Mora menghapus air matanya ketika sampai di kamarnya, entah mengapa dia yang semasa hidupnya di tubuh aslinya tidak pernah menangis, kini sangat mudah menangis.
"Ini pasti karena hati Mora yang asli begitu lembut dan rapuh, Mora yang malang." Gumam Mora pada dirinya sendiri.
"Jika dia hidup dan aku juga hidup, dia seperti adik bagiku. Aku masih tidak percaya jiwaku masuk kedalam raga gadis berusia tujuh belas tahun." Gumamnya lagi.
Amora Gwyneth berusia 27 tahun, dia merupakan anggota pembunuh di sebuah kelompok mafia yang mati konyol karena penghianatan kekasihnya sendiri, bahkan dia tidak tahu apakah jasadnya di temukan atau tidak.
Sementara Amora Genovieve sendiri masih berusia 17 tahun, dan memiliki kehidupan yang kontras dengan Amora Gwyneth. Mereka berdua mati di hari yang sama, jam yang sama, menit yang sama bahkan detik yang sama.
Keduanya mati dengan sakit hati mereka masing - masing bedanya adalah.. Amora Genovieve menyerah dengan takdirnya, sementara Amora Gwyneth tidak terima dengan kematiannya dan ingin membalas dendam.
Akhirnya jiwa Amora Gwyneth yang ingin menuntut balas malah masuk kedalam tubuh Amora Genovieve. Jadi Amora yang sekarang ini bukan Amora yang sebenarnya, Amora yang asli telah mati.
"Padahal dia memiliki wajah yang cantik sebenarnya, hanya dia tidak bisa menunjukannya dan lebih memilih menjadi tertutup." Gumam Mora.
Mora menatap wajah barunya di cermin dan melepas kaca matanya. Padahal jika tidak menggunakan kaca mata dia tampak seperti Idol group.
"Mari buat perubahan pada penampilanmu, Mora." Gumam Mora dan kembali menggunakan lagi kaca matanya.
Mora berjalan keluar tapi ternyata saat itu juga Andreas Genovieve hendak mengetuk pintu kamar Mora. Mora terkejut tentu saja, begitu juga dengan Andreas sendiri.
"Kenapa papa di sini?" Tanya Mora.
"Papa ingin bicara dengamu." Sahut Andreas.
"Papa ingin bicara apa?" Tanya Mora spontan.
"Kita bicara sambil duduk apa tidak bisa?" Ujar Andreas.
'Sudahlah, aku pergi besok saja.' Batin Mora.
Mora akhirnya membuka pintu kamarnya dan Andreas pun masuk. Itu adalah kali pertama Andreas masuk kedalam kamar putrinya sendiri setelah dua belas tahun kepergian istrinya dari dunia.
Kamar Amora memang besar, bahkan di dalam kamar Amora ada sofa dan meja untuk bersantai, hanya saja penataan dan warna nya seperti taman kanak - kanak.
"Ada apa, pa?" Tanya Amora, dan itu membuyarkan Andreas.
"Apakah benar kamu di rundung?" Tanya Andreas.
"Papa bertanya apakah papa peduli padaku?" Tanya Amora balik.
"Kamu sangat tertutup dan selalu saja menghindari papa, bagaimana papa bisa tahu apa yang kamu alami." Ujar Andreas.
"Papa yang selalu menghindari aku, papa selalu marah padaku dan apa yang aku lakukan selalu salah dimata papa, karena dimata papa yang benar hanya Aby saja." Ujar Mora.
"Aku anak kandung papa, bukan Aby. Seharusnya papa lebih sayang aku, bukan Aby." Ujar Mora lagi.
"Aby kehilangan papanya sejak kecil, Mora!" Ujar Andreas.
'Jadi itu alasan papa Mora lebih mementingkan Aby dari pada Mora.' Batin Mora.
"Lalu aku?? Papa lupa bahwa aku juga kehilangan mama sejak aku kecil?" Ujar Mora, Andreas pun tertegun.
"Aku tidak hanya kehilangan mamaku saja, aku juga kehilangan sosok papa. Papa menjauhiku, mengasingkan aku dan tidak peduli lagi padaku. Papa hanya.. papa hanya mementingkan Aby saja." Ujar Mora.
Air mata Mora mengalir dengan sendirinya, mungkin itu adalah isi hati Mora yang Mora pendam selama ini dan sekarang baru bisa di keluarkan.
"Papa.." Gumam Andreas dengan wajah bingung.
"Ya, aku dirundung. Satu sekolah menjadikan aku bahan ejekan, tidak hanya sebuah cacian dan makian tapi mereka merundungku secara fisik." Ujar Mora.
Mora lantas melinting bajunya dan memperlihatkan lengan dan pergelangan tangannya yang penuh dengan bekas luka.
"Ini, adalah apa yang aku dapat di sekolah. Dan ketika aku pulang kerumah dimana seharusnya aku mendapatkan rasa damai, aku malah selalu di banding - bandingkan dengan Aby dan selalu mendapat bentakan dari papa." Ujar Mora.
Hati Andreas mencelos melihat dan mendengar apa yang Mora katakan, hatinya sesak melihat putrinya sendiri begitu menderita selama ini.
