Makasih Banyak Buat Yang Udah Like ❤️🥰
Di perjalanan pulang, Kiai Ahmad dan Ummi Afifah beserta kedua anaknya Alif dan Zahra, mereka di mobil yang sama yang di kendarai oleh Alif. Sedangkan, penganten baru mereka di paksa menggunakan mobil baru mereka, pemberian dari orang tua Zain.
Zain mengendarai mobilnya sendiri, walaupun tadi sudah di tawarkan oleh orang tua nya untuk menggunakan jasa sopir saja, agar mereka bisa istirahat. Mengingat jarak untuk bisa sampai ke Pesantren cukup jauh dan memakan waktu yang lama. Tapi, Zain menolak. Alasannya, dia lebih nyaman nyetir sendiri.
Di dalam mobil hanya ada mereka berdua. Tentu saja, terasa sangat canggung, terutama bagi Aisyah. Karena ia tidak pernah berada dalam satu ruangan yang sama, bersama sorang lelaki sebelumnya. Walaupun, dia tahu kini Zain sudah menjadi suaminya. Tapi kan, pernikahan mereka ini terjadi karena insiden itu, dan sebelum kejadian itu pun, mereka juga belum pernah bertemu. Jadi, ini terasa asing bagi Aisyah, yang terbiasa tinggal di lingkungan Pesantren semenjak ia kecil.
'Aduh. Bagaimana ini, aku kebelet pipis' batin Aisyah. Dia terlalu takut, untuk bilang berhenti kepada Zain yang sedang fokus menyetir.
Aisyah memegang erat Seat Belt mobil untuk mengurangi rasa kebeletnya. Dia beberapa kali bergerak-gerak sana-sini tidak nyaman.
'Duh.. Issttt..udah ga tahan lagi' Aisyah memejamkan mata menangis dalam hati dia semakin erat meremas gaun pengantin nya dan terus bergerak tidak nyaman.
Zain yang sedang fokus menyetir pun akhirnya teralihkan karena Aisyah terus bergerak tidak nyaman.
"Kamu kenapa?" tanya Zain heran.
"Astaghfirullah!" Aisyah kaget mendengar suara berat Zain, karena dia terlalu fokus menahan pipis dari tadi.
Sehingga, dia tidak sadar dari tadi juga Zain memperhatikannya.
"A-aku..." Aisyah masih saja enggan berkata dia kebelet banget.
'Aduhh malunya' batin Aisyah.
"Ada yang tidak nyaman?" tanya Zain kembali.
"T-tidak kok" Aisyah menggeleng kuat sambil memegang erat Seat Belt.
Ternyata rasa malunya, lebih besar dari rasa kebelet pipisnya.
"Yasudah. Jangan gerak-gerak kayak cacing kepanasan lagi" ucap Zain dingin.
Aisyah hanya mengangguk.
Zain kembali fokus ke jalanan dan menambah laju kendaraanya.
Beberapa waktu berlalu, Aisyah kembali bergerak-gerak tidak nyaman.
Tiba-tiba Zain menghentikan mobilnya.
"Kamu kenapa sih dari tadi?" ucap Zain kesal.
Aisyah kaget. Dia semakin erat menggenggam Seat Belt itu.
"A-aku kebelet pipis." ucap Aisyah memejamkan mata, menahan rasa malunya dan menggigit bibir di balik cadarnya itu.
Zain terdiam sejenak.
Dia mengalihkan pandangannya ke lingkungan sekitarnya.
.....
Dari tadi, hanya ada hutan dan pepohonan, tidak ada bangunan sama sekali.
"Kamu tahan sebentar lagi, di sekitar sini tidak ada toilet umum. Apa kamu mau pipis di semak-semak?" tanya Zain.
"Tidak. Saya tidak mau. Dari pada begitu, lebih baik saya tahan sampai Pesantren saja" jawab Aisyah bertekad.
"Ya sudah, jika tidak mau. Perjalanan ke Pesantren masih lama, lho. Sekitar 45 menit lagi" Zain kembali melajukan mobil dan menambah kecepatan mobilnya.
Aisyah tidak menjawab lagi. Tanpa di beri tahu pun, dia tau bahwa masih lama untuk sampai di pesantren.
'Apakah aku bisa menahan nya selama itu' batin Aisyah.
Sebenarnya, Aisyah sudah ingin pipis dari sebelum berangkat tapi, dia terus menahannya. Karena, ia masih menggunakan gaun pengantin sampai sekarang, sulit baginya untuk bergerak sendiri.
.....
Melihat hal itu, Zain sedikit kasihan.
Hingga mau tidak mau Zain terpaksa harus mengeluarkan skill pembalapnya dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Beruntung, jalanan sepi dan mulus, jadi lebih mudah baginya untuk ngebut.
