kasus pertama yang meresahkan

Berita pagi ini mengenai pembunuhan yang terjadi pada malam tadi, semua orang merasa khawatir akan kejadian tersebut, tak hanya satu atau dua orang yang membicarakan kejadian tersebut melainkan beberapa orang bukan hanya di lingkungannya melainkan di beberapa lingkungan lainya. Bagaimana tidak kasus ini merupakan kasus yang pertama terjadi dan merupakan kasus yang paling kejam dalam dunia kejahatan, entah apa yang di pikirkan sang pelaku sehingga tega membunuh seperti itu seakan melampiaskan kemarahannya dengan membabi-buta.

Tak hanya di berbagai lingkungan, di sekolah pun beritanya sudah menyebar terutama di sekolah Reta, beberapa siswa bercerita jika kejadian tersebut menimpa salah satu teman sepermainannya Nico dan hari ini pun Nico tidak berangkat sekolah, beberapa siswa merasa senang dengan ketidak hadiran Nico, beberapa pula ada yang berasumsi jika pelakunya yang membunuh temannya adalah Nico sendiri, karena melihat sifat Nico yang selalu arogan bisa saja membuat dia kehilangan kendali, berbagai asumsi dari para siswa pun bermunculan namun entah aman yang benar dan salah bagi mereka, Meraka hanya bisa berasumsi saja.

Tak seperti yang lainnya, Reta terlihat biasa-biasa saja dengan hal itu dia tak terpengaruh dengan adanya berbagai macam omongan tentang Nico, salah satu temannya menghampiri Reta yang duduk di bangkunya,

" Reta kamu sudah dengar berita belum soal temannya Nico yang di bunuh itu "

" sudah "

" menurut kamu siapa yang membunuhnya "

Sejenak Reta terhenti saat membuka lembaran buku yang dia bacanya dan memandangi teman yang bertanya.

Melihat tatapan Reta temanya tertegun dan heran, " kenapa Ret " . Reta mendekatkan wajahnya dan berkata, " mana aku tau siapa yang melakukannya " , kemudian kembali membaca buku.

" bener juga, kita gak tau siapa pelakunya, tapi aku harap pelakunya cepat ketemu dan diadili, iya gak Ret ". Reta hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Datang seorang guru dan pelajaran pun akan di mulai.

Sementara di kediaman Nico, dia tak berani keluar kamar dan mengurung dirinya sejak pulang dari kantor polisi, merasa cemas dan takut. Dia tidak menyangka jika temannya meninggal dengan cara di bunuh sekeji itu. Sosok Nico yang angkuh di sekolah kini terlihat penakut setelah melihat kejadian itu, dia merasa kini nyawanya pun dalam bahaya, mengingat apa yang pernah dia lakukan terhadap teman-temannya di sekolah, sang ibu beberapa kali membujuk agar dia keluar dan mengisi perutnya namun panggilan itu tidak diindahkan nya, sehingga sang ayah pun harus turun tangan menghadapi Nico, di dobrak nya lah pintu kamar Nico dan menyeretnya ke kamar mandi dan mengguyur nya dengan air agar Nico sadar dan tidak merasa takut lagi.

" sadar kamu, sadar " sembari terus mengguyur nya

" sudah pah, sudah. kasian pah Nico kedinginan " ujar sang ibu

" biar saja, biar dia sadar, Kenapa juga harus seperti ini hanya gara-gara melihat mayat, dasar penakut " membuat shower dan meninggalkan Nico yang mulai menggigil.

Sang ibu membatu Nico berdiri dan menutupnya dengan handuk agar tidak merasa kedinginan, memapahnya ke luar kamar mandi dan mendudukkannya di kursi.

" maafkan papah mu ya nak " sembari mengusap-usap kepala Nico yang basah dengan handuk kecil.

