Berkeliling Rumah Danzel

Luna duduk diam di ruang keluarga sembari menonton televisi. Dia tidak ada pekerjaan sama sekali setelah membantu kedua ARTnya membersihkan rumah. Itu pun diizinkan karena dia terus memaksa. Kedua pelayan itu tadinya mati-matian menolak Luna untuk membantu pekerjaan mereka.

"Aku sangat bosan," gumamnya. Luna mematikan televisi kemudian beranjak menuju dapur, menemui bibi Berna dan bibi Marry.

Kedua pelayan itu yang sedang duduk beristirahat langsung terbangun ketika melihat Luna. Keduanya menundukkan kepala menyapa Luna.

"Apa yang kalian lakukan? Tidak perlu terlalu bersikap formal padaku. Anggap saja aku seperti putri kalian," ucap Luna.

"Maaf Nyonya, membuat anda tidak nyaman," ucap Bibi Berna.

"Sudahlah, lupakan saja," ucapnya. "Oh ya, apa aku bisa meminta tolong?"

"Bisa Nyonya. Apa yang Nyonya ingin kami lakukan?" tanya Bibi Marry cepat.

"Temani aku keliling rumah ini, ya?"

Kedua peleyan itu dengan antusias mengangguk. Mereka pun menemani Luna berkeliling rumah tersebut. Pertama yang mereka lakukan adalah mengelilingi bagian dalam rumah. Bibi Marry dan Bibi Berna menjelaskan bagian-bagian rumah tersebut dengan baik pada Luna.

Luna mengangguk paham dengan semua pejelasan kedua pelayan tersebut. Tapi, dia penasaran tentang kedua orang tua Danzel. Tidak ada satupun bagian dari rumah itu menyimpan kenang-kenangan tentang kedua orang tua Danzel. Walaupun dia tahu bagaimana hubungan Danzel dengan kedua orang tuanya, tetap saja mereka adalah orang tua Danzel. Sedikit tidaknya, masih ada sisa kasih sayang dalam hati Danzel untuk mereka. Namun, dia tidak melihat sedikitpun potongan kenangan itu, seperti foto atau kamar ayah dan ibu Danzel.

"Eemm... Apa aku boleh bertanya?" ucap Luna tiba-tiba, ketika mereka berjalan menuju area kolam renang. Membuat kedua wanita itu menjawab serentak.

"Kenapa di rumah ini tidak ada foto atau apapun tentang orang tua Danzel?"

Kedua wanita itu terdiam sambil meneguk ludah. Bibi Berna menatap Bibi Marry dengan tatapan yang sulit di artikan. Sementara Bibi Marry, dia menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya.

"Saya tidak tahu pasti kenapa tidak ada foto atau kenangan apapun tentang orang tua tuan di rumah ini. Marry lah yang tahu sedikit lebih banyak dariku," ucap Bibi Berna.

Luna langsung menatap Bibi Marry yang kini menunduk. Wajah wanita itu terlihat sendu. Luna menarik nafasnya lalu tersenyum tipis. "Jika Bibi tidak ingin cerita, tidak apa-apa."

Mendengar itu, Bibi Marry langsung mendongak. Membuat matanya menatap wajah cantik Luna.

"Nyonya, bukannya saya tidak ingin cerita. Tapi, tuan melarang siapa pun berbicara tentang tuan besar dan nyonya besar di rumah ini. Tapi, saya akan tetap menceritakan pada Nyonya."

Luna mengangguk dan tersenyum tipis. Dia sudah mendengar sebagian cerita tentang Danzel dari kakek Berto. Dan sekarang, dia serakah ingin mendengarkan lagi dari Bibi Marry. Luna mengajak kedua wanita itu duduk di kursi yang ada di pinggir kolam.

Bibi Marry mulai menceritakan apa yang dia ketahui tentang Danzel. Dia bekerja di kediaman orang tua Danzel selama 2 tahun. Dan dia tahu cukup banyak tentang hidup Danzel. Hingga akhirnya, perpisahan antara kedua orang tua Danzel terjadi. Saat itu, kakek Berto marah besar. Dia membawa Danzel pergi dan Bibi Marry ikut serta. Hingga sekarang, wanita itu masih setia bekerja bersama Danzel.

