"Lucy, sayang... Kau sedang bicara dengan siapa?" Shasya menghampiri Lucy, yang tadinya sedang bermain di dalam kamar, namun terdengar sayup-sayup obrolannya.
Shasya masuk kedalam kamar Lucy untuk memastikan, pasalnya ini bukan untuk kali pertama Lucy berbicara sendiri.
Lucy menoleh dengan cepat ke arah Shasya, lalu menggeleng. Mulutnya tertutup rapat. Sepertinya, Lucy tak berniat untuk menceritakan hal itu pada Shasya. Tentang ia memiliki teman baru dari alam yang berbeda.
"Sstttt...." Imbuh Deon, yang masih berada tepat di hadapan Lucy.
Kemudian, hal yang dilakukan Lucy membuat Shasya semakin bingung. Lucy menoleh kedepan, lalu mengangguk pelan.
Shasya yang melihatnya, langsung mengernyitkan keningnya. Ia merasa ada yang tak beres.
Bermula, dari perceraian Shasya dan Bram. Terjadi pertengkaran hebat yang tak dapat di elakkan, pada akhirnya harus disaksikan oleh Lucy dalam diamnya.
Setelah kejadian itu, Lucy lebih banyak diam dan menyendiri. Ia hanya mengurung diri dikamar, memilih bermain dengan mainan-mainannya.
Lucy, baru tampak kembali semangat ketika Hanna dan Rey kembali ke London. Dan setelah kunjungan Hanna dan Rey tempo hari, Lucy mulai kedapatan berbicara sendiri dikamarnya.
Jelas, Shasya kebingungan dengan tingkah Lucy akhir-akhir ini. Namun, walaupun Shasya sudah membujuk Lucy untuk bercerita, gadis kecil itu tetap memilih bungkam seribu bahasa.
Tok! Tok!
"Apa boleh Mommy masuk?" Tanya Hanna, setelah membuka sedikit pintu kamar Lucy.
Mendengar suara Hanna, Lucy langsung menoleh dengan ekspresi sumringah, lalu bangkit dari duduknya dan berlari ke arah Hanna.
"Aku menunggumu dari tadi, Mommy.." Celoteh Lucy yang kini sedang mendekap Hanna.
Shasya menghela nafas, lalu tersenyum ke arah Hanna. "Sepertinya ibunya sudah tertukar." Imbuh Shasya lalu berjalan ke arah Hanna.
Setelahnya, mereka keluar menuju halaman depan rumah.
"Dimana Rey, apa dia tidak ikut?" Shasya mencari keberadaan Rey sambil mengedarkan pandangannya.
"Dia hanya mengantar ku, setelahnya langsung pergi. Ada pekerjaan yang harus dikerjakan." Hanna dan Shasya duduk di kursi taman, sedangkan Lucy memilih bermain skuter.
"Sepertinya, ada yang janggal dengan Lucy." Ungkap Shasya akhirnya.
Hanna menoleh ke arah Shasya.
"Dia sering berbicara sendiri akhir-akhir ini." Lanjut Shasya.
"Sya.. Lucy sepertinya, bisa melihat makhluk kasat mata." Ujar Hanna, akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan apa yang pernah dikatakan Lucy padanya.
Shasya mengernyitkan keningnya, pandangannya yang awalnya tertuju ke arah Lucy, kini beralih menatap Hanna. Shasya hanya terdiam, tanpa bisa berkata-kata.
"Kau ingat, saat Lucy berkata ada anak laki-laki yang ikut bersama kami tempo hari, sepertinya yang dimaksud Lucy adalah Deon." Hanna melanjutkan.
Shasya menganga. "Maksudmu, anakmu yang sudah meninggal?" Shasya terbata.
Hanna mengangguk mengiyakan.
Shasya kembali menoleh ke arah Lucy, tatapannya sulit di artikan Hanna.
"Kau tahu, aku sangat bahagia ketika mendengar Lucy bercerita tentang Deon, seakan aku bisa merasakan keberadaannya. Rasa rinduku berangsur terobati."
Shasya masih saja tetap membisu, entah apa yang kini sedang dipikirkannya.
Sedangkan dari kejauhan, Deon sedang berdiri memandang Hanna, ekspresinya berubah menjadi sedih. Dan itu menarik perhatian Lucy, ia berhenti di samping Deon. "Ada apa?" Tanya Lucy.
"Aku sedih, karena dia bersedih." Lirih Deon.
"Maksudmu, Mommy?" Lucy kembali bertanya dengan polosnya.
Deon mengangguk, "Mamamu tidak suka kau berteman denganku." Sambung Deon. Sepertinya, ia bisa membaca isi hati seseorang orang.
To Be Continued 🪷🪷🪷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
susi widayati
Sedikit koreksi ya....
kasat mata = visibel, bisa dilihat, kongkret
2023-11-27
2
Mutia
🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺
2023-11-13
2
Ni Kadek Ayu Lestary
rasanya nyesek cepetan dong lnjutnya jngn bikin aku nunggu lama 🙏🙏😪😪😪
2023-11-09
5