Raja mengangkat satu sudut bibirnya.
"Dave!" Ucap Raja dengan suara bass nya yang menggelegar.
Seorang pria berkacamata yang tak lain adalah asisten pribadinya itu kemudian mendekat.
"Saya, Tuan!" Ucapnya.
Raja tak menjawab. Ia juga tak bergerak dari posisi duduknya. Laki laki itu nampak mengangkat dagunya, seolah menunjuk ke arah Mawar yang menyedihkan.
Dave paham. Laki laki itu kemudian mengangguk. Ia menegakkan posisi tubuhnya, lalu berjalan mendekati Mawar yang kini nampak awas. Wanita itu tahu, ia dalam bahaya sekarang!
Dave berjalan mengitari kursi tempat dimana Mawar berada dengan langkah tenang namun terasa mengerikan.
"Selamat malam, nona muda keluarga Yuda!" Ucap Dave. "Senang sekali rasanya bisa berjumpa dengan istri dari pria terhormat seperti suami anda!"
Mawar tak menjawab. Laki-laki itu kemudian menghentikan langkah kakinya tepat di samping Mawar.
"Saya tahu, anda pasti bertanya tanya, siapa kami, dan kenapa anda berada di tempat ini!"
Raja mengangkat dagunya. Ia tersenyum smirk di atas kursinya.
Dave menggerakkan tangannya, ia meraih rambut panjang Mawar dan menjambaknya. Hingga membuat wanita itu terdongkrak. Wanita itu memejamkan matanya menahan sakit.
"Bukan begitu?" Tanya Dave lagi.
Laki laki itu nampak tersenyum smirk. Mawar tak bergerak. Ia berusaha untuk tetap tenang meskipun kini mulai merasakan ketakutan yang luar biasa. Sebisanya ia mencoba berontak. Barangkali ia bisa lepas dari sekumpulan lelaki yang terlihat sangat mengerikan itu.
Dave menghempaskan kepala wanita cantik itu dengan kasarnya.
"Perkenalkan, Nona. Kami adalah orang orang yang sangat membenci suamimu," ucap Dave.
Mawar melirik ke arah Raja yang berada di hadapannya, lalu kembali memalingkan wajahnya.
"Saya minta maaf, jika saya mengganggu kesenangan anda dan masa masa bahagia anda bersama suami anda sebagai ahli waris keluarga Yuda. Saya hanya membutuhkan sedikit saja bantuan anda untuk melancarkan misi kami!" Ucap Dave lagi dengan angkuh dan sombongnya. Tak seperti wujud manusia yang tengah meminta maaf pada umumnya.
"Misi menghancurkan suami anda!" Tambahnya.
Mawar nampak menggelengkan kepalanya samar.
"Anda tidak perlu khawatir. Kami bukan orang jahat. Kami hanya butuh suami anda untuk datang kemari dan menemui kami. Kami akan mempertemukan anda kembali dengan suami anda jika keinginan kami sudah terpenuhi!"
Dave kembali mengayunkan kakinya. Ia berhenti tepat di belakang Mawar. Tangan kekar itu tergerak menyentuh rambut panjang itu, lalu menyingkapkan seluruhnya ke belakang. Ia kemudian nampak menyentuh kedua belah pundak wanita itu lalu menggerakkan tangannya, mengusap usap pundak itu hingga ke leher dengan lembut. Membuat jantung Mawar berdebar tak karuan. Antara takut dan tegang.
"Jadi, jika anda ingin aman disini, maka menurut lah! Ikuti semua perintah tuan kami dan jangan pernah mencoba untuk berontak. Karena tuan Raja tidak akan segan segan untuk menyakiti anda jika keinginannya tidak terpenuhi! Dan akan saya pastikan, jika anda berani macam macam, anda pasti akan menyesal!"
Mawar tak menjawab. Tolonglah! Mana suaminya? Ia ingin secepatnya keluar dari tempat ini.
Dave meraih dagu lancip itu, lalu membimbingnya untuk menoleh ke arahnya dengan kasar.
"Anda paham, Nona?" Tanyanya.
Mawar tak menjawab. Ia memalingkan wajahnya dengan cepat seolah tak sudi bertatap muka dengan laki laki gila itu.
"Ough! Kau galak juga ternyata!" Ucap Dave.
Mawar diam seribu bahasa. Dadanya naik turun. Ia benci orang orang ini. Lihat saja, sebentar lagi, suaminya pasti akan datang menjemputnya, dan orang orang ini, pasti akan dihabisi oleh Frans!
Ya, pasti begitu! Batin Mawar.
Dave mengangkat dagunya. Ia kemudian menoleh ke arah sang tuan yang sejak tadi lebih memilih tetap berada di atas singgasana nya sembari menikmati drama yang anak buahnya lakukan itu.
"Bagaimana, Tuan?" Tanya Dave.
Raja tak langsung menjawab. Ia fokus pada wajah Mawar. Gurat kepuasan berbalut kebencian tergambar jelas di wajahnya. Ini adalah saat yang paling ia tunggu tunggu. Menghancurkan Frans menggunakan istrinya sebagai senjata. Pasti akan sangat menarik.
