Hamil Muda

Satu bulan kemudian.

“Ugh…” cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar kontrakan se-petak itu membangunkan Kalea. Sudah sebulan sejak dirinya di usir dari rumah itu dan akhirnya Alex menceraikannya.

Tapi, gadis itu masih tidak percaya dengan terjadinya hal ini. Pernikahan yang selama hampir satu tahun ini dia jaga dan rawat dengan sepenuh hati hancur begitu saja. Padahal Kalea dan suaminya itu sangat bahagia saat dulu, dan Kalea telah memberikan pengorbanan dengan salah satu organ ginjalnya pula.

Dia tak habis pikir, keluarga yang ia percayai dan ia anggap akan bahagia selamanya, tetapi suami yang selama ini pengertian malah meminta bercerai dengan alasan memiliki wanita lain dan Ibu mertua yang ia anggap sebagai Ibu kandung sendiri menyalahkannya karena tidak bisa memberikan cucu untuknya.

Namun, tak sampai disitu, Kalea yang masih saja tidak percaya, ia mendatangi rumah mantan suaminya itu. Berharap akan dibukakan pintu untuknya pulang dan kembali ke sisi suaminya.

‘Alex…’ umpat Kalea dalam hati, ia memejamkan matanya dan berharap ada keajaiban untuknya.

*Ding dong*

Gadis itu menekan tombol bel rumah tersebut tanpa ragu, lalu tibalah yang ia tunggu-tunggu, pintunya terbuka.

“Siapa ya?”

‘Suara perempuan…’ umpatnya.

“Siapa ya?” tanya lagi seorang wanita berambut panjang dengan pakaian mewah membuka pintu.

“Oh, Saya… Anu…” ucap Kalea terbata-bata, gadis itu terkejut dengan yang ia lihat di dalam rumah itu. Berantakan sekali, banyak mainan bayi juga kasur bayi terlihat olehnya di balik tubuh wanita tersebut.

“Oh, kamu perempuan yang mendonorkan ginjal untuk Ibu, ya?” tanya wanita itu dengan wajah sinisnya.

“Kau… tahu tentang aku?” Kalea yang tak mengerti dengan ucapan wanita itu, ia bertanya kembali untuk mencari penjelasan.

“Karena kau, aku jadi harus menunggu sampai kau mendonorkan ginjalmu dulu…, Ya tentu saja aku tahu,” tandasnya merasa senang.

“Oh, ya. Kau masih belum tahu?” seringai wanita itu.

“Kau kan memang sengaja didekati Alex agar mau mendonorkan ginjal mu ke Ibu.”

“Yang benar-benar dicintai Alex hanya aku, seorang,” sambungnya percaya diri.

“Kami bahkan sudah hidup bersama dan memiliki seorang bayi. Keluarga kami pun sangat harmonis, jadi, bisakah kau pergi dari hidup kami sekarang?” pinta sang wanita mendorong pundak Kalea.

“Bayi…? Jadi itu sebabnya Ibu membelikan perlengkapan bayi…,” ujarnya menundukkan pandangan, ia meremas pakaian lusuh yang dikenakannya, ekspresi Kalea saat ini mudah sekali di tebak oleh wanita di hadapannya, kecewa pasti. Wanita itu memberitahu semua hal yang ia tidak ketahui selama menjadi istri Alex.

“Kau baru sadar? Bodoh sekali. Dan, ya. Betul itu semua adalah perlengkapan bayi untuk anakku, dan bukan untukmu.”

“Jadi sekarang bisakah kau berhenti untuk bermimpi?” harap wanita itu, Carlin.

Kini, Kalea yang mengerti sekarang, mengapa Alex begitu mudah menerimanya dan menjadikannya istri, padahal latar belakangnya saja jauh berbeda dengannya. Ternyata semua sudah diatur oleh mereka. Kalea yang merasa sia-sia datang ke rumah itu, akhirnya memilih pergi dengan tangisan yang tak berujung usai, daripada harus mengetahui lebih banyak lagi dari wanita itu.

Kalea berlari menahan tangis yang amat dalam, melewati orang-orang yang lalu lalang, hingga berada di tempat yang sunyi dan sepi, lalu mengeluarkan seluruh isi hatinya hari ini. Menangis, hanya itu yang bisa ia lakukan.

Kebohongan demi kebohongan, pria yang mendekatinya hingga melingkari cincin di jari manisnya ternyata selama ini memiliki tujuan. Ia hanya menginginkan ginjalnya, bukankah sama saja dengan merenggut nyawanya.

Mimpi nya yang ingin mendapatkan kasih sayang dari seorang yang benar-benar tulus untuknya, serta rumah hangat dan kasih sayang yang ia dambakan telah hancur sepenuhnya.

