Episode 3, Gadis itu

Deanna mengerjap saat laki laki itu melepaskan pegangan tangan nya yang menahan pinggangnya agar tak terjatuh.

Sedikit terpana karena wangi parfum yang diguankan laki laki asing didepan nya begitu maskulin dan juga wangi membuat nya sedikit meremang terhipnotis.

Laki laki itu tak berbicara sepatah kata pun setelah melepaskan tangan nya yang menahan pinggang deanna.

Laki laki itu hanya melenggang pergi, berjalan dengan langkah kaki nya yang lebar.

Deanna yang mulai tersadar pun muali mengejar nya, "Hey tunggu.." teriak deanna karena laki laki itu berjalan sangat cepat sehingga membuat deanna sangat kesusahan untuk menyamai langkah kaki laki laki itu.

 Tapi teriakan deanna sama sekali tak di gubris, laki laki itu tetap berjalan dengan langkah nya yang lebar.

 Laki laki itu pun berhenti tapi deanna merasa heran, kenapa laki laki itu masuk kedalam ruangan tempat orang tua nya akan makan malam.

 Pintu pun terbuka betapa terkejut deanna melihat kedua orang tua nya dengan dua orang tua yang duduk bersebrangan menoleh bersamaan ke arah deanna dan laki laki asing tadi yang menolong nya.

Restoran ini menyediakan ruang makan yang dibatasi agar lebih privat.

Dan laki laki tua itu bukan nya dia yang waktu itu dia antarkan bersama pak yono.

Deanna bertanya tanya karena merasa heran dengan situasi yang sedang dia alami.

 "Kalian datang bersamaan?" pertanyaan yang dilontarkan papah deanna membuat deanna tersadar dari lamunan nya sendiri.

Sedangkan laki laki asing yang menolong nya tadi sudah duduk disamping laki laki yang ia tolong waktu pulang sekolah itu.

 Deanna pun hanya menoleh canggung pada orang tua nya dan dua orang tua yang belum dia kenal itu dengan kebingungan.

 "Ayo duduklah!," ajak bunda deanna.

Deanna pun berjalan menghampiri orang tua nya, "Kenalin sayang ini teman nya papah, Ini om harrison dan itu tante martha," dengan sopan deanna menyalimi kedua orang tua yang ada di depan nya. Walaupun dalam hati nya masih kebingungan bukan main.

 "Masih ingat om kan nak, kamu yang antar om pas waktu itu, " ucap harrison pada deanna sembari tersenyum ramah.

Deanna pun mengangguk, "Iya om deanna masih inget kok" jawab deanna dengan senyum manis yang dimiliki nya.

 Tak disangka teman sang papah yang dia tolong ada di didepan nya, "Panggil om daddy saja dan tante martha mommy" ucap harrison pada deanna, yang langsung mendapat cubitan dari sang istri, karena melihat deanna yang belum bisa mencerna pertemuan ini dengan baik.

Terlihat dari raut wajah deanna yang masih saja kebingungan.

"Hah" dengan wajah bingung nya deanna tak sadar mengucapkan hal begitu.

Membuat orang tua deanna dan juga martha serta harrison tertawa lucu.

 Sedang kan laki laki yang menolong nya tadi tersenyum tipis melihat tingkah gadis didepan nya itu.

 Begitu pun harrison dan martha menertawakan deanna, melihat tingkah nya yang terlihat polos ketika kaget, "Santai saja deanna panggil kami dengan sebutan yang buat kamu nyaman saja" martha berucap lembut pada deanna.

 Deanna pun mengangguk mengerti, "Oh iya sayang kenalin ini putra nya om harrison, namanya Albren burchard Davidson," ucap sang papah pada deanna, deanna pun melihat sang laki laki yang tadi menolong nya, "Oh namanya Albern" ucap deanna dalam hati.

 "Ayo kenalan" senggol sang bunda pada deanna, dengan canggung deanna pun bersalam dengan laki laki yang tadi menolong nya, "Deanna" ucap deanna tersenyum canggung.

 "Albern" jawab albern datar,sejenak mereka pun saling bertatapan sebentar setelah itu mereka saling melepaskan tangan nya satu sama lain.

