Di tengah perjalanan menuju sekolah, Ryan tiba-tiba membeku di tempatnya. Tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, tidak bisa bergerak atau berpikir jernih. Sosok yang sebelumnya hanya ia lihat dalam mimpi kini berdiri nyata di hadapannya.
Sementara itu, di rumahnya, Putri berdiri di depan pagar, berharap bisa melihat Ryan melewati jalan itu.
"Apa dia akan lewat di sini?" pikirnya penuh harap.
"Aku ingin sekali berangkat ke sekolah bersamanya."
Tiba-tiba, suara ayahnya dari belakang mengejutkannya.
"Hayo, anak ayah sedang menunggu siapa?" godanya dengan senyum penuh arti.
Putri, yang kaget karena ketahuan, langsung panik dan berusaha mencari alasan.
"Eh, tidak kok, ayah!" jawabnya gugup.
"Aduh, ketahuan..."
"Lalu, kenapa berdiri di sini?" tanya sang ayah penasaran.
"Aku... hanya cari angin saja, hehe." Putri mencoba menghindar.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu mengajaknya masuk mobil.
"Kalau begitu, ayo kita berangkat."
Di dalam mobil, Putri terus melihat ponselnya, tampak sedikit gelisah. Ayahnya yang menyadari hal itu pun bertanya.
"Kamu tidak apa-apa, anak ayah yang manis?"
Putri kaget mendengar pertanyaan itu.
"Tidak apa-apa, kok, Ayah."
"Benarkah?" Ayahnya melirik sekilas. "Atau kamu sedang menunggu pesan dari seorang pria?" godanya lagi.
Putri langsung tersipu malu.
"Ih, Ayah! Enggak, kok!"
Ayahnya tertawa.
"Haha, soalnya kamu anak ayah satu-satunya yang paling cantik."
Putri semakin salah tingkah.
"Ayah, sudah cukup godain aku!"
Ryan dan Sosok Misterius
Di sisi lain, Ryan masih terpaku, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Apa ini kebetulan? Atau ini masih mimpi?" pikirnya.
"Bagaimana bisa sosok dalam mimpi muncul di dunia nyata?"
Ia mencoba menenangkan diri. Jika sosok itu memang datang untuk membunuhnya, maka ia akan melawannya.
"Siapa kamu?" tanya Ryan dengan suara mantap.
"Apa kau datang untuk membunuhku?"
Sosok misterius itu mengangkat kepalanya. Mata kanannya memancarkan cahaya merah menyala. Ryan semakin ketakutan, tetapi berusaha tetap berdiri tegap.
Tiba-tiba, sosok itu berbicara.
"Carilah jati dirimu."
Ryan terkejut.
"Apa maksudmu?"
Namun, sosok itu tetap diam.
"Kalau kau tahu sesuatu tentangku, cepat katakan!" seru Ryan, kini mulai emosi.
Sosok itu tetap tenang.
"Cari tahu sendiri siapa dirimu sebenarnya."
Ryan tidak bisa menahan amarahnya lagi. Ia mengepalkan tangan, lalu berlari ke arah sosok misterius itu, siap menghajarnya.
"Jangan bercanda denganku!"
Ia melompat dan melayangkan pukulan, tetapi... serangannya menembus tubuh sosok itu!
"Apa?!" Ryan terkejut.
Ia langsung berbalik dan mencoba menendang, tetapi tetap sama—serangannya hanya melewati tubuh sosok tersebut.
Menyadari hal itu, Ryan melompat mundur untuk menjaga jarak.
"Seranganku bukan meleset, tapi tubuhnya seperti bayangan..." pikirnya.
Sosok itu kemudian berkata dengan suara tenang,
"Tenangkan dirimu dan lihatlah sekelilingmu."
Ryan menoleh dan melihat orang-orang di sekitar memperhatikannya dengan tatapan aneh, berbisik-bisik seakan ia orang gila.
Merasa tidak ingin membuat keributan lebih lanjut, Ryan memilih melanjutkan perjalanannya dan mengabaikan sosok itu.
Namun, saat ia berjalan, sosok misterius itu tiba-tiba muncul di belakangnya dan berbisik pelan,
"Segera temukan jati dirimu."
