Mika sedang memotong rumput di halaman depan rumah itu, dia kesal dan sangat kesal karena harus bekerja seprti ini, dia sangat benci bersih-bersih dan memotong rumput. "Daripada begini mending aku kerja ngejar orang jahat." Geramnya dengan kesal. Lalu ada mobil milik Van datang, Mika pura-pura fokus ke rumput itu, lalu Van dan asistennya keluar dari mobil.
"Tuan, Tuan Variz menggerakkan jarinya tadi, saya dapat laporan dari dokter yang menjaganya." Jelas asistennya. Van berdecih kesal mendengar berita tersebut.
"Bilang pada mereka untuk menidurkannya lagi." Pinta Van dengan nada kesal, lalu dia berjalan masuk ke dalam. "Aku akan berkunjung ke rumah besok," Ucapnya. Dan Mika mendengar semua pembicaraan mereka berdua.
"Siapa Variz? rumah mana yang mau dia kunjungi?" Gumamnya dengan heran.
Mika pulang setelah semua kerjaannya selesai, berbeda dengan pekerja yang lain, dia lebih awal pulangnya karena pekerjaannya hanya bersih-bersih kandang dan halaman saja. Jadi dia bisa pulang sore. Mika berjalan pulang sambil memikirkan apa yang di ucapkan Van tadi, dia bimbang harus mengikutinya atau tidak.
"Mika ya?" Tanya seorang gadis yang seumuran dengannya, dia adalah Dita, teman sekelasya dulu. Bukannya senang bertemu dengan teman lamanya justru wajah Mika nampak kesal dan malas.
"Lama tidak bertemu ya Mika," Ucap Dita dengan canggung.
"Iya, maaf aku sibuk. Duluan ya," Pamit Mika, lalu Dita menahan lengan Mika, Mika menoleh ke belakang dan dia melihat wajah Dita yang terlihat sedih, "Bisa bicara sebentar?" Dita.
Lalu mereka di cafe terdekat, Dita memesan minuman kesukaan Mika yaitu jus tomat, dia sangat hafal dengan apa yang disukai oleh teman lamanya itu.
"Makasih," Ucap Mika dengan nada acuh, lalu dia menikmati jusnya dengan wajah senang, dia tidak bisa berbohong jika itu menyangkut tomat. Dita hanya tersenyum melihat Mika, menurutnya Mika sama sekali tidak berubah.
"Kau mau bicara apa?" Tanya Mika dengan nada dingin.
"Aku mau minta maaf, maaf karena menghianatimu Mika," Dita menundukkan kepalanya dengan sedih. Mika menatap Dita dengan tatapan datar, dia sebenarnya malas mengingat kejadian dulu itu tapi dia menghargai teman lamanya yang mengakui kesalahannya itu.
"Gara-gara kejadian itu semua orang di sekolah semakin membenci mu, dan kau harus diskors selama 3 bulan." Dita dengan sedih.
"Aku di cap sebagai adik pembunuh, dan setelah itu pencuri uang kas sekolah wah...." Mika tersenyum kagum dengan tuduhan-tuduhan jahat yang mereka berikan padanya. Dan Dita semakin bersalah mendengar ucapan Mika.
"Saat itu aku dipaksa oleh teman-teman sekelas memasukkan uang kas di tas mu, maaf aku berbohong ke kau dan menuduhmu..." Dita dengan sedih. Mika tersenyum kecil, "Itu sudah lama, lagian aku sudah memaafkan mu. Tenang saja Dita," Mika. Dita menatap Mika dengan tatapan terkejut, dia senang dan terharu mendengar ucapan Mika.
"Kau teman satu-satunya yang aku miliki dulu, aku senang akhirnya punya teman seperti mu tapi setelah kejadian itu aku belajar banyak hal tentang hubungan antar manusia, hubunga manusia dengan manusia itu sulit ya..." Mika sambil tersenyum.
"Maaf Mika, aku sangat senang berteman dengan mu juga. Aku menyesal karena lebih takut dengan mereka dan melakukan perintah mereka." Dita.
"Aku paham kok, kalau aku jadi kau mungkin aku juga seperti itu." Mika sambil tersenyum.
"Apa kita bisa berteman seperti dulu lagi??" Dita.