 Para orang tua pun menyuruh mereka untuk duduk untuk makan, karena makanan sudah tersaji dimeja makan bundar didepan mereka dengan penuh.

 Deanna merasa canggung berada di situasi seperti ini, tapi deanna dengan cepat menguasai dirinya sendiri agar tak bersikap tak sopan karena rasa canggung yang dirasakan nya.

Semua nya pan makan dengan diisi oleh obrolan para orangtua. Mereka tampak asik berbincang bincang sedangkan deanna dan albern hanya makan dengan diam.

Ditengah tengah makan, martha mengucapkan rasa terimakasih nya pada deanna,"Deanna tante sangat berterima kasih, hari itu kamu mau mengantarkan om harrison, jika kamu tidak mengantarkan dia mungkin dia akan terlambat untuk ikut rapat" ucap martha ramah nan lembut pada deanna.

 "Iya tan sama sama," jawab deanna dengan senyum ramah nya.

 "Kamu pasti terkejut kenapa kami ikut makan malam hari ini, tante hanya ingin mengenal deanna lebih dekat gak papa kan sayang apa kamu merasa canggung?" martha kembali bertanya pada deanna.

 Deanna pun langsung menggeleng, "Gak papa tan, deanna gak papa kok kalo tante sama om ikut makan sama deanna, dan papah dan bunda juga,".

 Martha pun tersenyum dan mengelus rambut deanna dengan sayang, yang kebetulan duduk di sebelah martha, sedang kan Albern menatap dengan ujung mata yang duduk disebrang deanna dengan tatapan biasa, padahal dalam hati nya dia merasa senang bisa bertemu lagi dengan gadis yang membuatnya tak bisa mengalihkan perhatian nya itu, seolah gadis itu memiliki magnet agar dia terpaku hanya padanya.

 "Sudahlah, ayo makan dulu baru setelah itu kita melanjutkan pembicaraan kita" ucap harrison pada martha yang sepertinya ingin mengajak deanna untuk berbincang terus menerus.

 Mereka semua pun melanjutkan makan mereka dengan disertai canda dan juga tawa akrab orang tua.

Deanna sesekali melihat ke arah Albern yang sejak tadi tak mengeluarkan sepatah katapun, Albern nampak tampan dan gagah dengan stelan jas yang dikenakan nya. Cara makan nya yang elegan membuat deanna terpesona.

Dalam hati deanna berucap, "Ganteng banget sih ni orang" .

Makan pun selesai...

 "Deanna, ini hadiah dari tante untuk salam perkenalan tante untuk kamu" martha memberikan beberapa tas belanjaan berukuran sedang pada deanna, martha sengaja menyiapkan hal ini karena senang akan bertemu dengan deanna.

 Deanna pun menatap sang bunda dengan tatapan bingung, sang bunda pun mengangguk tanda deanna harus menerima hadiah yang diberikan martha pada deanna.

 Deanna pun mengambil apa yang diberikan martha padanya, "Makasih tante" ucap deanna tulus.

Ada buket bunga juga, deanna mencium aroma bunga itu lalu tersenyum.

Martha yang melihat deanna tersenyum dan menerima hadiah pemberiannya pun merasa senang.

 "Ya ampun kamu cantik banget sih, persis bunda kamu" martha merasa gemas pada deanna. Sesekali mencubit pipi deanna pelan.

Wajah deanna yang cantik nan ayu serta ramah membuat martha senang menatap wajah deanna lama lama.

Chelsea pun tersenyum mendengar pujian martha pada deanna dan juga dirinya.

"Tante boleh minta no tepon kamu gak?, buat sesekali kalo tante pengen belanja, tante bisa hubungin kamu biar tante ada teman nya,".

Deanna pun mengangguk, mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas untuk memberikan no nya pada martha, tapi martha malah menyuruh albern untuk memasukan nya. "Masukin no nya albern mommy lupa bawa ponsel" titah martha pada sang putra.

Deanna menatap albern canggung karena martha malah menyuruh albern, sikap martha ini seperti disengaja.

Albern pun menatap sang mommy dengan tatapan aneh, bagaimana mungkin mommy nya ini lupa membawa ponsel, alber pikir ini hanya siasat mommy nya saja.

"Ayo dong Al," ucap martha kali ini dengan penekanan pada sang putra karena sejak tadi hanya diam saja.

