Diperjalanan hidup ini banyak sekali pria yang diuji ketika dia sudah bergelimangan harta dan ujian yang terberat biasanya adalah perihal Wanita.
Begitu juga dengan sosok Jay yang selalu ingin melampiaskan hasratnya sebagai pria normal pada umumnya dengan mencari wanita bayaran, karena dia tidak punya pasangan atau lebih tepatnya dia tidak berminat punya kekasih, karena menurutnya mempunyai pasangan itu hanya akan membuat hidupnya ribet dan rempong saja.
"Sir, target sudah ada dibawah."
Tak butuh waktu yang lama bagi mereka untuk menangkap target utama, apalagi dengan kekuasaan dan juga fasilitas yang Jay miliki, mereka akan dengan mudahnya menangkap target bahkan tanpa jejak.
"Kalian bawa naik keatas, aku ingin melihat pertunjukan kalian secara langsung." Jay langsung bangkit dan keluar dari ruangan MBS, untuk melihat pertunjukan live sore hari ini diruangan lain.
"Siap Sir."
Anak buah Jay, langsung membungkuk patuh atas segala perintah dari atasannya.
"Jangan lupa, bawakan juga aku seorang wanita." Ucap Jay sambil melepas kemeja miliknya dan hanya menyisakan kolor yang melekat ditubuhnya.
"Yang model seperti apa Sir!" Tanya anak buah Jay yang memang selera Bosnya itu sering berubah-ubah sesuai dengan mood yang dia rasakan.
"Spanish Guitar!"
Jay adalah definisi uang bisa membeli segalanya, jangankan kehormatan dan juga jabatan, iman yang setipis tissu baginya mampu dengan mudahnya dia taklukan.
"Siap Sir!"
Mereka sudah hafal dengan betul, bagaimana keinginan dari Bosnya jika sedang memberikan pelajaran yang begitu mengerikan kepada seorang pengkhianat dari organisasinya, karena pasti akan ada seorang wanita yang dijadikan hiburan tambahan untuk mengurangi berisiknya suara rintihan dari korban.
Disebuah ruangan khusus yang juga memiliki sistem kedap suara, Jay sudah standby diatas ranjang panas miliknya, dengan sebuah tirai putih yang menerawang sebagai pembatas tempat antara dia dan anak buahnya.
"Woi, kalian menunggu apa lagi, hah?" Teriak Jay dari balik tirai, saat suasana dihadapannya masih terlihat sepi, belum ada pergerakan sama sekali, sedangkan dirinya sudah berada diposisi On, karena wanita bayarannya sudah pamer tubuh sedari tadi.
"Apa kita akan memulainya sekarang?"
Jauh disudut hatinya, terkadang seorang Mafia pun punya sisi tidak tega juga, jika target korbannya adalah rekan yang sama-sama pernah berjuang mempertahankan nyawa untuk mencari nafkah keluarga.
"Menurutmu?" Tanya Jay dengan suara lantangnya karena merasa kesal, padahal dia sudah memerintahkan hal itu sedari tadi pikirnya.
"Ta-tapi?"
Dia sudah mengikat seluruh tubuh target diatas kursi, jadi gerakan apapun yang akan dia hantamkan nantinya kearahnya tidak akan pernah bisa dilawan.
"Jika kamu merasa tidak sanggup, bertukarlah posisi!" Ucap Jay dengan senyuman anarkisnya, sambil menikmati setiap sentuhan dari wanita bayarannya tadi.
"Baik Sir, saya akan memanggil anak buah yang lainnya saja, untuk menyelesaikan tugas ini." Anak buah itu langsung ingin bergegas pergi, karena dia memang merasa tidak sanggup sebenarnya untuk melakukan hal itu dengan rekan kerjanya.
"Bukan dengan anak buah lainnya, tapi silahkan kamu bertukar posisi dengan targetmu."
Duar!
Langkahnya kaki anak buah Jay langsung terhenti, dia paham dengan benar bahwa Jay tidak akan membuat keputusan dua kali, jadi sebelum dia yang akan menjadi korban pengganti, lebih baik dia menghabisinya terlebih dahulu.
"Maaf Sir, saya akan melakukannya sekarang juga!" Dengan keringat yang sudah mulai mengucur dengan deras, dia mulai mempersiapkan diri untuk menghajarnya.
Bugh
Satu terjangan mulai mengenai tubuh pria itu, sampai dia tersungkur dilantai.
"Argh!" Pria itupun langsung merintih kesakitan, karrna mungkin tulang rusuknya ada yang bergeser akibat tendangan maut itu.
"Kamu bisa memulainya!"
Dan saat pertunjukan itu dimulai, Jay pun menyuruh wanuta bayarannya untuk memulai sedi ranjang panas miliknya.
