Cio Demam

Pukul 15.00 di taman kota.

Di sebuah bangku taman, duduklah seorang pengasuh dan anak asuhnya.

"Mba Nur capek, ya ?" Tanya Cio polos menatap pengasuhnya.

"Iya, dari tadi ngikutin Cio lari-lari sii.." Jawab Mba Nur sembari menyeka keringat di dahinya dan membuka-tutup berulang kali pada kaos bagian kerahnya.

"Tapi Cio mau lihat badut itu, Mba.." Tunjuk Cio pada kerumunan orang yang tengah menyaksikan atraksi badut.

"Mba Nur tunggu disini aja, Cio kesana sebentar ya.." Lanjutnya.

"Jangan lama-lama, udah sore.. nanti balik lagi kesini.." Mba Nur mengingatkan Cio yang sudah mulai beranjak meninggalkan bangku taman.

Tanpa menjawab, Cio langsung meninggalkan pengasuhnya.

Cio masuk kedalam kerumunan orang banyak, ia mendapat barisan paling depan. Ia asik dengan pertunjukan sang badut dan mulai lupa dengan keberadaan pengasuhnya.

30 menit berlalu, pertunjukan badut masih berlangsung.

Cio yang mulai merasa lelah dan haus beraniat keluar dari kerumunan orang banyak itu, namun sayangnya ia lupa dari arah mana ia datang tadi sehingga ia hanya bisa berputar-putar diantara orang banyak itu.

Ia merasa lelah, kemudian ia memilih untuk duduk di sebuah bangku taman yang kosong.

.

.

Disisi lain, Mba Nur sudah kalang kabut bingung mencari keberadaan anak asuhnya itu di antara banyaknya pengunjung taman sore itu.

.

.

Sementara itu, seorang perempuan berhijab yang mengenakan setelan rok dan sweater berusia 23 tahun sedang melepas penat menikmati indahnya taman kota bersama gadis cantik bergaun selutut seumuran Cio.

Mereka berdua sedang berjalan berkeliling taman. Kemudian, tanpa sengaja sang Aunty melihat Cio sedang duduk termenung seorang diri di sebuah bangku taman yang tak jauh dari tempat dimana mereka berdiri.

"Mika.." Panggil sang Aunty kepada keponakan yang di gandengnya.

"Ya, Aunty.." Mika mendongak menatap sang Aunty.

"Itu disana ada anak kecil, kasihan dia duduk sendirian. Kita samperin yuk.." Ajak sang Aunty seraya menunjuk ke arah Cio.

"Ok, Aunty.." Mika menyetujui.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di hadapan Cio. Sang Aunty berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Cio yang sedang duduk di bangku taman.

"Haii.." Sapa Mika dan Auntynya seraya tersenyum.

"Haii.." Jawab Cio dengan senyumannya.

"Kenalin, nama aku Tisha.. Kamu bisa panggil aku Aunty Tisha.." Tisha memperkenalkan diri.

"Nama aku Mika.." Mika juga ikut memperkenalkan diri.

"Nama kamu siapa, ganteng ?" Tanya Tisha sembari membelai kepalanya.

"Nama aku Cio, Aunty.." Jawab Cio polos.

"Kamu kok sendirian ? Emangnya orang tua kamu kemana ?" Tanya Tisha.

"Daddy kerja, Aunty.." Jawab Cio polos.

"Oh.. kamu kesini sama Ibu kamu ya ? Terus sekarang dimana Ibu kamu ?" Tanya Tisha sembari celingukan.

"Cio ga punya Ibu, Aunty.. Cio punyanya Oma, tapi Oma dirumah." Jawab Cio jujur.

"Oh.. maaf ya, Aunty enggak tau.." Ungkap Tisha menyesal.

"Iya, enggak apa-apa, Aunty.." Jawab Cio sendu.

"Eumm.. terus kamu kesini sama siapa ?" Tisha kembali bertanya.