"Rumah ini milik tuan Danzel, Nyonya. Dia pindah kesini saat usianya 18 tahun. Dan di rumah ini, dia melarang semua orang berbicara tentang orang tuanya, termasuk segala sesuatu yang mengingatkan dia pada orang tuanya."

Hati Luna sedih mendengar kisah Danzel. Suaminya itu memiliki masa kecil yang buruk. Dia berjanji dalam hati, dia akan memberikan banyak perhatian dan akan selalu ada untuk Danzel.

***

Setelah berkeliling dan beristirahat, Luna kembali membantu kedua ARTnya menyiapkan makan malam. Dia tersenyum bahagia sambil menata makanan di meja makan.

"Nyonya terlihat sangat bahagia."

"Iya, Bi. Aku tidak sabar menyambut Danzel pulang," sahut Luna.

Tidak apa-apa orang lain menganggap dia kecentilan. Dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Danzel, meskipun belum ada perasaan apapun untuk Danzel.

Setelah selesai menata makanan, Luna bergegas kembali ke kamar. Gadis itu membersihkan diri dan sedikit memoleskan beberapa produk kecantikan ke wajah dan beberapa bagian tubuhnya. Setelah berpakaian, Luna keluar kamar untuk menunggu Danzel kembali.

Satu jam berlalu, namun Danzel belum juga kembali. Mengusir rasa bosannya, Luna memainkan handphonenya. Namun, Danzel masih belum pulang juga.

"Nyonya, sebaiknya Nyonya makan terlebih dulu saja. Tuan mungkin saja lembur," ucap Bibi Berna. Wanita itu bersama Bibi Marry berdiri tak jauh dari sofa yang diduduki Luna.

"Apa dia biasa seperti ini?"

"Iya, Nyonya. Tuan akan pulang larut jika pekerjaannya menumpuk," sahut Bibi Marry. "Terkadang, tuan kembali di saat saya dan Berna sudah kembali ke asrama." Luna mengangguk. Dia tahu, asrama yang Bibi Marry maksud adalah tempat tinggal kedua ART tersebut. Danzel memang menyiapkan rumah penginapan di halaman belakang rumah, khusus untuk dua pelayan tersebut.

"Tidak apa-apa. Aku akan tetap menunggunya. Tapi, jika kalian lapar, makanlah dulu. Kalian juga boleh kembali ke asrama," ucap Luna lembut.

Bibi Berna dan Bibi Marry saling menatap. Sebenarnya, jam kerja mereka sudah lewat. Seharusnya mereka sudah kembali sejak sejam yang lalu. Tapi, mereka tidak tega meninggalkan Luna sendiri.

"Tidak Nyonya, kami akan tetap di sini bersama Nyonya hingga tuan kembali," ujar Bibi Berna.

"Tidak. Kalian kembali lah ke asrama."

"Tapi Nyonya—"

"Bibi Marry, kalian berdua jangan khawatirkan aku. Aku bisa sendiri. Kalian pasti sangat lelah bekerja seharian ini. Pergilah istirahat."

"Nyonya—"

"Tidak ada tapi. Kalian harus menurutiku. Pergilah istirahat. Aku akan baik-baik saja."

Bibi Berna dan Bibi Marry mengangguk pelan dengan perasaan tak enak. Kedua wanita itu bergegas meninggalkan Luna di ruang tamu sendirian.

Setelah kepergian kedua pelayan itu, Luna menarik panjang nafasnya. Dia kembali memainkan handphonenya sambil menunggu Danzel. Dia benar-benar belum menyentuh makanan sama sekali. Hingga tanpa sadar, dia memejamkan matanya dan terlelap.

Pukul 11 malam, Danzel kembali. Langkah lebar Danzel melewati ruang tamu. Namun, seketika langkahnya berhenti saat mendapati Luna tertidur di sofa. Laki-laki itu diam memperhatikan Luna yang terlelap. Dan sekarang dia sadar, Luna sedang menunggunya. Tapi, meskipun begitu, Danzel acuh dan berjalan begitu saja menuju kamarnya tanpa membangunkan Luna.

"Tidur saja kau di sofa. Aku tidak peduli!" gumam Danzel sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

Laki-laki itu segera menuju kamar mandi setelah tiba di kamar dan beristirahat beberapa menit. Laki-laki itu kemudian keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang terasa lebih segar.

