Berita tentang kecelakaan yang menimpa Aiden telah sampai ditelinga Arrabela Rodigues. Gadis cantik yang berprofesi sebagai desainer itu tengah mengembangkan karirnya sebagai seorang disainer baju di kota model yaitu Prancis.
Gadis muda berdarah Indo Italia itu merupakan tunangan Aiden, mereka telah menjalin hubungan sewaktu kuliah. Selama empat tahun menjalin hubungan percintaan, Aiden dan Arrabella mempunyai komitmen untuk saling menjaga hubungan mereka meskipun saat ini mereka harus menjalin hubungan secara LDR atau hubungan jarak jauh. Sosial media menjadi alat bantu untuk mendekatkan jarak yang begitu jauh antara Indonesia dan Prancis.
Sampai suatu hari, Alia yang merupakan ibu sambung dari Aiden, menghubungi Arrabella.
"Halo, Bella apa Tante mengganggumu sayang?"
"Tidak Tante. Aku baru saja selesai menghadiri peragaan busana dari rancangan busana yang baru saja aku rilis. Ada apa Tante?"
"Oh selamat ya sayang, Tante ikut senang karena kamu baru saja meluncurkan karya terbaikmu, tapi ada hal buruk yang harus Tante sampaikan kepadamu,"
DEGG!!!
Hati gadis muda itu seperti terkena hantaman yang keras. Dirinya sempat membeku mendengar ucapan Alia, berita apa gerangan yang akan disampaikan wanita itu?
"Halo nak? Kau masih mendengarkanku?" Alia memastikan kembali.
"Iya Tante. Maaf tiba-tiba pikiranku jadi kacau. Katakan padaku apa yang ingin Tante sampaikan?"
"Begini sayang, Aiden mengalami kecelakaan yang cukup parah. Apa kamu bisa kembali untuk menjenguknya? Keadaannya sangat parah, dia sekarang koma dan sudah beberapa hari ini belum sadarkan diri,"
Alia sengaja mengaduk-aduk emosi gadis muda itu, karena dia tahu pasti Arrabella sangat mencintai Aiden. Pastinya ketika mendengar berita buruk tentang tunangannya Arrabella akan segera kembali ke Indonesia.
"Baiklah Tante aku akan segera mengurus keberangkatan ke Indonesia, tapi aku akan berangkat dalam dua hari lagi karena pekerjaanku masih belum selesai disini,"
"Baiklah sayang, kau tidak perlu terlalu cemas. Aiden akan baik -baik saja. Kau tuntaskan pekerjaanmu dulu nanti kau bisa menemui Aiden,"
Panggilan telpon itu terputus setelah pembicaraan mereka berakhir.
***
Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang dua puluh satu jam dari bandara Aéroport Paris-Charles de Gaulle menuju Indonesia, Bella sampai di bandara Soekarno-Hatta pada pukul empat sore.
Dia segera menuju ke resepsionis Medical Center untuk menanyakan ruang rawat Aiden, tapi baru saja dia akan menghampiri perawat, Calvin langsung menghampirinya.
"Arrabella," sapa lelaki itu.
Si pemilik nama itu membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah suara yang memanggilnya.
"Calvin, kaukah itu?" Wanita muda itu mencoba memperhatikan kembali agar dia tidak salah orang.
Pria yang pernah dikenalnya empat tahun lalu, sekarang telah banyak perubahan, lelaki itu terlihat semakin dewasa dan bulu-bulu halus kini menghiasi wajahnya. Membuat karismanya semakin terlihat.
Hal yang sama juga terjadi pada Calvin, pria itu nampak tertegun menatap Arrabella yang semakin cantik dimatanya. Memang sejak dibangku kuliah Calvin sudah mengagumi gadis itu. Dia tidak hanya kembang kampus tapi juga gadis terpintar dikampusnya. Setiap pria pasti akan mengejarnya untuk mendapatkan cintanya, tapi sayangnya dia malah menambatkan hatinya pada Aiden.
Hal itu pula yang membuat Calvin menjadi dendam pada Aiden. Dia telah lama menyukai gadis cantik bernama Arrabella itu, dan telah berkali-kali mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, sayangnya dia tidak pernah membalas cinta Calvin padanya. Malahan ketika Aiden yang mengungkapkan keseriusannya pada Arrabella gadis itu langsung menerimanya tanpa ada penolakan sedikitpun.
Calvin tidak patah arang dan selalu mencari celah untuk mengganggu hubungan antara saudara sambungnya dan Arrabella, tapi mereka bertahan hingga empat tahun lamanya dan memutuskan untuk bertunangan. Calvin semakin kecewa dan sakit hati dengan hubungan Aiden dan Arrabella yang semakin dekat menuju jenjang pernikahan. Terlebih lagi sang ayah juga memberikan tampuk kepemimpinan perusahaan pada Aiden, rasa sakit itu semakin dalam dirasakan Calvin. Oleh sebab itulah dia bertekad untuk merebut apa yang dimiliki Aiden bahkan jika harus menghabisi Aiden sekalipun akan dia lakukan.
