Bab 2 Suami Bayaran

Hari pun berlalu begitu saja. Sudah satu bulan semenjak hari itu, Dara tidak kunjung juga menemukan pria yang cocok dengan kriteria dirinya. Hal itu membuatnya sedikit khawatir.

Di sebuah rumah mewah. Rian masuk dan membawa beberapa pria masuk ke dalam rumah tuannya.

Beberapa pria itu rencananya akan menjadi calon pengantin pria dan Nona Mudanya akan memilih sendiri pria yang dia mau.

"Nona" seru Rian.

Dara yang sedang membaca sebuah majalah pun terpaksa harus menghentikannya kegiatannya ketika Rian datang menyeru dan menatap dingin ke arah mereka.

"Siang Nona. Ini adalah beberapa pria yang bersedia untuk menjadi suami bayaran untuk Nona" ujar Rian melapor.

Dara meletakkan majalahnya, lalu dengan wajah dinginnya ia menyilang sebelah kakinya.

"Silahkan perkenalkan diri kalian!" Perintah Dara kepada ketiga pria di depannya.

Satu persatu pria itu pun mulai memperkenalkan dirinya. Beberapa pertanyaan lagi Dara ajukan mengenai pekerjaan sehari-hari. Serta apa kegiatan selain bekerja. Dan apa tujuan mereka ingin menjadi suami bayaran.

Beberapa ada yang menjawab bekerja sebagai pegawai kantoran. Dan ada lagi yang juga menjawab sebagai pengangguran yang sedang membutuhkan uang.

Sebenarnya Dara tidak mempermasalahkan pekerjaan mereka. Hanya saja Dara merasa tidak ada yang cocok dengan kriteria pilihan yang papanya inginkan. Dia ingin pria yang memiliki postur tubuh yang bagus dan wajahnya bisa meyakinkan bahwa dia benar-benar orang yang baik.

"Rian! Antar mereka kembali! Tidak seorang pun yang aku inginkan dari mereka" ujar Dara dingin, usai menimbang lagi keputusan untuk memilih diantara ketiga pria itu.

Rian mengangguk mengiyakan, lalu membawa beberapa pria itu keluar dari rumahnya.

"Aneh ya! Pria seperti apa yang dia cari? Masak dari kita semua tidak ada yang dipilih?" Tanya seseorang dengan nada kesal ketika sudah berada di luar rumah.

"Entahlah."

"Aku rasa dia akan menjadi perawan tua selamanya jika masih memilih-milih calon suami seperti ini. Haha" lanjutnya dengan gelak tawa mengejek.

Sementara itu. Masih di dalam rumah mewah itu. Rian berdiri di depan Dara yang sedang duduk di kursi keluarga.

"Nona! Apa perlu saya Carikan lagi pria yang sesuai dengan kriteria yang Nona inginkan?" Tanya Rian memecah keheningan disaat melihat wajah Dara yang terlihat kalut.

Dara mengangkat wajahnya menatap Rian. Lalu ia pun berdiri setelah beberapa saat terdiam.

"Aku ingin makan di luar. Bersiaplah! Aku akan menyusul ke mobil" Jawab Dara kemudian.

Ia pun berlalu pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Setelah beberapa saat bersiap. Dia pun keluar dengan pakaian yang sudah rapi dan cukup elegan untuk kaum wanita seumur dia.

Di dalam mobil. Rian kembali bertanya, "Nona ingin makan kemana?" Tanya Rian.

"Tempat biasa!" Jawab Dara acuh. Dia masih fokus kepada handphone di genggaman tangannya.

Rian yang memang mengerti pun mulai melajukan mobilnya menuju tempat yang di maksud oleh Dara.

Sesampainya di restoran sederhana langganannya. Dara pun keluar dari mobil.

Ya. Meskipun ia adalah anak seorang konglomerat. Tidak membuat Dara merasa malu untuk makan di restoran biasa. Karena baginya bukan penampilan mewah saja yang ia inginkan. Melainkan rasa makanan itu sendiri yang membuatnya jatuh cinta, sehingga membuatnya selalu makan di restoran sederhana tersebut.

