Bab 5. Ternyata begitu

Cyra melangkah keluar dengan perasaan amat syok atas apa yang baru saja ia alami, ya gadis itu sangat tidak percaya kalau ia harus melakukan pelatihan mengenai cara untuk bisa memuaskan pria. Tentu saja Cyra tidak mengira kalau ternyata tugas seorang simpanan sugar daddy adalah melayani setiap kebutuhan batin yang diinginkan pria itu kapanpun mereka meminta.

Ya kini Cyra terlihat murung dan hendak mengeluarkan air mata, ia begitu sedih atas apa yang terjadi saat ini. Hanya saja, ia bingung apakah mungkin ia masih bisa lepas dari tempat itu atau tidak. Kepolosan yang ia miliki, justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan membuatnya harus terjebak ke dalam tempat yang jahat seperti itu.

Tak lama kemudian, Cyra melihat jelas di depan matanya saat Daiva tengah duduk di pangkuan seorang lelaki berkumis. Daiva tampak menikmati setiap perlakuan lelaki itu yang menurutnya sangat tidak benar, apalagi dua tangan si lelaki juga terus saja menyentuh area terlarang milik Daiva disana. Namun anehnya, Daiva sama sekali tidak keberatan dengan kelakuan lelaki itu.

Tentu saja Cyra amat syok melihatnya, ia baru tahu kalau Daiva pun sudah menjadi bagian dari kelompok wanita liar seperti mereka. Cyra tidak tahu lagi harus bagaimana, ia bingung karena semuanya sekarang terlihat begitu menyeramkan bagi dirinya yang masih merupakan seorang anak remaja.

"Cyra, sayang!"

Disaat ia hendak melangkah pergi, tiba-tiba suara Yeyen mengagetkan dirinya. Ya sontak gadis itu mengurungkan niatnya, lalu malah berbalik dan menatap ke arah Yeyen yang bergerak mendekatinya. Cyra pun tidak bisa kemana-mana saat ini, karena pasti Yeyen akan terus menghalangi jalannya.

"Kamu udah selesai belajarnya? Gimana sayang, kamu pasti bisa kan memahami semua yang diberikan Maudy?" tanya Yeyen dengan nada lembut.

Cyra mengangguk lesu, "I-i-iya mih, kak Maudy udah ajari semuanya ke aku. Sekarang aku ngerti apa yang harus aku lakuin untuk bisa dapetin sugar daddy, makasih ya mami udah mau bantu aku!" jawabnya gugup.

Yeyen langsung tersenyum senang mendengar jawaban dari gadis itu, ia menaruh tangan di pundak Cyra dan mengusapnya perlahan. Tentu Yeyen berharap Cyra dapat membuat bisnisnya semakin berkembang saat ini, apalagi ia tahu bahwa Cyra masih muda.

"Bagus sayang, kamu emang anak yang pintar. Yaudah, kamu mau minum gak? Biar mami pesenin ya sayang?" bujuk Yeyen.

Namun, Cyra menggeleng dan menolak tawaran dari wanita itu.

"Makasih mih, tapi aku kayaknya mau pulang aja deh. Ini udah terlalu larut, aku khawatir mama dan keluargaku yang lain pada nyariin aku," ucap Cyra.

"Hmm...katanya kamu sedang ada masalah dengan keluarga kamu, lalu kenapa kamu masih ingin pulang?" tanya Yeyen.

Deg

Cyra terkejut dan kebingungan saat ini, ia tak mengira kalau Yeyen sudah mengetahui semua mengenai permasalahan dirinya dengan keluarganya. Padahal, ia belum sama sekali menceritakan itu pada Yeyen sebelumnya.

"Da-darimana mami bisa tau semua itu? Aku kan belum ceritain semua itu ke mami, kok mami malah udah tau aja?" Cyra bertanya-tanya pada wanita itu.

"Mudah buat mami mendapatkan informasi apapun mengenai anak didik mami, jadi ayo kamu ikut mami kesana yuk!" ucap Yeyen.

Cyra hanya bisa mengangguk dan menuruti perkataan Yeyen saat ini, sebab tak mungkin ia bisa menolak tawaran wanita itu karena khawatir Yeyen akan kecewa padanya dan tak mau membantunya lagi.

