invisible shadow
⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
Basecamp, tempat grup bernama 'Enhypen' berkumpul. Disana terdiri atas 7 orang diantara Jayyan, Dzakaria, Sehan, Ricky, Juan, Seno dan Hagantara.
Namun sekarang ini di Basecamp hanya ada 4 orang, yaitu Ricky, Jayyan, Dzakaria dan Sehan. Hagantara, Seno dan Juan sedang ada urusan pribadi.
Dzakaria
Kenapa Lo, Jay? Gak biasanya diem gini.
Jayyan
Gue kenapa? Gapapa.
Ricky
Muka Lo juga pucet gitu, Lo makan belum, bang?
Jayyan
Gue gapapa. Cuman agak lagi kurang enak badan aja.
Sehan
Hah, seorang Jayyan gak enak badan !?!?
*Terkaget-kaget*
Jayyan
Gue juga manusia, jangan lupa.
Jayyan
akhir akhir ini gue ga nafsu makan sama insomnia terus.
Dzakaria
Waduh, apa atuh yang bikin aa' Jayyan teh gak bisa tidur?
Sehan
Alah, biasanya juga diajak push rank gak mau Lo, alesannya ngantuk.
Ricky
Dari kapan Lo begitu
Jayyan
Sekitar 4 Minggu kebelakang
Dzakaria
Lo kepikiran Morana?
Entah kenapa ketika mendengar nama Morana, jantungnya seakan berdetak nyeri.
Ricky
Kayaknya omongan Lo tepat, bang.
Sehan
Lo sekarang merasa kehilangan?
Jayyan
itu diluar kendali gue.
Jayyan
Sekarang kehidupan gue kayak hampa, Dzak.
Dzakaria menatap Jayyan datar.
Dzakaria
Bro, Lo harus inget Moza.
Dzakaria
Selama ini yang lo mau Moza, kan?
Dzakaria
Sekarang tujuan Lo udah tercapai, dan harusnya Lo menikmati.
Dzakaria
Sekarang udah 7 Minggu kepergian Morana, dia pasti udah tenang disana, but IDK.
Sehan
Bang, gue kayaknya paham. Sosok hangatnya Mora gak bisa tergantikan sama Moza ya?
Jayyan
Moza dan Mora itu orang yang beda.
Sehan
Nah lo tau mereka beda, but why do you like to compare them?
Ingatan Jay tiba tiba teringat pada satu moment, dimana Jay mengatakan pada Morana bahwa Morana sangat jelek dan wajahnya selalu pucat, dan bahkan Jay selalu mengatainya seperti Mayat hidup.
POV = (Pesan Chat As ) In Real Life.
Jayyan merasa memanas matanya mengingat hal itu. Ia menunduk, guna menutup matanya yang memerah.
Saat itu mata Morana memerah setelah mendengar kata kata Jay yang amat sangat menusuk itu, bibirnya yang pucat itu tampak bergetar ketika membalas kata kata sang kekasih.
Dzakaria
Jay, gausah diinget inget.
Ricky
welcome to a life full of regrets, bro.
Mozallea
*Berteriak dari luar basecamp, dan langsung menghampirinya dan memeluknya*
Sehan
et dah, datang datang gak ada salam atau sapa.
Sehan
Nyelonong aja kayak jelangkung.
Mozallea
Mulut Lo sekolahin!
Sehan
Sebelum mulut gue yang disekolahin, tatakrama Lo tuh yang disekolahin!
Mozallea
Rese temen kamu, Jay!
Ricky
Ngapain nenek lampir kesini.
Mozallea
Sembarangan lagi ini bocah ngomongnya!
Mozallea
Eh? Mata kamu kenapa merah, Jay!?!? Muka kamu juga kok pucet?
Mozallea
(Kenapa sih, kok kayak enggak biasanya)
Mozallea
Jay, aku undang kamu buat makan malam dirumah aku, Ayah sama bunda yang ajak. Menu nya Salmon kecap asin sama Onigiri lho heheh, aku juga nanti mau bantu Bunda buatnya.
*Senyum senang*
Dzakaria
(Jay kan alergi ikan, begoo)
Ricky
Lah, Mak lampir Lo lupa kalo bang Jay Alergi?
Mozallea
Hah!?!? Emang iya?
Mozallea
maaf aku gak tau.
Jayyan
Gapapa Za, aku makan. Aku terima undangan makan malamnya. dengan senang hati.