"Cio kesini sama Mba Nur, Mba Nur itu yang suka jagain Cio. Tapi tadi Mba Nur lagi duduk sambil nungguin Cio, terus Cio lihat badut, ketika mau balik Cio lupa dimana Mba Nur nungguin, aunty.." Jawab Cio jujur.

"Kamu tau dimana alamat rumah kamu ?" Tanya Tisha.

"Cio enggak tau dan juga enggk inget jalannya." Ungkap Cio jujur.

"Ya sudah.. Mika sama Cio capek kan abis keliling taman ?" Tanya Tisha yang di angguki oleh keduanya.

"Kalian mau makan apa ? Aunty beliin deh.." Lanjutnya.

"Ye.. Ye.. Mika mau ice cream rasa vanila, Aunty.." Jawab Mika sumringah.

"Cio mau apa ?" Tanya Tisha lembut.

"Ice cream rasa coklat boleh, Aunty ?" Tanya Cio berharap, lalu di angguki oleh Tisha dengan senyum manisnya.

Ketiganya beranjak dari bangku taman tersebut dan bergegas menghampiri kedai ice cream di area taman, lalu ketiganya menikmati ice cream yang di beli.

Tak lama kemudian, datanglah sang pengasuh dengan nafasnya yang memburu.

"Alhamdulillah.. Akhirnya ketemu juga. Cio darimana saja tadi ? Mba Nur cariin kemana-mana kok susah banget ketemunya.." Tanya Mba Nur yang telah berjongkok di depan Cio duduk, Mba Nur tidak menyadari stik ice cream yang berada di tangan Cio.

Sedangkan Cio masih asik dengan stik ice cream nya.

"Oh.. ini Mba Nur ya ? Saya Tisha, Mba. Tadi Cio kesasar, Mba.. Terus ketemu sama saya, terus saya ajakin beli ice cream dulu deh.." Papar Tisha.

"Haa ?! Ice cream ? Waduh.. kamu udah abis berapa, Cio ?" Tanya Mba Nur kaget melihat Cio yang sudah belepotan karena Ice cream.

"Cio cuma makan dua kok, Mba.." Jawab Cio lugu.

"Waduh.. Bisa kena semprot saya ini nanti.." Gumamnya seraya menepuk jidatnya sendiri.

"Terimakasih udah jagain Cio, Mba Tisha.. Saya sama Cio pamit pulang dulu. Assalamualaikum.." Ucap Mba Nur seraya beranjak dari sana dengan menggandeng tangan Cio.

"Wallaikumssalam.." Jawab Tisha dan Mika seraya tersenyum.

***

Sudah lewat dari jam 5 sore, Mba Nur dan Cio baru saja menginjakkan kaki di kediaman Pranata.

"Assalamualaikum.." Salam keduanya.

"Wallaikumssalam.." Jawab Bu Ratna, Pak Doni, dan Erik yang tengah menonton tv.

Kemudian ketiganya menoleh ke arah sumber suara.

"Astagfirullahaladzim.." Ucap ketiganya berbarengan terkejut melihat Cio yang bajunya sudah belepotan.

"Daddyyyy.." Seru Cio yang hendak memeluk sang Daddy namun terhenti karena Erik memberhentikannya.

"No !" Tegas Erik yang sudah berdiri sembari berkacak pinggang dengan sebelah tangan dan sebelah tangannya lagi menggelengkan jari telunjuknya.

Cio pun mengurungkan niatnya dan menatap Daddynya heran.

"What have you been doing ? Kamu kan dari taman, kok jadi begini bentukannya ?" Tanya Erik heran.

Mba Nur dan Cio belum sempat menjawab tapi Erik langsung meneruskan kalimatnya.

"Mba, tolong mandiin dulu Cio nya.." Perintah Erik pada Mba Nur.

.

.

Pukul 22.00..

"Tok.. Tok.. Tok.." Suara ketukan pintu kamar Erik.

