Episode 2

Los Angeles, Amerika Serikat

Suara music dansa menggema di seluruh menjuru ruangan luas penuh dengan tamu undangan, beberapa kali seorang wanita berpakaian gaun pengaantin mengeluh karena kelelahan menyapa semua tamu undangan. Namanya Catrine Madison, istri sah Freederic

Alexander Martin sejak tadi pagi saat mereka berjanji dihadapan Tuhan.

“sayang, aku sudah lelah”. Bisik Catrine

“sebentar lagi”.

Dari jauh nyonya Martine tidak suka melihat putranya bersanding dengan wanita bernama Catrine itu.

“mommy”. Panggil Luna selaku putri kedua keluarga Martine

“ya honey”.

“mommy melihat kakak ipar?”.

“iya”.

“mommy tidak menyukainya?”.

“tentu saja menyukainya, dia akan melahirkan cucu mommy dan daddy”.

Luna mengangguk.

Freederic harusnya menikah dengan anak keluarga Addison yaitu Jeane Addison yang baru  saja datang bersama keluarganya, namun karena Catrine hamil anak Freederic mau tidak mau pernikahan mereka dibatalkan dan Freederic menikahi kekasihnya.

Tuan Martine menyapa tuan Sebastian Addison dan istrinya Natalie Addison bersama putri mereka Jeane Addison.

“aku sangat meminta maaf atas kekacauan ini”. Ucap Tuan Martine yang berdiri dengan nyonya Martine

“tidak masalah, kau melupakan hal lain Kev”.

“maksudmu?”.

“kau melupakan kalau aku memiliki seorang putra dan kau memiliki seorang putri”.

Nyonya Addison melihat Luna yang berdiri di ujung memakai gaun panjang berwarna putih emas  dengan kacamata dan juga rambut yang ditata rapi, Luna tersenyum pada tuan dan nyonya Addison saat menyadari bahwa dirinya

tengah diperhatikan.

Freederic menghampiri Jeane dan keluarganya.

“terima kasih sudah datang, maaf karena mengacaukan semuanya”. Ucap Freed

“tidak apa-apa Freed, sebuah pernikahan harus didasari dengan cinta dan kita tidak saling mencintai, kau cocok dengan Catrine”.

“terima kasih Jeane”.

Selama beberapa menit mereka berbincang-bincang, dalam kesempatan tersebut Jeane menghampiri Luna yang hanya sendiri meminum minumannya yang Jeane tau itu tidak ada kandungan alkoholnya.

“hai”. Sapa Jeane

“hai”.

“aku Jeane”.

“kau yang akan di jodohkan dengan kakakku, Freed?”.

Jeane mangangguk.

“maafkan kakakku”.

“aku juga tidak mencintainya, aku memiliki kekasih juga dan kami akan menikah tahun depan”.

“ohh ya namaku Luna”.

“aku tau dari mommy mu, kau gadis yang manis”.

Luna tersenyum, baru pertama kali bertemu Jeane tapi Luna sangat menyukai pribadi Jeane yang sangat baik padanya dan sering menebarkan senyuman, bahkan Luna sendiri bingung kenapa kakaknya tidak memilih Jeane, mungkin mereka berdua terlambat bertemu sebelumnya.

“aku berharap kau menjadi kakakku”. Ucap Luna

“tentu saja kau akan menjadi adikku nanti”.

“kenapa harus nanti?”.

“setelah kau bertunangan dengan adikku”.

“maksudmu?”.

“tidak, aku hanya bercanda. Bagaimana kuliahmu? Kudengar kau mengambil jurusan bisnis”.

“iya aku mengambil bisnis dan tahun ini aku akan selesai, mungkin menggantikan Daddy karena Freed membantu paman Barom”.

“dia akan pindah ke Hongkong?”.

“iya pastinya”.

Dari jauh nyonya Addison memanggil Jeane.

“lain kali kita mengobrol”.

“ya”.

Luna melambaikan tangannya pada Jeane yang pergi menemui keluarganya, saat tengah menikmati udara di balkon ballroom acara itu, Freed menghampiri Luna yang sendirian.

“apa yang kau lakukan?”. Tanya Freed sambil meminum wine yang ada di gelas nya

“hanya mencari udara segar, kau sungguhan akan pergi ke Hongkong?”.

Freed mengangguk. “kau bisa liburan kesana kalau kau mau”.

“tentu saja aku mau”.

“setelah kelulusanmu”.

“tapi kau akan datang dihari kelulusanku?”.

