"Ayah!" seru Yuan Li Wei sambil berlari ke arah Yuan Gi, lalu langsung memeluknya erat.
"Ayah... Ibu ingin menghukumku padahal aku tidak melakukan apa-apa," tangis Yuan Li Wei pecah, air matanya membasahi pakaian Yuan Gi.
"Sshh... Sudah, Sayang. Sekarang Ayah di sini. Putri Ayah tidak boleh menangis seperti ini, ya," ucap Yuan Gi lembut, mencoba menenangkan Yuan Li Wei yang masih menangis dalam pelukannya.
"Apa yang kau lakukan pada putriku?!" bentak Yuan Gi tiba-tiba dengan suara keras dan penuh kemarahan, menatap tajam ke arah Yuan Muren.
"Suamiku, aku tidak melakukan apa-apa!" elak Yuan Muren cepat, mencoba mempertahankan wibawanya.
"Tadi Ibu menarikku dengan sangat keras, tanganku sampai sakit, Ayah..." kata Yuan Li Wei sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang memerah.
"Itu tidak benar! Mina menangis, dan penyebabnya adalah dia! Dia mempermalukan Mina di hadapan seluruh klan Yuan!" tuduh Yuan Muren sambil menunjuk tajam ke arah Yuan Li Wei, merasa sudah menang karena berhasil memutarbalikkan keadaan.
"Tidak, Ayah. Adik Li Wei sama sekali tidak mempermalukan Mina," ucap Yuan Tanzi yang baru saja tiba di tempat kejadian dan mendengar pertengkaran itu. Wajahnya terlihat tegas, tak terima adiknya disalahkan.
"Ceritakan pada Ayah apa yang sebenarnya terjadi," ucap Yuan Gi dengan tenang namun tegas kepada Yuan Tanzi.
"Tadi pagi, aku dan Adik Li Wei sedang berlari-lari. Tapi saat aku kelelahan, aku duduk di bawah pohon dan Adik Li Wei mengajakku untuk kembali berlari. Tiba-tiba, Mina datang dan langsung memarahi Li Wei tanpa alasan. Aku pun mengajak Li Wei pergi meninggalkan Mina. Itu yang sebenarnya terjadi, Ayah," jelas Yuan Tanzi dengan jujur.
"Ini semua salahmu!" Yuan Gi menatap tajam ke arah Yuan Muren. "Seharusnya kau mencari tahu dulu sebelum menyeret dan menyalahkan Li Wei seperti ini. Aku sangat kecewa padamu. Ayo, Sayang... kita pergi dari sini."
Yuan Gi merangkul kedua anaknya, lalu meninggalkan tempat pelatihan murid klan Yuan. Mereka menuju paviliun pribadi milik Yuan Li Wei.
...*****...
Sejak kejadian itu, kepercayaan Yuan Gi terhadap Yuan Muren mulai memudar. Ia kini lebih mempercayai ucapan Yuan Li Wei dan para pelayan pribadi putrinya.
Sementara itu, keseharian Yuan Li Wei diisi dengan latihan rutin. Ia tekun mengasah kemampuannya, mempelajari strategi perang, jurus-jurus mematikan, dan gerakan dasar bela diri. Semuanya ia pelajari dengan cermat, namun tanpa menarik perhatian banyak orang.
Tingkat kultivasi Yuan Li Wei pun mengalami lonjakan. Dari ranah Bumi tingkat Kenaikan Besar, kini ia telah mencapai tingkat tertinggi di ranah Bumi, Tingkat Melewati Kesengsaraan.
Dalam beberapa hari terakhir, Yuan Muren tak lagi muncul di hadapan Yuan Li Wei. Bahkan, keberadaannya seolah menghilang dari paviliun keluarga utama.
Kini pandangan para penghuni klan Yuan terhadap Yuan Li Wei mulai berubah. Dulu, mereka memandangnya sebagai sampah klan, anak yang tak berguna dan tak pantas disebut pewaris. Namun sekarang, mereka mulai mengaguminya. Kecantikan Yuan Li Wei tampak semakin memikat, seolah-olah ia adalah pribadi yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.
"Tanzi gege sudah kembali ke Akademi Kerajaan... Tidak ada lagi teman untuk berlatih. Gu Ren tidak bisa bermain pedang. Haaah, lebih baik aku berjalan-jalan saja ke pasar," gumam Yuan Li Wei pelan, sebelum akhirnya melangkahkan kaki keluar paviliun tanpa ditemani siapa pun.