"Hei Calvin, kau baik-baik saja?" Gadis itu menjentikkan jarinya dihadapan wajah Calvin. Sedari tadi pria itu melongo memperhatikannya.
"Ahm, iya ini aku. Kau pasti mencari ruang inap kakakku Aiden kan?" Calvin terlihat gugup saat kedapatan tercenung mengagumi gadis yang empat tahun lalu pernah dicintainya bahkan hingga detik ini perasaan itupun tak pernah berubah.
"Iya, antarkan aku ke sana. Aku sangat ingin menemuinya dan melihat keadaannya," pinta gadis itu padanya.
Calvin segera mengantarkan Arrabella, diruang kaca itu terlihat Aiden yang terbaring dengan tubuh dipenuhi peralatan medis, untuk bernafas saja dia menggunakan alat bantu pernafasan.
"Sayang, mengapa bisa begini? apa yang terjadi pada Aidenku?" Arrabella begitu histeris saat melihat kekasihnya dalam ruang pesakitan.
"Tenanglah sayang, Aiden baik-baik saja. Dia hanya masih butuh perawatan karena luka dalam yang dialaminya," pungkas Alia menenangkan gadis muda itu.
Alia sengaja menunjukkan wajah prihatinnya demi mencari perhatian dari sang suami. Dia tahu persis, Arrabella adalah calon menantu kebanggaan Louis yang telah dipersiapkan untuk Aiden. Maka dari itu Alia berusaha membuat gadis itu senyaman mungkin bersamanya dan yang paling penting dari semuanya adalah mendapatkan kepercayaan Arrabella agar dia bisa menguasai gadis itu.
"Dokter apa Aiden baik-baik saja?" Arrabella menghampiri dokter yang baru saja memeriksa Aiden.
"Ya, untuk saat ini kondisinya masih belum bisa dipastikan karena pasien belum melewati masa kritisnya, " jelas sang dokter pada mereka.
"Apa dia akan baik-baik saja?" lirih gadis muda itu menatap sendu pada pria yang terbaring tak berdaya dalam ruang ICU.
"Kita sama-sama berdoa saja untuk kesembuhannya. Kita hanya bisa berusaha biarkan Tuhan yang menentukan," sang dokter memberikan jawaban diplomatis. Kemudian diapun pergi dari sana.
"Semoga saja kau mati anak sialan! Kau hanya penghalang kebahagiaan putraku. Lihat saja, aku pastikan kau takkan pernah membuka matamu lagi," monolog Alia dalam hatinya.
Dia menunjukkan senyum smirknya meskipun hanya diam, tapi tatapan kebencian itu terlihat sangat jelas.
Sungguh hatinya benar-benar menginginkan kematian Aiden. Entah apa yang ada didalam pikirannya, tidakkah dia memiliki rasa kasih sayang sedikit saja pada lelaki malang itu? Walau bagaimanapun juga Aiden tetap putranya, meskipun tidak lahir dari rahimnya.
"Aku ingin menemuinya. Mungkin jika aku ada didekatnya dia akan bangun," pinta Arrabella.
Gadis muda itu sangat menyayangi Aiden.
Para keluarga mengijinkan Arrabella untuk masuk ke ruangan Aiden. Sesampainya diruangan itu wajah Arrabella langsung terlihat sendu. Matanya yang indah mulai berkaca-kaca, dia tidak pernah membayangkan orang yang dicintainya akan mengalami nasib tragis seperti ini.
"Sayang, mengapa bisa begini? Kau sudah berjanji akan menikah denganku saat aku kembali. Lihatlah sekarang aku telah berada dihadapanmu. Ayo cepat buka matamu, apa kau tidak merindukanku?" Arrabella tak kuasa menahan kesedihannya yang telah ditahannya sedari tadi. Tubuhnya kini meluruh di ranjang pesakitan Aiden.
Bella menggenggam erat tangan Aiden dan menciumi punggung tangan yang tak berdaya itu. Bella menangis segegukan. Namun pria yang berada dihadapannya masih enggan membuka matanya.
Hampir sepuluh menit Arrabella setia menanti lelaki itu, dan tiba-tiba saja, lelaki itu memberi respon, Aiden menangis. Apa Bella sedang berhalusinasi karena terlalu menginginkan Aiden segera sembuh? Ia mengucek matanya mencari kebenaran dalam pandangannya sambil menepuk-nepuk pipinya dan benar saja dia tidak sedang bermimpi ataupun berhalusinasi. Aiden meresponnya tapi lelaki itu masih tak mau bicara, dan masih memejamkan matanya.
"Suster ... suster ... cepatlah kemari. Aiden meresponku. Dia menangis tadi," pungkas wanita itu merasa tak sabaran untuk respon selanjutnya dari sang kekasih.
"Sial, mengapa dia tidak mati saja?" gerutu Calvin mengetahui keadaan saudaranya ada progres yang positif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments