Part 2-Fakta Mengejutkan

Ku pacuhkan kuda besi dengan kencang. Air mata yang kutahan akhirnya tumpah juga. Aku menangis sepanjang jalan, mendapati perselingkuhan Mas Arka.

Tak habis pikir mengapa suami yang katanya mencintaiku ternyata mendua di belakangku. Apa salahku?

Apa kurang aku, Mas?

Aku memukul dada ini yang terasa amat sakit, seakan dada ini terhimpit sebuah batu besar nan kokoh.

Tak dapat aku pungkiri di dalam dada ini terdapat luka hati yang menganga. Perih, seakan disayat dengan sembilu yang tajam. Aku merutuki diri ini yang terlalu percaya setiap kata-kata manis yang di ucapkannya.

Aku terlalu naif melihat kasih sayang yang ia berikan selama. Namum, ternyata kasih sayang yang ia berikan tak lebih sebagai pengalih penghianatannya. Bahkan aku terlalu bodoh menafkahi ia tanpa memikirkan diri ini.

Ku pacuh kuda besiku dengan cepat tak sabar ingin merebahkan tubuh lelah ini. Setelah kurang lebih empat puluh lima menit, akhirnya aku sampai ke rumah. Keadaan rumah tampak lengang, kemana perginya, Mama?

Aku ingin memeluknya dan menceritakan apa yang terjadi di rumah tanggaku dan akan mengadukan tingkah laku anaknya.

Saat tangan ini ingin membuka pintu terdengar panggilan Mbak Yuyun.

“Mbak… Mbak Rani,” teriak Yuyun.

Ku menoleh ke arah Yuyun yang berlari ke arahku.

“Ada apa, Mbak?”

“Emmm, Mbak Rani sibuk nggak?”

Aku menggeleng. “Boleh nggak pinjam motornya, Mbak?” sambung Mbak Yuyun.

“Emang mau kemana, Mbak?”

“Mau ke rumah sakit, Mbak. Mertua saya masuk rumah sakit."

“Oh iya, Mbak. Nggak apa-apa pakai saja, Mbak,” sahutku cepat.

“Terimakasih Mbak Rani, motornya aman Mbak sama saya. Nanti tak isikan minyak Mbak hehe,” jawab Yuyun.

“Iya-iya, Mbak. Ini kuncinya,” ujarku sambil memberikan kunci sepeda motorku.

Mbak Yuyun menerima dan langsung membawa motorku ke rumahnya yang kebetulan bersebelahan dengan rumah mertuaku.

Aku masuk ke dalam rumah dan berjalan ke arah kamar. Lagi dan lagi air mata ini mengalir mengingat perselingkuhan Mas Arka.

Aku menangis tersedu-sedu, andai aku memiliki keluarga akan aku ceritakan kesakitan yang selama ini menerjangku.

***

“Arka kok uang yang Mama minta belum juga dikirim?” tanya Bu Sandra dengan kesal.

“Masa sih, Ma?” Tanya Arka. Tampak tak percaya dengan ucapan sang Mama.

“Eh kamu kira Mama bohong apa?!” balas Bu Sandra ngegas.

Arka yang baru saja jalan dengan selingkuhannya, berhenti sejenak di pinggir jalan. Pikirannya berantakan, bahkan ucapan sang Ibunya tak terlalu kedengaran.

“Iya-iya, Ma. Lebih baik Mama pulang, kita bicarakan di rumah saja. Lagian, ada yang mau Arka katakan.”

Tanpa menunggu balasan sang Mama, Arka melajukan mobilnya ke rumah. Dengan perasaan gundah bercampur senang.

Sekitar satu jam'an Arka dan juga Bu Sandra sudah tiba di rumah. Yang tampak lengang, tanpa mereka sadari bahwa Rani berada di rumah juga.

Raut tak suka terlihat jelas di wajah Bu Sandra. Ia teramat kesal kepada Rani yang tak mengirim uang kepadanya, padahal ia menginginkan uang untuk bermain j*di.

“Mana?” Tanya Bu Sandra sambil menjulurkan telapak tangan ke arah Arka.

Arka mendengus melihat sikap Ibunya.

“Arka nggak ada uang, Ma! Perasaan minggu kemarin Mama sudah dikasih Rani uang?” Tanya Arka.

“Udah habis, Mama kalah j*di nih,” jawab Bu Sandra enteng. Tanpa memikirkan seberapa lelahnya mengais rupiah di luaran sana.

“Ma, kan Arka udah bilang, stop j*di lagi!” Arka mengurut pelipisnya. Kepalanya berdenyut memikirkan masalah yang menimpa dirinya belum lagi permintaan Ibunya yang tak habis-habisnya.

