Obsess With Edrea

Obsess With Edrea

01 membangunkan Helena

Cklek..

Pintu kamar Helena terbuka, menampilkan sosok lelaki berbadan kekar, tinggi 187 cm dan berparas rupawan, dia adalah Dean kembaran Sean yang bisa dibilang Dean anak kedua.

membukanya perlahan lalu berjalan menuju tempat tidur adiknya, dia melihat Helena masih tertidur dengan nyenyak.

Dean enggan membangunkan Helena, ya memang dia orangnya tidak tegaan. sebab itu Dean melupakan perintah papa nya untuk membangunkan sang adik, melainkan dia ikut membaringkan tubuhnya di samping Helena.

Tidak pernah bosan memandang wajah adiknya saat tidur, mengingatkan dia pada Mama nya yang meninggal.

Merasa nyaman Dean mulai memejamkan mata untuk tidur kembali, dia sebenarnya juga ngantuk tapi apa boleh buat dia harus berangkat pagi ke kampus.

Sedangkan yang tadi terus tertidur pulas tidak menghiraukan kedatangan kakaknya, Helena tidak terganggu sama sekali.

Sret...

Tirai kamar Helena terbuka, Dean baru saja memejamkan matanya harus terbangun lagi.

Ternyata itu Sean, kembarannya yang membuka tirai hingga semua cahaya matahari masuk kedalam kamar Helena.

Sean menatap Dean malas, dia tahu kalau Dean tidak mungkin bisa membangunkan Helena.

Berjalan mendekati Dean, tanpa basa-basi Sean menggeplak kepala Dean tanpa kesian.

"Bangun." Titahnya.

"Gila lo, baru mau tidur gue."

Sean berdecak, ingin memarahi lagi tapi dia mulai melihat Helena membuka mata

Tidur Helena terusik, perlahan-lahan membuka matanya pelan sambil menyesuaikan pandangan agar terlihat jelas.

"Bentar lagi gue punya kantong mata kalo begini terus." Protes Dean.

Apa Helena masih bermimpi? Dia baru saja mendengar kicauan kedua kakak kembarnya.

"Abang ngapain disini?" Helena melirik kearah mereka berdua

"hari ini kamu sudah kembali sekolah. " kata Sean sambil berjalan mendekati Helena, tidak usah ditanya betapa gugupnya Helena saat Sean mendekat.

"Mandi."

dan saat itu juga Helena segera bangun dan pergi menuju kamar mandi.

Sean adalah orang yang paling ampuh untuk membuat Edrea patuh, selain tampangnya yang sangar, tegasnya Sean pada Edrea membuat Edrea tidak bisa bermain keluar rumah sampai larut malam.

Ah, Sean mendidiknya agar menjadi anak rumahan.

"Gak bisa liat orang tenang aja. " Cibir Dean.

Berbeda dengan Sean, Dean selalu menuruti apa yang Helena ingin dan tidak mampu membentaknya, memikirkan dia memarahi Helena saja membuatnya sakit hati.

Sean beralih menatap Dean "hidup Helena gak sesantai itu sekarang, lo kenapa jadiin contoh ngulur waktu buat dia."

"Gak ngulur waktu, Bentaran doang tadi."

"Ya." Sean pergi meninggalkan Dean.

Dean merenggut dan menyusul Sean untuk makan pagi.

•••

Sekarang Helena sudah tampil rapi dengan seragam sekolahnya, semoga hari ini lancar, karena adik sepupunya Kenneth hari masuk pertama sekolah SMA.

Kebetulan sekolah yang Kenneth pilih adalah sekolah yang sama dengan Helena, dia membujuk Papanya Timothy agar satu sekolah dengan Helena dan Ray.

Timothy setuju, tipikal orang tua yang bolehin apa aja asal gak ngerugiin anak.

Dan sekarang, Kenneth berada dirumah Helena. Entah apa tapi dia bilang ingin berangkat bersama.

Di Meja makan semuanya pada diam menikmati makanan dengan tentram

"Dimana Leo?" Anton melirik Sean, anaknya.

"Disini Pa." Jawab seseorang yang baru saja menarik kursi dan duduk disamping Edrea

Leo adalah anak ketiga, wajahnya tak kalah tampan dengan kedua kakaknya. Sama seperti kakak kembarnya, yaitu mempunyai wajah semirip Anton, bedanya saat Leo tertawa, senyumnya lebih manis.

"Hilangkan kebiasaan begadang." Tatap Anton pada anaknya

Leo tersenyum canggung "baik."