Albern pun mengambil ponsel nya yang ada di saku celana nya, dan memasukan no deanna.

Sedangkan deanna hanya memberikannya dengan canggung dan malu.

Para orangtua yang melihat hal itu tersenyum, melihat tingkah malu malu deanna, dan tatapan datar albern, sangat kontras perbedaan diantara kedua nya.

Setelah pertukaran no itu, para orang tua berbincang bincang, deanna hanya melihat ponsel nya, begitu pun Albern, mereka berdua seolah tak ingin membuka pembicaraan satu sama lain.

Albern hanya diam sibuk dengan ponsel miliknya juga, wajah datar albern begitu tampan menurut deanna. Mencuri curi pandang pada albern yang duduk tegap tak jauh dari deanna.

Waktu pun berlalu, acara makan malam itu pun selesai, mereka pun saling berpamitan satu sama lain, "Deanna tante boleh peluk kamu gak?" tanya martha pada deanna, deanna pun mengangguk, martha memeluk deanna dengan sayang, deanna pun membalas pelukan martha.

Mereka pun pergi masing masing dengan mobil mereka masing masing..

_____________________

Didalam mobil martha, "Gimana cantik gak?" tanya martha pada sang putra, Albern pun menatap sang mommy dengan tatapan menyelidik.

"Sudah kuduga, itu semua sudah direncanakan," albern menggeleng dengan datar.

Albern memang sudah menebak jika sang mommy takkan memaksa albern jika hanya untuk makan malam keluarga biasa.

Martha pun mendelik, "Kenapa kau ini seperti ayahmu sering berbicara dengan mata memicing seperti elang dan wajah datar begitu" ucap sang mommy kesal.

"Dia darah daging ku sayang" ucap harrison pada martha sambil memegang tangan martha tapi langsung martha tepis karena merasa kesal.

"Kau juga" tunjuk martha pada suaminya, "kenapa mempunyai tatapan seperti itu, kalian ini jika berbicara seperti sedang ingin membunuh orang yang kalian ajak bicara saja" ucap martha kesal, harrison dan albern memang sangat mirip bagai pinang dibelah dua. Itu membuat martha kesal karena bisa bisa nya dia yang mengandung tapi harrison lah yang mendapatkan duplikat anak kandung nya, sedangkan martha hanya mendapat hikmah nya saja.

Albern pun menggeleng, setelah ini pasti sang mommy akan mengeluh kenapa albern tidak ada yang mirip seperti martha.

"Kau memang tidak ada mirip mirip nya dengan mommy, menyebalkan", sepeti yang sudah albern duga sang mommy akan menangis dan merajuk.

"Baiklah mom, jangan menangis seperti ini, al akan mencoba menjalani nya dulu," martha pun tersenyum mendengar ucapan albern yang langsung menyetujui keinginan martha yang ingin albern mendekati deanna. Menangis memang selalu menjadi senjata utama yang meyakinkan. batin martha.

Albren hanya menggelengkan kepala nya melihat sang mommy yang selalu melakukan trik itu, karena itu adalah kelemahan nya. Melihat wanita menangis.

Tapi, didalam hati albern merasa senang , bagaimana tidak gadis yang membuat nya terpana itu bisa langsung dipertemukan dengan nya begitu cepat, orang tua nya pun sangat setuju, sepertinya tidak ada alasan lain bukan, selain dia mendapatkan gadis itu. Secepatnya.

To be continue..