"Kau tidak ingin makan?" Tanya Dara ketika melihat Rian hanya berdiam diri di dekat mobil.

Rian tersenyum tipis, "Saya menunggu di mobil saja Nona" Jawabnya.

"Baiklah. Terserah saja" Ucap Dara acuh.

Sesampainya di dalam restoran. Dara duduk di salah satu kursi paling ujung.

Tidak lama setelah kedatangannya, dia pun langsung disapa oleh pemilik restoran dan menawarkannya masakan dengan resep terbaru mereka.

Dara pun tertarik dan ingin mencobanya. Ia pun menyetujui usulan pemilik restoran tersebut dan tidak lama setelah itu, makanan pun siap.

Setelah merasakan di gigitan pertama, Dara langsung menyukainya. Memang masakan disana tidak ada bandingannya dengan restoran lainnya. Sayangnya, banyak orang hanya ingin pergi ke restoran mewah dan elegan. Sehingga restoran sederhana ini dengan interior design yang juga kuno membuat restoran ini menjadi sepi.

"Siapa yang membuat masakan ini?" Tanya Dara antusias.

"Pembuat resepnya adalah koki baru Nona. Dia ada di ujung sana!" Kepala restoran itu pun menunjuk seorang pria yang ada di ujung sana.

Dara pun langsung mengalihkan pandangan ke arah pria tersebut.

"Dia....? Dia terlihat sangat cocok untuk kriteria yang ayah inginkan. Tapi..? Bagaimana aku bisa menjadikan dia sebagai suami bayaran ku?" Gumam Dara di dalam hati.

Setelah melihat pria yang berprofesi sebagai koki tersebut membuat Dara langsung menyukainya. Poster tubuh yang sangat sempurna. Dengan wajahnya yang juga sangat tampan membuat Dara merasa dia adalah pria yang sangat cocok untuk menjadi suaminya. Tapi bagaimana caranya membujuknya?

Setelah selesai makan. Dara pun merasa kantung kemihnya begitu penuh. Sehingga membuatnya ingin segera ke toilet untuk memberinya ruang.

Sesaat Dara sudah selesai dari toilet. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Dara tidak sengaja mendengar Suara seseorang yang membuatnya sangat penasaran dan ingin mendengarkan lebih lanjut akan apa yang terjadi.

"Berikan saya waktu Suster. Saya akan menebus pengobatan ibu saya segera. Beri saya waktu beberapa hari lagi. Saya mohon" Terdengar pria itu berbicara seakan memohon dengan begitu mendesak.

Dara yang penasaran pun mengintip ke toilet pria yang ada di samping toilet wanita.

Dan betapa terkejutnya ia, ternyata yang sedang berbicara tersebut adalah pria yang tadi kepala restoran itu tunjuk kepadanya.

Dara yang tidak sengaja mendengar bahwa pria itu yang sedang membutuhkan uang untuk membayar operasi ibunya pun menggunakan kesempatan ini untuk menjeratnya ke dalam pernikahan.

Walaupun terkesan sangat licik. Tapi Dara tidak ingin ambil resiko. Dia ingin Pria itu yang harus menjadi suami bayarannya bagaimana pun caranya. Toh, dia juga sedang membutuhkan uang bukan?

Dara pun tersenyum menyeringai. Lalu pergi dari sana.

Setelah membayar biaya makanannya. Dara pun memberikan uang tip kepada koki tersebut. Lalu memberikan kartu namanya untuk ke kepala restoran untuk diberikan kepada Pria yang sudah ia ketahui namanya dari kepala restoran.

Ya. Namanya adalah Barra Triadmadja. Seorang pria sederhana yang berprofesi sebagai koki di restoran langganan Dara. Pria yang akan ia gunakan sebagai suami bayaran untuk menjadi suami pura-puranya.

.

.

.

.

Bersambung.

Dukung Karya ini dengan like dan komen ya ☺️

Terpopuler

Comments

Amalia Cahyaningrum

Amalia Cahyaningrum

ceritanya sangat menarik

2024-01-02

1

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus

2023-12-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!