"Aku memang sudah memaafkan mu Dita, tapi untuk kembali berteman aku minta maaf, aku tidak bisa. Bukannya aku membenci mu, aku harap kau mengerti ya....." Mika sambil tersenyum, Dita mengangguk sambil tersenyum tapi sebenarnya dia sedih dan merasa bersalah ke Mika. "Aku paham kok, terimakasih sudah mau memaafkan ku ya Mika," Dita. Mika mengangguk tersenyum.
Aku memang bukan orang baik, aku bisa saja memaafkan kesalahan orang-orang yang menyakiti ku tapi belum tentu aku mau berhubungan lagi dengannya. Aku memang seperti itu orangnya, orang lain suka atau tidak itu bukan urusanku, karena itu sudah menjadi keputusanku. (Mika)
Sebelum pulang, Mika mampir ke rumah Ryan untuk melaporkan tentang yang dia dengar dari percakapan Van dan asistennya tadi.
"Aku rasa rumah itu adalah rumah rahasia miliknya. Aku merasa aneh dengan anak itu, aku tidak menemukan jejak orang tuanya meninggalkan negara ini." Ryan.
"Benarkah? lalu kemana mereka pergi?" Mika dengan heran.
"Itu menjadi tugas tambahan mu, kau harus mencari dimana mereka." Ryan. Mika menghela nafas dengan kesal, lalu dia tolah toleh mencari sesuatu.
"Cari apa?" Ryan dengan heran.
"Harusnya ada makanan disini, paman aku mau makanan kalau aku datang." Pinta Mika dengan kesal. Ryan berdecih tersenyum, "Unik sekali anak ini," Gumam Ryan. Lalu Ryan memperhatikan Mika, "Mika bagaimana hidup mu selama ini?" Tanyanya.
"Menyebalkan, aku capek dengan tuduhan mereka ke kakakku, apalagi saat ayahku meninggal saat aku SMA kelas 1, hidupku jadi lebih berantakan tapi mereka berdua selalu ada disisiku," Jawab Mika sambil memikirkan Felix dan Yola.
"Kenapa ayah mu meninggal?" Ryan.
"Ayah kena serangan jantung, saat kasus itu ayah keluar dari kerjaannya, dan dia kerja proyek. Ayah terlalu capek dan stress dengan hidupnya makanya dia sakit," Mika dengan sedih. Ryan hanya diam, dia merasa kasihan melihat hidup anak di depannya jauh lebih berat darinya.
"Tapi aku tidak mau sedih terus, aku tidak mau di kalahkan oleh keadaan. Jadi aku memutuskan untuk membalas semua perbuatan mereka ke kakakku." Mika sambil tersenyum.
"Lalu kenapa kau menolakku dulu?" Ryan dengan heran.
"Karena aku tidak percaya dengan paman, tapi setelah melihat pria itu menjadi CEO dan hidupnya bahagia aku tidak terima saja," Mika.
Ryan tersenyum, "Kau ini memang adiknya Lanzo," Gumam Ryan dengan bangga.
"Hm? paman bilang apa aku tidak dengar," Mika dengan heran.
"Mika tinggallah di rumah baru, aku akan membelikan mu apartemen." Ryan.
"Tidak, nanti mereka berdua curiga kalau tiba-tiba aku beli apartemen. Aku akan tinggal di kosku saja." Jawab Mika.
"Baiklah kalau begitu," Ryan, lalu dia tersenyum melihat Mika.
Yola pulang setelah selesai dengan pekerjaannya, dia berjalan pulang sendiri karena jarak kantor dengan apartemennya tidak terlalu jauh. Sebelum pulang Yola mampir ke supermarket untuk membeli minuman, setelah itu dia pulang. Sampai di dalam rumah Yola terkejut melihat rumahnya yang berantakan. "Ada apa ini, perasaan tadi tidak seberantakan ini...." Gumamnya dengan heran. "Ma..pa...kalian kesini ya?" Tanya Yola dia berjalan menuju ke dapurnya karena dia mendengar seseorang dari dapur. Saat Yola di dapur dia sontak terkejut melihat seseorang yang dia benci duduk di kursi meja makannya sambil mengupas apelnya.
"Kau?" Yola dengan kesal.
"Kenapa malam sekali pulangnya sayangku?" Tanya orang itu. Yola berdecih kesal. "Apa yang kau lakukan disini, Van?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments