Freya tengah duduk dikursi beton taman kampus. Pandangannya berputar melihat sekitar. Memang kampus suasananya agak lengang, karena mungkin hari mulai menjelang sore. Hanya ada beberapa mahasiswa yang masih duduk-duduk dirumput sistesis taman sekedar mengobrol atau berdiskusi. Ada juga yang asik membaca buku novel sambil senyum-senyum sendiri. Hadoooh konyol.
"Hai, cantik."
Seseorang datang dan berdiri dibelakang Freya.
Sontak Freya pun langsung menoleh kebelakang, ia meliriknya sekilas lalu kembali dengan pandangan semu didepannya. Pria tampan, berahang tegas dan memiliki anting ditelinga disebelah kiri itu pun langsung duduk disamping Freya tanpa permisi.
"Selamat ya. Gimana sidangnya lancar?" tanya Freya datar dan ketus.
Terlihat Revan menyunggingkan senyumannya penuh kemenangan.
"Pastinya dong. Dan aku kemari bh buat nagih janji kamu, masih ingat kan?" sahut Revan menyunggingkan senyuman miring.
Freya terdiam. Dia teringat janji itu lagi.
"Bagaimana Nona Geralt, bisa kan seorang Freya menepati janjinya pada seseorang? janji itu utang lho" ucap Revan membuyarkan lamunan Freya seketika.
"Damn !!" umpat Freya bergumam kesal. "kenapa jadi begini sih? ternyata aku salah telah menyepelekannya." Freya menghela napasnya, lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Hellow... berasa ngomong sama patung nih, ada wujud tapi gak bisa ngomong." sindir Revan kesal merasa dikacangin.
Sesaat hening tak ada jawaban sampai akhirnya,
"Fine, I am yours now. Puas kamu??" jawab Freya terlihat frustasi dan terpaksa.
"Yes!"
Tak disangka Revan melompat kegirangan sambil teriak, "yeeaa...akhirnya gue dan Freya jadiaaan..."
Sontak seluruh penghuni taman kampus melirik dan menertawakannya. Dasar gila !! Freya reflek membungkam mulut Revan dengan kedua lengannya.
"Hey, shut up Revan!!"
Wajah mereka saling berhadapan dengan jarak hanya sejengkal dan membuat jantung Freya berdetak kencang. mungkin ini kali pertama ia berdiri dihadapan cogan seperti Revan yang terkenal beken karena kebadungannya itu.
perlahan Freya pun melangkah mundur, berharap suara degup jantungnya tidak sampai terdengar oleh pria itu. Bahaya, bisa-bisa dia ke ge-er an tuh.
"Udah sore nih. aku antar kamu pulang ya, Frey!" ajak Revan kemudian mencuri kesempatan.
"No!" balas Freya cepat, "Mm... maksudnya nggak perlu, aku bawa mobil kok, lagi pula mau bareng sama Raya." kata Freya lalu beranjak hendak pergi.
Tiba tiba Revan menarik tangan Freya hingga tubuh keduanya saling beradu, dan sesuatu mendarat dipipi kanan Freya.
CUP!
Revan mencium pipi Freya. Gadis itu tak bisa menghindar, wajah Freya kini menghangat bersemu merah.
"Oke, kamu hati-hati ya sayang", ucap Revan
Sialan!! Freya gak bisa menyembunyikan wajahnya. Ada perasaan malu, marah dan senang menjadi satu. Bagaimana tidak, dicium pipi oleh seorang Revan yang memiliki pesona luar biasa itu membuat jantung Freya berdegup lebih kencang. Dan itu membuat Freya tak mengerti perasaan apa yang kini bersarang dihatinya.
Freya sibuk membereskan perasaannya yang campur aduk oleh kecupan yang tiba-tiba mendarat begitu saja. Perasaan apa ini ? apa Freya sudah benar-benar sudah termakan rayuan maut Revan ? Oh tidak mungkin. Gadis Introvert seperti Freya pasti akan sulit jatuh cinta. Bahkan gadis itu belum pernah merasakannya. Meski pernah penasaran dengan teman masa kecilnya dulu, tapi apakah itu juga bisa dikatakan jatuh cinta atau cinta pertama kah? ah, entahlah.