Sesampainya di pasar, Yuan Li Wei melihat berbagai macam barang dijajakan. Gaun-gaun indah dengan warna memikat, jepit rambut berkilauan, pita sutra, sepatu bordir halus, hiasan dinding dari batu giok, dan masih banyak lagi. Namun Yuan Li Wei hanya membawa sepuluh keping emas, jumlah yang cukup untuk mengisi perutnya yang kosong, tapi jelas tak cukup untuk berbelanja barang mewah.
"Lain kali saja aku kembali ke sini… Sungguh menyedihkan hidupku. Kalau di dunia modern, aku bisa membeli apapun tanpa harus memikirkan harganya. Tapi di dunia ini... aku harus menghitung dulu bahkan untuk sepotong pakaian. Li Wei, ayo berusaha lebih keras supaya bisa menghasilkan uang sendiri," gumamnya menyemangati diri.
Tak lama, ia pun melangkah ke sebuah kedai makan kecil yang tampak sepi. Tak ada satu pun pelanggan di dalamnya, tapi aroma masakannya cukup menggugah selera.
"Selamat sore, nona muda. Apa yang ingin Anda pesan?" tanya pelayan kedai dengan senyum ramah.
"Em... aku ingin satu porsi daging asap, satu porsi mi pangsit, dan satu gelas air dingin. Itu saja," jawab Yuan Li Wei setelah memeriksa menu dan menyesuaikan dengan isi kantongnya.
"Semuanya jadi 10 koin emas, nona," ucap pelayan kedai setelah menghitung total pesanan Yuan Li Wei. Tanpa banyak bicara, Yuan Li Wei langsung menyerahkan semua koin emas yang ia bawa, lalu mencari tempat duduk yang nyaman untuk menikmati makanannya.
"Kenapa kedai ini sangat sepi? Harga makanannya juga tidak mahal. Apa karena terlalu sepi jadi orang-orang enggan makan di sini?" pikir Yuan Li Wei, matanya mengamati sekeliling sambil duduk menunggu pesanan datang.
Tak lama kemudian, pelayan datang menghampirinya dengan membawa nampan.
"Silakan, nona," ucap pelayan dengan nada ramah.
"Terima kasih," balas Yuan Li Wei sopan, lalu mulai menyantap makanannya.
Dengan lahap, ia menghabiskan setiap suapan. Rasa lapar yang menumpuk sejak pagi membuat makanan itu terasa jauh lebih nikmat. Dalam hitungan menit, semua yang ia pesan habis tak bersisa.
Selesai makan, Yuan Li Wei keluar dari kedai dan kembali menyusuri pasar. Ia merasa senang bisa menikmati waktunya di dunia ini. Dunia yang kini ia pijak terasa sangat berbeda dari kehidupan lamanya, tidak ada tekanan, tidak ada kejaran, tidak ada kewaspadaan terus-menerus. Namun satu hal baru yang ia sadari, menjadi orang yang tidak menonjol ternyata terasa lebih menenangkan. Ia tidak perlu khawatir tentang musuh atau perhatian yang mengganggu.
Yuan Li Wei begitu asyik berjalan-jalan hingga tak menyadari bahwa hari sudah menjelang sore. Ia pun memutuskan untuk kembali ke paviliunnya dan beristirahat.
"Cepat sekali sore datang, padahal aku masih ingin melihat-lihat," gumam Yuan Li Wei sambil berjalan pulang menuju klan Yuan.
Namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang familiar berdiri di sebuah gang sempit. Mata Yuan Li Wei menyipit, mencoba mengenali dengan pasti.
"Yuan Muren? Kenapa dia berada di sana? Siapa pria itu? Dan... kenapa pakaiannya begitu tertutup? Sangat mencurigakan..." pikir Yuan Li Wei. Ia pun perlahan mendekat, menahan napas, berusaha mendengarkan percakapan di antara keduanya tanpa ketahuan.
"Singkirkan Yuan Li Wei sekarang juga. Aku tidak peduli bagaimana caranya, yang penting dia harus mati. Ini bayaran awalmu. Sisanya akan kau terima setelah semuanya selesai," ucap Yuan Muren dingin sambil menyerahkan sejumlah uang pada pria misterius di hadapannya.
"Baik, Nyonya. Saya akan melaksanakan perintah Anda. Tapi jangan lupa sisa bayarannya nanti," jawab si pembunuh bayaran sebelum menghilang ke dalam kegelapan malam.
"Gu Ren!" pekik Yuan Li Wei begitu sadar akan bahaya yang mengancam pelayannya.