“Apaan sih, lagian bukan uang kamu yang Mama minta loh. Uang sih dungu, Rani.”

“Stop Ma! Kepala Arka lagi pusing.”

Mama Sandra melotot mendengar bentakan Arka. “Loh, kamu kok gitu sih, Ka? Mama, lagi butuh uang loh. Jadi anak durhaka banget. Cepat telpon Rani terus kirim uang ke rekening Mama.”

Arka diam tanpa menjawab permintaan Ibunya.

Puk…

Suara pukulan di bahu Arka membuat ia tersadar dari lamunannya.

“Ma… Tolong! Arka lagi pusing,” ucap Arka menghiba.

“Memang kamu pusing apa sih, ka?”

Arka terdiam, ia mengambil nafas yang terasa berat.“Siska… H-hamil, Ma.”

“A-apa!” Teriak Bu Sandra.

Tak lama setelah berteriak, Bu Sandra tersenyum.“Bagus dong! Sebentar lagi Mama punya cucu. Syukurlah bukan dari rahim Rani, nggak bisa Mama bayangin kalau anak kamu terlahir dari dia. Secara aja nih, orang tua nggak punya, hahaha.”

Arka tersenyum senang mendengar respon yang Bu Sandra berikan. Tak sabar rasanya ia meminang kekasihnya sebenar lagi, tapi Arka akan menikah Siska secara diam-diam ia tak Ingin Rani tahu dan berakhir di meja hijau perceraian.

Mama Sandra terkekah sinis. “Kalau buka karena uangnya, ogah banget Mama pura-pura baik sama dia. Asal usulnya saja kita tak tahu, mungkin saja anak h*r*m,” ketus Bu Sandra.

Arka tersentak kaget mendengar ucapan Ibunya. Rahangnya mengeras mendengar kata-kata yang tak pantas di ucapkan Bu Sandra, walau bagaimanapun Rani tetap istrinya.

"Mama kok ngomong gitu? Walau bagaimanapun Rani tetap istri aku, Ma. Arka nggak suka!"

"Apaan sih! Yang Mama katakan benar loh, Ka. Kita aja nggak tahu asal usul orang tuanya. Lagian banyak kok orang tau buang anaknya karena hamidun di luar nikah kan?"

"Iya, Arka tahu Ma. Tapi nggak juga ngomongin Rani kayak gitu. Aku tetap nggak suka."

Bu Sandra terkekah mengejek melihat Arka membela Rani. "Jangan bilang kamu cinta sama Rani, Ka?"

"Wajar dong, Ma, kalau Arka cinta kan kami sudah menikah dan juga Rani selalu memenuhi kebutuhan Arka selama ini."

"Huuu, makan tu cinta," ketus Bu Sandra.

Arka terdiam sambil sesekali mengurut pelipisnya yang tambah berdenyut-denyut sakit. Jauh di lubuk hati Arka sebenarnya ia menyayangi Rani. Namun, tujuan awalnya menikahi Rani di karena sebagai ladang uangnya tak lebih dan tak kurang. Tapi seiring berjalannya waktu perasaan sayang dan cinta seakan tumbuh saat kebersamaan mereka.

Perkenalkan singkat antaranya dan Rani terjadi di salah satu cafe di tengah kota. Pertemuan singkat yang tanpa sengaja membuat dia dan juga Rani menjadi lebih dekat. Arka begitu senang terlebih Rani tak memiliki keluarga yang pasti sangat merindukan dekapan hangat seorang.

Karena hal tersebut yang membuat Arka menikahi Rani dengan dalil akan melindungi dan juga menyayanginya. Namun, semua yang di ucapkan Arka tak lebih hanya sebatas bualan semata. Rani yang gila akan kasih sayang tak menyadari niat Arka yang sesungguhnya.

Bu Sandra menatap Arka di sampingnya dan berkata. “Kamu nggak usah pusing, segera nikahi Siska dan jangan ceraikan Rani. Lagian mereka punya manfaat masing-masingkan?”

Bersambung…

Next?

Terpopuler

Comments

Mamah Enung

Mamah Enung

arang gitu mah mati dulu baru berhenti

2025-08-17

0

ArlettaByanca

ArlettaByanca

Suka merasa aneh seolah paket lengkap aja laki2 ga kerja/ga jelas kerjanya berikut tukang selingkuh....

