72 72. Aku Papamu, Ayah kandungmu!
73 73. Akan ku jemput!
74 74. Luka lama!
75 75. Memeluk sang ibu.
76 76. Gerah!
77 77. Masih Canggung!
78 78. Aku harus bagaimana?
79 79. Aku pasti sudah gila!
80 80. Mual?
81 81. Kado pernikahan
82 82. Ternyata Hamil
83 83. Fara dimana?
84 84. Ada apa denganku?
85 85. Entah kenapa aku menyayangimu?
86 86. Tentang prinsip?
87 87. Patah hati
88 88. Aku ingin menghajarnya!
89 89. Ikut aku!
90 90. Jadilah yang terakhir untukku Fara
91 91. Kembalilah bersamaku?
92 92. Mengkhawatirkan Fara
93 93. Sekalian meminta restui
94 94. Tidak punya waktu untuk bermain-main.
95 95. Persiapan Lamaran
96 96. Akhirnya lamaran
97 97. Kebahagiaan bersama.
98 98. Brengsek kamu Roland!
99 99. Senang tanpa takut.
100 100. Cukup sekali saja dan kamu jangan.
101 101. Ayo menikah?
102 102. Akhirnya menikah.
103 103. Bahagia sedunia.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Suntikan dokter
3
3. Please Franz
4
4. Terpaksa menikahi
5
5. Satu Kamar
6
6. Di blokir
7
7. Penjelasan Devin
8
8. Perkara buang air
9
9. Bicara penting
10
10. Masakan Hazna
11
11. Pemilik rumah sakit baru
12
12. Kau mau bukti?
13
13. Roti sobek
14
14. Kakak sudah menikah
15
15. Uang nafkah
16
16. Perhatikan Franz
17
17. Permohonan Mama Nova dan Drisha
18
18. Menonton berdua
19
19. Ikut Franz
20
20. Franz pergi
21
21. Termasuk tubuhmu?
22
22. Franz berselingkuh
23
23.Menginap
24
24. Dilema
25
25. Pulanglah sehari saja!
26
26. Selingkuhan??
27
27. Nona Jatuh
28
28. Papa Mas...
29
29. Bukankah suamimu berselingkuh??
30
30. Jangan lompat!
31
31. Kemarahan Om Haris
32
32. Maafkan Aku Mas
33
33. Satu kecupan
34
34. Acara besar
35
35. Siapa Namamu?
36
36. Penangkapan Liora
37
37. Tentang hubungan.
38
38. Franz Gundah Gulana
39
39. Suamiku yang sempurna
40
40. Dasar lelaki miskin!
41
41. Berpelukan
42
42. Baiklah istriku
43
43. Seperti jaring ikan?
44
44. Makan malam 2 keluarga
45
45. Teman Lama!
46
46. Nakal!
47
47. Mawar putih
48
48. Kondisi Devin
49
49. Donor darah
50
50. Tidak mau diganggu!
51
51. Suster Aneh!
52
52. Aku akan menciumnya!
53
53 Hasil tes DNA
54
54. Bahkan hampir meledak!
55
55. Wanita gila!
56
56. Obat Palsu
57
57. Tak akan aku biarkan sesuatu terjadi lagi!
58
58. Bertemu lagi
59
59. Ke Kantor Devin
60
60. Fara Terjebak?
61
61. Kakek kecewa!
62
62. Akhirnya Bisa Jalan
63
63. Berkecil hati
64
64. Cinta panas
65
65. Pesanan kue..
66
66. Seharian berduaan
67
67. Ikutlah denganku!
68
Pengumuman
69
69. Jadi Jutek!
70
70. Kakek pingsan.
71
71. Cantik juga kalau lagi tidur.
72
72. Aku Papamu, Ayah kandungmu!
73
73. Akan ku jemput!
74
74. Luka lama!
75
75. Memeluk sang ibu.
76
76. Gerah!
77
77. Masih Canggung!
78
78. Aku harus bagaimana?
79
79. Aku pasti sudah gila!
80
80. Mual?
81
81. Kado pernikahan
82
82. Ternyata Hamil
83
83. Fara dimana?
84
84. Ada apa denganku?
85
85. Entah kenapa aku menyayangimu?
86
86. Tentang prinsip?
87
87. Patah hati
88
88. Aku ingin menghajarnya!
89
89. Ikut aku!
90
90. Jadilah yang terakhir untukku Fara
91
91. Kembalilah bersamaku?
92
92. Mengkhawatirkan Fara
93
93. Sekalian meminta restui
94
94. Tidak punya waktu untuk bermain-main.
95
95. Persiapan Lamaran
96
96. Akhirnya lamaran
97
97. Kebahagiaan bersama.
98
98. Brengsek kamu Roland!
99
99. Senang tanpa takut.
100
100. Cukup sekali saja dan kamu jangan.
101
101. Ayo menikah?
102
102. Akhirnya menikah.
103
103. Bahagia sedunia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!