Tanpa berpikir panjang, ia segera berlari sekuat tenaga menuju klan. Para penjaga gerbang sempat terkejut melihat Yuan Li Wei berlari terburu-buru, begitu juga dengan beberapa penduduk yang menatap dengan heran.
Setibanya di paviliun, napas Yuan Li Wei tercekat. Dunia seolah runtuh di hadapannya.
Gu Ren sudah terbaring tak bergerak di lantai, tubuhnya bersimbah darah.
"Gu Ren!!" teriak Yuan Li Wei dengan suara parau yang menggema hingga ke luar paviliun, membuat beberapa anggota klan bergegas menghampiri tempat tinggalnya.
"Gu Ren... maafkan aku... Seharusnya tadi kau bersamaku... Aku mohon, bertahanlah sebentar saja... Aku akan memanggil tabib..." Yuan Li Wei bersimpuh di samping tubuh Gu Ren. Dengan tangan gemetar, ia mengangkat tubuh Gu Ren dan meletakkannya di pangkuannya, memeluknya erat meski tubuh itu sudah dingin tak bernyawa.
Namun belum sempat ia beranjak, beberapa anggota klan yang sudah lebih dulu datang ternyata telah memanggil tabib.
Tabib itu segera memeriksa tubuh Gu Ren dengan cermat. Wajahnya berubah muram.
"Nona... pelayan Anda tertusuk tepat di jantung. Maafkan saya... tak ada yang bisa kami lakukan untuk mengembalikannya," ucap sang tabib dengan suara lirih.
Saat itu, para tetua klan Yuan dan penduduk lainnya juga telah berkumpul di halaman paviliun, menyaksikan kejadian memilukan tersebut.
"Tidak... tidak mungkin... Gu Ren... kau tidak boleh meninggalkanku... jangan tinggalkan aku sendirian di tempat ini..." tangis Yuan Li Wei pecah, suaranya menggetarkan udara dan membuat suasana menjadi semakin pilu.
"Li Wei... sudah, ikhlaskan kepergian Gu Ren. Kita akan urus pemakamannya dengan layak. Setelah itu, kita cari tahu siapa pelakunya dan pastikan dia menerima hukuman setimpal," ucap Yuan Gi dengan suara bergetar. Ia pun menunduk, ikut menangis melihat putrinya begitu hancur.
"Yuan Muren!!" teriak Yuan Li Wei dengan penuh amarah, suara yang kini menggema bukan karena tangis, melainkan amarah yang menyala.
"Kau harus bertanggung jawab atas kematian Gu Ren!" teriak Yuan Li Wei, matanya menyapu kerumunan orang yang masih berkumpul di paviliunnya. Namun, sosok Yuan Muren tak terlihat di antara mereka.
"Li Wei, Li Wei! Kenapa ibumu yang harus bertanggung jawab? Apa salahnya dalam kematian Gu Ren?" tanya Yuan Gi dengan bingung, mendekati putrinya yang tampak dikuasai oleh amarah.
"Dia... menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhku. Tapi targetnya salah... Gu Ren yang terbunuh!" Yuan Li Wei menatap ayahnya dengan mata penuh api, "Aku akan membunuh Yuan Muren sekarang juga!"
Amarah yang meledak itu membuat Yuan Li Wei tanpa sadar melepaskan auranya. Aura kultivator Bumi tingkat akhir menyebar begitu dahsyat hingga mengguncang seisi halaman. Anggota klan yang berada di sekitar langsung terdiam, kaget dan tidak percaya dengan kekuatan luar biasa yang terpancar dari tubuh Yuan Li Wei.
Ketua pertama klan Yuan sendiri hanya mencapai tahap Bumi ranah kelima, ranah Formasi Jiwa. Namun, Yuan Li Wei... aura yang terpancar darinya menunjukkan bahwa ia telah melewati tahap itu. Ia berada di puncak ranah Bumi, setara dengan kekuatan Ketua Akademi Kerajaan.
Tanpa membuang waktu, Yuan Li Wei melesat menggunakan ilmu peringan tubuh. Ia langsung menuju kediaman Yuan Gi, yakin bahwa Yuan Muren ada di sana. Ia tahu, wanita itu pasti sedang bersantai, mengira bahwa yang terbunuh adalah dirinya.
Dan benar saja, Yuan Muren tengah duduk di ruang tamu dengan wajah cerah, menyantap makanan dengan senyum kemenangan yang sangat lebar di wajahnya.
"Siluman… ular berbisa!" Yuan Li Wei menggeram, lalu mencengkeram lengan Yuan Muren dengan kasar dan menyeretnya keluar menuju halaman depan kediaman Yuan Gi.
