02 Maret 2023
KONSTELASI bintang malam berkerubung malam ini. Tradisi sakral akan segera kembali diselenggarakan sebentar lagi. Penduduk sekitar pasti sangat menantikan tradisi ini.
Dua belas tahun yang lalu, tradisi ini digunakan sebagai festival pemilihan ketua divisi selanjutnya. Setiap kepala cabang Cina memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan posisi Ketua Divisi, atau Zodiak wilayah mereka yaitu Taurus. Sudah pasti para kepala cabang seantero Cina akan datang. Meskipun bukan untuk pemilihan ketua divisi selanjutnya. Dan media akan meliputnya ke dunia luas.
Kepala cabang Cina dibagi sesuai dua belas shio cina:
-Shio naga, Beijing, Jianying Ren.
-Shio ular, Shanghai, An Haocun.
-Shio sapi, Chongqing, Jun Kai.
-Shio monyet, Tianjin, Liu Xingsheng.
-Shio kambing, Chengdu, Hongli Fu.
-Shio ayam, Guangzhou, Xue Lin.
-Shio tikus, Harbin, Ling Ling.
-Shio anjing, Wuhan, Zhang Yue.
-Shio babi, Shenzhen, Yuze Tao.
-Shio kuda, Xi'an, Kai Zen.
-Shio harimau, Hangzhou, Laohu Xin.
-Shio kelinci, Nanjing, Mei Mei.
Total sembilan pria dan tiga wanita. Sesuai kisah legenda, adanya dua belas shio adalah untuk menjaga "Sang Kaisar Langit". Dan di sini yang menjadi kaisarnya adalah Luxia. Kedua belas shio harus tunduk dan setia padanya, meskipun nyawa taruhannya. Tapi tentunya hanya satu yang bisa menjadi pengawal pribadi tetap.
Kini, kedua belas shio itu sudah datang. Arena pertarungan sudah disiapkan. Lapangan bulat seratus meter di dalam gedung Akademi. Tempatnya sudah mirip seperti koloseum barat. Para kepala cabang dan Luxia memiliki tempat duduk khusus. Seperti tribun spesial di stadion sepak bola.
Gendang merah besar mulai disuarakan. Pukulannya menggema keluar. Pelindung tipis transparan dari rune selesai dipasang di sisi lapang. Takutnya ada serangan yang nyasar mengenai penonton.
Sebentar lagi tradisi dimulai.
"Halo, halo ... Kou di sini sebagai pembawa acara. Tradisi yang ditunggu-tunggu sejak bertahun-tahun lepas, akhirnya diadakan kembali!"
Anak muda itu tampak bersemangat. Dia menggunakan seragam Akademi. Berbicara sembari terbang di atas batu segi lima. Tersenyum lebar, berseru-seru.
"Terima kasih banyak kepada pemimpin cantik tercinta kita, hari ini kita bisa melihat kekuatan para Hunter bintang lima bertarung di lapang. Mempertaruhkan kursi sebagai pengawal pribadi Nona Luxia. Tunggu ... Apa yang terjadi? Bukankah biasanya Nona Luxia memilih siapa saja yang Nona inginkan untuk menjadi pengawalnya?"
Para penonton mulai berbisik-bisik. Dengung tawon memenuhi langit.
"Yah, ini tradisi dadakan karena seorang kepala cabang keberatan dengan pengawal yang dipilih Nona Luxia. Ada yang spesial di tradisi ini. Seorang anak remaja bernama Sizhu dipilih secara pribadi oleh Nona Luxia sebagai pengawalnya. Demi menunjukan kelayakannya dia di samping Nona, dia terpaksa mengikuti tradisi Zhàn dòu.
"Malam ini, Anak bernama Sizhu akan menjadi penantang dua belas kepala cabang. Dan jika dia berhasil bertahan, Sizhu berhak menjadi pengawal pribadinya Nona Luxia. Silahkan berdiri di lapangan, Tuan Sizhu."