"Maafkan papa, nak." Ujar Andreas, lantas langsung memeluk Mora kedalam dekapannya.
'Sialan, kenapa harus peluk - peluk.' Batin Mora. Bagaimanapun itu bukan Mora asli.
Tapi nyatanya tubuh Mora merespon pelukan itu, mungkin saking rindunya Mora dengan pelukan papanya yang sudah tidak dia dapatkan lagi setelah kematian ibunya.
'Tubuh Mora bereaksi dengan pelukan papanya, Mora pasti sangat merindukan pelukan ini. Kasihan dia..' Batin Mora.
'Anda ayah yang lalai tuan, putri anda telah menghadap sang pencipta karena keteledoranmu.' Batin Mora lagi.
"Maafkan papa." Gumam Andreas sembari menangis.
"Katakan, siapa yang merundungmu? Papa akan bicara dengan pihak sekolah." Ujar Andreas.
"Tidak perlu." Ujar Mora.
"Kenapa? Apa mereka anak pejabat? Atau mereka anak pendiri sekolah itu? Jangan khawatir, papa mampu memberi pelajaran untuk mereka." Ujar Andreas.
'Seandainya anda mengatakan itu pada putrimu yang asli, dia mungkin tidak akan mati konyol. Sekarang anda sangat terlambat..' Batin Mora.
"Katakan, Mora.." Ujar Andreas.
"Aku akan menjaga diriku sendiri." Ujar Mora.
"Apa kamu marah dengan papa? Papa minta maaf untuk semua keterlambatan papa mengetahui semua ini, nak." Ujar Andreas.
'Karena aku.. Aku Amora Gwyneth yang akan membalaskan rasa sakit Amora putrimu.' Batin Mora.
"Aku tidak marah, tapi aku sungguh akan menjaga diriku sendiri papa." Ujar Mora.
Dan setelah percakapan itu, Andreas keluar dari kamar Mora dan berjalan lunglai ke kamarnya sendiri. Andreas menangis tersedu - sedu di dalam kamarnya sendiri sambil menjambak rambutnya sendiri dengan kedua tangannya.
"Ada apa denganku.." Gumam Andreas.
Seharusnya dia mencurahkan kasih sayangnya pada Mora, tapi dia tidak. Tidak hanya dia tidak memberi putrinya kasih sayang, dia juga lupa bahwa Mora juga kehilangan ibunya. Rasa bersalahnya dengan kematian ayah Abby membuatnya melupakan Mora.
Sementara itu di tempat lain..
Seorang pria yang sedang di jahit lengannya tampak diam menatap bagaimana seorang pria sedang menjahit lengan nya, ia tidak menunjukan rsa sakit sedikitpun bahkan wajahnya sangat datar.
"Tuan untung anda menyiramnya dengan alcohol lebih dulu, setidaknya ini tidak sampai infeksi setelah berhari - hari." Ujar pria yang sedang menjahit lengannya.
Pria itu hanya diam lalu dia bangun dari duduknya, tatapannya benar - benar dingin tidak terbantahkan. Tapi di kepalanya saat ini muncul bayangan wajah gadis culun berkaca mata yang dia temui di gudang beberapa hari yang lalu.
"Kau boleh pergi." Ujar pria itu. Pria yang sudah selesai menjahit lengannya pun akhirnya keluar dari sana.
'Dia menyebut dirinya Mora.. apakah itu adalah namanya?' Batin pria dingin itu.
Keesokan harinya..
Mora sedang berada di pusat perbelanjaan saat ini, dia sungguhan akan memanfaatkan fasilitas Mora yang asli untuk mengubah penampilan Mora lebih dulu. Ia membeli banyak pakaian baru dan yang paling utama adalah dia mendatangi sebuah optik untuk membeli lensa kontak.
"Sepertinya cukup." Gumam Mora sembari melihat sudah seberapa banyak yang dia beli.
Setelah Mora merasa semuanya sudah lengkap dia pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Mora berjalan menuju Lobi, sementara dari arah luar lobi terlihat seorang pria yang berjalan dengan tampang dinginnya masuk kedalam pusat perbelanjaan.
Mereka berdua berpapasan, namun sebuah aroma yang tidak asing di indra penciuman pria itu membuatnya menghentikan langkahnya dan langsung berbalik menatap seseorang yang baru saja berpapasan dengannya. Pria dingin itu menatap seorang gadis yang sedang berjalan dengan banyak kantong belanja di tangannya.
'Apakah itu dia?' Batin pria dingin itu.
"Tuan Byan, akhirnya anda datang juga." Ujar seorang pria yang membuyarkan pikiran pria tadi.
Byanazriel Paul Hunter, adalah nama pria dingin dengan tatapan setajam elang itu. Akhirnya Byan pun pergi karena gadis yang tadi di tatapnya sudah hilang entah kemana.
...TO BE CONTINUED.. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
awesome moment
parfum siapa hyooo
2025-01-12
1
Shinta Dewiana
mantap
2024-12-06
1
Nur Bahagia
tuhh kan benerr Byan 🤗
2024-09-10
1