"Kau! Berani-beraninya menyeretku seperti ini! Aku akan mengadukanmu pada ayahmu!" bentak Yuan Muren sambil berusaha berdiri dengan angkuh.
Plakk!
Plakk!
Yuan Li Wei menampar pipi Yuan Muren dua kali. Semua yang hadir di halaman paviliun sontak terdiam. Mereka terkejut. Selama ini, Yuan Li Wei dikenal sebagai pribadi yang selalu diam meski kerap dihina dan direndahkan oleh Yuan Muren.
"Li Wei! Apa yang kamu lakukan?!" tegur Yuan Gi yang baru saja tiba di tempat kejadian.
"Ayah, sejak dulu aku sudah menentang pernikahanmu dengan wanita ini. Dia licik... dia bukan manusia, tapi ular berbisa!" Yuan Li Wei menunjuk ke arah Yuan Muren. "Tanyakan saja pada para anggota klan... tanyakan apa yang sudah dia lakukan padaku selama ini!"
Beberapa penduduk klan Yuan langsung angkat bicara.
"Nyonya Yuan Muren selalu menghina nona Yuan Li Wei di belakang Anda, Tuan Yuan Gi."
"Benar! Ia memperlakukannya dengan kejam tanpa alasan yang jelas."
"Dia bahkan menghukum nona Li Wei berkali-kali atas kesalahan yang dilakukan oleh putrinya sendiri, Mina."
Yuan Gi menoleh ke arah istrinya, matanya dipenuhi kekecewaan dan ketidakpercayaan.
Dan Yuan Li Wei melanjutkan, dengan suara yang mengguncang seluruh halaman, "Dan kau... kau menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhku. Tapi Gu Ren yang tewas! Kau kira aku tidak tahu? Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, saat kau memerintah pembunuh itu!"
Yuan Gi terdiam, lalu bertanya dengan suara yang mulai bergetar, "Apakah itu benar, Muren?"
Dengan nada dingin dan tanpa rasa bersalah, Yuan Muren menjawab, "Benar. Aku yang merencanakan pembunuhan itu. Aku juga yang menghancurkan basis kultivasinya sejak awal. Aku tidak ingin dia menjadi saingan bagi anakku, Mina."
Semua yang hadir tercengang. Namun Yuan Muren justru tertawa, lalu berkata dengan angkuh, "Kalian tidak bisa berbuat apa-apa padaku. Keluargaku adalah pemimpin dari klan Zho, klan paling kuat dan disegani di dunia bawah!"
Yuan Li Wei menatapnya tajam. "Aku akan meluluhlantakkan klan Zho. Lihat saja."
Tanpa berkata lagi, ia melesat pergi menuju wilayah kekaisaran Omawi, tempat di mana klan Zho berada.
Dengan lompatan ringan antar pohon, tubuhnya nyaris tak terlihat. Kultivasi yang meningkat drastis membuat semua teknik terasa mudah dipelajari. Yuan Li Wei berhenti di atas pohon tinggi, mengamati markas besar klan Zho dari kejauhan.
Ia mengangkat satu tangannya, lalu memanggil elemen api miliknya, api biru, langka dan sangat mematikan. Dalam sekejap, api itu dilempar ke pusat klan.
BOOM!
Ledakan dahsyat mengguncang seluruh area. Suaranya terdengar hingga ke kerajaan tetangga.
"Darimana asalnya api ini?! Aku belum pernah melihat api berwarna biru seperti ini! Dan... air tak memadamkannya!" teriak warga yang panik.
"Teruskan saja siram dengan air," kata Yuan Li Wei dari atas pohon. "Karena justru dari situlah api ini mengambil kekuatannya."
Beberapa warga luar yang ikut mencoba membantu hanya bisa menyaksikan api semakin membesar, melahap bangunan demi bangunan.
"Mungkin ini karma dari dewa," ucap salah satu warga. "Klan Zho terlalu angkuh dan sombong. Mereka tak pernah peduli pada rakyat kecil."
Tak butuh waktu lama, klan Zho lenyap dari peta dunia bawah, dilahap habis oleh api biru Yuan Li Wei.
Setelah memastikan semuanya musnah, Yuan Li Wei kembali ke klan Yuan. Ia tahu, pemakaman Gu Ren harus ia urus terlebih dahulu… setelah itu, giliran dua benalu dalam keluarganya yang akan ia singkirkan.
*
SELAMAT MEMBACA SEMUA, JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, DAN FOLLOW YA🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Fitriani Usman
bknx 10 koin itu sdah banyak yaaa??
yg sdikit itu koin tembaga
2024-06-10
0