Orang-orang mulai bersorak begitu Sizhu masuk ke lapangan.
"Wah, anak itu terlihat tampan."
"Lihat, anak itu ganteng sekali."
"Dia tampak lemah."
"Iya, dia mustahil melawan dua belas shio. Aku yakin hanya dalam beberapa detik anak itu akan langsung menyerah."
"Dia membawa tongkat kayu. Seharusnya dia membawa senjata yang lebih hebat lagi untuk melawan para kepala cabang."
Orang-orang mulai mengatakan pendapatnya sendiri. Tapi kedua belas kepala cabang itu pasti merasa ada sesuatu dibalik penampilan lemah Sizhu. Terutama Manajer Jianying. Dia orang paling berpikir logis diantara yang lain. Nona Luxia takkan mungkin memilih seorang bocah lemah untuk menjadi pengawalnya.
"Heh, ini akan berakhir dalam satu ronde bukan?" Shio anjing, Zhang Yue menatap Sizhu remeh.
"Anak itu terlihat manis. Setidaknya jika dia tak bertahan, akan ku bawa dia pulang." Shio kelinci, Mei Mei menatap Sizhu tertarik.
"Tampaknya kau tak bisa melihat dengan benar, Zhang." Shio sapi, Jun Kai tak sependapat. Pria setengah baya itu bisa melihat aura kuat seseorang. Dan dia melihat Sizhu dengan aura yang terlihat sangat kuat.
"Hah?! Apa kau bilang Pak tua? Kau meremehkan ku, hah? Mari kita buktikan di arena nanti." Zhang Yue, membalas kesal. Harga dirinya tersinggung.
"Aku akan melihatnya." balas Jun Kai tenang.
Zhang Yue menggeram.
"Kalo begitu biar saya jelaskan peraturannya. Tuan Sizhu akan menantang para kepala cabang satu persatu hingga akhir. Satu ronde diberi waktu selama lima menit. Jika Tuan Sizhu mampu bertahan lima menit di setiap ronde atau mengalahkan lebih dulu kepala cabang sebelum lima menit, hingga tak ada penantang yang tersisa. Maka Sizhu dinyatakan sebagai pemenang. Jika Tuan Sizhu kehilangan kesadaran, menyerah, atau keadaan tak memungkinkan untuk menang, maka akan dinyatakan kalah. Segala bentuk senjata dan sihir diperbolehkan, kecuali sihir tingkat tinggi. Anda siap?"
Sizhu berkata pelan, "Aku tak butuh waktu lima menit untuk mengalahkan mereka."
Semua orang yang menonton tampak terkejut. Anak itu berani sekali. Beberapa mulai berseru-seru.
Kedua belas shio itu tampak mulai bersemangat untuk melawan Sizhu sekarang.
Zhang berdecak remeh. "Boleh juga bocah itu."
"Haha, baiklah itu mengejutkan. Kalau begitu para kepala cabang terhormat. Silakan tunjuk tangan sebagai penantang pertama–"
"Aku!" Belum habis perkataan pembawa acara, Zhang langsung berteriak memotong.
Zhang melompat langsung ke arena. Menyeringai. Menatap tajam Sizhu.
"Nyalimu besar juga bocah."
"Apa anda butuh senjata Tuan Zhang?" Pembawa acara menawarkan.
Zhang menggeleng. "Tak butuh. Aku bisa mengalahkannya dengan tangan kosong kurang dari satu menit." ucapnya yakin.
Pembawa acara itu beringsut mundur, kembali mengambang di atas.
"Baiklah, keduanya siap?"
Zhang dan Sizhu mengangguk.
Di atas tribun, Luxia tersenyum, senyuman misterius.
"Mari kita hitung mundur ...."
"Tiga ...."
"Dua ...."
"Satu ...."
Penonton serentak berteriak bersama.
