Cassy masih senewen sudah lewat 2 bulan belum juga ia menemukan siapa wanita yang mengelabui nya. Belum lagi desakan kakeknya yang memintanya untuk menikahi wanita di foto yang di tunjukkan kakeknya kepadanya.
Pekerjaannya juga banyak di kantor. Permintaannya yang menyuruh Deve menyelidiki cewek di cafe itu juga masih belum ada perkembangan.
Cassy memutuskan akan bertindak sendiri, ia akan mengikuti gadis itu dan gerak geriknya.
Siang itu Cassy akan ke cafe sendirian, ia akan melihat langsung apakah gadis itu seperti yang di yakininya sebagai gadis nakal yang sudah mengerjainya.
Cassy memasuki pintu cafe, ada beberapa pengunjung sedang makan siang.
"Selamat siang Tuan, silahkan," seorang pelayan yang selalu stanby mempersilahkan pengunjung untuk duduk.
Cassy berjalan matanya mengelilingi ruangan, dan dia melihat gadis yang di incar nya sedang berjalan membawa baki minuman yang akan di antar ke meja pengunjung.
Cassy duduk di meja kosong yang tak jauh dari gadis yang diincar nya yang sedang bekerja.
Cassy terus mengamati, si gadis berjalan mendekat ke arahnya. Cassy menundukkan kepalanya.
Si gadis kini sudah berdiri di depannya.
"Selamat siang Tuan,"
Suara itu sama dengan wanita yang menawarinya minuman pada malam itu, batin Cassy.
Gadis pelayan belum mengetahui siapa tamunya.
"Ehem," Cassy mengangkat wajahnya.
Gadis pelayan itu kaget, wajahnya tiba-tiba pucat.
"Tu-tuan mau pesan apa?" tanya gadis itu gugup.
"Americano satu," Cassy melihat punggung tangan kanan wanita itu saat mencatat menu pesanannya di buku. Sama persis seperti yang di lihatnya di video.
Ternyata benar, dialah wanita itu, awas kau gadis nakal, Cassy tersenyum smirk.
"Ada lagi Tuan,"
"Tambahkan curry puff udah itu aja,"
"Baik Tuan, ditunggu sebentar,"
Gadis pelayan tersebut menjauhi meja Cassy.
Cassy menelpon ke Deve.
"Deve, sudah kamu temukan alamat gadis itu?"
"Sudah Tuan, saya akan melaporkan segera ke Tuan,"
"Kirimkan sekarang ke ponsel saya Deve,"
"Baik Tuan," Deve segera mengirimkan alamat gadis yang diselidiki nya, gadis pelayan Lezatto's Cafe.
Kana, si pelayan masih merasa gugup tatapan tamunya tadi menakutkan seakan ingin melahap tubuhnya bulat-bulat. Sorot matanya tak terbaca.
Kana belum tau saja jika dirinya sudah di ketahui oleh Tuan Cassanova.
Kana mau tak mau berjalan membawa baki pesanan tamu spesial nya itu.
Tenang, tenang, Kana, lelaki itu pasti tidak tau wanita malam itu adalah kamu, batin Kana bermonolog menenangkan dirinya sendiri.
Cassy sedang fokus dengan ponselnya saat Kana datang membawa pesanannya. Kana meletakkan pesanan Cassy di atas meja.
"Silahkan Tuan," ucap Kana.
Cassy hanya mengangguk saja tanpa menoleh.
Cassy sudah menyusun rencananya untuk gadis nakal di depannya ini.
Cassy menikmati pesanannya. Selesai dari cafe Cassy kembali ke kantornya.
Di ruangannya Cassy duduk di kursi kebesarannya sambil memutar-mutar kursinya. Ia sedang berpikir tentang keinginan kakeknya yang memintanya menikahi gadis yang sudah menjebaknya. Cassy sudah memiliki rencananya.
Cassy akan mengikuti perintah kakeknya, akan menikahi gadis yang sudah mengelabuinya di club miliknya sendiri.
Cassy menelpon Deve.
"Deve, ke ruangan saya sekarang,"
"Baik Tuan," Deve yang sedang berada di ruangannya berjalan menuju ruangan Tuannya.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk,"
Deve masuk ke ruangan kerja bosnya.
"Duduk Deve, saya ada perintah buatmu Deve, minta anggotamu di lapangan untuk membawa gadis pelayan itu ke mansionku malam ini, bagaimanapun caranya harus kamu dapatkan gadis itu malam ini bawa ke mansion saya,"
"Siap Tuan,"
"Apa ada kabar dari Matteo Deve?"
" Belum ada Tuan,"
"Kau bisa kembali ke ruangan jangan lupa malam ini,"
"Baik Tuan,"
Jangan harap kau bisa lolos kali ini gadis nakal, Cassy tersenyum smirk.
***
Kana pulang dari kerjanya pukul lima sore ia berencana akan mampir ke minimarket untuk belanja isi kulkas nya yang sudah menipis.
Kana sedang berjalan di trotoar saat tiba-tiba saja ada lelaki memakai jaket topi dan masker di belakangnya menempelkan benda tajam yang ditutupi kain di pinggangnya.
"Ikut saya atau kau akan mati sekarang," todong lelaki yang di belakang Kana.