Erik yang masih bermain dengan gadget nya pun langsung beranjak untuk membuka pintu.

"Ya, ada apa, Mba ?" Tanya Erik menatap mba Nur heran.

"Anuu.. Itu, Mas.. Cio badannya panas.." Ujar Mba Nur cemas.

Tanpa berkata-kata lagi, Erik langsung menutup pintu kamarnya dan bergegas menuju kamar putranya yang berada tepat di sampingnya dan diikuti oleh Mba Nur.

"Mba, panggilin Mama.." Perintah Erik pada Mba Nur.

"Baik, Mas.." Jawab Mba Nur cepat.

Erik menempelkan punggung tangannya pada dahi putranya.

"Kok suhu nya tinggi sekali ini.." Gumam Erik menatap anaknya cemas.

Selang beberapa menit kemudian, Bu Ratna dan Pak Doni datang ke kamar cucunya itu.

"Bagaimana, Rik ?" Tanya Bu Ratna yang sudah ikutan cemas melihat cucunya yang sudah pucat itu.

"Demam, Ma.." Ujar Erik yang berada di samping anaknya berbaring.

Lalu Bu Ratna dan Pak Doni menempelkan punggung tangannya ke dahi Cio secara bergantian.

"Telepon Dokter Sapto, Rik.." Pak Doni memberi saran.

Ya, Dokter Sapto adalah kerabat keluarga Pranata.

"Ok, Pa.." Jawab Erik cepat.

Terburu-buru dengan tangan yang sudah gemetar ia menelpon Dokter Sapto.

30 menit kemudian Dokter Sapto sampai.

"Kok lama banget sih, Paman.." Erik kesal pada pria paruh baya seumuran papanya itu yang baru saja tiba di kamar anaknya.

"Kamu tau sendiri kan jarak dari rumah Paman kesini ?" Tanya Dokter Sapto enteng sembari cengengesan.

"Sudahlah kalian ini.." Peringat Pak Doni pada keduanya.

"Buruan periksa cucuku, To.." Lanjutnya.

Tanpa menjawab, Dokter Sapto langsung memeriksa kondisi Cio.

Setelah beberapa menit, pemeriksaan selesai dilakukan.

"Jadi gini, Rik, Don, Na.. Cio ini merasa terlalu lelah saja. Selain itu, rupanya ia juga kayanya makan ciki atau jajanan sejenisnya secara berlebih. Sebenarnya tidak apa-apa anak kecil di kasih jajan, tapi usahakan yang aman dan jangan terlalu berlebihan. Kebetulan firasatku benar, tadi aku membawa obat penurun panas, jadi itu tadi obatnya aku letakkan di nakas." jelas Dokter Sapto.

"Jajanan ya.." Gumam Erik.

"Terimakasih, Paman." Ucap Erik.

"Ya sudah, karena ini sudah tengah malam, aku permisi dulu.." Pamitnya sembari tersenyum.

"Terimakasih, Mas Sapto. Maaf kami merepotkan di tengah malem begini.." Ujar Ratna tak enak hati.

"Iya, tidak apa-apa. Sudah kewajibanku, Na.." Jawab Dokter Sapto pada istri temannya itu.

"Ya sudah, nanti bayarannya aku transfer saja ya, To.. Mari aku antar kedepan, To.." Ajak Pak Doni pada kawannya itu.

Kemudian tinggallah Cio, Mba Nur, Bu Ratna, dan Erik di dalam kamar itu.

Bu Ratna meminumkan obat ke Cio yang di bantu oleh Mba Nur.

Mba Nur sedang berdiri mengamati Cio yang sedang berbaring tak berdaya di apit oleh Erik dan Bu Ratna di kedua sisinya.

"Apa tadi dia makan jajanan, Mba ?" Tanya Erik menatap sang pengasuh dengan tajam.