"ZHÀN DÒU!!!"
Sizhu mengambil langkah pertama, menerjang cepat, mengayunkan tongkat dari samping.
BUK!
Zhang telak terkena hantaman tongkat Sizhu. Sepersekian detik sebelum serangan mengenainya tangannya reflek terangkat memasang tameng tangan, namun tubuhnya tetap terhempas jauh, membentur pelindung transparan keras. Hingga bergetar.
Kuat sekali tenaga yang dikeluarkan bocah itu.
Tertawa, "Hahahaha, tidak buruk, BOCAH!" Lalu bangkit berdiri, Zhang langsung membalas menerjang Sizhu. Memotong jarak dengan berlari sangat cepat.
Masuk dalam area serangan, Zhang segera mencecar Sizhu dengan berbagai pukulan. Pukulan hook kanan, meleset, jab kiri, meleset, Sizhu dengan anggun melangkah ke belakang menghindari pukulan-pukulan yang dilontarkan Zhang. Mengeras wajah Zhang, dia mulai meningkatkan kecepatan pukulan.
Kanan, kiri, hook, jab, jab, uppercut, Buk!
Zhang mundur beberapa langkah. Dia terkena tendangan tepat di perut. Sedikit lagi tangannya mendarat di dagu Sizhu, kaki musuh lebih cepat bersarang padanya.
Ini mulai mengesalkan baginya. Zhang berteriak, semakin buas menyerang. Mempercepat pukulan dan foot work. Bahkan sekarang pukulannya hampir tak terkejar mata.
Jab, jab, straight, hook, hook, uppercut, kiri, kiri, straight, meleset. Tetap tak ada pukulan yang berhasil mengenai Sizhu. Entah mengapa rasanya seperti melawan sehelai daun. Lihai sekali langkah Sizhu. Badannya lentur mengelak dari pukulan beruntun. Padahal Zhang dikenal sebagai petinju mematikan di kotanya. Bahkan pernah mengalahkan banyak penyihir dengan teknik tinju api terkenal miliknya.
Tapi mengapa bocah ini begitu sulit untuk dipukul?
Buk! Kali ini dagunya terkena hantam tongkat kayu Sizhu.
Satu menit berlalu.
Zhang berteriak semakin kesal. Menggertakan gigi. Diluar penonton masih meneriakan 'ZHÀN DÒU' membuat panas suasana.
Straight, straight, jab, jab, jab, hook, uppercut, jab, straight, hook kanan, hook kiri. Zhang terus mengejar Sizhu dengan ganas. Tangannya tak berhenti melontarkan pukulan cepat. Herannya, tak ada satu pun serangan yang berhasil menggores Sizhu. Gesit sekali Sizhu menghindari semua pukulan. Tak berhenti Zhang memukul, menggiring Sizhu ke dinding arena.
Buk!
Kali ini tidak tanggung-tanggung. Sizhu dengan cepat menendang kepala Zhang begitu ada celah. Tepat mengenai wajah. Zhang mulai tambah kesal. Menggeram. Wajahnya tampak merah–entah karena tendangan Sizhu atau darah tinggi–. Sepertinya marahnya akan meledak.
"火焰王伊弗里特啊請賜給我力量! (Raja Api Ifrit, tolong beri aku kekuatan!!!)"
Zhang merapal mantra api tingkat tinggi. Puluhan bola api mengambang di atasnya. Bersiap dilemparkan. Semua orang yang menonton seketika senyap. Ini sudah diluar batas.
"Mati kau, BOCAH!" Satu isyarat tangan Zhang, menunjuk target sasaran hidup hujan bola api.
Puluhan bola api segera melesat ke arah Sizhu. Dia bersiap. Memasang kuda-kuda.
"ZHANG!"
"虛無的化身,中止! (Inkarnasi ketiadaan, hentikan!)" Ling Ling berdiri. Mengulurkan tangannya ke arena. Sekejap bola-bola api itu langsung lenyap. Dia menggunakan sihir khusus untuk membatalkan sihir Zhang.
