Bab 04 (Malam Pertama)

Bukan hanya Reyhan yang terkejut, Dirga dan Laila tak kalah terkejutnya saat Rayyan memberi tahu ia akan menikah dari grup WhatsApp. Rayyan tak banyak menjelaskan, ia hanya menyuruh mereka untuk datang ke gedung X jam dua siang ini.

Widya sudah membuatkan surat undangan pernikahan Rayyan dan Santi dan mengirimkan nya ke keluarga dekat dan teman dekat kedua mempelai. Widya dan Reza sepakat jika pernikahan ini bersifat rahasia, jadi hanya mengundang sedikit tamu.

Semua teman dekat Santi tentu terkejut saat wanita itu tiba tiba menikah. Mereka lebih terkejut saat tahu mempelai pria adalah Rayyan.

Setelah mengucapkan ijab qobul dengan lancar, Rayyan dan Santi berdiri di panggung untuk menerima ucapan selamat dan doa dari para tamu yang hadir.

"Lihat tuh, yang. Kita keduluan lagi. Kamu kapan sih nikahin aku?" Tanya Mira kesal karena sudah dua kali keduluan.

"Kita kan udah tunangan, jadi kamu tenang aja. Kita akan menikah bulan depan, oke" Ucap Dimas. Dia sedang mengumpulkan dana untuk pernikahan mereka, lagian ia masih sibuk dengan perusahaan nya. Karena itu ia terus menunda pernikahan mereka.

Dimas menatap Nio yang terlihat begitu sedih melihat Santi sudah menikah dengan pria lain. Dimas paham perasaan nya, namun mau bagaimana lagi, mereka memang tidak berjodoh.

"Udah, ikhlaskan aja. Masih banyak kok cewek di luaran sana" Hibur Dimas.

"Tapi gue tertarik nya sama Santi, Dim. Padahal kami udah mulai dekat" Ucapnya lesu.

"Sabar" Ucap Dimas merangkul bahu sahabatnya itu.

Di tempat lain, Clara, Mita dan juga Rena sedang bergosip tentang Santi.

"Ra, lo tahu kenapa mereka tiba tiba menikah?" Tanya Rena sambil menatap kedua mempelai dari jauh.

"Gue gak tahu, kan gue lagi bulan madu" Sahut Clara.

"Iya juga ya, btw udah ada belum si Reyhan junior?" Tanya Mita tertawa kecil.

"Baru juga seminggu, Ta" Ucap Clara memutar bola matanya, kesal. Ia lebih kesal saat tahu hadiah yang di berikan Mita untuknya adalah lingerie dan juga obat kuat.

"Pasti terjadi sesuatu sama mereka. Gak mungkin kan mereka tiba tiba menikah tanpa alasan?" Ujar Rena. Ia bisa melihat wajah kedua mempelai seperti di paksakan untuk tersenyum. Ia tahu mereka tak menginginkan pernikahan ini.

"Tapi gue baru tahu kalau ternyata selera Santi itu brondong" Celetuk Mita membuat Clara menoyor kepalanya.

"Hahhh, acara ini seharusnya di penuhi kebahagiaan, tapi lo lihat sendiri kan, Santi dan Rayyan tampaknya tertekan. Jadi gue mohon sama lo, jangan asal jeplak pas lo ngomong sama mereka. Mengerti Mita?"

"Iya deh, Ra. Btw, laki lo mana?" Tanya Mita celingukan mencari Reyhan.

Sedangkan orang yang di cari sedang berbincang dengan kedua orangtuanya. Reyhan mengangguk paham setelah mendengar sendiri alasan kenapa mereka menikahkan Rayyan dan Santi.

"Tapi bukankah ini terlalu berlebihan, pa? Rayyan masih muda, begitupun Santi dan kalian menikahkan mereka dengan 'paksa'. Bukankah itu tak adil bagi mereka?"

"Kami memiliki tujuan lain menikahkan mereka. Kau tahu sendiri kan bagaimana perangai adikmu itu, nilainya selalu anjlok, tingkahnya seperti preman di sekolah hingga kami harus bolak balik di panggil ke sekolah, dia sering ikut tawuran dan juga balap liar. Kami harap Santi dapat merubah perilakunya menjadi lebih baik" Ujar Reza.

"Aku harap mereka bisa menjalani pernikahan ini. Pasti berat bagi mereka berdua" Ucap Reyhan menatap iba pada adiknya.

. . .

Di ujung sana, tak jauh dari pelaminan. Ibunya Santi juga adiknya sedang asik berbincang.

"Wah, kakakmu itu benar benar pintar cari suami. Kamu juga harus pintar kayak kakakmu. Jangan cari yang gak berduit, nanti hidup mu sengsara, emang kamu mau?"