Hari berganti, namun Ciara masih begitu cemas lantaran putrinya hingga kini tak kunjung pulang ke rumah. Ya Ciara terus menggigit jarinya sembari memandangi ke luar jendela, tetapi tetap saja tidak ada tanda-tanda bahwa Cyra akan pulang kali ini.

Chris yang hendak pergi mengajar, tanpa sengaja melihat keberadaan istrinya itu di depan sana. Sontak karena penasaran, ia pun bergerak menghampiri wanita itu dengan wajah bingung. Pasalnya, ia belum tahu apa yang sebenarnya sedang dikhawatirkan oleh istrinya pagi-pagi begini.

"Ciara.." dengan lembut, Chris menegur sang istri dan menyentuh pundaknya.

Sontak Ciara terkejut, "Eh mas, ma-maaf aku sampai lupa siapin sarapan buat kamu. Kamu udah mau berangkat ya?" ujarnya.

"Gapapa, aku emang pengen sarapan di sekolah aja nanti. Tapi, kamu tuh kenapa sih? Lagi mikirin apa sampai kamu kelihatan cemas begitu?" tanya Chris penasaran.

"Eee ini loh mas, aku cemas aja sama Cyra. Dia dari semalam belum pulang ke rumah, aku kan panik," jelas Ciara.

Seketika Chris terbelalak lebar dan ikut mencemaskan kondisi Cyra saat ini, ia heran mengapa gadis itu bisa pergi dan tidak pulang semalaman. Sebagai seorang ayah sambung, Chris tentu merasa bertanggung jawab atas Cyra dan ia akan sangat merasa bersalah bila terjadi sesuatu pada Cyra.

"Kok bisa sih kayak gitu? Emangnya Cyra bilang apa waktu pamit sama kamu kemarin, ha?" tanya Chris lagi.

Ciara menggelengkan kepalanya, "Enggak mas, dia gak ada pamit atau minta izin sama aku. Bahkan, aku juga udah tanya ke Lia soal ini tapi dia pun gak tahu," jawabnya.

"Huh, kalo gitu biar aku coba cari Cyra ya sekarang? Kamu tenang aja, okay!" ucap Chris.

"Mana bisa aku tenang, mas? Cyra itu anak aku loh, aku gak mungkin tenang kalau Cyra belum ditemukan. Biar aku ikut sama kamu ya mas?" ucap Ciara.

"Jangan Ciara! Kamu disini aja sama anak-anak, kasihan Lia dan Lio kalau kamu gak ada di rumah!" tolak Chris.

"Tapi mas, aku—"

"Percaya sama aku, pasti aku akan lakukan yang terbaik untuk kamu. Aku ini juga ayahnya Cyra, biar aku aja yang cari dia ya!" sela Chris.

Setelah penekanan yang dilakukan suaminya itu, Ciara pun dapat percaya dan mau mengizinkan Chris untuk pergi mencari keberadaan Cyra. Ia juga tidak lagi memaksa pada Chris saat ini, karena ia yakin Chris pasti tidak akan mengecewakan dirinya.

"Yaudah, aku percaya sama kamu mas. Aku mohon, temukan Cyra dan bawa dia pulang ya!" ucap Ciara.

Chris meraih dua tangan Ciara dan menggenggamnya erat, ia meyakini wanita itu kalau kali ini pasti ia akan berhasil menemukan Cyra.

"Iya Ciara, aku pasti bawa Cyra pulang kesini dan ketemu sama kamu!" ucap Chris.

"Makasih ya mas,"

"Sama-sama. Yaudah, aku pergi sekarang ya? Kamu jaga rumah, temani anak-anak dan jangan sampai mereka tahu masalah ini!" titah Chris.

"Iya mas."

Ciara mengangguk paham, Chris pun mengecup kening istrinya dan pamit sebelum pergi mencari Cyra. Terpaksa Chris menunda sejenak pekerjaannya untuk mengajar, karena baginya menemukan Cyra adalah hal yang lebih penting dari apapun.

Setelahnya, Chris langsung pergi dengan cepat meninggalkan rumah itu dan menaiki mobilnya. Lelaki itu terlihat sangat tergesa-gesa, sebab ia begitu khawatir dengan kondisi Cyra saat ini.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Hanisah Nisa

Hanisah Nisa

lanjut e

2024-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!