Jun Kai melompat masuk. Menarik kerah Zhang Yue.
"Kau benar-benar hina, Zhang! Kau mengotori tradisi yang suci ini. Kau benar-benar tak pantas sebagai seorang Hunter." Jun Kai benar-benar menatap marah Zhang sembari menarik kerah kemejanya. Yang ditatap hanya menghela nafas.
"Aku menyerah. Aku mengakui kekalahanku." Zhang melepas tangan Jun Kai. Melangkah keluar arena dengan perasaan kesal.
Penonton segera berseru-seru melihatnya. Orang yang awalnya meremehkan Sizhu mulai berubah pikiran. Beberapa bahkan mulai bersorak untuk Sizhu.
"ZHÀN DÒU! ZHÀN DÒU! ZHÀN DÒU!"
Gendang dan drum kembali ribut ditabuh.
"Kejadian yang tak terduga terjadi. Tapi kesampingkan itu. Tuan Sizhu memenangkan ronde pertama! Dia akan lanjut ke ronde kedua setelah tiga menit istirahat. ZHÀN DÒU!!!"
Sizhu pergi keluar arena. Berjalan ke lorong arah keluar.
"Kamu sudah berjuang keras, Sizhu. Kerja bagus." Luxia sudah menunggu di ujung lorong, memberikan botol air minum. Sizhu menerimanya, menegaknya sekali habis.
"Terima kasih Luxia. Ini menyegarkan."
Luxia tersenyum mendengarnya.
"Maafkan aku, aku tak bisa banyak membantu. Tapi aku yakin Sizhu pasti bisa bertahan sampai akhir." ucap Luxia, tersenyum yakin.
Sizhu mengangguk.
"Aku akan berusaha."
***
Tiga menit terasa singkat. Sizhu kembali ke arena. Gendang dan drum kembali ditabuh. Membuat heboh suasana.
"Mari kita kembali pemirsa! Ronde kedua Zhàn dòu akan segera dimulai. Sekarang saatnya penantang kedua untuk mengangkat tangan!"
Jun Kai, shio sapi mengangkat tangannya. Pria setengah baya berwajah penuh keadilan itu turun lewat tangga. Masuk ke dalam arena. Berdiri berhadapan. Membungkuk hormat.
Dilihat dari bentuk tubuhnya, Jun Kai terlihat sangat kekar. Dia melepas jas dan kemeja putihnya. Bertelanjang dada. Terlihat sangat macho.
"Mohon kerja samanya Tuan Sizhu." Jun Kai tampak bersemangat, memasang kuda-kuda. Tangan kanannya di depan, tangan kiri di belakang sejajar dengan dada. Dia adalah ahli beladiri terbaik di kotanya. Pernah mengalahkan seorang Arch Witch bermodalkan tangan kosong. Dia petarung jarak dekat sejati.
Sizhu pun bersiap. Menyimpan tongkat di belakang, tangan kirinya terulur ke depan dengan telapak tangan terbuka.
"Mari kita mulai!"
Penonton mulai menghitung bersama.
"Tiga ...."
"Dua ...."
"Satu ..."
"ZHÀN DÒU!!!"
Dalam sekejap, keduanya saling memberi serangan. Buk! Hantaman tongkat dan tangan beradu. Jun Kai berhasil menahan serangan dadakan Sizhu. Tangan kirinya segera menyambar, Plak! Sizhu menangkisnya dengan tongkat. Belum selesai, Jun Kai menyambar dengan tangan kanannya. Plak! Sizhu berhasil menangkis itu juga, jual beli serangan terus terjadi secara beruntun. Sulit untuk melihat gerakan cepat mereka. Jun Kai tampak di atas angin.
Buk!
