SPP 4

Kirana dan Devian sudah kembali ke kota X. Sesuai dengan ijinnya, Kirana hanya cuti selama tiga hari. Meskipun kini status Kirana adalah istri presdir, namun peraturan tetaplah peraturan. Apalagi tidak ada yang tahu akan pernikahan keduanya. Tanpa kesepakatan dan perjanjian apapun, keduanya menjalani pernikahan seperti air mengalir. Tidak mempublikasikan pernikahan juga tidak menyembunyikannya. Biarlah orang bicara apa nantinya, toh yang menjalani adalah mereka berdua.

Sebelum mengajak Kirana tinggal di apartemennya, Devian terlebih dahulu mengambil barang berharga milik istrinya di kosan. Tidak banyak yang dibawa Kirana, apalagi Devian memerintahkannya untuk membawa pakaian sedikit saja. Devian berjanji akan mengajaknya belanja. Kirana mengiyakan dan memberikan pakaian yang tidak dia bawa kepada teman-teman di kosan yang sama. Tentu saja mereka antusias karena rata-rata yang kos di sana adalah kelas menengah ke bawah. Kirana tergolong warga kos yang dinilai paling berada dan loyal di sana.

"Ini kamar kita," jelas Devian begitu mereka memasuki kamar yang lumayan besar. Kata lumayan bagi Devian, namun bagi Kirana adalah sangat besar. Bahkan kamarnya saat di kosan tidak sampai setengah dari kamar yang kini akan dia tinggali.

"Aku mau masak untuk makan malam. Apakah ada bahannya?" tanya Kirana yang sudah mulai vokal karena nasehat orang tuanya. Tentu saja sebagai orang tua merasa khawatir dengan kelangsungan hubungan anak dan menantunya.

"Istirahatlah. Kau pasti lelah karena perjalanan panjang kita dari kota Y. Kita bisa DO." Kirana mengangguk dan memilih membersihkan diri karena merasa badannya sudah sangat lengket.

Kini mereka tengah bersantai di ruang tamu usia makan malam. Mereka terlihat menonton televisi, namun pada kenyataan baik Devian maupun Kirana sama-sama melamun. Mungkin mereka tengah memikirkan tentang pasangannya. Hingga keduanya memanggil dengan waktu yang bersamaan.

"Mas."

"Dek."

Keduanya saling pandang dan sesaat kemudian keduanya tersenyum.

"Adek dulu." Devian memilih mengalah. Apalagi dia sering mendengar istilah ladies first.

"Emmm, Mas dulu aja." Poin pertama dalam rumah tangga adalah istri menghormati suami. Itulah yang kini diterapkan Kirana.

"Aku tahu kamu tidak begitu pandai mengatakan apa yang ingin kamu sampaikan. Tapi bisakah kali ini kamu yang mengawalinya?" pinta Devian dengan lembut dan berhati-hati. Kirana mengangguk sebagai jawaban. Poin kedua dalam rumah tangga adalah istri mematuhi perintah suami. Bagi Kirana, permintaan Devian merupakan perintah.

"Em, itu. Aku ingin Mas mengisi daftar pertanyaan yang sudah aku buat besok," ucap Kirana dengan tatapan penuh harap.

"Daftar pertanyaan apa?" tanya Devian penasaran.

"Besok Mas akan tahu sendiri," jawab Kirana singkat. Devian lupa kalau istrinya itu tidak terlalu vokal. Sudah pasti tidak akan mendapatkan jawaban atas rasa penasaran yang kini menggerogoti hatinya.

"Baiklah. Mas akan menunggu hingga besok," putus Devian akhirnya. Kirana tersenyum kala suaminya menyanggupi permintaannya.

"Mas ingin bicara apa?" tanya Kirana. Devian menatap wajah istrinya dan mulai memasang wajah serius. Kirana menunggu dengan harap-harap cemas. Dia khawatir jikalau apa yang akan dibicarakan oleh suaminya bukanlah hal yang dia harapkan.

"Aku hanya ingin tahu tentang kamu." Jawaban Devian mampu membuat Kirana terharu.

Begitu inginkah kamu menjalani rumah tangga ini, Mas? Tapi kenapa? Bukankah kita tidak saling kenal sebelumnya? Begitu banyak pertanyaan yang ada dalam benak Kirana. Namun semua itu hanya mampu Kirana pendam tanpa bisa diucapkan.

"Besok akan aku jawab," ucap Kirana singkat.

"Kenapa harus menunggu besok?" gerutu Devian seraya mendengus kesal.

"Aku janji," balas Kirana meyakinkan suaminya.

"Baiklah," pasrah Devian.

Suasana kembali hening. Tidak ada suara yang keluar baik dari bibir Kirana ataupun Devian. Mereka tengah asyik menonton televisi yang menyiarkan tentang bisnis. Hingga terdengar suara orang yang sedang menguap. Kirana melihat suaminya telah mengantuk mengajaknya istirahat.