“ya aku pasti datang, kita sudah sejak kecil bersama, kau adikku satu-satunya, daddy dan mommy selalu menitipkanmu padaku saat mereka di luar negeri”.

Luna mengangguk,, namun wajah sedihnya tidak pernah berubah sejak tadi, dia teruss terdiam sambil melihat langit.

“apa yang kau fikirkan?”. Tanya Freed

“bagaimana kalau daddy dan mommy juga menjodohkanku?”.

Freed menghembuskan nafasnya “daddy dan mommy menyayangimu, kau bisa memilih apa yang kau mau, jika hal itu terjadi kau bisa menolaknya”.

“apa bisa?”.

“yang harus kau tau adalah mereka tidak akan memilihkan orang yang salah untukmu”.

“lalu kenapa kau memilih Catrine?”.

“waktu, aku terlanjur jatuh hati pada Catrine, jika aku bertemu lebih dulu dengan Jeane aku akan jatuh cinta dengannya”.

“aku menyukai Jeane”.

“semua menyukai nya, dia wanita yang baik dan lemah lembut. Kemarilah”. Freed merentangkan tangannya.

Luna berjalan mendekat kearah Freed dan berhambur kepelukan pria itu “kenapa kau harus pergi Freed?”.

Freed mengusap rambut Luna lembut “aku bisa menemuimu kapanpun, jangan khawatir”.

“freed”. Suara Catrine membuat Freed melepaskan pelukannya pada Luna.

“kakak ipar”. Panggil Luna

“maaf karena mengganggu kalian”.

“tidak apa-apa, aku hanya mengucapkan perpisahan pada Luna”.

“kau harus menjaga keponakanku kakak ipar”.

“tentu saja”. Catrine menghampiri Luna dan memeluknya “aku akan datang dengan Freed di hari kelulusanmu”.

“thanks”.

Mobil mewah berwarna hitam dengan bunga di belakang membawa Freed dan Catrine meninggallkan rumah utama keluarga Martine, Luna melambaikan tangan bahagia kepada mereka berdua, sedangkan tuan dann nyonya Martine hanya berdiri tak jauh dibelakang Luna

dengan wajah biasa saja. Saat Luna melihat kebelakang, dia menunduk

“mommy dan daddy menakutkan”. Lirih Luna sambil berjalan melewati daddy dan mommy nya masuk kerumah.

Luna masuk kekamarnya, dia mengganti gaunnya dengan kaos putih polos dipadukan dengan celana jeans pendek, tak pula dia mengkuncir kuda rambutnya dan memakai kacamata. Luna menuruni tangga dengan style pergi jalan-jalan.

“mau kemana sayang?”. Tanya nyonya Martine

“aku udah janji dengan Harvey untuk menjemputnya di bandara”.

“Harvey pulang hari ini?”.

“iya mom, dia akan mengambil Jurusan bisnis yang sama denganku”.

“baguslah kau ada temannya”.

Pelayan meenghampiri mereka memberikan sebuah surat. “thanks maid”.

“iya nyonya”.

“kau mendapatkan penawaran menjadi model majalah lagi Li”. Ucap tuan Martine sambil meminum wine nya.

“biarkan saja dad”. Jawab Luna tegas

“mommy juga tidak suka kau menjadi model Li”. Ucap nyonya Martine

“ya sudah aku pergi dulu mom dad”.

“hat-hati sayang”.

Luna membawa mobilnya sendiri menuju bandara, wanita itu juga membuat kertas besar bertulisakan Welcome Harvey dan berharap Harvey segera datang menjumpainya. Seorang pria membawa koper, memakai kacamata hitam, menghampirinya.

“Luna?”. Tanya nya

“Harvey”.

Mereka berdua saling memeluk. Dan meninggalkan bandara, selama di mobil menuju apartemen yang sudah dibeli oleh Harvey mereka terus mengobrol, Luna sangat antusias bercerita mengenai Freed dan juga kehidupannya, hingga pembicaraan Harvey menuju alasan Luna memakai kacamata, karena setahunya mata Luna tidak bermasalah.

“mommy yang memberikannya padaku”.

“hanya karena alasan kau tidak mau menjadi model”.

“iya”.

Mobil mereka berhenti di basement gedung apartemen dimana Luna dan Harvey akan tinggal di gedung yang sama. Saat berada di lift mereka satu lift dengan Nathan dan Jeslyn, Jeslyn tidak menyukai Luna sejak dulu karena nerd dan selalu mendapatkan pujian dari

guru-guru nya.

“Nerd”. Ucap Jeslyn di iringi tertawaan Nathan.

Terpopuler

Comments

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

aq mampir thor

2020-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!