"Ya gak mau lah, Ma. Killa juga seneng punya kakak ipar yang kaya. Tapi kenapa harus Rayyan sih, ma? Dia kan incaran Killa, Killa cinta sama dia, ma" Ucap Killa merengek. Ia berpikir kedatangan orang tuanya Rayyan untuk melamarnya, taunya malah melamar kakaknya.

Kedua orangtuanya pun langsung setuju untuk menikahkan Santi dengan Rayyan setelah mendengar alasan mereka di nikahkan. Tentu mereka meminta mahar yang fantastis mengingat Rayyan berasal dari keluarga terpandang.

"Tinggal kamu rebut aja kan dia dari kakakmu"

"Ish, mama, masa Killa jadi pelakor?" Killa mencubit gemas lengan ibunya itu.

"Ah, udahlah. Nanti kita pikirin. Yang penting mama dapat menantu dan besan kaya raya, hihihi" Ibunya Santi tertawa kecil, membayangkan betapa bahagianya kehidupan nya setelah ini. Orang tuanya Rayyan meminta pernikahan ini di rahasiakan, dia bisa menjadikan itu sebagai ancaman untuk memoroti mereka.

. . . . . . . . . . .

Rayyan merebahkan tubuhnya di ranjang setelah lelah dengan aktivitas nya menjadi raja sehari. Ia menatap Santi yang terlihat sedang membersihkan wajahnya dari makeup yang terus di gunakannya selama acara berlangsung.

Setelah acara selesai, mereka berdua langsung kembali ke rumah, tentu rumah kedua orang tua Rayyan. Mereka tak di izinkan untuk memiliki rumah sendiri untuk saat ini karena khawatir hubungan mereka akan menjadi tak harmonis, mengingat mereka menikah secara terpaksa, itu bisa saja terjadi. Widya dan Reza berencana untuk membimbing mereka dalam pernikahan yang terlalu dini ini.

Karena tinggal di rumah orangtuanya, Rayyan tak bisa pisah kamar, padahal dia sangat menginginkannya. Melihat wajah Santi membuatnya muak dan sangat membencinya, karenanya ia harus menikah, padahal ia tidak mencintainya.

Setelah selesai membersihkan wajahnya, Santi berjalan menuju ranjang. Ia dan Rayyan saling menatap cukup lama. Santi masih tak percaya jika pemuda di depannya itu atau lebih tepatnya siswanya itu adalah suaminya sekarang. Pernikahan terpaksa ini, apakah ia harus menjalani nya? Ia dan Rayyan tak memiliki cinta satu sama lain. Lalu untuk apa pernikahan ini? Cinta memang akan datang seiring waktu dan juga karena selalu bersama, tapi apakah itu mungkin bagi mereka berdua?

Rayyan berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Santi terlihat duduk di tepi ranjang untuk menunggu Rayyan.

Selang beberapa menit, Rayyan keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan juga pakaian yang sudah ia ganti. Lagi, mereka saling menatap, tatapan benci dari Rayyan dan juga tatapan bingung dari Santi.

Rayyan berjalan perlahan menuju ranjang untuk mengambil bantalnya dan membawanya ke sofa. Apa yang kalian harapkan? Malam pertama? Itu tidak mungkin, Santi sudah mengetahui itu tidak akan terjadi. Ia menunggu Rayyan karena ingin bertanya ia harus tidur di mana, ternyata Rayyan yang memilih tidur di sofa.

Tidak ada percakapan selama berjam jam. Rayyan terlihat tidur membelakanginya. Sedangkan Santi mencoba untuk menutup matanya, namun rasa kantuk tak juga datang membuat matanya terus melek.

Tring!

Santi segera mengambil ponselnya saat notifikasi grup WA masuk dari teman temannya.

"San, lo udah tidur?" Tanya Rena.

"Gimana malam pertama lo?" Tanya Mira.

"Udah berapa ronde, San? 🤭😂" Tanya Mita.

"San, are you oke?" Tanya Clara.

Santi tersenyum melihat pesan dari mereka, terutama dari Clara, hanya dia yang paham dengan perasaannya sekarang.

"Tidak terjadi apapun dan aku baik baik saja" Jawabnya.

Hampir tengah malam mereka baru mengakhiri chat itu. Teman temannya banyak memberikan nasehat tentang pernikahan padanya dan apa yang harus ia lakukan sebagai istri, padahal mereka belum menikah kecuali Clara.

Santi menatap Rayyan yang terlihat kedinginan. Ia segera mengambil selimut di lemari dan menyelimuti pemuda itu.

"Bodoh, kenapa dia tidak mengambil selimut tadi?" Gumamnya. Di tatapinya wajah pemuda yang tertidur itu. Ia kemudian kembali ke ranjang untuk tidur.