Aisyah sudah kebelet pipis, di tambah lagi Zain bawa mobilnya ngebut banget. Takutnya, dia pipis di celana duluan. Aisyah berpegangan erat di pegangan dan Seat Belt mobil.
Dia sama sekali tidak berani untuk membuka matanya, karena terlalu takut.
.....
Tidak beberapa lama, mobil berhenti tepat di depan sebuah Mushola.
"Sana turun, katanya kebelet" Zain mengejutkan Aisyah.
"Alhamdulillah.." Aisyah mengelus dada bernafas lega.
Akhirnya mobil berhenti dan dia bisa pipis juga.
Aisyah segera turun dari mobil. Tapi, setelah kakinya menginjak tanah, baju pengantin nya yang panjang itu, masih berada di dalam mobil.
Sedangkan, berdirinya saja sudah tidak tegak, karena ingin segera pipis, malahan gaun
ini menghambatnya.
Dia sudah terdesak.
"Kak Zain, bisa tolong aku, gak?" ucap Aisyah putus asa, mau tidak mau dia harus minta pertolongan Suaminya itu.
"Ck. Nyusahin" ucap Zain pelan, untung tidak di dengar oleh Aisyah, karena dia tengah sibuk dengan gaun pengantinnya.
"Sini, aku bantu" ucap Zain setelah keluar dari mobil dan mendekati Aisyah.
Zain memegangi gaun Aisyah dari belakang, sementara Aisyah bergegas ke toilet Mushola dan Zain mengikutinya dari belakang.
Sesampainya di toilet perempuan, awalnya Zain tidak ingin ikut masuk. Tapi, melihat gaun ini yang begitu panjang, terpaksa deh dia ikut masuk juga. Lagian sekarang tengah malam, tidak ada orang juga, kan Aisyah juga sudah jadi istrinya, pikir Zain.
Sampailah di depan pintu toilet yang akan di gunakan Aisyah, dia bingung bagaimana memegangi gain ini sendirian di dalam sana. Ini udah kebelet bangettt lagi.
Akhirnya, Zain buka suara.
"Kamu masuk aja, aku pegang dari sini. Nanti kamu tutup pintu sebisanya saja" saran Zain.
"Aku akan berdiri di sini dan menghadap kebelakang. Aku gak akan ngintip, kok" sambungnya.
Aisyah tidak berfikir lagi. Dia langsung saja mengikuti saran Zain.
Aisyah langsung masuk ke toilet dengan buru-buru. Sebisa mungkin dia menutup pintu itu. Namun, Gaun nya menghalangi, alhasil dia terpaksa pipis di balik pintu, tepat di saluran air sembari berusaha menekan pintu agar lebih tertutup.
'Terpaksa sudah..walau malu, mau bagaimana lagi'
**
"Huhh. Akhirnya lega juga" Aisyah sangat bersyukur. Lalu dia membuka pintu toilet yang tidak tertutup sepenuhnya itu dan melihat punggung lebar Zain yang membelakanginya.
"Ehem. Terima kasih banyak, ya, Kak Zain. Maaf ngerepotin" ucap Aisyah tertunduk malu.
"Hem. Yasudah sana balik ke mobil" jawab Zain dingin.
'Benar kata Papa, Kak Zain memang kayak kulkas dua pintu dinginnya' batin Aisyah.
Sebenarnya, Zain begitu deg-degan dia hanya pura-pura tenang. Bayangkan saja, ini kali pertama bagi Zain masuk ke dalam toilet perempuan. Apalagi, dia bisa mendengar dengan jelas suara Istri nya itu sedang pipis karena hanya terhalang pintu yang bahkan tidak tertutup sempurna.
Zain berusaha keras menghapus bayangan-bayangan yang ada di pikiran nya saat itu. Secara dia juga laki-laki normal.
.....
Aisyah berjalan di depan duluan. Sedangkan, Zain di belakangnya masih setia memegangi gaun pengantin yang merepotkan itu.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan dengan tenang. Karena perjalanan masih sekitar setengah jam lagi, akhirnya Aisyah tertidur. Zain masih fokus menyetir.
Sesekali Zain melihat kepala Aisyah yang bergoyang-goyang kiri-kanan.
Saat kepala Aisyah miring ke arahnya, dia melihat mata indah Aisyah walau dia sedang tidur, mata indah itu tetap masih cantik.
Tiba-tiba ada tanjakan, dan hal itu membuat tubuh Aisyah hampir jatuh ke samping. Beruntung, Zain dengan sigap menahannya dan mengembalikan ke posisi semula.
Saking capeknya Aisyah, dia tidak bangun walau ada goncangan sekuat itu.
Jangan Lupa Like dan Vote yah Readers 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Soraya
kok bisa ya gmn caranya pipis tp bajunya dipegangin dari belakang
2025-04-18
1