"Akhirnya aku bisa merasakan ketenangan lagi," gumam Danzel sambil memasuki walk in closet. Tak lama kemudian dia keluar dengan stelan tidurnya. Dia lalu membaringkan tubuhnya di tengah-tengah kasur sambil merebahkan kedua tangannya, seolah tidak ingin orang lain menempati sisi kiri dan kanannya.

"Seharunya aku bisa setenang ini setiap malam," gumam Danzel, kemudian perlahan memejamkan matanya.

Terpopuler

Comments

ira

ira

kasian loh Luna danzel dia nungguin kmu dn blm mkn trs kau cuek bgtu aja😤

2024-12-14

0

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

bang danzel,kamu tuch bener bener ya bikin q darting,,,di tungguin luna peck lelap tanpa sadar malah di tinggalin gitu adja ma kamu 😠😠😁😁

2023-11-24

2

lihat semua
Episodes
1 Penyelamatan (Lamaran Tiba-tiba)
2 Mencaritahu Tentang Danzel (Pernikahan)
3 Hari Pertama Bersama Luna
4 Perkara Tidur Seranjang
5 Berkeliling Rumah Danzel
6 Bagiku, Pernikahan Itu Permainan!
7 Luna Kotor
8 Kembali Bekerja
9 Pelukan Luna
10 Keluarga Yang Hangat
11 Pelukan Dari Ayah Luna
12 Menggoda Danzel
13 Perlahan Berubah
14 Danzel Marah
15 Makan Malam Bersama Kakek Berto
16 Menggoda Danzel 2
17 Kecupan Spesial
18 Kebahagiaan Luna
19 Salah Tingkah
20 Memahami Perasaannya Terahadap Luna
21 Kemarahan Danzel (Pengakuan)
22 Kembali Dari Tour
23 Danzel Yang Perhatian
24 Kejailan Selly
25 Mengunjungi Apartemen Selly
26 Tanda Di Leher Luna
27 Kedatangan Ayah Dan Ibu Luna
28 Sayang
29 Kedatangan Orang Tua Danzel
30 Permintaan Mertua
31 Kau Milikku Sekarang!
32 Bertemu Mama Papa
33 Masa Lalu
34 Teman Masa Kuliah
35 Joging
36 Kedatangan Selena
37 Kedatangan Selena 2
38 Rencana Memiliki Anak
39 Mengunjungi Rumah Sekretaris Beni
40 Apartemen
41 Perkara Lipstik
42 Kekesalan Luna
43 Jalan-jalan
44 Kembali
45 Bab 45
46 Membujuk Luna
47 Rencana Selena
48 Pelaku Penyerangan
49 Danzel Menyebalkan
50 Hari Libur
51 Liburan Di Vila 1
52 Liburan Di Vila 2
53 Khawatir
54 Rumah Kakek Berto
55 Kembali Ke Rumah
56 Hampir Diculik
57 Rencana Selena Dan Reno
58 Merasa Lebih Baik
59 Kedatangan Reno Dan Selena
60 Penyiksaan
61 Rumah Sakit
62 Kembali Ke Rumah
63 Pelukan Hangat Sang Mama
64 Hukuman Untuk Reno Dan Selena
65 Rujuk
66 Seperti Pencuri
67 Ke Kantor Danzel
68 Membantu Menghilangkan Trauma
69 Ancaman Luna
70 Pernikahan Kedua Orang Tua Danzel
71 Syarat Bertemu Selly
72 Bertemu Selly Dan Ivan
73 Menemani Tidur Siang
74 Kau Bukan Bagian Dari Maxon
75 Tidak Selamanya Membosankan
76 Menghibur Luna
77 Sumber Energi
78 Gaun Tidur
79 Mengusir Rasa Bosan
80 Mengabaikannya
81 Marah
82 Penjelasan
83 Sehari Untuk Luna
84 Apartemen
85 Konferensi
86 Gedung dan Gaun Pernikahan
87 Makan Malam Spesial
88 Hari Pernikahan Kedua (1)
89 Hari Pernikahan Kedua (2)
90 Perkara Malam Pertama
91 Kakek Berto Kritis
92 Amarah Danzel
93 Membalas