*angguk*
Sehan
Nyari mati sih Lo, Jay.
Mozallea
Ih jangan, nanti aku minta Bunda buat buang ikannya aja. Kita masak menu lain.
Jayyan
Jangan buang buang makanan.
Mozallea
Kenapa? kan biasanya kamu kalo gak suka, biasanya di buang?
Mozallea
Bekal dari Mora aja waktu itu kamu buang..
Jayyan
Lo pergi dari sini.
Mozallea
Ishh, Jay kenapa sih..
Jayyan
Lain kali jangan nyebut nama orang yang udah mati.
Mozallea
*Jantungnya berdegup*
Mozallea
(Kenapa, kok sakit waktu dengernya?)
Mozallea
(Kayaknya ini Reaksi alami dari Jantung Mora..)
Mozallea
(Lo sakit hati ya dengernya, Mor?)
Mozallea
(Tenang disana adik gue.. Thanks udah kasih gue kesempatan buat hidup..)
Jayyan
Aku tanya daritadi.
Jayyan
Mau pulang sekarang?
Dzakaria
Oh anw kalo gitu..
Dzakaria
Jay, gue sama Ricky dan Sehan pulang duluan ya. lo anterin Moza pulangs sana, sekalian lo ambil aja undangan makan Lo.
Ricky
Duluan, Bang. Moga lancar jaya ya. Kita pamit duluan.
Mozallea
Jay, ayo masuk.
*senyum dan menarik tangan Jayyan*
Mereka pun masuk kedalam.
ketika menapakkan kakinya didalam, Pandangan Jay berada pada sebuah Figura, yang membuat Jay tidak asing dengan wajah Moza saat kecil.
Jayyan merasa pernah lihat.
Mozallea
Jay? Kenapa bengong?
Dania (Bunda)
Eh, kalian sudah datang?
Jayyan
Halo Tante.. terimakasih ya udah undang Jayyan untuk makan malam..
Dania (Bunda)
Jangan sungkan ya, Nak. Anggap aja rumah sendiri.
Dania (Bunda)
Makasih ya selama ini kamu sudah jagain anak bunda, Moza satu satunya anak bunda yang paling bunda sayangin hehe
Mozallea
Ih bunda, jadi malu deh..
Dania (Bunda)
Yuk kita ke meja makan aja, tante udah siapin makan malamnya lho
Mozallea
Bun, Jayyan alergi ikan.. Gimana kalo kita masak menu lain?
Dania (Bunda)
Eh ? Jayyan alergi ikan? Maafkan Tante ya, Tante gak tau.
Jayyan
Gapapa Tan.. Lagian Jayyan juga nggak bilang ke Moza, jadinya Moza juga keliru.
Dania (Bunda)
Kalo begitu mari kita tunggu di ruang makan dulu.
Semuanya mengangguk, dan pergi ke meja makan.
Suasana Keluarga Moza sangat harmonis, berbeda dengan keluarganya yang sudah berpencar bak Tim SAR.
Jayyan pun lama kelamaan sudah terbiasa dengan keadaan keluarganya.
Kadang Jay iri, melihat cara Dania memperlakukan Moza bagaimana, ia pun ingin diperlakukan seperti itu oleh ibunya.
Lupakan hal itu semua, tanpa mereka semua sadari, canda tawa mereka membuat seorang gadis menangis diam diam melihat bagaimana manisnya keluarganya, tanpa menganggap dirinya ada.
Morana, dia sedari tadi, sebelum Moza pulang ia menemani Dania masak, ia seakan akan menunggu makanan tersaji dengan duduk di meja makan.
Ia tersenyum bahagia ketika melihat Dania tersenyum sembari memasak itu, hingga Senyumannya luntur ketika Jayyan dan Moza datang.
Dengan berbincang" betapa bahagiannya Dania memiliki anak perempuan satu satunya seperti Moza. 'Satu satunya'
Kata kata itu membuat Mora merasakan rasanya sesak yang luar biasa.
Morana
“Mora anak Bunda juga.. Lihat aku, bunda.”
*Menangis*
⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
CECE
Sesakit itu ya Jadi Morana..
CECE
Ada yang pernah ngalamin menjadi sosok Morana? Yang gak dianggap keluarga sendiri?
CECE
Boleh dong share cerita kalian dikolom komentar.. :)
Comments