Langit senja memerah di balik jendela kaca apartemen mewah Isabella. Cahaya kota yang gemerlap memantul di permukaan lampu gantung kristal, menciptakan aura kemewahan. Namun, dalam ruangan itu, Isabella duduk di sofa berlapis sutera dengan tatapan hampa, rambut cokelatnya yang indah menutupi sebagian wajahnya yang berpikir.
Sejenak, dia terlempar kembali ke masa lalu, ke hari ulang tahunnya yang penuh kebahagiaan. Suasana pesta, canda tawa, dan senyum hangat para tamu masih terasa begitu nyata dalam ingatannya. Tapi bayangan masa lalu tak lama kemudian menjadi gelap dan menyakitkan.
Isabella Vanderbilt
(berbisik pada dirinya sendiri) Kenapa kau membunuhku, Damien? Kenapa?
Isabella menggenggam erat ujung gaun sutra putihnya, mencoba menenangkan diri. Ponsel mewahnya berdering di meja kaca berlapis. Dia menatap layar, melihat nama yang muncul: Alexander.
Alexander Sinclair
(lewat telepon) Isabella, waktunya tiba untuk mengungkap kebenaran.
Isabella menelan ludah, mendengar kepastian dalam suara Alexander yang misterius.
Isabella Vanderbilt
Ya, saatnya. (gumamnya pada dirinya sendiri)
Isabella lalu mengangkat telepon
Isabella Vanderbilt
Apa yang harus kita lakukan?
Alexander Sinclair
Pertama, kita perlu membongkar setiap lapisan misteri di balik kematianmu. Aku tahu ini sulit, tapi bersamaku, kita bisa menjelajahi bayangan masa lalu.
Isabella mengangguk, meskipun tak ada yang melihat
Isabella Vanderbilt
Aku siap.
Pertemuan mereka tidak terhindarkan. Alexander tahu lebih banyak tentang Isabella Vanderbilt daripada yang Isabella kira. Dia memberi tahu tentang pertemuan mereka di kehidupan sebelumnya, di tengah bunga-bunga musim semi yang menari di bawah matahari terbenam.
Alexander Sinclair
Kita akan membalaskan dendammu, Isabella. Bersama-sama.
Seiring telepon ditutup, Isabella merasa adrenalin mengalir dalam darahnya. Langit kota berubah menjadi gradasi warna oranye yang dalam, mencerminkan keputusasaan yang tersembunyi di dalam dirinya.
Pintu terbuka lebar di depannya, membuka lembaran baru dalam takdirnya yang dipenuhi dengan ketidakpastian dan kebenaran yang mungkin mengoyak hatinya.
Comments