Hubungan Dimas dan Diandra tidak ada perubahan berarti, apalagi sejak mereka menyelesaikan ujian nasional, mereka jarang bertemu, komunikasi keduanya, hanya melalui SMS atau telepon.
Setelah seminggu Dimas dan Diandra tidak bertemu, mereka pergi mengunjungi salah satu kampus di Depok, untuk menanyakan informasi tentang penerimaan mahasiswa/mahasiswi baru di sana, bukan hanya itu, mereka juga mengunjungi universitas negeri yang ada di Rawamangun.
Pulang dari sana keduanya mampir ke rumah Dimas, cukup jauh memang, tapi itu bukan masalah bagi mereka yang sedang di mabuk asmara.
Memasuki halaman rumah, terlihat hanya ada mbok Nah yang sedang menyapu halaman depan, sore itu, mobil ibu dan kakaknya belum ada, "Mbok, ibu belum pulang ya?" tanya Dimas.
Mbok Nah menghentikan kegiatannya, "Tadi udah sempet pulang, tapi keluar lagi diantar pak Sukar, katanya mau ke supermarket,"
"Oh, ya udah aku masuk dulu ya mbok," ucap Dimas sambil menggandeng tangan kekasihnya, mengajaknya masuk, dan mempersilahkan duduk di sofa ruang tengah, lalu mengambilkan minuman dingin untuk pacarnya, kemudian dia beranjak naik ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju.
Sepeninggal Dimas, Denis menuruni tangga untuk mengambil minum di kulkas, laki-laki itu melihat Diandra yang sedang duduk sendiri di sofa, canggung tentu saja setelah kejadian tempo hari, mereka baru bertemu lagi, "Hai mbak Dian, lagi nunggu Abang ya?" Sapa Denis ramah, keduanya duduk berseberangan, terhalang meja.
Diandra tersenyum kikuk, "Iya Denis," jawab gadis itu singkat, dia bingung apalagi yang akan mereka bicarakan. Keheningan melanda, diantara keduanya.
"Denis, maaf kejadian tempo hari, kayaknya kita hanya terbawa suasana film, jadi lupain aja ya," Diandra berusaha memecah keheningan yang melanda.
Denis kecewa mendengar apa yang dia dengar, bagaimana mungkin dia melupakan ciuman pertamanya? Gara-gara ciuman itu, dia sampai tidak bisa tidur semalaman. "Nggak papa mbak," mereka saling diam kembali sampai kedatangan Dimas.
"Loh Denis, gue pikir lo ga di rumah?"
Denis hanya mengangkat bahunya, berdiri dan berlalu pergi menuju kamarnya.
Diandra meminta Dimas mengantarkannya pulang karena hari semakin sore.
Setelah mengantar pacarnya, Dimas mengunjungi Rosalina di Apartemen, berniat menginap di tempat wanita itu.
"Hai," sapa Dimas ketika Rosalina membukakan pintu apartemennya, tanpa banyak basa basi, Dimas langsung mencumbui wanita yang mengenakan dress tali satu berwarna merah, sangat seksi, setelah sebelumnya dia menutup pintu apartemen dengan kakinya.
Dimas menggauli wanita itu di sofa merah, dia begitu ketagihan melakukannya dengan Rosalina, dia tidak khawatir wanita itu akan hamil, karena sudah melakukan suntik kontrasepsi setiap bulannya, laki-laki itu melakukan hal itu hanya karena nafsu, tidak ada cinta sama sekali, bagi Dimas, cintanya hanya untuk Diandra, gadis cantik, pintar, baik hati dan sederhana serta sudah akrab dengan ibunya.
Berbeda dengan Rosalina, sepertinya wanita itu mulai nyaman dengan laki-laki itu, selain nafsu, ia juga melakukannya dengan cinta, ia akan berusaha membuat laki-laki itu membalas perasaannya, dirinya tau bahwa Dimas punya pacar, teman seangkatannya semua tahu tentang hubungan Dimas dan Diandra, dua pasangan berprestasi di bidang yang berbeda, Diandra di bidang Akademik sedang Dimas di bidang non Akademik di SMU tempat mereka mengenyam pendidikan.