"Aku matikan TV nya dulu." Devian mengangguk dan pergi ke kamar lebih dulu. Dirinya benar-benar lelah dan mengantuk.

Tidak ada adegan iya-iya yah? Maklumin aja masih proses pengenalan diri. 🤭🤭🤭

...----------------...

Cuti berakhir dan mereka sudah kembali bekerja. Devian dan Kirana telah melakukan aktivitas seperti biasanya. Meskipun ada sedikit perbedaan yaitu akan berangkat dan pulang bersama. Mereka menjalani semua itu laksana air mengalir. Mereka akan ikut ke mana arus membawanya.

Kirana sudah menyerahkan daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh Devian. Dia menyerahkan sesaat sebelum turun dari mobil sang suami. Ia juga sudah menyerahkan apa yang diminta Devian semalam.

Waktu makan siang sudah tiba. Kirana dan teman-temannya sudah siap menuju kantin . Saat Meta, salah satu teman Kirana hendak memimpin jalan, langkahnya terhenti karena bos besar sudah ada di depan pintu. Tentu saja hal tersebut membuatnya terkejut. Ini adalah hal yang bisa dibilang sangat-sangat langka. Ruangan arsip akan menjadi ruangan terakhir yang dikunjungi para petinggi perusahaan. Apalagi anak-anak arsip terkenal dengan kutu bukunya. Karena itu pulalah Kirana tidak mempunyai teman diluar divisinya. Terlebih sifat Kirana yang bisa dibilang tertutup. Saking terkejutnya, Meta bahkan tidak menyapa ataupun sekedar memberi hormat pada Devian. Meta justru berbalik dan memberitahu teman-temannya.

"Eh. Ada pak bos di depan," kata Meta heboh.

"Serius?" tanya Harun tak percaya.

"Alah, palingan juga boong," timpal Iman.

Kirana walaupun diam, namun dirinya cukup terkejut mendengar suaminya datang menghampirinya. Dia masih setia dalam diamnya melihat reaksi teman-temannya dihampiri bos besar. Dalam hati ingin tertawa karena kehebohan mereka, namun takut menyinggung teman maupun suaminya.

Karena mereka tak percaya, mereka keluar untuk melihat sendiri apakah yang dikatakan Meta benar. Ternyata apa yang dikatakan Meta tidaklah bohong. Bos besar masih setia berdiri di depan pintu.

"Kalian mau makan siang ?" tanya Devian mengembalikan kesadaran mereka yang sedari tadi entah ke mana. Devian sampai mengulum senyum melihat ekspresi keempat teman istrinya itu melihat dirinya.

"Eh, iya Bos," jawab Bayu mewakili teman-temannya.

"Ikut saya. Saya traktir," kata Devian, namun matanya melihat belakang empat orang itu.

"Beneran nih Bos?" celetuk Iman.

"Iya. Ajak dia juga." Tunjuk Devian pada istrinya. Kirana mendengus menatap Devian tajam. Devian hanya tersenyum menanggapi kekesalan istrinya.

"Ayo Kiran." Meta menarik tangan Kirana agar tidak terlalu ketinggalan. Apalagi para pria telah melangkah jauh ke depan.

Melihat anak-anak arsip yang berjalan dengan bos besar, mengundang perhatian hampir semua karyawan yang melihat. Timbul tanda tanya besar di benak mereka. Ada yang positif thinking, namun tentu saja ada yang negatif thinking . Meskipun begitu, tidak menyurutkan anak-anak arsip untuk menikmati traktiran dari bos besar. Ternyata bos besar tidak melangkah ke kantin, melainkan ke restoran di dekat kantor .

"Wah, kita makan enak guys!" seru Harun semangat.

"Makan seafood euy," tambah Bayu tak kalah semangat .

"Jaga tingkah, jangan bikin malu," tegur Meta yang merasa malu dengan tingkah teman-temannya. Kirana dan Devian hanya mengulum senyum.

Katrok, batin Meta.

Tidak tanggung-tanggung . Devian mengajak Kirana dan teman-temannya makan di ruang VIP. Tentu saja bertambah giranglah mereka .

Usia makan, Devian memberikan amplop pada Kirana. Semua temannya menatap heran dan curiga akan hubungan keduanya. Pasalnya sedari awal masuk hingga pesan makanan, keduanya tampak akrab dan tidak canggung. Ya, meskipun Devian masih mendominasi di banding Kirana yang memang irit bicara.

"Sudah?" Devian hanya mengangguk. Kirana ikut mengangguk tanda percaya akan jawaban suaminya.

"Yang satu aku simpan," ucap Devian santai.

"Iya," balas Kirana singkat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Penasaran apa isi amplop itu? Di episode selanjutnya yah?

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

apasih jd pnasaran kn

2024-03-12

2

ama luph endhe

ama luph endhe

pa yawh isi amplopnya??

kartu unlimited sprt ny 🤭🤭🤭🤭

2024-03-07

1

Wati_esha

Wati_esha

Mulai terjadi kehebohan di bagian arsip. 😜

2024-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!