Kalea memang wanita miskin, tidak memiliki orang tua dan juga keluarga, apakah dia tak berhak untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup ini, meskipun sekali saja.

***

Satu bulan kemudian, ia mengunjungi Klinik temannya yang ia anggap kakak sendiri. Dokter Mita Mirzani. Ternyata dia masih punya harapan karena masih memiliki satu seorang teman yang peduli padanya.

“Kalea, kamu hamil 7 Minggu,” ucap Mita melihat hasil pemeriksaan.

‘Jadi, saat itu…’ umpatnya, ia mengingat kejadian dimana mantan suaminya menyetubuhi nya saat di rumah sakit ketika dirawat pasca selesai operasi.

“Tidak pantas seharusnya aku berkata begini sebagai dokter, gugurkan saja, Kalea,” pintanya.

“Kakak!” bentak gadis itu.

“Kalea, dengarkan aku baik-baik, mengurus diri sendiri saja sudah melelahkan, apa kamu bisa bertanggung jawab atas bayi ini?” tanya Mita dengan memegang kedua pundak Kalea.

“Lalu, apa kamu mau membesarkan bayi dari pria b*jing*n itu? Aku nggak habis pikir, aku hanya bisa memikirkan yang terburuk.”

“Dan, Kalea. Masa depanmu masih jauh, umurmu saat ini masih muda, sebentar lagi 21 tahun, jangan persulit dirimu hanya karena bayi ini,” sambung Mita.

Kalea yang hanya terduduk diam sedari tadi, meneteskan air matanya, ia dilema karena dihadapkan dengan pilihan yang sulit.

“Tapi….”

“Sekarang, keluargaku hanya bayi ini. Bagaimana bisa aku menggugurkannya?” sambung Kalea, dengan penuh percaya diri dan meyakinkan diri bahwa dia tak akan menggugurkan malaikat kecil yang ada di rahimnya.

“Kalea…,” panggil Mita dengan pilu.

“Aku mau mempertahankannya, dan aku akan membesarkannya bagaimanapun caranya,” ungkapnya, ia membuat pilihan yang akan merubah hidupnya di masa depan.

Nasib memang tidak ada yang tahu, bahkan Kalea sendiri baru menyadari dirinya hamil oleh mantan suaminya itu setelah hampir 3 bulan bercerai dengannya.

“Baiklah kalau keputusanmu begitu, kalau begitu aku akan membantumu.”

“Kamu tidak punya uang kan?” tanya Mita khawatir.

“Tidak perlu, Kak. Aku sudah mendapat uang kompensasi, kok,” jawab Kalea tersenyum menahan tangis.

“Tidak perlu, apanya yang tidak perlu?! Kompensasi cuma 7 juta! Apa itu namanya kompensasi?! Dasar b*jing*n itu benar-benar…!” bentaknya pada Kalea. Tak bisa di pungkiri meskipun Mita hanya seorang kenalan, dia sudah menganggap Kalea sebagai adiknya sendiri. Hingga yang dilalui gadis itu dia menceritakannya tanpa melewati satupun kata.

“Tenang saja kak, aku akan mencari pekerjaan,” sambungnya, ia tak ingin membuat Mita khawatir.

“Dengan kondisi hamil begini kamu mau kerja apa?!” tanya dengan tegas Mita memarahinya.

“Wanita hamil tidak boleh bekerja yang berat, Kalea!” Mita yang tak habis pikir dengan pilihan gadis itu terus saja memarahinya pelan tanpa henti. Bagaimana bisa seorang gadis yang hamil bekerja untuk dirinya sendiri. Mencari sesuap nasi dan tempat tinggal dengan kondisi seperti itu.

“Tenang saja Kak, aku akan melakukan pekerjaan apapun yang aku bisa,” kata Kalea seraya tersenyum menguatkan dirinya. Gadis itu percaya, dengan adanya bayi didalam rahimnya maka rezeki akan mengikutinya. Dan dia percaya, keajaiban suatu saat akan tiba.

*

*

*

~Support terus cerita ini ya. Boleh dibantu like, komen, dan subscribe nya.

~Dilarang meloncat bab dan menumpuk bab, karena akan berpengaruh pada cerita author dan gagal gajian:(

~Semoga hari-hari kalian menyenangkan^_^

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

mau cari kerjaan kamu murah capek karna ginjal satu

2024-02-12

0

Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat

tegar bnr y kaela, smoga allah memvantu meringankan bebanmu y, ank pny rezky ny masing"" semangat kaela/Grin//Grin//Grin//Grin/

2023-12-22

0

Putri Putri

Putri Putri

lanjut kaaa

2023-12-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!