Episodes
1 Episode 1, Perkenalan
2 Episode 2, Calon mantu mungkin
3 Episode 3, Gadis itu
4 Episode 4, Saya gak peduli
5 Episode 5, Menolak halus
6 Episode 6, Jatuh Cinta
7 Episode 7, Mantan
8 Episode 8, Laper
9 Episode 9, Jelasin
10 Episode 10, Tiga gadis
11 Episode 11, Gak mau pacaran
12 Episode 12, calon mertua
13 Episode 13, Calon istri albern
14 Episode 14, Kemesraan Albern
15 Episode 15, LDR
16 Episode 16, Tak akan terjadi
17 Eps 17, Kekesalan rose
18 Episode 18, Mantan pertama
19 Episode 19, Menginap saja?
20 Episode 20, Menghampiri albern.
21 Episode 21, Merajuk nya deanna
22 Episode 22, Penolakan albern
23 Episode 23, Kemesuman Albern
24 Episode 24, Tamparan
25 Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26 Episode 26, Jahatnya jasmine
27 Episode 27, Senyum licik
28 Episode 28, Babak belur
29 Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30 Episode 30, Menemui rose
31 Episode 31, Ibu rose
32 Episode 32, Jangan terbebani
33 Episode 33, Menyerah atau tidak?
34 Episode 34, Ulang tahun Deanna
35 Episode 35, Tak menyangka
36 Episode 36, Lamaran albern
37 Episode 37, Jari tengah
38 Episode 38, Merasakan hal yang sama
39 Episode 39, Perlakuan manis
40 Episode 40, Ucapan tulus rose
41 Episode 41, Melupakan Albern
42 Episode 42,Mengusir halus
43 Episode 43, Obsesi
44 Episode 44, Sella
45 Episode 45, Pasangan Bucin
46 Episode 46, Waspada
47 Episode 47, Trio Es
48 Episode 48, Keinginan Raisa
49 Episode 49, Diculiknya Deanna
50 Episode 50, Albern tertembak
51 Episode 51, Duplikat
52 Episode 52, Ponakan
53 Episode 53, Pencair suasana
54 Episode 54, Tangis bahagia
55 Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56 Episode 56, Senyum senyum sendiri
57 Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58 Episode 58, Kemurahan hati
59 Episode 59, Bulan madu singkat
60 Episode 60, Mansion Tepi pantai
61 Episode 61, Mengejar freddy (Dixie)
62 Episode 62, Saku Baju
63 Episode 63, Joanna
64 Episode 64, Perasaan satu sama lain
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Episode 1, Perkenalan
2
Episode 2, Calon mantu mungkin
3
Episode 3, Gadis itu
4
Episode 4, Saya gak peduli
5
Episode 5, Menolak halus
6
Episode 6, Jatuh Cinta
7
Episode 7, Mantan
8
Episode 8, Laper
9
Episode 9, Jelasin
10
Episode 10, Tiga gadis
11
Episode 11, Gak mau pacaran
12
Episode 12, calon mertua
13
Episode 13, Calon istri albern
14
Episode 14, Kemesraan Albern
15
Episode 15, LDR
16
Episode 16, Tak akan terjadi
17
Eps 17, Kekesalan rose
18
Episode 18, Mantan pertama
19
Episode 19, Menginap saja?
20
Episode 20, Menghampiri albern.
21
Episode 21, Merajuk nya deanna
22
Episode 22, Penolakan albern
23
Episode 23, Kemesuman Albern
24
Episode 24, Tamparan
25
Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26
Episode 26, Jahatnya jasmine
27
Episode 27, Senyum licik
28
Episode 28, Babak belur
29
Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30
Episode 30, Menemui rose
31
Episode 31, Ibu rose
32
Episode 32, Jangan terbebani
33
Episode 33, Menyerah atau tidak?
34
Episode 34, Ulang tahun Deanna
35
Episode 35, Tak menyangka
36
Episode 36, Lamaran albern
37
Episode 37, Jari tengah
38
Episode 38, Merasakan hal yang sama
39
Episode 39, Perlakuan manis
40
Episode 40, Ucapan tulus rose
41
Episode 41, Melupakan Albern
42
Episode 42,Mengusir halus
43
Episode 43, Obsesi
44
Episode 44, Sella
45
Episode 45, Pasangan Bucin
46
Episode 46, Waspada
47
Episode 47, Trio Es
48
Episode 48, Keinginan Raisa
49
Episode 49, Diculiknya Deanna
50
Episode 50, Albern tertembak
51
Episode 51, Duplikat
52
Episode 52, Ponakan
53
Episode 53, Pencair suasana
54
Episode 54, Tangis bahagia
55
Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56
Episode 56, Senyum senyum sendiri
57
Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58
Episode 58, Kemurahan hati
59
Episode 59, Bulan madu singkat
60
Episode 60, Mansion Tepi pantai
61
Episode 61, Mengejar freddy (Dixie)
62
Episode 62, Saku Baju
63
Episode 63, Joanna
64
Episode 64, Perasaan satu sama lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!