Dimas bahkan bercerita pada Rosalina, jika nanti dirinya dan Diandra lulus kuliah, laki-laki itu akan langsung menikahi pacarnya, tentu hal itu membuat Rosalina sakit hati, ia akan membuat Diandra meninggalkan Dimas, sehingga dengan mudah ia bisa bersatu dengan lelaki yang disukainya.
***
Hari berlalu, hingga hari kelulusan tiba, Dewi datang mengambil surat keterangan lulus milik Dimas dan Diandra, wanita paruh baya itu telah mengklaim jika Diandra akan segera bertunangan dengan putranya.
Diandra sangat berterima kasih kepada Dewi, karena mau menjadi walinya untuk mengambil surat kelulusan itu, ibu kandungnya tidak bisa hadir, karena sedang sibuk merawat anak tirinya yang sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah acara kelulusan di sekolah, Dewi mengajak Diandra mengunjungi rumahnya, untuk merayakan kelulusan, Dewi meminta Dessy untuk menyiapkan hidangan spesial dibantu mbok Nah di rumah.
Diandra dijamu dengan baik, bahkan Dewi dan Dessy menghadiahkan sesuatu, lalu dia diminta untuk menginap, dan tidur bersama Dessy di kamar lantai dua yang paling besar.
Malamnya mereka banyak mengobrol, tentu Dessy sangat senang bisa ngobrol bersama, rasanya seperti memiliki putri yang bisa diajak berbagi cerita, tidak seperti putranya Denis yang kaku dan pendiam. "Dimas beruntung mendapatkan kamu Di, udah baik hati, cantik, pintar, mandiri, sopan lagi, duh mudah-mudahan Denis bakal dapat pasangan kayak kamu kelak, Aamiin" pujinya.
Diandra hanya tersenyum mendengar pujian dari Desi, sedikitpun dia tidak besar kepala, karena dia memiliki hati yang tulus.
"Oh ya entar kamu satu kampus kan sama Dimas?"
"Mudah-mudahan mbak, sebenarnya aku dapat undangan dari UI, cuman aku mau ikut Dimas aja, terserah mau di mana?"
"Hebat juga kamu ya Di, tapi Dimas tau kamu dapat undangan itu kan?"
Diandra menggeleng, "Aku ga berani kasih tau, takut membebani Dimas, mbak,"
"Ya ampun segitu cintanya kamu sama adik mbak, mbak mesti bilang ibu nih, biar kamu cepat-cepat tunangan sama Dimas, jangan sampai kamu di ambil cowok lain."
Seperti biasa Diandra hanya tersenyum tulus, "Makasih ya mbak, udah Nerima aku di keluarga ini dengan tangan terbuka,"
"Pokoknya, kalo sampai Dimas nyakitin kamu, mbak bakal nyuruh Denis buat rebut kamu, pokoknya kamu harus jadi bagian dari keluarga ini,"
"Dimas itu baik banget sama aku mbak, ga mungkin dia nyakitin aku," ucap Diandra yakin.
Meski beberapa waktu ini ada sedikit rasa ragu di hatinya, karena dirinya sempat melihat tanda merah keunguan di dekat tulang selangka Dimas, Diandra tau apa itu, tapi dia berusaha menepis segala prasangka buruknya.
Mereka bercerita hampir tengah malam, keduanya tertidur lelap setelah lelah bercerita.
Pagi harinya Dian membantu mbok Nah menyiapkan sarapan untuk keluarga pacarnya, melihat itu, ibu Dewi sangat bahagia, dia beruntung akan memiliki menantu yang baik, dan santun, seperti Diandra
***
Di akhir pekan, keluarga Dimas mengajak Diandra, untuk menginap di villa keluarga yang tak jauh dari kebun raya Cibodas, dirinya sangat bahagia, kesepiannya selama setahun terobati sudah, kebahagiaan meliputi mereka, Denis yang biasa kaku juga bisa luwes berinteraksi dengan keluarganya.
Selama dua hari mereka menginap di sana, Dewi memberikan cincin kepada Diandra, sebagai pengikat hubungan dengan putranya.
Dimas sangat mencintai Diandra, terlintas ada perasaan bersalah dihatinya, karena telah mengkhianati cinta tulus gadis itu, dia bertekad akan meninggalkan Rosalina sepulang dari Villa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
semoga saja keburukan itu tidak terungkap 😏
2024-05-30
0