2024-06-22

0

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

kluarga yg g sehat ibunya jg g waras wajar anaknya gila, dasar toxic bgs d cerai br tau rasa

2024-05-21

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1-Uang lagi?
2 Part 2-Fakta Mengejutkan
3 Part 3-Kabar Mengejutkan
4 Part 4-Jangan Bohong!
5 Part 5-Sindiran Jablay!
6 Part 6-Bagi dong!
7 Part 7-Bayar Sendiri
8 Part 8-Ayo Siapa Takut!
9 Part 9-Menemukan Sesuatu
10 Part 10-Dapat Mobil
11 Part 11-Motor Butut
12 Part 12-Uang Bantu
13 Part 13-Mengamankan
14 Part 14-Pertemuan Singkat
15 Part 15-Ancaman Balik
16 Part 16-Mulai Bertindak
17 Part 17-Arka Sableng
18 Part 18-Pertengkaran
19 Part 19-SAH!
20 Part 20-Kedatangan Madu Beracun
21 Part 21-Siska Terkejut
22 Part 22-Kemarahan Arka
23 Part 23-Rumah Sakit
24 Part 24-Pulang Ke Rumah
25 Part 25-Rencana Rani dan Siska
26 Part 26-Misi selesai
27 Part 27-Kepergian Rani
28 Part 28-Kehamilan Dina
29 29-Sih Lintah Darat
30 Part 30-Amplop Coklat
31 Part 31-Kepergian Siska Dan Dina
32 Part 32-Sidang Ke 1
33 Part 33-Gagal Deh!
34 Part 34-Apes!!!
35 Part 35-Di Usir
36 Part 36-Bertemu Siska
37 Part 37-Saldo Hilang
38 Part 38-R-Rani?
39 Part 39-Kejutan
40 Part 40-Kejutan 2
41 Part 41-Mendatangi Rani
42 Part 42 (Season 2)
43 Part 43 (Season 2)
44 Part 44 (Season 2)
45 Part 45 (Season 2)
46 Part 46 (Season 2)
47 Part 47 (Season 2)
48 Part 48 (Season 2)
49 Bab 49 (Season 2)
50 Part 50 (Season 2)
51 Part 51 (Season 2)
52 Part 52 (Season 2)
53 Part 53 (Season 2)
54 Part 54 (Season 2)
55 Bab 55 (Season 2)
56 Bab 56 (Season 2)
57 Bab 57 (Season 2)
58 Bab 58 (Season 2)
59 Bab 59 (Season 2)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Part 1-Uang lagi?
2
Part 2-Fakta Mengejutkan
3
Part 3-Kabar Mengejutkan
4
Part 4-Jangan Bohong!
5
Part 5-Sindiran Jablay!
6
Part 6-Bagi dong!
7
Part 7-Bayar Sendiri
8
Part 8-Ayo Siapa Takut!
9
Part 9-Menemukan Sesuatu
10
Part 10-Dapat Mobil
11
Part 11-Motor Butut
12
Part 12-Uang Bantu
13
Part 13-Mengamankan
14
Part 14-Pertemuan Singkat
15
Part 15-Ancaman Balik
16
Part 16-Mulai Bertindak
17
Part 17-Arka Sableng
18
Part 18-Pertengkaran
19
Part 19-SAH!
20
Part 20-Kedatangan Madu Beracun
21
Part 21-Siska Terkejut
22
Part 22-Kemarahan Arka
23
Part 23-Rumah Sakit
24
Part 24-Pulang Ke Rumah
25
Part 25-Rencana Rani dan Siska
26
Part 26-Misi selesai
27
Part 27-Kepergian Rani
28
Part 28-Kehamilan Dina
29
29-Sih Lintah Darat
30
Part 30-Amplop Coklat
31
Part 31-Kepergian Siska Dan Dina
32
Part 32-Sidang Ke 1
33
Part 33-Gagal Deh!
34
Part 34-Apes!!!
35
Part 35-Di Usir
36
Part 36-Bertemu Siska
37
Part 37-Saldo Hilang
38
Part 38-R-Rani?
39
Part 39-Kejutan
40
Part 40-Kejutan 2
41
Part 41-Mendatangi Rani
42
Part 42 (Season 2)
43
Part 43 (Season 2)
44
Part 44 (Season 2)
45
Part 45 (Season 2)
46
Part 46 (Season 2)
47
Part 47 (Season 2)
48
Part 48 (Season 2)
49
Bab 49 (Season 2)
50
Part 50 (Season 2)
51
Part 51 (Season 2)
52
Part 52 (Season 2)
53
Part 53 (Season 2)
54
Part 54 (Season 2)
55
Bab 55 (Season 2)
56
Bab 56 (Season 2)
57
Bab 57 (Season 2)
58
Bab 58 (Season 2)
59
Bab 59 (Season 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!