Kemudian, Mba Nur menceritakan semua kejadian tadi sore di taman. Sebenarnya Erik begitu marah dengan wanita yang ada di cerita Mba Nur itu, namun ia tak tahu siapa orang itu dan dimana ia harus menemukannya.

"Untuk lebih jelasnya siapa Mba Tisha itu nanti bisa ditanyakan ke Cio langsung, Mas Erik.." Ucap Mba Nur di akhir ceritanya.

"Kamu mau tidur dimana, Rik ?" Tanya Bu Ratna.

"Erik mau tidur disini saja, Ma. Mba Nur boleh kembali ke kamar, Mba. Mama juga sepertinya sudah mengantuk, Mama ke kamar gih.." Terang Erik.

Ya, memang Erik tidak suka jika anaknya tidur sekamar bersama pengasuh, jadi setelah Mba Nur berhasil menidurkan Cio, Mba Nur akan tidur di kamarnya sendiri di lantai bawah.

"Ya sudah, Mama ke kamar dulu ya, Rik." Pamit Mama seraya beranjak dari duduknya.

"Iya, Ma.. Good Night.." Ucap Erik tersenyum.

"Too.." Balas Bu Ratna juga tersenyum.

Kini, tinggallah Erik yang menemani putranya. Ia berbaring di sisi putranya, mengelus puncak kepala Cio.

"Dingin, Daddy.." Rintih Cio.

"Iya, Daddy peluk sini.." Ucap Erik berusaha memberi kenyamanan pada putranya.

Kemudian keduanya terlelap dengan saling berpelukan memberi kehangatan.

Bersambung...

Get well soon, Cio.. 😇

Jangan lupa dukungannya berupa rate, vote, like, dan komentarnya, ya 🥰

Terpopuler

Comments

yatiek lima sembilan

yatiek lima sembilan

koq nyaman banget nih pembokat nyuruh² sang majikan... ajarin etika dia thor... ato jangan²... ???

2023-01-28

0

yatiek lima sembilan

yatiek lima sembilan

yg salah tuh kan mb Nur... dia udah teledor njagain momongannya... koq malah ngubek mb tisha... mana tau dia kelemahan Cio ttg makanan yg dilarang untuk cio... marahin tuuh di Nur geblek plus teledor...

2023-01-28

0

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

emak cio kemanaaaa...

