Keenan

Keenan merebahkan kepalanya pada meja, berusaha untuk menetralkan amarah dan semua amukan yang bergejolak di dalam dirinya.

“ Nan… nanti jadi party kan?” Ucap Shilla teman seperjuangannya sedari kecil. Melihat sahabat dekatnya itu tidak merespon dan terlihat seperti mayat hidup, dengan usil ia menarik rambut Keenan

“ Shilla!” Bentak gadis itu kesal dengan suara lengkingannya yang sangat khas membuat seisi kelas menatap dirinya.

“ Ya, elo gue panggil kagak nyaut…. Jadi party ngga nih? Cowo cowo pada ikut katanya….” Ucap Shilla semangat sedangkan Kennan menunjukkan wajah kecewanya, mengeluarkan ponselnya dan melihatkan layar ponselnya pada Shilla.

“ Bokap lo nyari sopir baru lagi?” Tanya Shilla dan Keenan kembali merebahkan kepalanya, mengangguk pasrah

“ Tck…Tck… kasian banget bapak strict parents tapi kelakuan anak kaya cabe hahahah” Gelaknya mencemooh sedangkan Keenan hanya bisa berlari mengejar temannya yang terkadang mulutnya itu tidak bisa di filter.

.

.

.

“ Whoa…. Tumben bokap lo nyari sopir masih muda, mana cakep lagi…. Tapi kalo dia sopir miskin sih skip deh gue…” Ucap Shilla saat sambil berjalan disamping Keenan mendekat pada seseorang yang sudah menunggu mereka di depan gerbang.

“ Yaudah selamat belajar tuan putri… jadi anak yang baik ya hahaha gue mau party party dulu bye bye….”  Ucap Shilla melambaikan tangannya sedangkan Keenan dengan pasrah mendekati pria baru yang sepertinya menjadi rantai gemboknya untuk bergerak.

Keenan tidak tau apa yang terjadi pada ayahnya, kenapa ayahnya begitu keras menjaganya, bahkan berpacaran dan berteman dengan laki laki ayahnya melarangnya. Entah itu karena trauma sang ayah karena ibunya yang selingkuh, atau memang ayahnya yang menerapkan pola asuh yang begitu keras. Tapi Keenan tetaplah Keenan, bagaimana pun larangan ayahnya, bagaimanapun hardikan dan bentakan ayahnya, ia tetap bisa pergi untuk bermain dengan teman temannya.

“ Nyonya Keenan ?” Keenan sedikit mengangkat alisnya kala seseorang menghampirinya, melihat foto yang dikirim oleh ayahnya dan meradar setiap inci wajah pria yang ada di depannya ini, memastikan orang yang dimaksud adalah orang yang sama.

“ Gantiin pak Yono? Nama lo Mahesa ? ” Tanya Keenan dan Mahesa mengangguk pelan.

“ Keenan  aja, kayanya lo lebih tua dari gue, ngomong santai aja masih sepantaran” Ucap Keenan santai masuk ke dalam mobil. Mahesa  hanya mengangguk dan langsung kembali masuk ke dalam mobil.

Mahesa sedikit terkagum melihat Keenan, saat Mahesa mengobrol dengan Tuan Ardhias  begitu banyak peraturan dan larangan yang harus Mahesa lakukan untuk menjaga putrinya itu. Walaupun pekerjaan Mahesa sederhana, hanya mengantar jemputnya kesekolah dan mengawasi setiap putrinya saat berada di luar, namun angka yang ditawarkan begitu besar. Melihat bagaimana sosok Keenan, tidak mengherankan kenapa Tuan Ardhias  sangat protektif menjaga anak itu.

Keenan benar benar layaknya seorang putri. Walaupun  warna kulitnya sedikit gelap, tapi kulitnya benar benar mulus dan bersih, belum lagi wajah Keenan yang begitu cantik dan matanya yang indah. Mahesa  tidak tau sepanjang apa rambut gadis itu pasalnya rambutnya digulung seperti bantalan bulat dengan sentuhan poni tipis yang menutupi keningnya, membuat sisi anggun sedikit tertutup pada Keenan, namun Keenan masih tampak begitu indah.

“ Apa lo liat liat? Jalan!” Ucap Keenan menyadari Mahesa yang menatapnya cukup lama dan tidak menyalakan mobilnya.