. . . . . . . . . . .

Pagi menjelang. Santi terlihat berkutat di dapur untuk membuat kan sarapan untuk mereka.

"Kau tidak perlu memasak nak, biar kami saja. Aku yakin kau masih lelah" Ucap Widya menghampiri nya bersama Clara. Clara dan Reyhan memang akan tinggal untuk beberapa hari di sana.

"Tidak apa, sebentar lagi juga siap" Ucap Santi.

Mereka bertiga segera menata meja makan dengan baik. Tercium bau harum masakan Santi di rumah itu.

"Siapa yang masak? Kelihatannya sangat lezat" Ucap Reza duduk di kursinya.

"Menantu keduamu yang memasaknya" Sahut Widya mengambil kan makanan untuk suaminya. Clara juga melakukan hal yang sama pada suaminya.

Santi yang melihat itu menjadi bimbang, haruskah ia melakukannya juga? Tapi ia tahu Rayyan tidak akan menyukainya.

"San, ambilkan makanan untuk suami mu" Bisik Clara padanya.

Dengan ragu, Santi melakukan perintah Clara. Rayyan hanya menatap datar padanya.

Mereka makan dengan tenang. Tak ada yang bertanya tentang Rayyan dan Santi, terutama rambut Santi yang terlihat kering. Mereka paham jika pasangan muda itu memerlukan waktu untuk terbiasa satu sama lain dan menumbuhkan cinta di antara mereka.

"Rayyan, apa kau akan pergi tanpa istrimu?" Tanya Widya menatap tajam pada Rayyan yang sudah bersiap siap di atas motornya.

"Haruskah, ma? Bukankah itu akan membuat teman teman ku curiga?"

"Dia benar ma, aku bisa pergi menggunakan taksi" Ucap Santi. Motornya masih ada di kost-an, ia akan menjemput nya hari ini.

"Baiklah, tapi kau jangan lupa menjemput Santi saat ia pulang nanti" Ucap Widya mengingatkan. Jika sampai putra nya itu tidak melakukan perintahnya, maka ia akan menghukumnya dengan sadis.

Santi dan Rayyan pergi ke sekolah, namun dengan kendaraan yang berbeda. Rayyan dengan motornya melaju kencang meninggalkan Santi yang masih menunggu taksi.

Sesampainya di kelas.

"Ray, gimana? Kasih tahu kita dong" Ucap Laila menggoda nya. Gimana apanya? Berbicara dengan Santi saja dia enggan, apalagi melakukan lebih.

"Gak terjadi apapun Laila. Udah jangan tanya itu, lo masih bocil" Ucap Rayyan mengusirnya dari mejanya.

"Lagian jangan bahas itu kalau di sekolah. Kalau ada yang tahu bisa bahaya" Ucap Rayyan berbisik.

"Wajah lo kelihatan berseri amat ya, Ray " Ucap Dirga yang baru datang dan langsung menghampiri mereka.

"Wajah gue kan selalu berseri, karena itu gue jadi siswa tertampan dan idola cewek cewek di sekolah ini" Ucap Rayyan sombong.

"Eh, kita ke karaoke yuk. Bosen gue nih" Ajak Rayyan, ia melihat dua sahabatnya itu terlihat ragu untuk menyetujuinya.

"Maaf Ray, mungkin lain kali. Kita berdua ada acara" Tolak Laila merasa tak enak.

"Ck, ya udah deh. Gue tahu kalian jadi sibuk semenjak kalian pacaran" Cibir Rayyan.

"Tahu aja lo, lagian lo harus menghabiskan waktu sama Bu Santi. Gue pengen cepat cepat punya ponakan" Ucap Laila terkekeh. Rayyan bersiap siap untuk melemparkan tasnya itu pada Laila, namun dengan sigap Dirga berdiri di depannya.

"Ah, gak seru lo, Ga"

Rayyan hanya tersenyum kecut melihat betapa bahagia dan romantisnya mereka berdua. Andai ia bisa bertukar posisi dengan Dirga, pasti dunianya akan menjadi lebih baik. Namun, ia tahu itu tidak mungkin. Ia harus menerima jika Laila tak pernah menyukainya dan sekarang ia harus terjebak pernikahan dengan Santi, guru menyebalkan itu.

Melihat guru sudah masuk, Dirga dan Laila segera duduk di mejanya. Melihat guru yang masuk adalah Santi, Rayyan memilih tidur saja daripada mendengarkan ocehannya.

Setelah jam pelajarannya usai, Santi segera menghukum Rayyan seperti biasa. Ia menyuruh pemuda yang adalah suaminya itu untuk membersihkan toilet pria.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!