Raja mengangkat dagunya. Lalu...
.
.
.
.
"Lecehkan dia! Dan kirimkan videonya pada laki laki kep*rat itu!" Titah Raja mengerikan.
Deeghh...
Mawar reflek mendongak menatap Raja. Ia menggelengkan kepalanya. Seolah tak setuju dengan ucapan laki laki itu. Ingin ia berucap, namun ia tak mampu. Mawar sudah tak bisa lagi menyembunyikan ketakutannya. Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia berusaha berontak dari kursinya mendengar kata kata yang keluar dari mulut Raja.
Dave mengangkat dagunya. Ia tersenyum smirk. Laki laki muda itu menggerakkan lidahnya menyapu area dalam mulutnya. Ini yang Dave suka tiap kali bekerja dan melibatkan wanita. Raja sangat suka 'berbagi' dengan para anak buahnya.
"Dengan senang hati, Tuan!" Ucap pria berusia dua puluh lima tahun itu.
Laki laki yang berdiri di belakang kursi Mawar itu nampak menatap lapar wanita di hadapannya. Dengan cepat ia menyentuh sandaran kursi tempat di mana Mawar duduk.
Seeeetttt....
Ia menggeser posisi kursi itu. Mawar tersentak. Andai ia tidak bisu mungkin ia sudah menjerit.
Seorang anak buah mendekat dengan membawa tas selempang milik Mawar. Ia meraih sebuah ponsel milik wanita itu lalu membukanya. Ia melempar tas itu asal. Raja masih berada di kursinya itu kemudian meraih tas mahal yang kini tergeletak di bawah kakinya. Diambilnya sebuah dompet berwarna coklat di sana. Sebuah kartu identitas milik Mawar serta sebuah foto mesranya dengan Frans terpampang jelas disana. Raja tak bergerak. Ia hanya menyeringai melihat foto yang terlihat menjijikkan di matanya itu.
Mawar kembali mencoba berontak. Sedangkan Dave kini nampak memulai aksinya. Ia memeluk wanita itu dari belakang. Mawar mulai menangis ketakutan.
"Kau takut, Sayang?" Bisik Dave. "Jangan takut! Bukankah sudah ku bilang, aku bukan orang jahat. Aku tidak akan melukaimu!" Ucapnya di barengi sebuah tawa di akhir kalimatnya. Salah satu anak buah yang kini merekam aksi Dave menggunakan ponsel Mawar itupun ikut tertawa.
Dave tersenyum licik. Ia menggerakkan tangannya menyingkap rambut panjang Mawar. Membuat leher putih mulus itu kini nampak terekspos jelas.
Kamera terus merekam adegan itu. Mawar makin ketakutan. Air matanya mulai turun. Wanita mana yang suka dilecehkan? Terlebih lagi adegan itu direkam dan disaksikan oleh banyak mata pria disana. Ia sudah seperti wanita murahan yang sedang dipermainkan oleh sekumpulan pria hidung belang.
Sedangkan Raja yang masih berada di atas kursinya kini nampak menatap tajam ke arah anak buah dan tawanannya itu. Dadanya ikut naik turun melihat Dave yang kini mulai berani menggerakkan tangannya mengusap usap paha mulus berbalut dress kuning polkadot itu.
Mawar menangis tanpa suara. Si anak buah yang merekam adegan itu makin mendekat. Sedangkan Dave kini nampak menggerak-gerakkan kepalanya mendusel wajah ayu itu dari samping sambil sesekali menggerakkan lidahnya menyapu area kulit mulus Mawar.
"Lihat kamera! Minta tolong pada suamimu!" Ucap Dave.
Mawar makin menangis. Tangan Dave makin tak terkontrol. Ia menggerakkan tangannya itu menuju perut. Menyentuh kasar bagian tubuh itu sambil terus mendusel penuh nafsuu.
"Apa kau menikmati sentuhanku, gadis bodoh? Sampai sampai kau enggan untuk meminta bantuan suamimu!" Ucap Dave.
Mawar tak bersuara. Namun air matanya terus jatuh tak terbendung.
"Bicara pada suamimu, sekarang!!" Bentak Dave lagi.
"Hiks....a....a....e....a......" Suara itu akhirnya lolos dari mulut Mawar. Sebuah kalimat tak jelas yang mengisyaratkan ia tengah meminta pertolongan pada sang suami yang entah dimana keberadaannya.
Dave menghentikan pergerakannya. Ia nampak terkejut. Begitu juga dengan para anak buah di sana serta Raja yang masih setia duduk di atas kursinya.
Dave mencengkeram wajah Mawar.
"Kau bisu?" Tanya laki laki itu.
Mawar sesenggukan. "A...a....i...." Ucap wanita itu tak jelas. Seolah memohon untuk dibebaskan.
Dave masih menampilkan wajah terkejutnya. Hingga...
"Ha...? Hahahaha......!!!" Tawa itu menggelegar memenuhi ruangan. Dave tertawa terbahak bahak di hadapan Mawar yang makin menangis ketakutan. Para anak buah disana itupun ikut tertawa lebar mendengar suara aneh Mawar.