94 Kabar Bahagia
95 Mengandung Penerus Maxon
96 Kelembutan Danzel
97 Berkeliling
98 Mereka Terlalu Kekanakan
99 Berbelanja Perlengkapan Bayi
100 Undangan Pernikahan Selly Dan Ivan
101 Bukan Lelaki Yang Peka
102 Melahirkan
103 Nicholas Gailen Maxon
104 Merasa Bangga
105 Menerima Banyak Hadiah
106 Anugrah Terindah
107 Nichol (End)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Penyelamatan (Lamaran Tiba-tiba)
2
Mencaritahu Tentang Danzel (Pernikahan)
3
Hari Pertama Bersama Luna
4
Perkara Tidur Seranjang
5
Berkeliling Rumah Danzel
6
Bagiku, Pernikahan Itu Permainan!
7
Luna Kotor
8
Kembali Bekerja
9
Pelukan Luna
10
Keluarga Yang Hangat
11
Pelukan Dari Ayah Luna
12
Menggoda Danzel
13
Perlahan Berubah
14
Danzel Marah
15
Makan Malam Bersama Kakek Berto
16
Menggoda Danzel 2
17
Kecupan Spesial
18
Kebahagiaan Luna
19
Salah Tingkah
20
Memahami Perasaannya Terahadap Luna
21
Kemarahan Danzel (Pengakuan)
22
Kembali Dari Tour
23
Danzel Yang Perhatian
24
Kejailan Selly
25
Mengunjungi Apartemen Selly
26
Tanda Di Leher Luna
27
Kedatangan Ayah Dan Ibu Luna
28
Sayang
29
Kedatangan Orang Tua Danzel
30
Permintaan Mertua
31
Kau Milikku Sekarang!
32
Bertemu Mama Papa
33
Masa Lalu
34
Teman Masa Kuliah
35
Joging
36
Kedatangan Selena
37
Kedatangan Selena 2
38
Rencana Memiliki Anak
39
Mengunjungi Rumah Sekretaris Beni
40
Apartemen
41
Perkara Lipstik
42
Kekesalan Luna
43
Jalan-jalan
44
Kembali
45
Bab 45
46
Membujuk Luna
47
Rencana Selena
48
Pelaku Penyerangan
49
Danzel Menyebalkan
50
Hari Libur
51
Liburan Di Vila 1
52
Liburan Di Vila 2
53
Khawatir
54
Rumah Kakek Berto
55
Kembali Ke Rumah
56
Hampir Diculik
57
Rencana Selena Dan Reno
58
Merasa Lebih Baik
59
Kedatangan Reno Dan Selena
60
Penyiksaan
61
Rumah Sakit
62
Kembali Ke Rumah
63
Pelukan Hangat Sang Mama
64
Hukuman Untuk Reno Dan Selena
65
Rujuk
66
Seperti Pencuri
67
Ke Kantor Danzel
68
Membantu Menghilangkan Trauma
69
Ancaman Luna
70
Pernikahan Kedua Orang Tua Danzel
71
Syarat Bertemu Selly
72
Bertemu Selly Dan Ivan
73
Menemani Tidur Siang
74
Kau Bukan Bagian Dari Maxon
75
Tidak Selamanya Membosankan
76
Menghibur Luna
77
Sumber Energi
78
Gaun Tidur
79
Mengusir Rasa Bosan
80
Mengabaikannya
81
Marah
82
Penjelasan
83
Sehari Untuk Luna
84
Apartemen
85
Konferensi
86
Gedung dan Gaun Pernikahan
87
Makan Malam Spesial
88
Hari Pernikahan Kedua (1)
89
Hari Pernikahan Kedua (2)
90
Perkara Malam Pertama
91
Kakek Berto Kritis
92
Amarah Danzel
93
Membalas
94
Kabar Bahagia
95
Mengandung Penerus Maxon
96
Kelembutan Danzel
97
Berkeliling
98
Mereka Terlalu Kekanakan
99
Berbelanja Perlengkapan Bayi
100
Undangan Pernikahan Selly Dan Ivan
101
Bukan Lelaki Yang Peka
102
Melahirkan
103
Nicholas Gailen Maxon
104
Merasa Bangga
105
Menerima Banyak Hadiah
106
Anugrah Terindah
107
Nichol (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!