" Nico sangat takut mah, seumur hidup Nico baru kali ini melihat mayat tepat di hadapan Nico dan itu mayat teman Nico sendiri mah "

" itu bukan salah kamu nak, kamu hanya lagi apes saja melihat nya, lagi pula kan sekarang kasus nya lagi di tangani polisi, semua aja baik-baik saja nak " . Dengan sedikit air mata Nico pun memeluk sang ibu yang talah menenangkannya.

Perbuatan yang di lakukan ayahnya ternyata membuat Nico sadar, dia harus lebih kuat dalam hal apapun.

Saat jam pelajaran tiba-tiba Reta pingsan dan segera di bawa ke ruang perawatan.

" malam itu seorang laki-laki berjalan dengan sedikit sempoyongan memanggil nama Nico berulang kali, mencari keberadaannya. Tak lama dari arah belakang seseorang memukulnya menggunakan benda keras, seketika dia jatuh tersungkur dengan bersimbah darah, karena badannya yang sedikit kuat ternyata dia masih memiliki kesadaran dan tenaga untuk melepaskan diri dengan berusaha merayap, namun karena begitu keras pukulannya sebelum dia merasa lemas dan merayap lebih jauh pukulan dua kali pun melayang di kepalanya dan seketika dia pun menghembuskan nafas terakhirnya, di balikan lah badannya dan ditusuk lah seluruh tubuhnya dengan membabi-buta, menyeretnya dan memposisikan nya duduk bersandar di dinding tempat gelap, lalu pergi dengan senyuman puas "

Seketika Reta bangun dari pingsannya dan segera meminum obat yang selalu dia bawa di kantong seragamnya. Terus bertanya dalam hati, " kenapa ini bisa terjadi sama aku, ada apa ini, kenapa semua kasus pembunuhan itu terasa sangat jelas bagi ku, siapa pembunuh sebenarnya "

Temanya datang untuk memastikan keadaan Reta yang tiba-tiba pingsan.

'" kamu gak apa-apa Ret "

" kenapa aku bisa ada disini " merasa heran yang tiba-tiba berada di ruang perawatan.

" tadi saat jam pelajaran tiba-tiba kamu pingsan kamu nggak ingat " tanya tamannya. Dengan memegangi kepala Reta ingin beranjak dari tempat tidur namun di tahan oleh temannya.

" kamu mau kemana, jangan dulu beranjak, di istirahatkan dulu aja, aku sudah izin ko ke guru "

" aku izin pulang saja hari ini "

" baiklah, aku antar kamu pulang ya "

" gak usah, aku pulang sendiri saja, terimakasih ya sudah membantu ". Rea pun meninggalkan sekolah.

Namun saat di perjalanan Reta merasa sudah baikan dan tak langsung pulang melainkan pergi ke tempat nya bekerja untuk istirahat disana sampai menunggu waktu kerja nya tiba. Temannya yang melihat Reta datang lebih awal pun heran dan bertanya, " kamu gak sekolah Ret, ko datang awal " . Dengan agak lemas nya dia pun menjawab, " biarkan aku istirahat disini sebentar " menuju ruang pegawai. " baiklah " jawab temannya.

Reta pun beristirahat dan tertidur sejenak. Sementara temannya kembali bekerja.

Karena terus merasa gelisah dengan apa yang dia alami membuatnya tak bisa tidur nyenyak, kejadian demi kejadian terus muncul di kepalanya sehingga membuatnya merasa sesak, menepuk dadanya dan segera mengeluarkan obat dan meminumnya, duduk dilantai dengan tangan di dada menahan sesak meski sudah di obati dan berusaha tenang kembali, beranjak dari lantai dan kembali duduk di tempat tidur kecil yang di sediakan pemilik toko.

Mendengar suara terjatuh temannya langsung menghampiri Reta dan bertanya, " kamu kenapa Ret "

" gak apa-apa ko, cuma terjatuh saat tidur " berusaha menutupi

" oohh jatuh, lain kali hati-hati, ya sudah aku ke depan dulu ya " . Reta hanya menganggukkan kepalanya, temannya kembali bekerja dan sedikit bergumam " ada-ada saja ".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!