"Tentu saja Tuan." Setiap wanita yang masuk kedalam gedung itu, pasti keluar dengan tawa bahagia, karena memang bayarannya luar biasa.
Bugh
"Emh, ahh.urmh!"
Saat hantaman kedua terjadi, saat itu pula Jay sudah mulai mendesis merasakan nikmat dari benda pusaka miliknya yang seolah berdenyut kencang, karena perlakuan wanita bayaran yang sudah sekelas profesional itu sedang menggarap dirinya habis-habisan.
Bugh
"Argh.. Ampun Sir, ampun!"
Saat kesakitan yang dia alami sudah terasa amat menyakitkan, dia pun mulai memohon pengampunan kepada Jay.
"Hmpth.. Lebih cepat lagi, uhh!"Namun Jay seolah tak perduli, dia semakin menekankan kepala wanita itu dibawah sana dan meraih kedua gundukan wanita itu sebagai pegangan tangannya.
Jay mengganti oli pribadinya tanpa harus mengeluarkan tenaga dan keringatnya, karena dia cukup duduk santai biarkan mulut wanita bayarannya yang bekerja dengan ekstra.
Karena sejatinya, sebr€ngsek apapun seseorang, dia tidak mau mengeluarkan keringatnya hanya untuk wanita murahan yang hanya mementingkan dunianya saja.
Jika dia diharuskan punya pasangan pasti dia akan memilih wanita baik-baik, bukan wanita yang rela menjual harga dirinya hanya demi uang semata, walaupun dirinya seorang penikmat nafsu wanita sekalipun.
"Sir, ampun saya mengaku salah!" Jerit pria itu yang sudah mulai babak belur dengan cairan berwarna merah kental yang mulai membanjiri seluruh tubuhnya.
Bugh!
"Seharusnya saat kamu menginjakkan kaki ditempat ini, kamu sudah tahu resikonya bukan?" Jay tidak akan bertindak sekejam ini jika anak buahnya tidak berulah, namun kalau sudah begini kejadiannya, sudah tidak ada ampun lagi baginya, apalagi jalur mereka harus terhambat gara-gara ulah anak buahnya yang sudah berkhianat itu.
"Maaf Sir, aku berjanji akan kembali bekerja lagi ditempat anda." Pria itu awalnya ingin cari aman, namun ternyata pilihannya salah, bahkan nyawanya saat ini sudah diujung tanduk, karena sudah bisa dipastikan tidak ada yang bisa menolongnya untuk keluar dari sini.
"Bahaha, aku sudah tidak berminat lagi menerima anak buah yang punya mental pengkhianat sepertimu!" Tawa Jay langsung terdengar menggelegar, untuk mencari anak buah sepertinya akan sangat mudah baginya, jadi untuk apa dia mempertahankan seorang pengkhianat didalam organisasinya.
"Ta-tapi sir..?"
"Habisi dia, sekarang juga!" Teriak Jay kembali dengan otot-otot diwajahnya yang ikut menegang karena kekesalan dihatinya dan juga karena gerakan wanita bayarannya yang ikut menggila seiring dengan irama kesakitan dari siksaan anak buahnya.
Bugh
Bugh
Bugh
Dengan beberapa kali terjangan dan hantaman, pria itu langsung tergeletak lemah tak berdaya, bahkan mungkin sudah mulai meregang nyawanya, karena memang hantaman itu sengaja dijatuhkan tepat pada titik sensitif ditubuhnya.
"Aaaaaa.. To-tolong.. A-ampuni a-akuu.." Jerit pria itu disisa-sisa akhir nafasnya.
Bahkan jika sang pengkhianat itu hidup sekalipun, kemungkinan besar dia akan cacat seumur hidup karena tragedi ini.
"Emh.ahh.uenaktenanrek!"
Begitu target babak belur dan sudah terkapar, begitu juga dengan sosok Jay Alisher, dia pun ikut terkapar, namun bukan karena rasa sakit ditubuhnya, melainkan rasa nikmat yang tak tertandingi, karena telah berhasil mengganti oli alami didalam tubuhnya, seiring anak buahnya memberikan hantaman dan pukulan kepada anak buahnya yang telah berkhianat.
Entah memukul atau merangkul, entah membina atau menghina, entah menguji atau memuji, entah dicintai atau menggangap sampah sekalipun, orang-orang disekitar kita akan mendewasakan kita dengan cara masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Eli Aryanti
Bisa bisanya Anak buahmu meregang nyawa kamu malah mendesah , benar benar bedaaaaa 🤣🤣🤭🤭
2023-12-12
0
Yofa Meisya
masih menyimak alur ceritanya....
2023-11-27
0
Lina Atiek Budiarti
lanjut
2023-11-27
0