Kana kaget, dadanya berdetak kencang, wajahnya memucat, perutnya terasa mulas. Jika ia melawan ia akan mati.
"Jalan," bisik lelaki itu memaksa Kana untuk terus berjalan.
Dengan kaki lemas Kana mengikuti langkah lelaki itu. Lelaki tinggi besar dengan badan bertato dan berotot dengan jaket hoody dan memakai masker.
"Mau di bawa kemana saya Tuan?"
"Diam, jangan banyak bicara!" lelaki itu semakin menekankan benda di tangannya di pinggang Kana.
Dengan terpaksa Kana mengikuti lelaki itu membawanya masuk ke dalam mobil. Mata Kana di tutup dengan kain hitam. Dirinya tidak tau akan di bawa kemana.
Mobil terus bergerak, agak lama Kana merasakan mobil itu tidak sampai-sampai di tempat yang di tuju.
Akhirnya Kana merasakan mobil berhenti. Kana samar- samar mendengar lelaki yang bersamanya menelpon seseorang.
Tubuh Kana di tarik dari dalam mobil, ia di bawa masuk ke dalam ruangan yang ia sendiri tidak tau di mana. Tangan Kana juga sudah di ikat dengan kain.
Kana dibawa menaiki lift, sebentar kemudian keluar dari lift. Tubuhnya di dorong dengan paksa untuk mengikuti langkah laki-laki yang menodongnya.
Kana di masukkan ke ruangan yang terasa dingin dan harum. Sekali lagi Kana tidak mengetahui dimana dirinya berasa.
Terdengar pintu di tutup dari luar. Kana merasa sepi di dalam ruangan, tidak ada suara. Kana mencoba memberontak mencoba membuka ikatan tangannya tetapi tidak bisa juga.
Tidak lama kemudian terdengar pintu di buka. Seseorang masuk dengan langkah tegap. Bunyi sepatu yang menghentak lantai kedengaran di telinga Kana.
Kana merasa seseorang mendekat ke arahnya.
"Welcome, bitch!" bisik seseorang di telinganya dan seseorang itu menghembuskan nafasnya di telinga Kana, membuat bulu leher Kana meremang.
Kana kaget ia mengenal suara lelaki ini.
Sialan, beraninya main culik aja ni orang, Kana mengumpat dalam hati.
Seseorang tersebut membuka ikatan tangannya, Kana merasakan peredaran darahnya menjadi lancar setelah di buka ikatan di tangannya.
Seseorang tersebut kembali membuka ikatan matanya. Penglihatan Kana awalnya tampak kabur, ia megerjapkan matanya berkali-kali menormalkan penglihatannya.
Mata Kana membola sempurna saat mengetahui siapa yang duduk dengan angkuh nya di kursi depan meja.
"Bagaimana? Apa kamu terkejut bitch!" sarkas lelaki itu.
Kana mengepalkan tangannya.
Kana tidak merasakan takut sama sekali. Matanya menatap lelaki itu tajam sama seperti lelaki itu menatap tajam ke dirinya.
"Ternyata nyali mu besar sekali bitch!" dengan santainya Cassy berbicara.
"Apa kau tidak bertanya kenapa kau sampai berada di sini? Atau kau sudah tau kesalahanmu?" Cassy mendengus.
Kana tidak menjawab, ia tau kesalahannya tetapi ia tidak menyangka akan di culik seperti ini.
"Kenapa diam hah?!" bentak Cassy.
Kana gadis periang itu bukan gadis cengeng yang akan menangis bombay. Kana gadis pemberani yang tidak mudah di tindas.
"Kau pengecut Tuan," Kana berdecih, ia tidak akan terintimidasi.
"Kurang ajar, beraninya kau ja-lang," Cassy berdiri dan melangkah mendekat ke arah Kana.
"Bilang sekali lagi, yang kau katakan tadi!" bentak Cassy menjambak rambut Kana hingga tertarik ke belakang kepalanya sampai terdongak. Kana meringis kesakitan.
"Kau pengecut Tuan," Kana mengulangi ucapannya
Cassy semakin menjambak rambutnya.
"Kau akan merasakan sakitnya seperti di neraka, bitch, kau tau apa yang sudah kau lakukan?"
Kana tidak menjawab.
"Jawab, sialan!" Cassy semakin emosi. Gadis ini ternyata bukan gadis lemah, batin Cassy.
Cassy melepaskan tangannya dari rambut Kana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🪐🦁§͜¢◌ᷟ⑅⃝ͩ●ⁿᶦᵗᵃᴸᵉᵉ●⑅⃝ᷟ◌ͩ🍁❣️
hayooo cassy kasih pelajaran ke kanan karena sudah nakal... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-06-18
1
❤️⃟Wᵃf•§¢•Chiko❣🤎 🌻͜͡ᴀs
duh cassy udh ketemu sm yg dicari🙄bakalan diapain lg nih/Grin/kasihan pelayan itu, kan ngak sengaja. jgn diculik sj om/Facepalm/
2024-06-17
0
⍣⃝ꉣꉣ 🦆͜͡ᴍᴀᴍᴀᴇʟ ᴳ𝐑᭄ ❀∂я🌹
jangan galak2 Cassy.. nanti bucin loh
2024-06-17
0