Helena menatap Leo dengan pandangan kesal, enak sekali kakaknya dibiarkan bangun hampir kesiangan dan cuma diberi nasehat, sedangkan dia langsung ada Sean didalam kamarnya.

Leo beralih menatap Kenneth "ngapain lu kesini?"

Kenneth melirik Leo dengan pandangan acuh "kepo."

"Dih."

Helena menatap keduanya, dia jadi teringat hari ini akan bertemu Wawan sehabis pulang sekolah.

Wawan adalah kekasihnya, ini mungkin seperti kekasih simpanan. Simpanan dalam bentuk keluarganya tidak boleh ada yang tahu.

Helena menyembunyikan ini dari semua anggota kelurganya, tentu saja agar hubungannya tidak kandas.

Jika salah satu keluarganya tahu, dia akan dikekang di dalam rumah!

Jahat, tetapi Anton pasti terus berucap demi kebaikannya.

"Ekhm." Sean berdeham memandang Helena dengan alis yang terangkat.

Helena melirik Sean, dia mencoba mengalihkan pandangan, tapi sialnya malah menatap kearah papa nya yang juga sedang memandangnya.

Sepertinya Helena terciduk.

Kalo sudah begini, dia harus minta ijin.

"pa, aku mau jalan sama temen."

"Kamu mau bolos?" Tanya Anton memandang wajah Helena penuh selidik.

Helena serasa ingin mengutuk mulutnya yang salah bicara.

"Bukan, maksudku sehabis pulang sekolah." Koreksinya

Anton menatap lama anak bungsunya, Helena menatap dengan penuh harap, terhitung dia selama libur sekolah ini hanya mendekam dirumah.

"Oke." Anton menyetujui.

Helena tersenyum senang, seperti ada keajaiban dihari ini dan mungkin ini adalah hari keberuntungannya.

"Makasih Pa."

"Tapi sama Ray." Lanjut Anton.

Hampir saja Helena ternganga mendengarnya, apa-apaan ini. Kenapa sepupu cepunya itu harus ikut juga?

Leo terkekik geli, dia baru saja melihat wajah kesenangan Helena tetapi beberapa detik wajahnya sudah menjadi kusut.

"pa—"

"Bersama Ray atau tidak sama sekali." Final Anton.

Mengumpat dalam hati, mau tidak mau Helena harus menyetujui.

"Ya ya." Jawabnya dengan ogah.

Suasana kembali hening dan melanjutkan makan pagi yang tertunda, Helena sangat kesal dengan keputusan papa nya. Mau melawan tapi tidak bisa, tidak ada yang membelanya.

Dean? Dia sama saja seperti yang lain, tidak ada harapan tentang ini.

•••

Mereka, Helena dan Kenneth telah tiba di sekolah GMB. GMB adalah sekolah swasta yang mempunyai fasilitas internasional, disini lengkap dan tentunya sekolah ini yang memimpin sekolah terbaik sepanjang masa.

Kenneth menatap Helena yang masih memasang wajah kesal "mau sampai kapan begitu." Tanya Kenneth.

Edrea melirik Kenneth sinis " Yang dibolehin kemana-mana diem aja."

Edrea pergi meninggalkan Kenneth.

"Kak! Tunggu." Kenneth berlari mengejar Edrea

"Edrea! Jason!" Teriak seseorang diseberang

Keduanya sontak menoleh, itu adalah Ray, sepupu mereka berdua. Ray adalah anak kedua dari om Regan (kakak kedua Anton.)

Sementara Kenneth ini anak kedua dari Timothy yaitu kakak pertama Gerland.

"Kenapa? " Tanya Helena.

"Bareng sini, lo pagi-pagi udah gak semangat." Tegur Ray pada Helena.

"Abaikan muka gue."

Ray cuma mangut-mangut paham, dan langsung menarik tangan keduanya memasuki area sekolah.

Sesampainya didalam Ray menyerahkan Kenneth pada temannya Karel agar menempatkan Kenneth dibarisan murid baru.

Kini tinggal Ray dan Helena.

"Gue tadi di chat bang Leo, lo bener mau jalan sama temen?" Tanyanya.

"Iya dan gue harap, lo gak usah ikut." Usul Helena.

Ray menghembuskan nafas "gue tetap bakal temenin lo."

"Lo kan sibuk, gak usah ikutin gue!" Tekan Helena.

"Lo kenapa sih, gak mau banget diikutin, emang lo bisa jaga diri?"

"Bisa! Awas lo ikutin gue." Ancam Helena dan langsung meninggalkan Ray dengan emosi yang membara.

Ray menatap kepergian Helena, biarpun Helena ancam, dirinya akan tetap mengikuti Helena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!