Freya segera menghalau perasaannya. Ia lalu membalikan badan dan ingin cepat-cepat pergi dari hadapan lelaki yang kini sudah deal menjadi kekasihnya itu.
"Oke, aku pulang duluan," pamit Freya lalu segera pergi.
Revan hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia terus memandangi tubuh Freya dari belakang hingga sosoknya berlalu dan tak terlihat lagi.
*****
"Ray, dimana nih? aku sudah nunggu diparkiran. cepat keluar !!" ucap Freya pada Raya disambungan telponnya.
"Oops, sori Fre. aku udah dirumah nih. tadi aku harus pulang lebih awal karena harus menjemput Oma di Bandara."
"Oh, Oma Kasih yang di Bali itu?" tanya Freya.
"Iya. Oma mana lagi, Frey. Oma ku tinggal satu itu, Oma Kasih doang." sahut Raya terkekeh.
"Ya udah deh, Aku mau balik nih. nanti disambung lagi. salam buat Oma Kasih ya, Ray."
"Oke, Fre. hati-hati dijalan dan awas jangan ngebut lho..." kata Raya diseberang sana.
"Sip!" Freya pun langsung menutup panggilan telponnya dengan Raya. menyimpan ponselnya di dashboard, lalu mulai menyalakan mesin mobilnya.
Selama diperjalanan terdengar Freya berbicara pada dirinya sendiri.
"Gila nih, ini bener bener gila! sekarang aku pacarnya Revan? oh, no." umpat Freya masih tak percaya.
"Seharusnya kamu jangan mengajukan syarat enteng seperti itu, Freya. Dasar bodoh!!" Freya merutuki dirinya sendiri seraya memukul-mukul pelan kepalanya. namun kedua matanya tetap fokus dibalik stir kemudi mobilnya.
"Aku gak yakin dia bisa selesai skripsi secepat itu. bisa jadi Revan curang. Secara banyak banget para joki diluaran sana yang menawarkan diri untuk membantu membuatkan tugas akhirnya. Ada uang, apapun bisa dibeli termasuk ijasah abal abal." tuduhan Freya makin menjadi pada Revan sampai ia bermonolog sendiri.
Sesampainya di rumah, Freya langsung menuju dapur. Nampak Bi Asih sedang mencuci piring.
"Lho, bi Asih kok belum pulang?" tanya Freya kaget.
Ibu paruh baya itu pun menoleh sambil tersenyum. "belum, Non. nanggung ini belum beres," ucapnya.
Freya hanya mengangguk, lalu membuka minuman kaleng dari kulkas untuk melepas dahaganya. "Mama belum pulang, bi?" tanya Freya lagi kemudian.
"Iya belum, biasanya nyonya jam segini sudah pulang. mungkin sebentar lagi, kejebak macet mungkin non."
Freya hanya manggut-manggut. Memang benar juga sih apa yang dikatakan bi Asih. Mungkin macet, pikirnya.
"Kalau gitu bibi pulang dulu ya, non. itu makanannya sudah bibi hangatkan dimeja makan", pamit bi Asih.
"Oh Iya Bi, terima kasih." balas Freya. Bi Asih pun mengangguk sejenak sebelum akhirnya pergi.
Tak lama berselang, Shofi pun datang.
"Dari mana, ma? tumben pulangnya sore." sapa Freya.
"Biasalah, ada rapat guru mengenai ujian semester Minggu depan." jawab Shofi terlihat sangat lelah.
"Oowh." Freya membulatkan bibirnya.
"Mama mandi dulu ya, Frey. habis itu kita makan bareng" Shofi segera beranjak ke kamar seraya menjinjing tasnya.
"Oke, ma. aku juga baru datang nih. Mau mandi, gerah." Freya pun lantas beranjak juga ke kamarnya hendak membersihkan diri. Rasanya dia ingin sekali berendam air hangat. sekedar menenangkan pikirannya yang tak karuan seharian ini.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Nana Ina
di cium ga tuch🗿
2023-08-09
1
empire
mulai syuka nih
2020-06-29
0