Sizhu mencoba mengeluarkan tendangan. Sayangnya tak berhasil, tubuh Jun Kai terlalu keras. Melihat musuhnya lengah, Jun Kai langsung mengambil kesempatan, menangkap kaki Sizhu.
"Tertangkap!"
Dia mengangkat kaki Sizhu, lalu memutar-mutarnya bagai barang. Dilempar keras ke dinding arena. Sizhu mengaduh pelan, tapi jangankan mengaduh, baru bernafas saja Jun Kai langsung menerjang Sizhu. Pukulan besar melesat ke arahnya.
Buk!
Dinding pelindung transparan bergetar terkena pukulan Jun Kai.
"身體硬化. (Pengerasan badan.)" Jun Kai merapal mantra. Tubuhnya menjadi bertambah keras. Dia menggunakan sihir penguat tingkat rendah. Kekuatannya menjadi dua kali lipat dari sebelumnya.
Rasanya Sizhu masih malas menggunakan itu. Dia memasang kuda-kuda, bersiap.
"Kau kuat nak. Tapi, hanya sampai di sini saja." Jun Kai menghentakkan kaki keras. Pijakannya membuat retak di bawah pijakan kakinya. Dia menyimpan kedua tangannya di bawah perut.
Sizhu bersiap menerima serangan. Sudah satu menit berlalu.
"Hadouken!" Jun Kai melesat sangat cepat dalam satu serangan. Sizhu tak sempat bereaksi pada serangan Jun Kai. Perutnya telak terkena pukulan telapak tangan Jun Kai. Menghantam dinding pelindung transparan sangat keras. Bergetar kencang. Seperti akan pecah. Untungnya pelindung ditulis menggunakan mantra rune pelindung tingkat tinggi. Penonton menganga kaget. Begitu juga Mei Mei. Dia menahan nafas melihat pertarungan. Suasana terasa tegang.
Yang lebih parah Sizhu. Dia terbatuk-batuk setelah terkena serangan itu. Terbatuk darah. Beberapa organ dalamnya rusak. Ini salahnya karena ceroboh.
Baiklah, akan kugunakan itu.
"Menyerahlah nak! Kau bisa terluka lebih parah jika ini berlanjut." Jun Kai berteriak memberi peringatan.
Sizhu mencoba bangkit berdiri. Darah batuk tadi dia oleskan ke tongkat. Perlahan darah itu berubah menjadi tulisan mantra sihir. Menyala darah terang.
"Sepertinya kau keras kepala juga. Baiklah, akan ku naikkan levelnya." Jun Kai memasang kuda-kuda tadi sekali lagi. Merapal mantra sihir pengeras tingkat menengah.
"大地的創造者啊,請讓祢的僕人像鑽石一樣堅硬! (Wahai pencipta bumi, tolong jadikan hamba-Mu sekeras berlian!) Ayo! SIZHU!" Jun Kai berteriak semangat. Dia tampak menikmati ini. Kekuatannya bertambah empat kali lipat. Sekali pijak, tanah yang dipijaknya retak ke dalam.
Sizhu juga mengambil ancang-ancang. Mengangkat tongkat ke samping kanan. Memutarnya beberapa kali. Tongkat itu kembali disimpan di samping. Sorot mata Sizhu tajam. Dia fokus.
Dua menit, pertandingan ini selesai.
Dalam satu serangan terakhir ...
Keduanya secepat kilat bergerak menerjang dalam satu langkah.
"HADOUKEN!!!"
BUM!
...
Debu mengepul di dalam arena. Penonton penasaran apa yang terjadi. Pelindung tingkat tinggi itu pecah. Untungnya tak ada yang terluka. Seruan dan sorakan tadi bertukar menjadi hening. Bertanya-tanya siapa yang kalah dan siapa yang menang.