"Oh...nona muda keluarga Yuda ternyata bisu!!" Ucap Dave merendahkan. Ia tertawa lepas. Begitu juga para anak buah disana. Namun tidak dengan Raja. Ia makin menajamkan pandangannya ke arah Mawar yang menangis ketakutan.
Sedangkan Dave kini nampak menghempaskan wajah wanita malang itu. Ia berdiri di hadapan Mawar, masih dengan kamera yang menyala.
"Lihatlah! Ternyata selama ini Frans menikahi gadis bisu! Hahahaha.....!!"
Tawa itu kembali menggema. Semua tertawa terbahak bahak. Menertawakan si bisu yang tak bisa berbuat apa apa. Mawar menangis sejadi jadinya. Pipi itu basah. Air matanya bercucuran bahkan hingga mengenai dress nya. Ia memang selalu direndahkan. Seolah tak ada yang berempati padanya di dunia ini selain suami dan juga keluarga Yuda.
Tolong...ia mau pulang! Ia tak mau lama lama berada di tempat ini.
Dave menyudahi tawanya. Ia menatap remeh ke arah si bisu yang malang itu.
"Tapi baiklah! Tidak masalah! Aku rasa aku mulai tertarik menjamah tubuhmu! Aku juga tidak suka dengan wanita berisik!" Ucap pria itu.
Laki laki itu kemudian membuka kancing kemejanya. Ia menatap lapar ke arah Mawar yang terus meronta dan menangis minta dilepaskan. Laki laki itu mendekat. Ia mengikis jarak dengan wanita itu. Bersiap untuk melakukan lebih padanya.
Tangan kekar itu tergerak membuka resleting celana panjang nya. Bersiap mengeluarkan sebuah benda menegang yang seolah sudah siap untuk bertempur. Mawar berontak. Ia berusaha kabur namun tak mampu. Kursinya kini bahkan dipegangi oleh seorang anak buah disana.
Hingga tiba tiba....
"Cukup!" Suara itu menggema. Terdengar berat dan tegas. Membuat Dave dan para anak buah lainnya pun menoleh ke arah sumber suara.
Dilihatnya disana, Sang Raja nampak bangkit dari posisi duduknya. Sorot matanya menatap tajam lurus ke depan.
"Sudah cukup! Kirimkan video itu pada suaminya. Dan seret wanita itu masuk ke dalam mobilku!" Ucap Raja tegas.
Dave yang kepalang panas itu nampak mengernyitkan dahinya.
"Tapi, Tuan..." Ucap laki laki itu dengan nafas ngos-ngosan.
Raja menatap tajam anak buahnya.
"Sejak kapan kau menjawab perintahku dengan kata 'tapi'?!" Tanya Raja mengerikan.
Dave menunduk hormat dengan dada naik turun menahan hasratnya.
"Maafkan saya, Tuan," ucapnya.
Raja masih memasang mode garangnya.
"Lakukan sekarang!" Titahnya dengan tegas. Ia kemudian merapikan jas miliknya, lalu berbalik badan dan pergi meninggalkan tempat itu.
Dave membuang nafas kasar. Ia nampak sedikit kesal. Laki-laki itu kemudian menoleh ke arah para anak buah itu.
"Tunggu apa lagi?! Lakukan perintah Tuan Raja sekarang!" Ucap pria itu dengan setengah membentak. Para anak buah itu pun menurut. Dengan cepat ia melepaskan ikatan tali di tangan dan kaki Mawar, lalu dengan segera ia menyeret wanita itu masuk ke dalam mobil mewah yang terparkir di depan bangunan lusuh tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Anonymous
preman cemen, msa menganiaya perempuan
2024-03-05
1
mak Rama
dari judulnya Gadis Bisu Milik sang Raja berarti Mawar itu bisa jdi masa lalu nya Raja yg tak bisa dimiliki krn menikah dgn Frans...dan mngkn Mawar diberitakan hilang dan meninggal krn itu Frans tak ada niat untuk mencari Mawar, entahlah semuanya masih misterius 🙄🙄🙄
2024-02-20
1
Raudatul zahra
thor,, aku kan buka ulang bab 1 kan,, buat merhatiin visual karakter nya..
naaahh,, menurut investigasi ku, Mawar itu kurang cocok gitu thor kalau karakter nya lemah.. dari alis nya yg tebal sama bibir ny yang tegas, tak lihat dia tu cocok jadi tipe² wanita setrong gitu thor.. yang setrong hati nya gitu loh, teguh pendirian, kuat, tabah, gitu.. berbanding terbalik sama si Laura.. muka² Laura itu tak lihat cocoknya karakter licik tapi lemah gitu.. yg gampang sakit hati , gampang dendam gitu..kayak cewek psycho gitu laah
wkwkwkwkwkwkwk apa-apaan ini???
entah kenapa tapi aku yakin ini nanti konflik nya pasti pelik dan ada sangkut pautnya sama Laura..
2024-02-20
2