Seketika, tubuh sosok itu berubah menjadi debu dan menghilang.
Ryan berhenti berjalan. Ia menundukkan kepala, mencoba memahami arti dari kata-kata sosok itu.
Pesan dari Putri
Saat jam sekolah usai, Ryan masih memikirkan bisikan sosok misterius tadi. Namun, pikirannya teralihkan ketika ponselnya tiba-tiba bergetar.
Sebuah pesan masuk.
[Hai, ini aku, Putri.]
Ryan langsung terkejut. Jantungnya berdebar.
"Apa yang harus kubalas?" pikirnya panik.
"Haruskah aku tanya bagaimana kabarnya? Atau harinya?"
Karena terlalu lama berpikir, ia akhirnya mengetik...
[Iya.]
Begitu melihat pesannya terkirim, Ryan langsung panik.
"Astaga! Kenapa aku cuma balas begitu saja?!"
Tiba-tiba, ponselnya kembali bergetar.
[Nanti malam, apa kamu sibuk?]
Ryan membaca pesan itu dan bertanya-tanya.
"Nanti malam? Hmm, kurasa aku tidak ada rencana..."
Lalu ia mengetik balasan.
[Tidak.]
Begitu pesan terkirim, Ryan langsung menyesal lagi.
"Astaga! Aku membalasnya pendek lagi!"
Tapi tak lama, sebuah pesan baru masuk.
[Kalau begitu, apa kita bisa bertemu di Café Reborn malam nanti?]
Ryan membeku. Matanya membesar, dan wajahnya seketika berseri-seri.
"Ini... ini kencan?! Aku... aku dapat kencan!"
Namun, saking gembiranya, ia kembali membalas dengan singkat.
[Iya.]
Lalu...
"TIDAAAK!!!"
Ryan langsung menepuk dahinya.
"Kenapa aku balas begitu lagi?! Huhuhu, aku ingin mati saja..."
Sementara itu, Putri tersenyum kecil saat membaca balasan Ryan.
Persiapan Kencan
Ketika malam tiba, Ryan terbangun karena alarm ponselnya berbunyi. Ia melihat jam dan langsung panik.
"SIAL! Aku ketiduran!"
Ia berlari menuju kamar mandi, tetapi...
"Kak, cepat keluar! Aku buru-buru!" Ryan menggedor pintu.
Dari dalam terdengar suara kakaknya.
"Ugh... Sabar! Aku lagi berperang ini!"
"Cepat, kak! Aku enggak ada waktu!"
"Sabar dikit lagi... UGHHH..."
Setelah beberapa menit, akhirnya pintu terbuka. Namun, sebelum kakaknya keluar sepenuhnya, Ryan langsung menariknya keluar hingga terhempas, lalu masuk ke kamar mandi.
"Woi! Santai aja napa?!" seru kakaknya kesal.
Setelah selesai mandi, Ryan mulai memilih pakaian.
"Aduh, pakai baju apa ya?"
Satu per satu ia coba pilih, tapi tidak ada yang terasa cocok. Ia sampai jongkok di lantai, depresi.
Melihat adiknya bingung, kakaknya mendekat dan tersenyum.
"Kenapa kamu tidak jadi dirimu sendiri saja?"
Mendengar itu, Ryan tersadar. Ia mengambil sweater hoodie kesayangannya, lalu berangkat.
Sementara itu, Putri sudah siap dan berpamitan kepada ayahnya.
"Ayah, aku pergi dulu."
Sang ayah melipat korannya dan tersenyum.
"Wah, anak ayah cantik sekali malam ini."
Putri tersipu malu.
"Ih, ayah! Kebiasaan deh!"
Sang ayah tertawa.
"Hati-hati, dan jangan pulang terlalu malam."
"Iya, ayah!"
Di tengah perjalanan, Ryan tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
"Akhirnya aku bisa kencan juga!"
Namun, langkahnya terhenti.
Di depan sana, sosok misterius itu muncul lagi.
APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Filanina
ini judul di tengah bab?
2025-02-21
0
Filanina
Ayo saling support
2025-02-21
0