Mobil yang di kendarai Davina melaju dengan kecepatan cukup tinggi, wanita itu ingin cepat-cepat sampai di tempat katering nya. Beberapa saat yang lalu Wati penanggung jawab usahanya itu menghubungi, ada klien yang akan memesan katering mereka untuk acara pernikahan.
Sang klien meminta bertemu langsung dengan Vina. Tentu saja Vina bersedia. Makanya sekarang ia terburu-buru, mengejar waktu agar cepat sampai tujuan.
"Ciitttt!
"Brakkk!!
Davina kaget dan tidak bisa mengendalikan laju mobilnya ketika mobil di depannya berhenti mendadak. Hingga tabrakan pun tak bisa terelakkan.
"Ya Tuhan kenapa terjadi begini.."
Davina melihat seorang pria muda seumuran dirinya, berpenampilan rapi turun dari bangku depan mobil yang ia tabrak. Pria itu memeriksa kondisi mobil nya. Rusak cukup parah.
Pria itu menatap Davina dan memberi aba-aba untuk menepikan mobilnya. Davina mengikuti mobil itu berhenti di area yang sedikit sepi sehingga tidak menganggu laju kendaraan lainnya.
Davina segera turun. Ia tidak perduli dengan kondisi mobilnya. Namun ia lebih memperdulikan keadaan mobil yang tabrak.
"Maafkan kan saya menabrak mobil anda. Saya akan bertanggungjawab mengganti seluruh kerusakan mobil anda", ucap Davina sambil menyerahkan kartu nama pada pria berpenampilan parlente tersebut. Keduanya berdiri tepat di belakang dasboard belakang mobil mewah itu.
Pria itu menganggukkan kepalanya. "Lain kali berhati-hati mengendarai mobil anda, nona".
"Maaf. Saya buru-buru sehingga tidak konsentrasi dan mobil mu berhenti secara tiba-tiba", jawab Vina beralasan.
"Itulah gunanya harus beri jarak dengan mobil di depan mu, maka hal semacam ini tidak akan terjadi".
"Nathan...cepat. Waktu ku tidak banyak!"
Tiba-tiba kaca belakang mobil itu terbuka. Seorang pria dewasa menggunakan kacamata hitam menghiasi wajah tampannya menghentikan pembicaraan Davina dan pria bernama Nathan. Nada bicara laki-laki itu begitu tegas dan mengintimidasi.
Sekilas Davina melihat ke arah laki-laki itu yang segera menutup kembali kaca mobilnya.
"Aku akan menghubungi mu kembali, Davina", ucap Nathan sambil memegang kartu nama Davina.
Vina menganggukkan kepalanya. "Jangan kuatir aku akan bertanggungjawab. Sekali lagi saya minta maaf atas kerusakan mobil mu", ucap Davina tulus. Nathan membalasnya dengan senyuman.
*
Sesaat Davina memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya di belakang setir mobilnya.
"Sial sekali aku hari ini. Biaya servis mobil itu pasti mahal sekali. Menabrak mobil BMW berjenis minibus itu akan menguras tabungan ku", ucap Davina sesaat memejamkan matanya.
"Aku yakin Allah akan menggantinya jika aku bertanggung jawab dengan kesalahan yang aku perbuat", gumam Davina sambil memijat keningnya yang terasa cenak-cenut setelah melalui hari yang berat baginya. Belum lagi di kepalanya sejak meninggalkan kantor suaminya berkelebat wajah Lolita yang keluar dari ruangan Jodie tepat ketika ia berada di depan pintu. Davina melihat tingkah wanita itu begitu kaget melihatnya datang.
Perlahan Vina melajukan mobilnya. "Semoga orang yang mau memesan katering ku, masih bersedia menunggu", sambungnya lagi.
"Semangat Davina", ucapnya pada dirinya sendiri.
Davina bukan bermaksud perhitungan, tapi ia mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk masa depannya.
Jodie tidak menyerahkan penghasilan padanya. Sejak awal laki-laki itu mengatakan pada Vina, ia harus membiayai keluarganya. Vina bersedia menerimanya. Ia malah senang karena Jodie jujur mengatakan yang sebenarnya sebelum pernikahan mereka.
Jodie membiayai kebutuhan rumah tangga mereka saja, Davina sudah bersyukur. Meskipun sekarang seharusnya Jodie bisa memberikan lebih, karena jabatan ia kini sudah tinggi dengan penghasilan meningkat pula. Namun nyatanya tidak ada perubahan. Jodie memberikan sesuai kebutuhan rumah tangga mereka saja. Sehingga Davina tidak bisa menyisihkan sebagian penghasilan suaminya untuk menabung
"Kamu, memiliki usaha katering. Memiliki penghasilan sendiri jadi aku tidak akan menambah uang belanja", ucap Jodie kala itu.
Davina tidak komplain sama sekali. Terlebih ia belum bisa memberikan anak untuk suaminya di tahun ketiga pernikahan mereka. Meskipun keduanya sudah berkonsultasi dengan dokter terbaik tapi hasilnya tetap nihil. Rumah tangga mereka pun terasa hambar.
Jodie sering pulang malam, Davina di sibukkan dengan bisnis nya, membuat hubungan keduanya berjarak.
Namun Davina sebagai istri selalu mengurusi suaminya. Ia sadar akan kewajiban nya sebagai seorang istri. Jodie lah yang tiba-tiba berubah, hingga ke bersamaan mereka berkurang seperti sekarang hingga pukul sepuluh malam laki-laki itu belum pulang juga
...***...
To be continue
Tinggalkan komentar kalian ya. Sebenarnya author sedikit kesulitan bikin cerita rumah tangga begini 😩😀
Tapi semoga kalian tetap baca ya teman-teman 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Rifa Lestari
ntah kebetulan atau gmna setiap cerita yg aku pilih utk d baca critanya hmpir mirip dngan kisahku dlu d masa lalu, dmna pnya suami yg sllu mnuntut istrinya utk cari uang sdngkn dia enak2an mnikmati hasilnya.. Alhamdulillah skrg udh dpt pngganti suami yg sangat penyayang n bertanggung jawab
2024-11-25
0
Budi Paryanti
sabar vin....kalau rejeki g kemana, cuma kq aneh ajj ea, kq adaorang berkeluarga g ngasih nafkah tuk istri xa tapi bisa bantu keluarga , kalau belum siap ekonomi mending jangan nikah dulu dweh kaya xa biar g dosa, karna memberi nafkah itu wajib
2025-02-05
0
neng ade
Jodie laki2 egois harus nya kan udah kewajiban nya memberi nafkah meskipun Vina punya usaha sendiri
2024-11-28
0