2021-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Cio & Daddy
2 Sekretaris
3 Cio Demam
4 Memancing
5 Sekretaris Baru
6 Berbagi tempat
7 Weekend-1
8 Weekend-2
9 Mengantar Sinta
10 Pengumuman
11 Izin Kerja
12 Playground
13 Sahabatku
14 Obrolan di Meja Makan
15 Satu Pelaminan
16 Salad Buah
17 Hana Curhat
18 Tidak Mutlak
19 Rencana Sinta
20 Kebo
21 Periode
22 Singa Tidur
23 Truth Or Dare
24 Barbeque
25 Butuh Istri
26 P-E-K-A
27 Bohongin Anak
28 Perang Komentar
29 Cio Marah
30 Keberangkatan
31 Jangan Kasih Tau
32 Pengunduran Diri
33 Sekretaris Saya Mana ?
34 Profesional
35 Hulk
36 Rekomendasi TK
37 Ke Kantor Bersama Cio
38 Mendaftarkan
39 Karena Anak Saya
40 Perjodohan
41 Tidak punya Ibu
42 Ma !
43 Diam Tanda Setuju
44 Ulang Tahun Cio
45 Siti Nurbaya
46 Khianat
47 Menangislah
48 Benar Dan Salah
49 Tisha Menerimanya
50 H-3
51 Wedding Day
52 Masih Wedding Day
53 Saya ? Aku !
54 Membantah
55 Cio Hilang
56 Barter ?
57 Maafkan Aku Dulu !
58 Jijik
59 Nenek Lampir
60 Pindah Rumah
61 Reuni
62 Menjalankan Kewajiban
63 Menunda
64 Gaun
65 Jutek
66 Akad Tian dan Hana
67 Berpacaran
68 PART LAKNAT
69 Hamil
70 Ngeyel
71 Gurih
72 Malam Mingguan
73 Pengumuman
74 I Am Bored
75 Miniatur Ironman
76 Volume Tv
77 Jangan Cengeng!
78 Jangan Marahi Anakku
79 Daddy Kenapa?
80 Any Problem?
81 Nomor Baru
82 Kapan Pulang?
83 Penghianatan
84 Janji!
85 Kenyataan Pahit
86 Author Comeback
87 Proyek Lombok
88 Karier atau Rumah tangga?
89 Penjelasan
90 Perihal Reservasi
91 Curiga
92 Karena Lo!
93 Terungkap
94 (END) Lelaki Perjaka Beranak Satu
95 Author Berkicau
96 Info tentang Extra-Part
97 Extra-Part 1
98 Extra-Part 2
99 KABAR BAHAGIA
100 Informasi Sekuel (1)
101 Informasi Sekuel (2)
102 Jodohku Bukan Pemeran Antagonis
103 Jodohku Bukan Pemeran Antagonis
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Cio & Daddy
2
Sekretaris
3
Cio Demam
4
Memancing
5
Sekretaris Baru
6
Berbagi tempat
7
Weekend-1
8
Weekend-2
9
Mengantar Sinta
10
Pengumuman
11
Izin Kerja
12
Playground
13
Sahabatku
14
Obrolan di Meja Makan
15
Satu Pelaminan
16
Salad Buah
17
Hana Curhat
18
Tidak Mutlak
19
Rencana Sinta
20
Kebo
21
Periode
22
Singa Tidur
23
Truth Or Dare
24
Barbeque
25
Butuh Istri
26
P-E-K-A
27
Bohongin Anak
28
Perang Komentar
29
Cio Marah
30
Keberangkatan
31
Jangan Kasih Tau
32
Pengunduran Diri
33
Sekretaris Saya Mana ?
34
Profesional
35
Hulk
36
Rekomendasi TK
37
Ke Kantor Bersama Cio
38
Mendaftarkan
39
Karena Anak Saya
40
Perjodohan
41
Tidak punya Ibu
42
Ma !
43
Diam Tanda Setuju
44
Ulang Tahun Cio
45
Siti Nurbaya
46
Khianat
47
Menangislah
48
Benar Dan Salah
49
Tisha Menerimanya
50
H-3
51
Wedding Day
52
Masih Wedding Day
53
Saya ? Aku !
54
Membantah
55
Cio Hilang
56
Barter ?
57
Maafkan Aku Dulu !
58
Jijik
59
Nenek Lampir
60
Pindah Rumah
61
Reuni
62
Menjalankan Kewajiban
63
Menunda
64
Gaun
65
Jutek
66
Akad Tian dan Hana
67
Berpacaran
68
PART LAKNAT
69
Hamil
70
Ngeyel
71
Gurih
72
Malam Mingguan
73
Pengumuman
74
I Am Bored
75
Miniatur Ironman
76
Volume Tv
77
Jangan Cengeng!
78
Jangan Marahi Anakku
79
Daddy Kenapa?
80
Any Problem?
81
Nomor Baru
82
Kapan Pulang?
83
Penghianatan
84
Janji!
85
Kenyataan Pahit
86
Author Comeback
87
Proyek Lombok
88
Karier atau Rumah tangga?
89
Penjelasan
90
Perihal Reservasi
91
Curiga
92
Karena Lo!
93
Terungkap
94
(END) Lelaki Perjaka Beranak Satu
95
Author Berkicau
96
Info tentang Extra-Part
97
Extra-Part 1
98
Extra-Part 2
99
KABAR BAHAGIA
100
Informasi Sekuel (1)
101
Informasi Sekuel (2)
102
Jodohku Bukan Pemeran Antagonis
103
Jodohku Bukan Pemeran Antagonis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!