Selama perjalanan pulang, Keenan hanya bisa pasrah menatap jalanan, sesekali ia menatap sopir barunya ini, walaupun wajahnya sedikit kusam dan lesu, tapi Keenan masih bisa melihat ketampanan di wajah pria itu, rahangnya tegas, bibir tipis, matanya bulat layaknya mata boneka, dan alis camar yang mempertegas wajahnya. Rambut yang ia potong pendek memberikan kesan rapi walaupun tidak ia tata sedikit pun.

Keenan yakin pria itu tidak jauh lebih tua darinya, dan jika pria pria muda sepertinya itu bekerja apa lagi sebagai sopir yang menurut Keenan adalah pekerjaan yang paling rendah, pasti pria itu sangat membutuhkan uang, kantung mata dan tatapan letih dari pria itu sangat menggambarkan bahwa pria itu bekerja untuk mencari uang.

“ Lo kerja karna butuh duit kan?” Ucap Keenan tiba tiba dan Mahesa hanya bisa mengangguk pelan.

“ Anterin gue ke alamat ini…. Gue bakal kasih lo uang lebih….” Ucap Keenan membuka maps di ponselnya dan melihatkannya pada Mahesa.

“ Tapi nyonya… itu bar untuk minum… kau masih dibawah umur…” Ucap Mahesa sopan

“ Alaah bacot! Lo tu cuma sopir gue, bukan bokap gue!”

“ Uhm… maaf nyonya, tapi tadi Bapak menyuruh saya untuk mengantar nyonya ke tempat les”

Keenan  menghela nafasnya panjang dan memutar matanya malas. Sambil mendecak kesal,Keenan  mengeluarkan dompetnya dan melemparkan beberapa lembar uang ke kursi depan.

“ Lo sama gue! Gue bos lo! Jangan banyak gaya lo!”

“ Maaf nyonya, tapi saya sudah berjanji dengan Bapak”

“ Ck… nurut aja bisa ngga sih! Gue teriak lo nyulik gue nih!”

“ Tap-”

“ Aelah lo tu kerja cuma buat dapet duit kan? Ngga usah sok ngurusin hidup gue!! Ah… mending sama pak Yono! Lo ngga asik, ngga bisa diajak kerja sama!”

“ Saya hanya menjalankan tu-”

“ Bacot! Diem lo! Ngga lo turunin gue disana! Gue teriak lo mesum! Atau gue lompat nih dari mobil”

Mahesa  menghela nafasnya panjang dan terpaksa mengalah karena jika tidak bisa saja anak ini benar benar melompat dan itu semakin berbahaya.

.

.

.

“ Keenandra Ardhias!!”

Keenan tersentak kaget saat namanya diucapkan dengan lantang dan bentakan oleh ayahnya bersamaan dengan pintu kamarnya yang dibuka dengan cara sedikit dibanting.

“ Dari mana saja kau hah?!” Bentak ayahnya dengan amarah yang menggebu gebu

“ Da…da..dari tempat bimbel….. “ Ucapnya gugup.

“ Oh begitu…. Lalu ini apa?” Ucap Ayahnya sambil membanting ponselnya ke kasur Keenan.

Keenan dengan cepat mengambil ponsel ayahnya, ternyata disana terdapat beberapa foto yang ia yang tengah berada di club memegang botol alkohol dan dikelilingi oleh beberapa pria.

“ Bisa kau jelaskan apa ini hah?! Jadi selama ini kau berbohong padaku?!”

“ A-ayah ta…tapi aku cuma duduk dan denger musik aja… ak-aku ngga minum….” Ucap Keenan membela diri

“ Fakta bahwa kau membohongiku sudah keterlaluan Keenan! Bisa bisanya kau bergaul dengan orang orang sampah seperti itu! Mau jadi apa kau hah? Pelacur?! Ponsel dan dompet mu ayah sita! Tidak ada bantahan!”

Keenan hanya bisa pasrah saat ayahnya mengambil semua barang elektroniknya di meja belajarnya, kemudian menutup pintu dan menguncinya.

“ Mahesa sialan! Liat aja lo besok! “ Kesal Keenan karena tadi saat melihat foto itu, orang yang mengirimkannya adalah Mahesa.

Terpopuler

Comments

Gbi Clavijo🌙

Gbi Clavijo🌙

Yess, langganan setiap update punya author ini, doi keren abis!

2024-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!