Kepulan debu itu perlahan menghilang. Terlihatlah Jun Kai yang jatuh terduduk di pinggir arena dalam keadaan tak sadarkan diri. Tak hanya penghalang yang hancur, dinding arena pun ikut hancur. Di tengah lapang Sizhu masih berdiri gagah. Memegang tongkat kayunya.
Kompak para penonton kembali bersorak.
"ZHÀN DÒU! ZHÀN DÒU! ZHÀN DÒU!"
"Ini sangat mengagumkan. Tuan Sizhu kembali memenangkan ronde dengan kemenangan telak. Dengan ini ronde dua berakhir. Ronde selanjutnya akan dilakukan setelah istirahat perbaikan arena. Tetap nantikan pertarungan epik selanjutnya!"
Tim medis segera membawa Jun Kai dengan tandu keluar arena. Sizhu juga pergi dari Arena. Dia memegang perutnya, merintih sakit. Setidaknya dia harus duduk untuk mempercepat penyembuhan.
Sizhu berjalan hingga ruang istirahat miliknya. Seseorang menunggu di dalam.
"Hai Tuan Sizhu."
Seorang wanita imut dengan rambut coklat dikepang dua menyapa Sizhu. Dia mengenakan jas yang sama dengan dua belas kepala cabang. Ada bros kelinci di situ. Dia mendekati Sizhu, mengenggam tangan, lalu mengangkatnya.
"Tadi itu pertarungan yang keren Tuan Sizhu. Aku penggemar berat mu." Wanita itu mengucapkannya dengan mata berbinar-binar. Wajahnya sangat dekat dengan wajah Sizhu. Membuatnya refleks mundur.
"Siapa kau?" Sizhu mendorong wanita itu, mencoba menjauh.
"Oh ya, aku lupa memperkenalkan diri, hehe. Namaku Mei Mei, shio kelinci, dari Nanjing. Salam kenal~" Mei Mei mengenalkan dirinya dengan riang. Mata berpupil merah gelapnya mengerjap-ngerjap. Tingginya dua jengkal di bawah Sizhu. Pendek.
"Anak kecil?" Sizhu tak sengaja bergumam sendiri. Pipi Mei Mei langsung menggelembung mendengar kata itu.
"Aku. Bukan. Anak. Kecil. Hmph!" Dia mengatakan itu sembari menggebuk-gebuk kecil Sizhu.
"Aw, aw, aw baik, aku mengerti. Bisakah kamu berhenti?" Sizhu merasa risih dengan 'anak kecil' satu ini. Mei Mei berhenti setelah disuruh berhenti.
"Jadi, ada apa anak ke–Nona Mei Mei mendatangiku?" Sizhu lanjut bertanya.
"Aku melihatmu terluka tadi. Aku ke sini untuk menyembuhkan mu. Hehe, Meskipun terlihat begini, aku adalah healer terbaik di Cina kau tahu." Mei Mei dengan percaya diri menyombongkan keahliannya.
Sizhu menggeleng. Tak butuh. Dan tak peduli.
Mei Mei melihatnya merasa tersinggung.
"Kau baru saja terluka. Biar kutebak, tulang rusuk bawah retak, pendarahan pada ginjal, pendarahan parah di liver, usus dua belas jari yang bengkak, empedu pecah, dan kantung kemih yang bocor. Normalnya manusia biasa yang mengalami luka ini akan langsung pingsan seketika. Kau hebat masih bisa menahan sakitnya–eh, hei, Sizhu!"
Sizhu terjatuh hilang kesadaran.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
❀⃝✿𝐋il 𝐌σσηℓꪱׁᧁׁhׁׁׅׅ֮֮t✿⃝❀
semamgat kk, uda ngantuk kpn2 lnjut lagi/Smile/
2024-06-24
0
❀⃝✿𝐋il 𝐌σσηℓꪱׁᧁׁhׁׁׅׅ֮֮t✿⃝❀
y ky kecepatan 😊
2024-06-24
0
piyo lika pelicia
semangat ☺️
2024-06-03
0